Al-Quran adalah mukjizat Nabi Muhammad saw. yang paling istimewa. Kemukjizatan al-Quran
tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Berbeda dengan mukjizat para rasul lainnya. Mukjizat
mereka berlaku hanya saat mereka hidup.
Mukjizat Nabi Musa as. dalam membelah lautan, misalnya, hanya terjadi dan disaksikan oleh
orang-orang yang hidup pada zamannya. Adapun kemukjizatan al-Quran berlaku hingga saat ini
meski Rasulullah saw.—sebagai pembawanya—telah lama wafat. Allah SWT berfirman:
Karena itu berhukum pada al-Quran adalah sebuah keniscayaan. Tidak boleh tidak. Umat Islam
secara keseluruhan wajib berhukum pada al-Quran. Berhukum pada al-Quran adalah wujud
nyata ketakwaan kepada Allah SWT. Jika puasa Ramadhan benar-benar menghasilkan
ketakwaan kepada pelakunya, sejatinya mereka akan berhukum pada al-Quran. Ketakwaan—
tentu dengan mengamalkan al-Quran dan berhukum pada al-Quran—pasti akan menghasilkan
rahmat dan kerbekahan dari Allah SWT. Allah SWT berfirman:
Hikmah:
Allah SWT berfirman: