Anda di halaman 1dari 149

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN NYERI DAN KENYAMANAN: POSTPARTUM


HARI KE-1 DI RUANG NIFAS RUMAH SAKIT BUNDA
PENGHARAPAN KABUPATEN MERAUKE

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk


memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan

Disusun oleh:

DAHLIA SALAM
NIM. P07120318012

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
MERAUKE
2021
PERTANYAAN BEBAS PLAGIASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dahlia Salam

NIM : P07120318012

Program Studi : DIII Keperawatan Merauke

Judul KTI : “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan

Nyeri dan kenyamanan : Nyeri Akut Postpartum Hari ke-1

Di Ruang Nifas Rumah Sakit Bunda Pengharapan Merauke

Kabupaten Merauke”.

Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tugas

akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil Karya Tulis Ilmiah saya sendiri,

bukan sebagai tulisan atau pikiran orang lain dan ini bebas dari segala

bentuk plagiat kecuali yang secara tertulis dalam dokumen ini dan

disebutkan sumbernya secara lengkap dalam daftar pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat, apabia dikemudian hari

terbukti adanya indikasi plagiat dalam Karya Tulis Ilmiah, maka saya

bersedia menerima sanksi.

Merauke, 25 Mei 2021


Yang Membuat Pernyataan

Dahlia Salam
NIM.P07120318012

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dahlia Salam

Nim : P07120318012

Dengan ini saya menyatakan sesungguhnya bahwa Tugas akhir yang

berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien Dengan Gangguan Nyeri Dan

Kenyamanan: Nyeri Akut Postpartum Hari ke-1 Di Ruang Nifas Rumah Sakit

Bunda Pengharapan” adalah hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan

jiplakan. Apabila ternyata dikemudian hari terbukti melakukan kegiatan plagiat,

maka saya bersedia menerima sanksi yang telah diteapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Merauke, 25 Mei 2021


Yang Membuat Pernyataan

Dahlia Salam
NIM.P07120318012

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN NYERI DAN KENYAMANAN: POSTPARTUM
HARI KE-1 DI RUANG NIFAS RUMAH SAKIT BUNDA
PENGHARAPAN KABUPATEN MERAUKE

Yang diajukan oleh :

Dahlia Salam
NIM. P07120318012

Telah diterima dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji


Ujian Akhir Program Studi Diploma III Keperawatan Merauke

Merauke, 25 Mei 2021

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Sitti A.K. Laitupa,S.Kep.,Ns.,M.Kep Tri Hastuti,M.Keb


NIP. 1976 12242002 12 2002 NIP. 1970 03231990 03 2007

Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma III Keperawatan Merauke

Emanuel Konda.S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIP: 19741130 199703 1 001

iv
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN NYERI DAN KENYAMANAN: POSTPARTUM
HARI KE-1 DI RUANG NIFAS RUMAH SAKIT BUNDA
PENGHARAPAN KABUPATEN MERAUKE

Yang Diajukan oleh :


Dahlia Salam
P07120318012

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Akhir Program


Pada tanggal Senin 31 Mei 2021

Susunan Dewan Penguji

Tanda tangan

1. Mohammad Saljan, S.Kp.,M.Kep (…………………………..)


NIP. 19650120 199801 1 021

2. Devvyta Ferika Sari, S.Kep (…………………………..)


NIP. 19801009 200412 2 001

3. Ns. Sitti A.K. Laitupa, M.Kep (…………………………..)


NIP. 19761224 200212 2 002

4. Tri Hastuti, M.Keb (…………………..………)


NIP. 19700323 199003 2 007

Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma III Keperawatan Merauke

Emanuel Konda.S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIP. 19741130 199703 1 001

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Berangkat denganpenuh keyakinan


Berjalan dengan penuh keikhlasan
Istiqomah dalam menghadapi cobaan

Persembahan

1. Allah SWT, karena hanya izin dan karunia-Nya maka Karya Tulis

Ilmiah saya dapat terselesaikan.

2. Kedua orang tua, kakak dan adeku tercinta, Bapak Abdul Salam

dan ibu Irani, kakak saya Rasmi Salam, Nur Hayati Salam,

Sholeman Djonler dan adekku Dina Sarah salam, dan Muhammad

Sidrat Fikram Salam yang tidak pernah lelah untuk mendoakan dan

mendukung Karya Tulis Ilmiah ini baik dalam bentuk moril

maupun material serta selalu mencurahkan kasih sayang dan

motivasi yang tidak terbatas.

3. Kedua Wali saya, Bapak Mustari dan Ibu Nur Ashinta yang telah

terimakasih telah memberikan dukungan dan motivasi kepada saya

selama saya Kuliah di Prodi DIII Keperawatan Merauke.

4. Dosen akademik, pengajar, staf dan tata usaha Program Studi DIII

Keperawatan Merauke yang telah membantu, mengarahkan dan

membimbing selama saya menuntut ilmu di kampus.

vi
5. Sahabat dan teman-teman angakatan IX, tanpa dukungan dan

semangat kalian semua saya tidak bisa sampai disini dan

terimakasih untuk semuanya yang telah kita lewati semua bersama

dan ini akan menjadi kenangan terindah bagi saya.

Akhir kata saya persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini untuk kalian

semua dan semoga bermanfaat untuk kehidupan kedenpannya. Amin.

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat, dan taufik-Nya, serta nikmat sehat sehingga penyusunan karya tulis

ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pada Pasien Dengan

Gangguan Nyeri Dan Kenyamanan: Postpartum Hari ke-1 Di Ruang Nifas

Rumah Sakit Bunda Pengharapan“. Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini

tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas bantuan, dorongan dan

bimbingan dari orang tua, keluarga, saudara, dosen pembimbing dan teman-

teman yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

sebesarnya kepada :

1. Bapak Emanuel Konda.S.kep.Ns.M.Kes selaku ketua Program Studi

Diploma III Keperawatan Merauke.

2. Dr. Betharia Susi, KRCHN selaku Direktur, Rumah Sakit Bunda

Pengharapan Kabupaten Merauke.

3. Ns. Sitti Asma K. Laitupa, M.Kep selaku dosen pembimbing 1 karya

Tulis Ilmiah.

4. Tri Hastuti, M.Keb selaku dosen Pembimbing 2 Karya Tulis Ilmiah.

5. Mohammad saljan, S.Kp., M.kep selaku dosen penguji 1.

6. Devvyta Ferika Sari, S.Kep selaku dosen penguji 2.

7. Agustin Aulia Kusuma Putri, Amd.Kep selaku CI ruangan nifas

St.Yosefa Rumah Sakit Umum Kabupaten Merauke

viii
8. Bapak/ibu dosen dan seluruh staf dosen Program Studi Diploma III

Keperawatan Merauke.

9. Ny.R selaku klien dan Tn. S selaku suami pasien.

10. Kepada kedua orang tua saya bapak Abdul Salam, ibu Irani. Saudara-

saudara saya Rasmi, Nur, Sholeman, Dina, dan Fikram.

11. Kepada kedua orang tua wali saya bapak Mustari dan ibu Nur Asinta.

Sepupu-sepupu saya Riska Maharani, Khaerul Firman, dan Dinda.

12. Sahabat-sahabat terbaik saya Rahma, Marwah, Dharma, Nanda, Rendy,

Alamsyah, Rahmatia, Nur Fitria, Dwi Sinta, Kurnia, dan Restiani.

13. Teman-teman maternitas Kurnia, Restiani, Iga Darmayanti dan Clarita.

Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurnah

sehingga kritik dan saran yang sangat membangun dan penulis harapkan unutk

melengkapi kekurangan yang ada di dalam karya tulis ilmiah ini. Semoga amal dan

budi bapak/ibu selalu berlimpah dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis sangat

harapkan karya tulis ilmiah ini semoga bermanfaat bagi Mahasiswa/I Program Studi

DIII Keperawatan Merauke khususnya dalam peningkatan mutu pelayanan Asuhan

Keperawatan.

Merauke, 2021
Yang Membuat Pernyataan

Dahlia Salam
NIM.P0712031812

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR BEBAS PLAGIASI


PERNYATAAN PERTANYAAN KEASLIAN
LEMBAR PERSUTUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABELiii
DAFTAR LAMPIRANiv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Masalah............................................................................................3
1. Tujuan Umum........................................................................................3
2. Tujuan Khusus.......................................................................................3
D. Manfaat Penulisan........................................................................................5
E. Keaslian Penelitian.......................................................................................6

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................9


A. Konsep Dasar Masa Nifas............................................................................9
1. Pengertian Masa Nifas...........................................................................9
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas....................................................................9
3. Tahapan Masa Nifas.............................................................................10
4. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas................................................11
5. Perubahan Psikologis...........................................................................15
6. Perawatan Masa Nifas..........................................................................17
B. Konsep Dasar Retensio Plasenta................................................................18
1. Definisi.................................................................................................18
2. Etiologi.................................................................................................18

x
3. Klasifikasi............................................................................................20
4. Patofiologi............................................................................................20
5. Manifestasi klinik.................................................................................21
6. Pemeriksaan penunjang........................................................................22
7. Penatalaksanaan...................................................................................22
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Pasien Post partum..................23
1. Pengkajian............................................................................................23
2. Diagnosa Keperawatan........................................................................31
3. Intervensi Keperawatan........................................................................39
4. Implementasi Keperawatan..................................................................51
5. Evaluasi Keperawatan..........................................................................51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................52


A. Jenis dan Rancangan Penelitian.................................................................52
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................52
C. Subjek Penelitian........................................................................................52
1. Populasi................................................................................................52
2. Sampel..................................................................................................52
3. Teknik Sampling..................................................................................53
D. Fokus Studi................................................................................................53
E. Variable penelitian.....................................................................................53
F. Definisi Operasional..................................................................................54
G. Metode Pengumpulan Data........................................................................55
1. Data Primer..........................................................................................55
2. Data Sekunder......................................................................................56
H. Rencana Jalannya Penelitian......................................................................56
1. Tahap Persiapan...................................................................................56
2. Tahap Pelaksanaan...............................................................................57
3. Tahap Penyelesaian..............................................................................57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................58
A. Hasil...........................................................................................................58

xi
1. Pengkajian ...........................................................................................58
a. Identitas..........................................................................................58
b. Keluhan Utama..............................................................................59
c. Riwayat Penyakit Sekarang...........................................................59
d. Riwayat Penyakit Dahulu...............................................................59
e. Riwayat penyakit keluarga.............................................................60
f. Riwayat obstetri.............................................................................60
g. Pola kebiasaan sehari-hari menurut Virginia Handerson...............61
h. Pemeriksaan fisik...........................................................................64
i. Pemeriksaan Penunjang ................................................................67
j. Terapi.............................................................................................68
k. Klasifikasi Data..............................................................................68
B. Pembahasan................................................................................................93
1. Pengkaji................................................................................................93
2. Diagnosa Keperawatan........................................................................93
3. Interview Keperawatan........................................................................94
4. Implentasi Keperawatan.......................................................................94
5. Evaluasi Keperarawatan.......................................................................94
6. Faktor Pendukung dan Penghambat.....................................................95

BAB V PENUTUP.................................................................................................96
A. Simpulan....................................................................................................96
B. Saran...........................................................................................................96

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................98
RIWAYAT HIDUP..............................................................................................107

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keaslian Penelitian.....................................................................................5


Tabel 2. Perubahan Uterus.....................................................................................11
Tabel 3. Intervensi Keperawatan...........................................................................39
Tabel 4. Definisi Operasional54
Tabel 5. Pemeriksaan penunjang67
Tabel 6. Klasifikasi Data68
Tabel 7. Analisa Data68
Tabel 8. Intervensi70
Tabel 9. Implementasi dan Evaluasi79
Tabel 10. Catatan Perkembangan Ke-16
Tabel 11. Catatan Perkembangan Ke-291

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS)79


Lampiran 2. Edinburgh Postnatal Depression Scale101
Lampiran 3. Lembar Konsultasi103

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Post partum merupakan suatu periode dalam minggu-minggu

pertama setelah kelahiran. Lamanya “periode” ini tidak pasti, sebagian

besar menggapnya antara 4 sampai 6 minggu (Cunningham, F, 2013).

Pada post partum dapat menyebabkan kematian ibu akibat perdarahan

yang disebabkan oleh, salah satunya yaitu retensio plasenta. Retensio

plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta selama 30 menit

setelah bayi lahir. Bila sebagian kecil plasenta masih tertinggal dalam

uterus dan dapat menimbulkan perdarahan post partum primer atau lebih

sering sekunder.

Menurut world Health Organization (WHO) pada tahun 2015,

memperkirakan sebanyak 216/100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2007

angka kematian ibu (AKI) mencapai 288/100.000 kelahiran hidup, namun

pada tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi 359/100.000 kelahiran

hidup berdasarkan (SDKI,2012). Angka kematian ibu (AKI) di Dunia

yaitu 303.300 jiwa. Menurut Associaton of Southeast Asian Nations on

Millenium Development Goals (ASEAN on MDGs 2017) menunjukan

bahwa pada tahun 2015 kematian ibu di indonesia masih mencapai

305/100 ribu. Angka ini tiga kali lipat lebih tinggi dari pada target MDGs

Indonesia, yaitu 102 per 100 ribu hal ini menepatkan Indonesia sebagai

Negara dengan angka kematian ibu (AKI) tertinggi kedua setelah Laos
2

Menurut Riskesdes 2013. Menurut Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia 2014 angka kematian ibu (AKI) terbesar di Indonesia adalah

Jawa Barat yaitu 52,6 % dengan penyebab kematian terbesar ibu yaitu

2
2

perdarahan, salah satunya karena retensio plasenta. Menurut WHO tahun

2008 dilaporkan bahwa 15-20% kematian ibu karena retensio plasenta.

Dampak pada ibu post partum dengan retensio plasenta yang tidak

ditangani secara cepat dan tepat diantaranya perdarahan, sumber infeksi

yaitu dapat menjadi pusat penyebaran kuman penyakit, anemia yaitu

kondisi di mana jumla sel darah merah lebih rendah dari jumlah normal,

terjadinya plasenta polip yaitu sebagai akibat dari kecelakaan plasenta

abnormal, gangguan pembekuan darah yaitu adalah kondisi yang

menggangu proses koagulasi atau pembekuan darah. Normalnya, darah

akan mulai membeku setelah terjadinya cedera unutk mencegah kamu

mengalami kehilangan darah dalam jumlah besar. Beberapa kondisi

tertentu dapat mempengaruhi kemampuan darah untuk membeku dan

menggumpal dengan baik, sehingga bisa mengakibatkan perdarahan berat

atau berlangsung lama. (Aspiani,2017).

Berdasarkan data-data serta melihat kasus retensio plasenta dan

akibat yang dapat timbulkan, hal ini yang melatar belakangi penulis untuk

mengangkat kasus ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. R 30

tahun di Ruang Nifas ST. Yosefa Rumah Sakit Bunda Pengharapan

Merauke dengan diagnosa Post partum atas indikasi retensio plasenta”.


3

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Keperawatan secara langsung pada

pasien dengan Post Partum di ruang Nifas Rumah Sakit Bunda

Pengharapan Merauke

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan

Postpartum

b. Mampu menegakan diagnosa keperawatan pada pasien dengan

Postpartum

c. Mampu menyusun intervensi pada pasien dengan Postpartum

d. Mampu mengimplementasikan intervensi keperawatan pada pasien

dengan Postpartum

e. Mampu mengevaluasi pada pasien usia dengan Postpartum

f. Mampu mendokumentasi pada pasien dengan Postpartum

C. Manfaat Penulisan

Penulisan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI)

menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus yaitu dengan

cara :

1. Insitusi Pendidikan

Dapat memberikan masukan, tambahan informasi, pengatahuan,

bahan bacaan dan referensi untuk perkembangan ilmu pengatahuan


4

keperawatan maternitas dengan pasien Postpartum bagi mahasiswa Prodi

D.III Keperawatan Merauke.

2. Pelayanan Kesehatan

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat yang ada di

Rumah Sakit Bunda Pengharapan Merauke untuk meningkat mutu

pelayanan keperawatan dengan postpartum.

3. Penulis

Dapat menjadi suatu pembelajaran dan pengalaman baru dalam

menangani pasien post partum dalam memberikan Asuhan keperawatan.


5

D. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian
Penilitian Judul Hasil Perbedaan
Yanti Susanti, Asuhan 1. Gangguan Perbedaan pada
2018 keperawatan perfusi responden dan
pada Ny. S P2A0 jaringan peneliti yaitu :
post partum berhubungan Peneliti
normal dengan dengan suplai mengangkat
sisa plasenta hari nutrisi dan diagnosa
ke 1 di Ruang oksigen keperawatan
Endang Geulis 2. Gangguan Gangguan
RSUD Cirebon rasa nyaman perfusi
nyeri jaringan
berhubungan berhubungan
dengan dengan suplai
keruskan nutrisi dan
jaringan oksigen
3. Kurang sedangkan
pengatahuan penulis
tentang mengangkat
perawatan diagnosa
payudara keperawatan
berhubungan nyeri akut
dengan berhubungan
kurangnya dengan agen
informasi pencedera
tentang fisik (trauma)
perawatan
payudara
4. Resiko
infeksi
berhubungan
dengan
proses
melahirkan
dengan
adanya sisa
plasenta
Della Arista Asuhan Responden Perbedaan pada
Wibawati, 2017 keperawatan pada menggunakan responden dan
ibu posst partum penelitian ini peneliti yaitu :
primipara yang di dengan desain Peneliti
rawat di Rumah
studi menggunakan
Sakit Samarinda
keupustakaan penelitian
6

deskriptif
sedangkan
responden
menggunakan
desain studi
kepustakaan
Fayruz Zahrotin Asuhan 1. Resiko Perbedaan pada
Niswah, 2019 Keperawatan perdarahan responden dan
Postnatal pada Ny. berhubungan peneliti yaitu :
Y post partum dengan Peneliti
spontan dengan komplikasi mengangkat
restan di Ruang post partum diagnosa
Dewi Kunthi, 2. Ansietas keperawatan
RSUD K.R.M.T Resiko
berhubungan
Wonogsonegoro, perdarahan
dengan berhubungan
Semarang kurang dengan
informasi komplikasi
tentang post partum
plasenta dan sedangkan
prosedur penulis tidak
MOW mengangkat
diagnosa
resiko
perdarahan
dikarnakan
penilitian
penulis sudah
mengalami
pendarahan
7

E. Metode Penulisan
Penulisan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI)

menggunakan metode deskripsi dalam bentuk studi kasus yaitu dengan

cara :

1. Studi kepustakaan

Memperoleh data dengan menggunakan referensi dari beberapa sumber

buku yang ada kaitnnya dengan masalah keperawatan yang diangkat

penyusun.

2. Studi kasus

Studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang

dilakukan secara integrative dan komprehensif agar diperoleh

pemahaman yang mendalam tentang individu tersebut beserta masalah

yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan

memperoleh perkembangan diri yang baik.

Untuk mencapai tahapan diatas, maka penulis dalam pengumpulan data

menggunakan beberapa cara, antara lain:

a. Diskusi

Penulis berdiskusi dengan pembimbing institusi maupun

pembimbing lahan praktek.

b. Wawancara

Penulis melakukan wawancara dengan pasien mengenai kondisi

kesehatan pasien.

c. Observasi
8

Penulis mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh

data tentang kesehatan dan perawatan pasien.

d. Pemeriksaan fisik

Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara :

1) Inpeksi

Inpeksi adalah metode observasi, dimana pemeriksaan dilakukan

dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui

pengamatan.

2) Palpasi

Palpasi adalah teknik yang menggunakan indra peraba. Tangan

dan jari-jari adalah instrument yang sangat sensitive yang dapat

mengumpulkan data, misalnya: turgor, kelembaban, vibrasi,

ukuran, dan bentuk.

3) Auskultasi

Auskultasi adalah metode pemeriksaan unutk mendengarkan

bunyi dari dalam tubuh, mislanya: bunyi paru-paru dilakukan

pada seluruh bagian dada.

4) Perkusi

Perkusi unutk mengetahui bentuk, lokasi, dan struktur dibawah

kulit.

e. Metode dokumentasi

Dengan menggunakan catatan keperawatan, status kesehatan pasien

dan pemeriksaan diagnostik lainnya.


9
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Masa Nifas

1. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,

masa post partum berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Sitti

Saleha, 2013 dalam Wahyuningsih, S., dkk.2019)

Masa nifas (puerperium) dimulai sejak dua jam setelah

lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.

Puerperium yaitu dari kata puer yang artinya baik dan parous

melahirkan. Jadi, puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi

yaitu masa pulih kembali, mulai dari persalinan selsesai sampai alat-

alat kandungan kembali seperti pra hamil (Rini,S.Feti Kumala, 2016).

Berdasarkan 2 pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa

masa nifas yaitu masa setelah persalinan sampai organ reproduksi

kembali seperti sebelum hamil dalam waktu 6-8 minggu.

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas

a. Mendeteksi adanya perdarahan masa nifas

b. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya


10

c. Melaksanakan skrining secara komprehensif

d. Memberi pendidikan kesehatan

e. Konseling tentang KB

3. Tahapan Masa Nifas

Adapun tahap masa nifas menurut Sitti Saleha, 2013 yaitu

terbagi menjadi tiga tahapan yakni:

a. Immediate postpartum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam. Adapun

masalah yang sering terjadi adalah pendarahan karena atonia

uteri, oleh karena itu perlu melakukan pemeriksaan kontraksi

uterus, pengeluaran lochia, tekanan darah dan suhu secara intensif

selama dua jam postpartum.

b. Early postpartum

Masa setelah 24 jam postpartum sampai satu minggu

postpartum. Involusi uteri dipastikan normal, tidak ada

perdarahan, lokhia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup

mendapat makanan dan cairan serta ibu dapat menyusui dengan

baik.

c. Late postpartum

Masa setelah satu minggu sampai enam minggu

postpartum. Tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-

hari serta konseling/ pendidikan kesehatan Keluarga Berencana

(KB).
11

4. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas

Pada masa nifas terjadi beberapa perubahan (Sitti Saleha, 2013)

a. Uterus

Setelah plasenta lahir, uterus akan mengeras karena

kontraksi dan retraksi otot-ototnya, uterus berangsur-angsur

mengecil sampai keadaan sebelum hamil.

Tabel 2. Perubahan Uterus

Waktu TFU Berat Uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr


Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gr
1 mg ½ pst symps 500 gr
2 mg Tidak teraba 350 gr
6 mg Bertambah kecil 50 gr
8 mg Normal 30 gr

b. Lochia

Cairan/sekret berasal dari kavum uteri dan vagina selama

masa post partum (Sitti Saleha, 2009). Berikut jenis lochia:

1) Lochia Rubra

Berupa cairan berwarna merah karena berisi darah segar dan

sisa-sisa selaput ketuban, desidua, verniks kaseosa, lanugo,

mekonium berlangsung 2 hari post partum.

2) Lochia Sanguilenta
12

Berupa cairan berwarna merah kuning berisi darah dan lendir

berlangsung 3-7 hari post partum.

3) Lochia Serosa

Berupa cairan kuning karena mengandung serum, jaringan

desidua, leukosit dan eritrosit berlangsung 7-14 hari post

partum.

4) Lochia Alba

Berupa cairan berwarna putih terdiri atas leukosit dan sel-sel

desidua berkangsung 14-2 minggu berikutnya.

c. Endometrium

Perubahan terjadi dengan timbulnya thrombosis,

degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Bekas

implantasi plasenta karena kontraksi sehingga menonjol ke

kavum uteri, hari 1 endometrium tebal 2,5 mm, endometrium

akan rata setelah hari ke 3.

d. Serviks

Setelah persalinan serviks, 7 hari dapat dilalui 1 jari,

setelah 4 minggu rongga bagian luar kembali normal.

e. Vagina dan Perineum

Vagina secara berangsur-angsur luasnya berkurang tetapi

jarang sekali kembali seperti ukuran nullipara, hymen tampak

sebagai tonjolan jaringan yang kecil dan berubah menjadi

karunkula mitiformis. Minggu ke 3 rugae vagina kembali.


13

Perineum yang terdapat laserasi atau jahitan serta akan berangsur-

angsur pulih sembuh 6-7 hari tanpa infeksi. Oleh karena itu vulva

hygiene perlu di lakukan.

f. Mammae/Payudara

Semua wanita yang melahirkan, mengalami proses

laktasi terjadi secara alami. Ada 2 mekanisme: produksi susu,

sekresi susu atau letdown. Selama kehamilan jaringan payudara

tumbuh dan menyiapkan fungsinya mempersiapkan makanan bagi

bayi. Pada hari ketiga setelah melahirkan efek prolaktin pada

payudara mulai dirasakan, sel acini yang menghasilkan ASI mulai

berfungsi. Ketika bayi menghisap puting, oksitosin merangsang

ensit let down (mengalirkan) sehingga menyebabkan ejeksi ASI.

g. Sistem Pencernaan

Setelah persalinan 2 jam ibu merasa lapar, kecuali ada

komplikasi persalinan, tidak ada alasan menunda pemberian

makan. Konstipasi terjadi karena psikis takut BAB karena ada

luka jahitan perineum.

h. Sistem Perkemihan

Pelvis ginjal teregang dan dilatasi selama kehamilan,

kembali normal pada akhir minggu ke 4 setelah melahirkan.

Kurang dari 40% wanita post partum mengalami proteinuri non

psikologis, kecuali pada kasus preeklamsi.


14

i. Sistem Muskuloskeletal

Ligamen, fasie, diafragma pelvis merengang saat

kehamilan, berangsur-angsur mengecil seperti semula.

j. Sistem Endokrin

Hormon-hormon yang berperan selama masa nifas

diantaranya:

1) Oksitosin berperan dalam kontraksi uterus mencegah

perdarahan, membantu uterus kembali normal. Isapan bayi

dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin.

2) Prolaktin diproduksi oleh kelenjar pituitary yang berfungsi

merangsang produksi ASI. Jika ibu post partum tidak

menyusui dalam 14-21 hari maka timbul menstruasi.

3) Estrogen dan progesteron, berfungsi untuk mendukung

perubahan fisik dan perkembangan organ reproduksi wanita.

Setelah melahirkan estrogen menurun dan progesteron

meningkat.

k. Perubahan Tanda-Tanda Vital

1) Suhu tubuh saat post partum dapat naik kurang lebih 0,5ºC

setelah 2 jam post partum normal.

2) Nadi dan pernapasan, nadi dapat bradikardi kalau takikardi

waspada mungkin ada perdarahan, pernapasan akan sedikit

meningkat setelah persalinan lalu kembali normal.


15

3) Tekanan darah kadang naik lalu kembali normal setelah

beberapa hari asalkan tidak ada penyakit yang menyertai. BB

turun rata-rata 4,5 kg.

l. Setelah partus/melahirkan, adanya striae pada dinding abdomen

dan tidak dapat dihilangkan sempurna dan berubah jadi putih

(striae albicans).

m. Evaluasi tonus otot abdomen untuk menentukan diastasis (derajat

pemisahan otot rektus abdomen). Setiap wanita mempunyai 3 set

otot abdominalis yaitu rectus abdominalis, oblique, transverse.

Rectus abdominalis merupakan otot paling luar yang bergerak

dari atas ke bawah. Otot ini terbagi 2 yang dinamakan rekti yang

lebarnya ± 0,5 cm dan dihubungkan oleh jaringan fibrous (linea

alba). Pada saat hamil otot dan persendian menjadi relaks untuk

persiapan melahirkan. Ketika otot rectus abdomen makin terpisah

dan linea Alba makin mulur ke samping dan menjadi sangat tipis,

pemisahan otot ini disebut diastasis.

5. Perubahan Psikologis

Menurut, Sitti Saleha (2009), periode masa nifas merupakan

waktu dimana ibu mengalami stress pasca postpartum terutama pada

ibu primipara. Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi

selama masa nifas adalah sebagai berikut:

a. Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa

transisi menjadi orang tua.


16

b. Respons dan dukungan dari keluarga dan teman dekat.

c. Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya.

d. Harapan, keinginan, dan aspirasi ibu saat hamil juga melahirkan.

Periode ini diekpresikan pada tiga tahap berikut:

a. Taking in period

Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan. Pada fase ini ibu

bergantung pada orang lain dan fokus utama ibu hanya pada

dirinya sendiri, ibu berulang kali menceritakan proses

persalinannya dari awal sampai akhir (Siti saleha, 2009).

b. Taking hold period

Berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini timbul

rasa khawatir ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam

merawat bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif sehingga

mudah tersinggung dan gampang marah, sehingga ibu membutuhkan

pendidikan kesehatan yang dibutuhkan ibu nifas. Suherni, 2009

(Wahyuningsih, S., dkk.2019)

c. Letting go period

Masa dimana ibu sudah menerima tanggung jawab peran

barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan ibu

merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya (Saleha,

2009).
17

6. Perawatan Masa Nifas

a. Mobilisasi dini

Pada ibu sehabis melahirkan harus istirahat dan tidur

terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring

kekanan dan kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan

trombo emboli. Pada hari kedua diperbolehkan duduk, hari ketiga

dan hari ketiga boleh jalan-jalan dan hari keempat atau kelima

sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas memiliki variasi

tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya

luka-luka.

Keuntungan dari mobilisasi dini adalah:

1) Melancarkan pengeluaran lochia.

2) Mengurangi infeksi puerperium.

3) Mempercepat involusi alat kandungan.

4) Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan.

5) Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga

mempercepat fungsiasi dan pengeluaran sisa metabolisme.

b. Rawat Gabung

Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama

sehingga ibu lebih banyak memperhatikan bayinya, segera dapat

memberikan ASI sehingga kelancaran pengeluaran ASI lebih

terjamin.
18

c. Pemeriksaan umum

Pemeriksaan umum yang perlu dilakukan antara lain

tingkat kesadaran penderita, keluhan yang terjadi setelah

persalinan.

d. Pemeriksaan khusus

Pemeriksaan khusus ibu masa nifas meliputi tekanan

darah, nadi, suhu, pembesaran payudara, putting Susu, produksi

ASI, Tinggi Fundus uteri, kontraksi uterus, Lochia, jahitan

episiotomy.

B. Konsep Dasar Retensio Plasenta

1. Definisi

Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta

setengah jam setelah kelahiran bayi. Plasenta harus dikeluarkan karena

dapat menimbulkan bahaya perdarahan, infeks sebagai benda mati,

dapat terjadi plasenta inkarserata, dapat terjadi polip plasenta dan terjadi

degerasi ganas korio karsioma. Sewaktu suatu bagian plasenta (satu

atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara

efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Gejala ini tanda

yang bisa ditemui adalah perdarahan segera, uterus berkontraksi tetapi

tinggi fundus tidak berkurang. (Prawiraharjo dalam Aspiani 2017)

Ratensio plasenta adalah belum lepasnya plasenta dengan

melebihi waktu setengah jam. Keadaan ini dapat diikuti perdarahan


19

yang banyak, artinya hanya sebagian plasenta yang telah lepas sehingga

memerlukan tindakan plasenta manual dengan segera. Bila retensio

plasenta tidak dikuti perdarahan maka perlu diperhatikan ada

kemungkinan terjadi plasenta adhesive, plasenta akreta, plasenta

inkreta, plasenta perkreta. (Manuaba,dalam Aspiani 2017).

Retensio plasenta adalah plasenta yang tidak terpisah dan

menimbulkan hemorrhage yang tidak tampak, dan juga disadari pada

lamanya waktu yang berlalu antara kelahiran bayi dan keluarnya

plasenta yang diharapkan. Beberapa ahli klinik menanganisetelah 5

menit, kebanyakan bidan akan menunggu satu setengah jam bagi

plasenta untuk keluar sebelum menyebutnya unutk tertahan. (Varney’S,

dalam Aspiani, R.Y, 2017)

Menurut penulis retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran

plasenta 30 menit setelah kelahiran bayi.

2. Etiologi

Penyebab retensio plasenta dibagi menjadi dua berdasarkan

(Aspiani,2017)

a. Plasenta belum lepas dari dinding uterus dikarenakan:

1) Kontraksi uterus kurang kuat

2) Plasenta yang tumbuh melekat erat lebih dalam.

b. Plasenta sudah lepas tetapi belum di lahirkan dikarnaka:


20

1) Penanganan kala III yang keliru/salah, dan terjadinya kontraksi

pada bagian bawah uterus yang menghalangi plasenta.

3. Klasifikasi

Menurut tingkat perlekatannya, retensio plasenta dibedakan atas

bebrapa tingkatan (Manuaba, dalam Aspianai 2017) yakni:

a. Plasenta adhesive

Plasenta yang melekat pada desidua endometrium lebih dalam,

implementasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga

menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisologis.

b. Plasenta akreta

Plasenta yang menembus lebih dalam ke dalam miometrium

tetapi belum mencapai lapisan serosa.

c. Plasenta inkarserata

Plasenta yang melekat sampai pada villi khorialis dan tumbuh

lebih dalam menembus desidua samapi myometrium

d. Plasenta perkreta

Implantasi jonjot korion plasenta hingga menembus desidua

sampai miometrium.

e. Plasenta inkarserata

Tertahannya plasenta didalam kavum uteri karena kontraksi

ostium uteri.
21

4. Patofiologi

Setelah bayi dilahirkan, uterus secara spontan berkontraksi.

Kontraksi dan retraksi otot-otot uterus menyelesaikan proses ini pada

akhir persalinan. Sesudah berkontraksi, sel myometrium tidak relaksasi,

melahirkan menjadi lebih pendek dan lebih tebal. Dengan kontraksi

yang berlangsung kontinyu myometrium menebal secara progresif dan

kavum uteri mengecil sehingga.ukuran juga mengecil. Pengecilan

mendadak uterus ini disertai mengecilnya daerah tempat perlekatan

plasenta.

Ketika jaringan penyokong plasenta berkontraksi maka plasenta

yang tidak dapat berkontraksi mulai terlepas dari dinding uterus.

Tegangan yang ditimbulkannya menyebabkan lapis dan desidua

spongiosa yang longgar memberi jalan, danpelepasanplasenta terjadi

ditempat itu. Pembuluh darah yang terdapat di uterus berada diantara

serat-serat otot in menekan pembuluh drah dan retraksi oto ini

mengakibatkan pembuluh darah terjepit serta perdarahan berhenti.

Pengamatan terhadap persalinan kala tiga dengan menggunakan

pencitraan ultasonografi secara dinamis telah membuka perspektif baru

tentang mekanisme kala tiga persalinan.

5. Manifestasi klinik

Menurut (triana, Dkk dalam Aspiani 2017):

Tanda dan gejala retensio plasenta dibagi dua yaitu:

a. Yang selalu ada


22

1) Plasenta belum keluar 30 menit setelah anak lahir

2) Ada perdarahan

3) Kontraksi uterus baik

4) Pada eksplorasi luka epiostomi tidak ada robekan

b. Yang kadang menyertai

1) Tali pusat putus akibat traksi berlebihan

2) Intervensi uteri akibat berlebihan

3) Perdarahan lanjutan

6. Pemeriksaan penunjang

1) Hitung darah lengkap: untuk menentukan tingkat hemoglobin (Hb)

dan hematocrit (Hct), melihat adanya trombositopenia, serta jumlah

leukosit. Pada keadaan yang disertai dengan infeksi, leukosit

biasanya meningkat.

2) Menentukan adanya gangguan koagulasi dengan hitung Protrombin

Time (PT) dan activated Partial Tromboplastin Time (aPTT) atau

yang sederhana dengan Clotting Time(CT) atau bleeding Time (BT).

Ini penting unutk menyingkirkan perdarahan yang disebabkan oleh

faktor lain.

7. Penatalaksanaan

1) Menurut (Nugroho dalam Aspiani 2017)

a) Berikan antibiotik karena perdarahan juga merupakan gejala

metritis
23

b) Lakukan ekspiorasi digital (bila serviks terbuka) dan

mengeluarkan bekuan darah atau jaringan. Bila serviks hanya

dapat dilalui oleh instrument, lakukan evakuasi sisa plasenta

dengan dilatasi dan kuretase.

c) Bika kadar hb <8 g% berikan tranfusi darah. Bila kadar HB > 8

g% berikan sulfas ferosus 600 mg/hari .

2) KBI dan KBE (Kompresi Bimanual Internal dan Kompresi

Bimanual Eksternal)

1) Komplikasi (Aspiani, 2017)

Komplikasi yang dapat terjadi meliputi:

a. Sumber infeksi dan perdarahan potensial

b. Memudahkan terjadinya anemia yang berkelanjutan

c. Terjadinya plasenta polip

d. Degenerasi korio karsinoma

e. Dapat menimbulkan gangguan pembekuan darah .

C. Konsep Dasar Nyeri

Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman, kelegaan. Nyeri

merupakan kondisi berupa perasaab tidak menyenangkan bersifat sangat

subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala

atau tingkatanya dan hanya nyeri berbeda pada setiap orang dalam skala atau
24

tingkatanya dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau

mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Alimul, 2008).

Menurut judha, et al, (2012), nyeri adalah pengalaman sensori nyeri

dan emosional yang tidak menyengakan berkaitan dengan kerusakan jaringan

actual dan potensial yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh, seringkali

dijelaskan dalam istilah proses distruktif, jaringan seperti ditusuk-tusuk,

panas terbakar, melilit, seperti emosi, perasaan takut, mual dan takut.

a. Klasifikasi nyeri

1) Nyeri akut

Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan.

Gejalanya mendadak, dan biasanya penyebab serta lokasi nyeri

sudah diketahui. Nyeri akut ditandai dengan peningkatan tegangan

otot dan kecemasan yang keduanya meningkatkan persepsi nyeri.

2) Nyeri kronis

Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber nyeri

bisa diketahui bisa tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan

biasanya tidak bisa disembuhkan. Selain itu, penginderaan nyeri

menjadi lebih dalam sehingga penderita sukar atau menunjukan

lokasinya. Dampak dari nyeri ini antara lain penderita menjadi

mudah tersinggung dan sering mengalami insomnia. Akibatnya,

mereka menjadi kurang perhatian, sering merasa putus asa dan

terisolir dari kerabat dan keluarga. Nyeri kronis biasanya hilang


25

timbul dalam periode waktu tertentu, ada kalanya penderita

terbebas dari rasa nyeri, misalnya sakit kepala migran.

b. Fisiologi nyeri

Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber nyeri bisa

diketahui bisa tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan biasanya tidak

bisa disembuhkan. Selain itu, penginderaan nyeri menjadi lebih dalam

sehingga penderita sukar atau menunjukan lokasinya. Dampak dari

nyeri ini antara lain penderita menjadi mudah tersinggung dan sering

mengalami insomnia. Akibatnya, mereka menjadi kurang perhatian,

sering merasa putus asa dan terisolir dari kerabat dan keluarga. Nyeri

kronis biasanya hilang timbul dalam periode waktu tertentu, ada

kalanya penderita terbebas dari rasa nyeri, misalnya sakit kepala

migran.

c. Respon nyeri

1) Respon fisiologis

Pada saat impuls nyeri ke medulla spinalis menuju ke

batang otak thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulus

sebagai bagian dari respon stress. Nyeri dengan intensitas ringan

hingga sedang dan nyeri yang superfisial menimbulkan reaksi

flight atau fight, yang merupakan sindrom adaptasi umum.

Stimulus pada cabang simpatis pada sistem saraf otonom

menghasilkan respon fisiologis.

2) Respon prilaku
26

Sensasi yang terjadi ketika merasakan nyeri yaitu gerakan

tubuh yang khas dan ekspresi wajah yang mengidentifikasi nyeri

dapat ditunjukan oleh pasien sebagai respon terhadap nyeri.

Respon tersebut seperti mengkerutkan dahi, gelisah, memalingkan

wajah ketika diajak bicara.

d. Faktor yang mempengaruhi nyeri

1) Usia

Variabel penting yang mempengaruhi nyeri terutama pada

anak dan orang dewasa. Perbedaan perkembangan yang di temukan

antara kedua kelompok umur ini dapat mempengaruhi bagaimana

anak dan orang dewasa beraksi terhadap nyeri. Anak- anak yang

belum mempunyai kosa kata yang banyak, mempunyai kesulitan

mendeskripsikan secara verbal dan mengekspresikan nyeri pada

orang tua atau perawat. Sehingga perawat harus mengkaji respon

nyeri pada anak.

2) Jenis kelamin

Laki-laki dan wanita tidak mempunyai perbedaan yang

signifikan mengenai respon mereka terhadap nyeri. Masih

diragukan bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang beridiri

sendiri dalam ekspresi nyeri. Misalnya anak laki-laki harus berani

dan tidak boleh menangis dimana seorang wanita dapat menangis

dalam waktu yang sama.

3) Budaya
27

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara

individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang

diharpkan dan apa yang diterima oleh budaya mereka. Hal ini

meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri. Ekspresi nyeri daoat

di bagi menjadi dua kategori yaitu tenang dan emosi, pasien tenang

umumnya akan diam berkenaan dengan nyeri mereka memiliki

sikap yang dapat menahan nyeri. Sedangkan pasien yang

emosional akan berekspresi secara verbal dan akan menunjukan

tingkah laku nyeri dengan merintih dan menangis.

4) Ansietas

Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan

meningkatkan byeri, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua

keadaan. Riset tidak memperlihatkan suatu hubungan yang

konsisten antara ansietas dan nyeri. Namun ansietas yang relevan

atau berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi

pasien terhadap nyeri.

5) Pengalaman masa lalu terhadap nyeri

Sering kali individu yang telah berpengalaman dengan

nyeri yang dialaminya, makin takut individu tersebut terhadap

peristiwa menyakitkan yang diakibatkan. Individu ini mungkin

akan lebih sedikit mentoleransi nyeri, akibatnya ia ingin yerinya

segera reda sebelum nyeri tersebut menjadi parah. Bagi beberapa


28

orang, nyeri masa lalu dapat saja menetap dan tidak terselesaikan

seperti pada nyeri berkepanjangan atau kronis atau resisten.

6) Keluarga dan support sosial

Faktor lain yang juga mempengaruhi respon terhadap nyeri

adalah kehadiran dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang

dalam keadaan nyeri sering bergantung pada keluarga untuk

mensuport membantu atau melindungi. Ketidakhadiran keluarga

atau teman terdekat mungkin akan membuat nyeri semakin

bertambah. Kehadiran orang tua merupakan hal khusus yang

penting untuk anak-anak dalam menghadapi nyeri.

7) Pola koping

Ketika seseorang mengalami nyeri dan menjalani

perawatan di rumah sakit adalah hal yang sangat tidak tertahankan.

Secara terus-menerus klien kehilangan kontrol dan tidak mampu

untuk mengontrol nyeri, klien sering menemukan jalan untuk

mengatasi efek nyeri baik fisik maupun psikologis. Sumber-sumber

koping ini seperti berkomunikasi dengan keluarga dan bernyanyi

dapat digunakan sebagai rencana untuk mensuport klien

menurunkan nyeri.

e. Intensitas nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri

yang dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat

subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang


29

sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda,

pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin

adalah menggunakan respons fisiologis tubuh terhadap nyeri itu

sendiri. Namun, pengukuran dengan teknik nyeri ini juga tidak dapat

memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri.

1) Karakteristik nyeri meliputi lokasi, penyebaran nyeri, dan

kemungkinan penyebaran, durasi (menit,jam,hari,bulan) serta

irama (terus-menerus, hilang timbul, periode bertambah atau

berkurangnya intensitas nyeri) dan kualitas nyeri (Tansuri,

2006).

2) Faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri, berbagai

perilaku sering diidentifikasi klien sebagai faktor yang

mengubah intensitas nyeri, dan apa yang di yakini klien dapat

membangtu dirinya. Perilaku ini sering didasarkan pada upaya

try and error (Tansuri, 2006).

3) Efek nyeri terhadap aktivitas sehari-hari misalnya, terhadap pola

tidur, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitas santai. Nyeri akut

sering berkaitan dengan ansietas dan nyeri kronis yang

berhubungan dengan depresi.

4) Kekhawatiran tentang nyeri, dengan meliputi masalah yang luas

beban ekonomi, prognosi serta berpengaruh terhadap peran dan

citra diri.

f. Pengukuran skala nyeri


30

Intensitas nyeri (skala nyeri) merupakan gambaran tentang

seberapa parah nyeri dirasakan oleh seseorang, pengukuran intensitas

nyeri sangat subjektif dan individual. Pengukuran nyeri dengan

pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan

respons fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri, namun pengukuran

dengan teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang

nyeri itu sendiri.

1) Faces ranting scale

Skala penilaian wajah biasanya digunakan untuk mengukur

intensitas nyeri pada anak-anak. Foto wajah anak yang

menunjukan rasa tidak nyaman dirancang sebagai petunjuk untuk

memberi pengertian kepada anak-anak sehingga dapat memahami

makna dan tingkat keparahan nyeri. Skala tersebut terdiri dari 6

wajah dengan foto kartun yang menggambarkan wjah dari mulai

gambar wajah yang sedang tersenyum (tidak merasa nyeri)

kemudia secara bertahap meningkat menjadi wajah kurang bahagia

(sangat nyeri). Saat ini para peneliti mulai menggunkan skala

wajah ini pada orang-orang dewasa atau pasien yang kesulitan

dalam mendeskripsikan intensitas nyerinya, dan orang dewasa

yang memiliki gangguan kognitif.

2) Numeric ranting scale

Skala ini merupakan sebuah garis yang didalamnya terdapat

beberapa kalimat pendeskripsian yang tersusun dalam jarak yang


31

sama sepanjang garis. Pada alat ukur ini, diurutkan dari 0 tidak ada

nyeri sampai angka 10 nyeri paling hebat. Pasien kemudian

diminta untuk menandai gejala yang menurut mereka paling tepat

dalam mendeskripsikan tingkat nyeri yang dapat mereka rasakan

pada suatu waktu.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak nyeri ringan nyeri sedang nyeri berat nyeri
nyeri terkontrol Berat
Tidak
Terkon
trol

Penilaian skala nyeri 0-10 dapat dilihat pada penyelasan berikut

ini.

a) 0 : tidak ada rasa nyeri

b) 1 : nyeri hampir tidak terasa (sangat ringan) seperti gigitan

nyamuk.

c) 2 : tidak menyenangkan (nyeri ringan) seperti di cubit

d) 3 : bisa di toleransi (nyeri sangat terasa) seperti ditonjok

bagian wajah atau di suntik

e) 4 : menyedihkan (kuat, nyeri yang dalam) seperti sakit gigi

dan disengat tawon

f) 5 : sangat menyedihkan (kuat, nyeri yang menusuk begitu

menusu) seperti takilir dan kesleo


32

g) 6 : intens (kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat

sehingga tampaknya mempengaruhi salah satu dati panca

indra) menyebabkan tidak fokus dan komunikasi terganggu.

h) 7 : sangat intens (kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu

kuat) dan merasakan rasa nyeri yang sangat mendominasi

indra si pinderita yang menyebabkan tidak bisa

berkomunikasi dengan baik dan tidak mampu melakukan

perawatan sendiri.

i) 8 : benar-benar mengerikan (nyeri yang begitu kuat)

sehingga menyebabkan si penderita tidak dapat berfikir

jernih, dan sering mengalami perubahan kepribadian yang

parah jika nyeri datang dan berlangsung lama.

j) 9 : menyiksa tak tertahankan (nyeri yang begitu kuat)

sehingga si penderita tidak bisa mentoleransinya dan ingin

segera menghilangkan nyerinya bagaimanapun caranya

tanpa peduli dengan efek samping atau resikonya.

k) 10 : sakit yang tidak terbayangkan tidak dapat diungkapkan

(nyeri begitu kuat tidak sadarkan diri) biasanya pada skala

ini si penderita tidak lagi merasakan nyeri karena sudah

tidak sadarkan diri akibat rasa nyeri yang sangat luar biasa

seperti pada kasus kecelakaan parah, multi fraktur.

g. Pengkajian nyeri
33

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini), lengkap dan akurat

akan memudahkan perawat didalam menetapkan data dasar, dalam

menegakan diagnosa keperawatan yang tepat. Terdapat beberapa

komponen yang harus diperhatikan dalam memulai mengkaji respon

nyeri yang dialami oleh klien (Donovan, 1984):


34

1) Karakteristik nyeri ( metode PQRST)

a) Faktor pencetus (P: provocate) perawat mengkaji tentang

penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien, hal ini

perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh

yang mengalami cedera. Apabila perawat mencurigai adanya

nyeri psikogenik maka perawat harus dapat mengeksplore

perasaan nyeri dan menanyakan perasaan-perasaan apa yang

dapat mencetus nyeri.

b) Kualitas (Q: quality) kualitas nyeri merupakan sesuatu yang

subjektif yang diungkapkan oleh klien, seringkali klien

mendeskripsikan nyeri dengan kalimat-kalimat tajam, tumpul,

berdenyut, berpindah-pindah, seperti tertindih, perih, tertusuk-

tusuk, dan lain-lain, dimana tiap klien mungkin berbeda-beda

dalam melaporkan kualitas nyeri yang dirasakan.

c) Lokasi (R: regio) untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat

meminta klien untuk menunjukan semua bagian/daerah yang

dirasakan tidak nyaman oleh klien. Untuk melokalisasikan

nyeri lebih spesifik, maka perawat dapat meminta klien untuk

melacak daerah nyeri dari titik yang paling nyeri, kemungkinan

hal ini akan sulit apabila nyeri yang dirasakan bersifat difus

(menyebar).

d) Keparahan (S: severe) tingkat keparahan pasien tentang nyeri

merupakan karakteristik yang paling subjektif. Pada pengkajian


35

ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang dirasakan

sebagai nyeru ringan, nyeri sedang atau nyeri berat.

e) Durasi (T: time) perawat menanyakan pada pasien untuk

menentukan awitan, durasi dan rangkaian nyeri. Perawat dapat

menanyakan:”kapan nyeri mulai dirasakan?”, “sudah berapa

lama nyeri dirasakan?”, “apakah nyeri yang dirasakan terjadi

pada waktu yang sama setiap hari?”, “seberapa sering nyeri

kambuh?” atau dengan kata lain yang semakna.

D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Pasien Post partum

1. Pengkajian

a. Identitas

1) Identitas Klien

Yang perlu dikaji adalah umur (postpartum biasanya

terjadi pada umur 15-44 tahun), identitas klien yang meliputi

nama, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status

perkawinan, lamanya perkawinan, alamat, tanggal dan jam

masuk rumah sakit, tanggal operasi, tanggal dan jam

pengkajian.

2) Identitas penanggung jawab


36

Mengkaji identitas penanggung jawab meliputi Nama,

umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, hubungan

dengan pasien, status perkawinan, perkawinan ke, lamanya

perkawinan dan alamat.

b. Keluhan utama

Keluhan utama yang dirasakan oleh klien dengan post

partum adalah nyeri pada daerah genetalia.

c. Riwayat penyakit sekarang

Biasanya klien merasakan nyeri karena trauma akibat

proses persalinan.

d. Riwayat penyakit dahulu

Menyangkut riwayat penyakit yang pernah diderita yang

ada hubungannya dengan penyakit sekarang.

e. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat penyakit yang pernah diderita yang menyangkut

penyakit keluarga atau keturunan.

f. Riwayat obstetri

Untuk mengetahui riwayat obstetri pada klien dengan post

partum yang perlu diketahui adalah:

1) Keadaan haid

Perlu diketahui tentang menarche, siklus haid, hari

pertama haid terakhir, jumlah dan warna darah keluar, encer,

menggumpal, lamanya haid, nyeri atau tidak dan bau.


37

2) Riwayat kehamilan

Riwayat kehamilan yang perlu diketahui adalah

berapa kali melakukan ANC (Ante Natal Care), selama

kehamilan periksa dimana, perlu diukur berat badan dan

tinggi badan.

3) Riwayat persalinan

Riwayat persalinan yang baru terjadi, jenis persalinan

spontan atau sectio caesaria, penyulit selama persalinan.

g. Pola Kebiasaan Sehari-Hari Menurut Virginia Henderson

1) Respirasi

Frekuensi pernafasan meningkat.

2) Nutrisi

Biasanya klien tidak mengalami gangguan dalam

memenuhi kebutuhan nutrisinya. Kebanyakan ibu merasa

sangat lapar. Permintaan untuk memperoleh makanan dua

kali dari jumlah biasa dikonsumsi disertai konsumsi cemilan

yang sering ditemukan.

3) Eliminasi

Buang air kecil secara spontan sudah harus dapat

dilakukan dalam 8 jam post partum. Kadang-kadang wanita

sulit kencing, karena spincter uretra mengalami tekanan oleh

kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus spincter ani


38

selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita

sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi.

Buang air besar harus terjadi pada 2-3 hari post

partum. Bila belum terjadi dapat mengakibatkan kontipasi

maka dapat diberikan obat laxana per oral atau perektal atau

bila belum berhasil diberikan obat pencahar/laksatif.

4) Istirahat atau tidur

Klien biasanya tidak mengalami gangguan dalam

istirahat/tidurnya.

5) Kebutuhan personal hygiene

Kebersihan diri merupakan pemeliharaan kesehatan

untuk diri sendiri dimana kebutuhan personal hygiene klien

dengan post partum dibantu oleh keluarganya.

6) Aktivitas

Pada klien dengan post partum aktivitasnya

terganggu, pekerjaan/kegiatan sehari-hari tidak mampu

dilakukan maksimal karena masih dalam masa post partum

7) Gerak dan keseimbangan tubuh

Klien tidak bisa berjalan karena nyeri akibat adanya

trauma persalinan.

8) Kebutuhan berpakaian

Klien dengan postpartum tidak mengalami gangguan

dalam memenuhi kebutuhan berpakaian.


39

9) Kebutuhan keamanan

Kebutuhan keamanan ini perlu dipertanyakan apakah

klien tetap merasa aman dan terlindungi oleh keluarganya.

Klien mampu menghindari bahaya dari lingkungan.

10) Sosialisasi

Bagaimana klien mampu berkomunikasi dengan

orang lain dalam mengekspresikan emosi, kebutuhan,

kekhawatiran, dan opini.

11) Kebutuhan spiritual

Pada kebutuhan spiritual ini tanyakan apakah klien

tetap menjalankan ajaran agamanya ataukah terhambat

karena keadaan yang sedang dialami.

12) Kebutuhan bermain dan rekreasi

Klien dengan postpartum biasanya tidak dapat

memenuhi kebutuhan bermain dan rekreasi karena dalam

kondisi lemah.

13) Kebutuhan belajar

Bagaimana klien berusaha belajar, menemukan atau

memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah pada

perkembangan yang normal, kesehatan, dan penggunaan

fasilitas kesehatan yang tersedia.

h. Pemeriksaan fisik
40

Pemeriksaan fisik pada klien dengan post partum normal

adalah:

1) Keadaan umum

Keadaan umum klien biasanya lemah.

2) Kesadaran

Kesadaran klien dengan post partum biasanya

composmentis.

3) Pemeriksaan tanda-tanda vital

a) Tekanan darah : Normal 120/80 mmHg

b) Nadi : Meningkat (> 90 x/menit)

c) Suhu : Meningkat diatas 37,50C

d) Respirasi : Meningkat (> 20 x/menit)

4) Pemeriksaan fisik head to toe

a) Kepala dan rambut

Pada kepala perlu dikaji adalah bentuk kepala,

kulit kepala apakah kotor atau berketombe, rambut

apakah tampak lusuh atau kusut, apakah ada

laserasi/luka.

b) Wajah

Yang perlu dikaji adalah warna kulit apakah

pucat atau tidak, bentuk wajah apakah lonjong atau oral.

c) Mata
41

Bentuk bola mata, ada tidaknya gerak mata,

konjungtiva anemis atau tidak, bentuk mata apakah

simetris atau tidak.

d) Hidung

Ada tidaknya septuminasi, polip, dan

kebersihannya.

e) Telinga

Kebersihan atau tidaknya kelainan fungsi

pendengaran, kelainan anatomi pada telinga.

f) Mulut, bibir dan faring

Bentuk bibir apakah simetris atau tidak,

kelembaban, kebersihan mulut, ada tidaknya pembesaran

tonsil, ada tidaknya kelainan bicara.

g) Gigi

Jumlah gigi lengkap atau tidak, kebersihan gigi,

ada tidaknya peradangan pada gusi atau caries gigi,

karang gigi.

h) Leher

Ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid dan

vena jugularis.

i) Integumen

Meliputi warna kulit, apakah pucat atau tidak,

kebersihan, turgor, tekstur kulit.


42

j) Thorax

Dikaji kesimetrisannya, ada tidaknya suara

ronchi, apakah tampak kotor atau tidak.

k) Payudara

Payudara membesar, areola mammae warnanya

lebih gelap, papilla mamamae menonjol, keluar ASI.

l) Abdomen

Ada tidaknya distensi abdomen, tinggi fundus

uteri masih setingi pusat, bagaimana dengan bising usus,

apakah ada nyeri tekan.

m) Genetalia

Adakah pengeluaran lochia, bagaimana

warnanya, banyaknya, bau serta adakah oedema pada

vulva.

n) Ekstremitas atas

Kesimetrisannya, ujung-ujung jari sainosis atau

tidak ada oedema.

o) Ekstremitas bawah

Kesimetrisannya, ada tidaknya oedema, sianosis,

bagaimana pergerakannya, refleks patella.

5) Pemeriksaan penunjang

Berbagai jenis pemeriksaan penunjang atau

diagnostic pada ibu postpartum antara lain, pemeriksaan


43

darah, pemeriksaan urine, pemeriksaan hemoglobin, dan

labolatorium. (Wahyuningsih, 2019)

6) Terapi

Kelompok dukungan, terapi perilaku kognitif,

psikoedukasi, psikoterapi dan obat-obatan.

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),

(2017) diagnosa yang lazim muncul pada ibu postpartum diantaranya:

a. Nyeri akut

Definisi:

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak

atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang

berlangsung kurang dari 3 bulan.

Penyebab:

1) Agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskemia,

neoplasma)

2) Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, bahan kimia iritan)

3) Agen pencedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar,

terpotong mengangkat berat, prosedur operasi, trauma,

latihan fisik berlebihan)

Gejala dan tanda Mayor


44

Subjektif Objektif
a) Mengeluh nyeri a) Tampak meringis
b) Bersikap protektif
(mis. waspada,
posisi menghindari
nyeri
c) Gelisah
d) Frekuensi nadi
meningkat
e) Sulit tidur

Gejala dan tanda Minor

Subjektif Objektif
a) Tekanan darah
meningkat
b) Pola napas berubah
c) Nafsu makan berubah
d) Proses berfikir
terganggu
e) Menarik diri
f) Berfokus pada diri
sendiri
g) Diaphoresis

a. Menyusui Efektif

Definisi:

Pemberian ASI secara langsung dan payudara kepada bayi dan

anak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi.

Penyebab:

Fisiologis

1) Hormon oksitosin dan prolactin adekuat

2) Payudara membesar, alveoli mulai terisi ASI

3) Tidak ada kelainan pada struktur payudara


45

4) Puting menonjol

5) Bayi aterm

6) Tidak ada kelainan bentuk pada mulut bayi

Situasional

1) Rawat gabung

2) Dukungan keluarga dan tenaga kesehatan adekuat

3) Faktor budaya

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
a) Ibu merasa percaya diri a) Bayi melekat pada ibu
selama proses menyusui dengan benar
b) Ibu mampu memposisikan
bayi dengan benar
c) Miksi bayi lebih dari 8 kali
dalam 24 jam
d) Berat badan bayi
meningkat
e) ASI menetes/memancar
f) Suplai ASI adekuat
g) Puting tidak lecet setelah
minggu ke 2

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif
(Tidak tersedia) a) Bayi tidur setelah
menyusui
b) Payudara kosong setelah
menyusui
c) Bayi tidak rewel dan
menangis setelah
menyusui
46

b. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua

Definisi

Pola lingkungan bagi anak atau anggota keluarga yang cukup

untuk menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan serta dapat

ditingkatkan.

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
a) Mengekspresikan keinginan a) Tampak adanya
untuk meningkatkan peran dukungan emosi dan
untuk menjadi orang tua pengertian pada
atau anak anggota keluarga

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif
a) Anak atau anggota a) Kebutuhan fisik dan
keluarga lainnya emosi anak atau
mengekspresikan kepuasan anggota keluarga
dengan lingkungan rumah terpenuhi
b) Anak atau anggota
keluarga
c) Mengungkapkan harapan
yang realistis

c. Kesiapan peningkatan pengetahuan

Definisi

Perkembangan informasi kognitif yang berhubungan dengan topik

spesifik cukup untuk memenuhi tujuan dan dapat ditingkatkan

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
a) Mengungkapkan minat a) Perilaku sesuai dengan
47

dalam belajar pengetahuan


b) Menjelaskan pengetahuan
tentang suatu topik
menggambarkan
pengalaman sebelumnya
yang sesuai dengan topik

Gejala dan Tanda Minor: (Tidak tersedia)

d. Gangguan pola tidur

Definisi:

Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor

eksternal

Penyebab

1) Hambatan lingkungan (mis. Kelembapan lingkungan sekitar,

suhu lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap,

jadwal pemantauan / pemeriksaan / tindakan)

2) Kurang kontrol tidur

3) Kurang privasi

4) Restrain fisik

5) Ketiadaan teman tidur

6) Tidak familiar dengan peralatan tidur

Gejala dan Tanda Mayor:

Subjektif Objektif
a) Mengeluh sulit tidur (tidak tersedia)
b) Mengeluh sering terjaga
c) Mengeluh tidak puas tidur
d) Mengeluh pola tidur
berubah
e) Mengeluh istirahat tidak
cukup
48

Gejala dan Tanda Minor:

Subjektif Objektif
a) Mengeluh kemampuan (tidak tersedia)
beraktivitas menurun

e. Ketidaknyamanan Pasca Partum

Definisi

Perasaan tidak nyaman yang berhubungan dengan kondisi setelah

melahirkan

Penyebab

1) Trauma perineum selama peralinan dan kelahiran

2) Involusi uterus, proses pengambilan ukuran rahim ke ukuran

semula

3) Pembengkakan payudara dimana alveoli mulai terisi ASI

4) Kekurangan dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan

5) Ketidaktepatan posisi duduk

6) Faktor budaya

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
a) Mengeluh tidak nyaman a) Tampak meringis
b) Terdapat kontraksi uterus
c) Luka episiotomi
d) Payudara membengkak

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
(Tidak tersedia) a) Tekanan darah
meningkat
49

b) Frekuensi nadi
meningkat
c) Keringat berlebihan
d) Menangis atau merintih
e) Haemorrhoid

f. Risiko gangguan perlekatan

Definisi

Berisiko mengalami gangguan interaksi antara orang tua atau

orang terdekat dengan bayi atau anak yang dapat mempengaruhi

proses asah, asih, asuh.

Penyebab

1) Kekhawatiran menjalankan peran sebagai orang tua

2) Perpisahan antara ibu dan bayi atau anak akibat hospitalisasi

3) Penghalang fisik (mis. Incubator, baby warmer)

4) Ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan bayi atau

anak

5) Perawatan dalam ruang isolasi

6) Prematuritas

7) Penyalahgunaan zat

8) Konflik hubungan antara orang tua dan anak

9) Perilaku bayi tidak terkoordinasi


50

3. Intervensi Keperawatan
Tabel 3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Nyeri akut Tingkat nyeri menurun di tandai 1. Manajemen Nyeri


dengan kriteria Hasil : a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
1. Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Meringis menurun b. Identifikasi skala nyeri Identifikasi respons nyeri
3. Sikap protektif menrun non verbal
4. Gelisah menurun c. Identifikasi faktor yang memperberat dan
5. Kesulitan tidur menurun memperingan nyeri
6. Frekuensi nadi membaik d. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
e. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
f. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
g. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
h. Monitor efek samping penggunaan analgetik
i. Berikan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin , terapi bermain)
j. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan,
51

kebisingan)
k. Fasilitasi istirahat dan tidur
l. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
m. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
n. Jelaskan strategi meredakan nyeri
o. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
p. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
q. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
r. Kolaborasi pemberian analgesik
2. Pemberian Analgesik
a. Identifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus,
pereda, kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi,
durasi)
b. Identifikasi riwayat alergi obat
c. Identifikasi kesesuaian jenis analgesic (mis.
narkotika, non-narkotik, atau NSAID) dengan
tingkat keparahan nyeri
d. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
pemberian analgerik
e. Monitor efektifitas analgesic
f. Diskusikan jenis analgesic yang disukai untuk
mencapai analgesic optimal
g. Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau
bolus opioid untuk mempertahankan kadar
dalam serum
h. Tetapkan target efektifitas analgesik untuk
52

mengoptimalkan respon klien


i. Dokumentasikan respons terhadap dan efek
yang tidak diinginkan
j. Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
k. Penatalaksaan pemberian analgesic

2 Menyusui efektif Status menyusui membaik ditandai 1) Konseling laktasi


dengan : a) Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan
1) Perlekatan bayi pada payudara ibu dilakukan konseling menyusui
meningkat b) Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui
2) Kemampuan ibu memposisi bayi c) Identifikasi permasalahan yang ibu alami
dengan benar meningkat selama proses menyusui
3) Berat badan bayi meningkat d) Gunakan teknik mendengarkan aktif (mis.
4) Tetesan/pancaran ASI meningkat Duduk sama tinggi, mendengarkan masalah
5) Suplai ASI adekuat meningkat ibu).
6) Puting tidak lecet setelah 2 e) Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang benar
minggu melahirkan meningkat f) Ajarkan teknik menyusui yang tepat sesuai
7) Kepercayaan diri ibu meningkat kebutuhan ibu
2) Promosi ASI eksklusif
a) Identifikasi kebutuhan laktasi bagi ibu pada
antenatal, intranatal, dan postnatal
b) Fasilitasi ibu melakukan IMD (Inisiasi
Menyusui Dini)
c) Fasilitasi ibu untuk rawat gabung atau rooming
in
d) Gunakan sendok dan cangkir jika bayi belum
53

bisa menyusu
e) Dukung ibu menyusui dengan mendampingi ibu
selama kegiatan menyusui berlangsung
f) Diskusikan dengan keluarga tentang ASI
eksklusif
g) Siapkan kelas menyusui pada masa prenatal
minimal 2 kali dan periode pasca partum
minimal 4 kali
h) Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
i) Jelaskan pentingnya menyusui di malam hari
untuk mempertahankan dan meningkatkan
produksi ASI
j) Jelaskan tanda-tanda bayi cukup ASI (mis. berat
badan bayi meningkat, BAK lebih dari 10
kali/hari, warna urine tidak pekat)
k) Jelaskan manfaat rawat gabung (rooming in)
l) Anjurkan ibu menyusui sesegera mungkin
setelah melahirkan
m) Ajarkan ibu memberikan nutrisi kepada bayi
hanya dengan ASI
n) Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin
setelah lahir sesuai kebutuhan bayi
o) Anjurkan ibu menjaga produksi ASI dengan
memerah, walaupun kondisi ibu atau bayi
54

terpisah
3) Promosi laktasi
a) Identifikasi kebutuhan laktasi bagi ibu dan bayi
b) Fasilitasi ibu saat melakukan IMD
c) Fasilitasi ibu untuk rawat gabung atau rooming
in
d) Gunakan sendok dan cangkir saat bayi belum
bisa menyusu
e) Damping ibu selama kegiatan menyusui
berlangsung, jika perlu
f) Jelaskan pentingnya menyusui sampai 2 tahun
g) Jelaskan manfaat rawat gabung atau rooming in
h) Anjurkan menyusui minimal 2 kali selama
hamil dan setelah melahirkan 3-4 kali
i) Adakan kelas edukasi tentang manfaat dan
posisi menyusui pada masa prenatal dan
periode postpartum
j) Anjurkan ibu menjaga produksi ASI dengan
memerah ASI
k) Ajarkan ibu untuk memberikan nutrisi kepada
bayi hanya dengan ASI eksklusif selama 6
bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun
l) Anjurkan ibu memberi makanan pedamping
ASI setelah 6 bulan
55

m) Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin


segera setelah lahir sesuai kebutuhan bayi
3 Kesiapan peningkatan Peran menjadi orang tua membaik 1) Promosi antisipasi keluarga
menjadi orang tua ditandai dengan: a) Identifikasi kemungkinan krisis situasi atau
1) Bouding attachment meningkat masalah perkembangan serta dampaknya pada
2) Perilaku positif menjadi orang tua kehidupan pasien dan keluarga
meningkat b) Identifikasi metode pemecahan masalah yang
3) Interaksi perawatan bayi sering digunakan
meningkat c) Fasilitasi dalam memutuskan strategi pemecahan
masalah yang dihadapi keluarga
d) Libatkan seluruh anggota dalam upaya antisipasi
masalah kesehatan, jika memungkinkan
e) Lakukan kunjungan kepada keluarga secara
berkala, jika perlu
f) Buat jadwal aktivitas bersama keluarga terkait
masalah kesehatan yang dihadapi
g) Jelaskan perkembangan dan perilaku pada
keluarga
h) Kerjasama dengan tenaga kesehatan terkait
lainnya, jika perlu
2) Promosi pengasuhan
1) Identifikasi keluarga risiko tinggi dalam program
tindak lanjut
2) Monitor status kesehatan anak dan status
56

imunisasi anak
3) Dukung ibu menerima dan melakukan perawatan
prenatal secara teratur dan sedini mungkin
4) Lakukan kunjungan rumah sesuai dengan tingkat
risiko
4 Kesiapan peningkatan Tingkat pengetahuan meningkat 1) Edukasi kesehatan
pengetahuan ditandai dengan: a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
1) Perilaku sesuai anjuran meningkat informasi
2) Verbalisasi minat dalam belajar b) Identifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkat meningkatkan dan menurunkan motivasi
3) Kemampuan menjelaskan perilaku hidup bersih dan sehat
pengetahuan tentang suatu topik c) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
meningkat d) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
4) Kemampuan menggambarkan kesepakatan
pengalaman sebelumnya yang e) Berikan kesempatan untuk bertanya
sesuai dengan topik meningkat f) Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
5) Perilaku sesuai dengan kesehatan
pengetahuan meningkat g) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
6) Pertanyaan tentang masalah yang h) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
dihadapi menurun meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
7) Persepsi yang keliru terhadap 2) Promosi persiapan penerimaan informasi
masalah menurun a) Identifikasi informasi yang akan disampaikan
b) Identifikasi pemahaman tentang kondisi
kesehatan saat ini
57

c) Identifikasi kesiapan menerima informasi


d) Lakukan penguatan potensi pasien dan keluarga
untuk menerima informasi
e) Libatkan pengambilan keputusan dalam keluarga
untuk menerima informasi
f) Fasilitasi mengenai kondisi tubuh yang
membutuhkan layanan keperawatan
g) Dahulukan menyampaikan informasi baik
(positif) sebelum menyampaikan informasi
kurang baik (negatif) terkait kondisi pasien
h) Berikan nomor kontak yang dapat dihubungi jika
pasien membutuhkan bantuan
i) Catat identitas dan nomor kontak pasien untuk
mengingatkan atau follow up kondisi pasien
j) Fasilitasi akses pelayanan pada saat dibutuhkan
k) Berikan informasi berupa alur, leaflet atau
gambar untuk memudahkan pasien mendapatkan
informasi kesehatan
l) Anjurkan keluarga mendampingi pasien selama
fase akut, progresif atau terminal, jika
memungkinkan
5 Gangguan Pola Tidur Pola tidur membaik ditandai dengan 1) Dukungan tidur
kriteria hasil: a) Identifikasi pola aktivitas dan tidur
Ditandai dengan : b) Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan /
58

1) Keluhan sulit tidur menurun atau psikologis)


2) Keluhan sering terjaga menurun c) Identifikasi makanan dan minuman yang
3) Keluhan tidak puas tidur mengganggu tidur (mis kopi, teh, alkohol, makan
menurun mendekati waktu tidur, minum banyak air
4) Keluhan pola tidur berubah sebelum tidur)
menurun d) Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
5) Keluhan istirahat tidak cukup e) Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan,
menurun kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
f) Batasi waktu tidur siang jika perlu
g) Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
h) Tetapkan jadwal tidur rutin
i) Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis. Pijat, pengaturan posisi, terapi
akupresur)
j) Sesuaikan jadwal pemberian obat dan / atau
tindakan untuk menunjang siklus tidur-terjaga
k) Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
l) Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
m) Anjurkan menghindari makanan / minuman yang
mengganggu tidur
n) Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
mengandung supresor terhadap tidur REM
o) Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur (mis. Psikologis:
59

gaya hidup, sering berubah shift bekerja)


p) Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya

2) Edukasi aktivitas / istirahat


a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
b) Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas
dan istirahat
c) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
d) Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga
untuk bertanya
e) Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik /
olahraga secara rutin
f) Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok,
aktivitas bermain atau aktivitas lainnya
g) Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
h) Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat
(mis. Kelelahan, sesak nafas saat aktivitas)
i) Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis
aktivitas sesuai kemampuan

6 Ketidaknyaman Paska Status kenyamanan pasca partum 1) Terapi relaksasi


Partum meningkat ditandai dengan kriteria a) Identifikasi penurunan tingkat energi,
60

hasil: ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain


yang mengganggu kemampuan kognitif
1) Keluhan tidak nyaman meningkat
b) Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif
2) Meringis menurun
digunakan
3) Luka episiotomi menurun
c) Identifikasi kesedihan, kemampuan dan
4) Kontraksi uterus meningkat
penggunaan teknik sebelumnya
5) Payudara bengkak menurun
d) Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan
darah dan suhu sebelum dan sesudah latihan
e) Monitor respons terhadap terapi relaksasi
f) Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan
g) Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
h) Gunakan pakaian longgar
i) Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat
dan berirama
j) Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang
dengan analgetik atau tindakan medis lain, jika
sesuai
k) Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia (mis.musik, meditasi,
nafas dalam, relaksasi otot progresif)
l) Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang
61

dipilih
m) Anjurkan mengambil posisi nyaman
n) Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
o) Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik
yang dipilih
p) Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis.
Nafas dalam, perengangan, atau imajinasi
terbimbing)

7 Risiko Perlekatan Perlekatan meningkat ditandai 1) Promosi perlekatan


dengan kriteria hasil a) Monitor kegiatan menyusui
Ditandai dengan : b) Identifikasi kemampuan bayi menghisap dan
1) Mempraktikkan perilaku sehat
menelan ASI
selama hamil meningkat
c) Identifikasi payudara ibu (mis. Bengkak, puting
2) Menyiapkan perlengkapan bayi
lecet, mastitis, nyeri pada payudara)
sebelum kelahiran meningkat
d) Monitor perlekatan saat menyusui (mis.areola
3) Verbalisasi perasaan positif
bagian bawah lebih kecil daripada areola bagian
terhadap bayi meningkat
atas, mulut bayi terbuka lebar, bibir bayi terputar
4) Mencium bayi meningkat
keluar, dan dagu bayi menempel pada payudara
5) Tersenyum kepada bayi
ibu)
meningkat
e) Hindari memegang kepala bayi
6) Melakukan kontak mata dengan
f) Diskusikan dengan ibu masalah selama proses
bayi meningkat
menyusui
7) Berbicara kepada bayi meningkat
g) Ajarkan ibu menopang seluruh tubuh bayi
8) Bermain dengan bayi meningkat
h) Anjurkan ibu melepas pakaian bagian atas agar
62

9) Berespons dengan isyarat bayi bayi dapat menyentuh payudara ibu


meningkat i) Anjurkan bayi yang mendekati ke arah payudara
ibu dari bagian-bagian bawah
j) Anjurkan ibu untuk memegang payudara
menggunakan jarinya seperti huruf ‘C’ pada
posisi jam 12-6 atau 3-9 saat mengarahkan
kemulut bayi
k) Anjurkan ibu untuk menyusui menunggu mulut
bayi terbuka lebar sehingga areola bagian bawah
dapat masuk sempurna
l) Ajarkan ibu mengenali tanda bayi siap menyusui
63

4. Diagnosa keperawatan pada ibu postpartum dengan retensio plasenta

Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), (2017)

diagnosa yang lazim muncul pada ibu postpartum dengan retensio plasenta

diantaranya:

a. Ansietas

Definisi

Kondisi emosi dan pengalmanan subyektif individu terhadap objek yang tidak

jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu

melakukan tindakan unutk menghadapi ancaman .

Penyebab

1) Krisis situasional

2) Kebutuhan tidak tepenuhi

3) Krisis maturasional

4) Ancaman terhadap konsep diri

5) Ancaman terhadap kematian

6) Kekhawatiran mengalami kegagalan

7) Disfungsi sistem keluarga

8) Hubungan sistem keluarga

9) Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan

10) Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir)


64

11) Penyalahgunaan zat

12) Terpapar bahaya lingkungan (mis. Toksin, polutan, dan lain-lain)

13) Kurang terpapar informasi

Gejala dan tanda Mayor

Subjektif Objektif
a) Merasa bingung a) Tampak gelisah
b) Merasa khawatir dengan b) Tampak tegang
akibat dari kondisiyang c) Sulit tidur
dihadapi
c) Sulit berkonsentrasi

Gejala dan tanda Minor

Subjektif Objektif
a) Mengeluh pusing a) Frekuensi napas meningkat,
b) Anoreksia frekuensi nadi meningkat
c) Palpitasi b) Tekanan darah meningkat
d) Merasa tidak berdaya c) Diaphoresis
d) Tremor
e) Muka tampak pucat
f) Suara bergetar
g) Kontak mata buruk
h) Sering berkemih
i) Berorientasi pada masa lalu

b. Berduka

Definisi:

Respon psikososial yang ditunjukan oleh akibat kehilangan (orang, objek,

fungsi status, bagian tubuh atau hubungan)


65

Penyebab:

1) Kematian keluarga atau orang yang berarti

2) Antisipasi kematian keluarga atau orang yang berarti

3) Kehilangan (objek, pekerjaan, fungsi, status, bagian tubuh, hubungan

sosial)

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
a) Merasa sedih a) Menangis
b) Merasa bersalah atau b) Pola tidur tidak berubah
menyalahkan orang lain c) Tidak mampu berkonsentrasi
c) Tidak menerima kehilnagan
d) Merasa tidak ada harapan

Gejala dan Tnada Minor

Subjektif Objektif
a) Mimpi buruk atau pola mimpi a) Marah
berubah b) Tampak panic
b) Merasa tidak berguna c) Fungsi imunitas terganggu
c) Fobia

c. Risiko syok

Definisi:

Berisiko mengalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh, yang

dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang mengancam jiwa

Faktor risiko:
66

1) Hipoksemia

2) Hipoksia

3) Hipotensia

4) Kekurangan volume cairan

5) Sepsis

6) Sindrm respon inflamasi sistematik (SIRS)

Kondisi klinis terkait

1) Perdarahan

2) Trauma multiple

3) Pneumothoraks

4) Infark miokard

5) Kardiomiopati

6) Cedera medulla spinalis

7) Anafilaksis

8) Sepsis

9) Koagulasi intravaskuler diseminata

10) Sindrom respon inflamasi sistemik (SIRS)

No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi


Keperawatan kriteria hasil
1. Ansietas Tingkat ansietas 1. Reduksi Ansietas
menurun. Dengan a. Identikasi saat
67

kriteria Hasil : singkat ansietas


1. Verbalisasi berubah mis.
kebingungan Kondisi, waktu,
menurun stressor)
2. Vertibiasi b. Identifikasi
khawatir kemampuan
akibat kondisi mengambil
yang dihadapi keputusan
menurun c. Monitor tanda-tanda
3. Perilaku anisetas (verbal dan
tegang non verbal
menurun d. Ciptakan suasana
4. Konsentrasi terepeutik untuk
membaik menumbuhkan
5. Pola tidur
kepercayaan
membaik
e. Temani pasien untuk
mengurangi
kecemasan jika
memungkinkan
f. Pahami situasi yang
membuat ansietas
g. Pahami situasi yang
membuat ansietas
h. Dengarkan dengan
penuh perhatian
i. Gunakan pendekatan
yang tenang dan
menyakinkan
j. Tempatkan barang
pribadi yang
memberikan
kenyamanan
k. Motivasi
mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
l. Diskusikan
perencenaan realistis
tentang peristiwa
yang akan datang
m. Jelaskan prosedur
termasuk sensasi
68

yang mungkin
dialami
n. Informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis,
pengobatan, dan
prognosis
o. Anjurkan keluarga
unutk tetap bersama
pasien
p. Anjurkan untuk
melakukan kegiatan
yang tidak komptitif,
sesuai kebutuhan
q. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan
presepsi
r. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
s. Latih pengunaan
mekanisme
pertahanan diri yang
tepat
t. Latih teknik
relaksasi (napas
dalam)
u. Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas jika
perlu
2. Terapi rileksasi
a. Identifikasi
penurunan tingkat
energy,
ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau
gejala lain yang
menggangu
69

kemampuan kognitif
b. Identifikasi teknik
relaksasi yang
perneah efektif
digunakan
c. Identifikasi
kesediaan,
kemampuan, dan
pengunaan teknik
sebelumnya
d. Periksa ketegangan
otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan
suhu sebelum dan
sesudah latihan
e. Monitor respin
terhadap terapi
relaksasi
f. Ciptakan lingkungan
tentang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan
suhu ruang nyaman,
jika memungkinkan
g. Berikan informasi
tertulis tentag
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi
h. Gunakan pakian
longgar
i. Gunakan nada suara
lembut dengan
irama lambat
berirama
j. Gunakan relaksasi
sebagai strategi
70

penunjang dengan
analgetik atau
tindakan medis lain,
jika sesuai
k. Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis.
Musik meditasi,
napas dalam,
relaksasi otot
progresif)
l. Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi
yang dipilih
m. Anjurkan
mengambil posisi
nyaman
n. Anjurkan rileks dan
merasakan sensai
relaksasi
o. Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih
p. Demostrasikan dan
altih teknik relaksasi
(mis. Napas dalam,
peregangan, atau
imajinasi
terbimbing)

2. Berduka Keluarga dapat 1. Dukungan proses


menerima berduka
kehilangan a. Identifikasi
Kriteria Hasil : kehilangan yang
1. Verbalisasi dihadapi
menerima b. Identifikasi proses
71

kehilangan berduka yang di


meningkat alami
2. Verbilisasi c. Identifikasi sifat
harapan keterikatan pada
meningkat benda yang hilang
3. Verbilisasi atau orang yang
perasaan meninggal
berguna d. Identifikasi reaksi
meningkat awal terhadap
4. Verbilisasi kehilangan
persaan sedih e. Tunjukan sikap
menurun menerima dan
5. Verbilisasi empati
perasaan f. Motivasi agar mau
bersalah atau mengungkapkan
menyalahkan perasaan kehilangan
orang lain g. Motivasi unutk
menurun menguatkan
6. Menangis dukungan keluarga
menurun atau orang terdekat
7. Pola tidur h. Fasilitasi
membaik mengepresikan
8. Konsentrasi perasaan dengan
membaik cara yang nyaman
(mis membaca buku,
menulis,
menggambar atau
bermain)
i. Diskusikan strategi
koping yang dapat
digunakan
j. Jelaskan kepada
pasien dan keluarga
bahwa sikap
mengingkari, marah,
tawar menawar,
sepresi dan
menerima adalah
wajar dalam
menghadapi
kehilangan
72

k. Anjurkan
mengidentifikasi
ketakutan terbesar
pada kehilangan
l. Anjurkan
mengepresikan
perasaan tentang
kehilangan
2. Dukungan emosional
a. Identifikasi fungsi
marah, frutasi, dan
amuk bagi pasien
b. Identifikasi hal yang
memicu emosi
c. Fasilitas
mengungkapkan
perasaan cemas,
marah, atau sedih
d. Buat pernyataan
suportif atau empati
selama selama fase
berduka
e. Lakukan sentuhan
untuk memberikan
dukungan (mis.
Merangkul,
menepuk-nepuk)
f. Tetap bersama
pasien dan pastikan
keamanan
selamaansietas, jika
perlu
g. Kurangi tuntutan
berfikir saat sakit
atau lelah
h. Jelaskan
konsekuensi tidak
menghadapi rasa
bersalah atau malu
i. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan yang
73

dialami (mi/
ansietas, marah,
sedih)
j. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan yang
dialamai (mis.
Ansietas, marah,
sedih)
k. Anjurkan
mengungkapkan
pengalaman
emosional
sebelumnya dan
pola respon yang
bisa digunakan
l. Ajarkan pengguna
mekanisme
pertahanan yang
tepat
m. Rujuk untuk
konseling
3. Risiko syok Tingkat syok 1. Pencegahan syok
menurun dengan a. Monitor statsus
kriteria hasil : kardiopulmonal
1. Kekuatan nadi b. Monitor status
meningkat oksigenasi
2. Tingkat c. Monitor status
kesadaran cairan monitor
meningkat tingkat kesadaran
3. Akral dingin dan respon pupil
menurun d. Periksa riwayat
4. Pucat menurun alergi
5. Haus menurun e. Berikan oksigen
6. Konfusi untuk
menurun mempertahankan
saturasi oksigen
>94%
f. Persiapan intubasi
dan ventilasi
mekanik jika perlu
g. Pasang jalu IV jika
74

perlu
h. Pasang kateter urine
untuk menilai
produksi urine
i. Lakukan skin tes
untuk mencegah
reaksi alergi
j. Jelaskan penyebab
faktor resiko syok
k. Jelaskan tanda dan
gejala awal syok
l. Anjurkan melapor
jika
menemukan/merasa
kan tanda dan gejala
syok
m. Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
n. Anjurkan
menghindari alergan
o. Kolaborasi
pemberian IV
p. Kolaborasi
pemberian tranfusi
darah
q. Kolaborasi
pemberian
antinflamasi

5. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah

direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri

adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan


75

bukan atas petunjuk petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan

keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau

petugas kesehatan lain (Mitayani, 2009).

6. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan,

dimana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan diri ibu dan

menilai sejauh mana masalah ibu dapat diatasi. Di samping itu, perawat juga

memberikan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan yang ditetapkan belum

tercapai sehingga proses keperawatan dapat dimodifikasi (Mitayani, 2009).


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Peneliti menggunakan jenis rancangan penulisan dalam Karya Tulis

Ilmiah ini adalah deskriptif dalam bentuk rancangan studi kasus dengan

pendekatan Asuhan Keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Peneiliti akan dilakukan di Rumah sakit Bunda Pengharapan

kabupaten Merauke selama 2 hari pada tanggal 02 sampai 03 Mei 2021.

C. Populasi dan Sampel penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang dirawat

pada bulan Mei 2021 di Ruang Nifas ST. Yosefa 7c RS Bunda

Pengharapan.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah ibu postpartum periode immediate

postpartum yang dirawat pada minggu pertama bulan Mei 2021 sebanyak

1 (satu) orang yang memenuhi kriteria sebagai berikut:


77

a. Kriteria Inklusi

1) Ibu melahirkan pervaginam

2) Ibu postpartum yang sedang rawat inap di RSBP

3) Ibu dalam masa nifas segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam

(Immediate postpartum)

4) Ibu yang bisa baca dan tulis

5) Bersedia menjadi responden

b. Kriteria Ekslusi pada penelitian ini adalah :

1) Ibu postpartum abnormal

2) Ibu postpartum yang rawat jalan

3) Ibu postpartum early dan late postpartum

4) Ibu postpartum yang tidak bersedia menjadi responden

3. Teknik Sampling

Teknik pengambillan sampel pada penelitian ini menggunakan

sample probability.

D. Fokus Studi

Menurut (Mozo, 2017) fokus studi merupakan suatu pembatasan

dalam penelitian saat memilih data yang ditemukan dilapangan guna

menyusun data yang relevan dan baik. Penelitian ini difokuskan pada Asuhan
78

Keperawatan pada pasien dengan postpartum Normal di Ruang Nifas St.

Yosefa Rumah Sakit Bunda Pengharapan Kabupaten Merauke

E. Variable penelitian

Pada penelitian ini variable independen adalah ibu postpartum dengan

indikasi retensio plasenta dan variable dependen adalah Nyeri akut.

F. Definisi Operasional

Tabel 4. Definisi Operasional

No Variabel Definisi operasional Instrument

1. Independent Ibu Postpartum dengan Format


Ibu Postpartum indikasi Retensio
dengan indikasi plasenta adalah pengkajian ibu
retensio plasenta terlambatnya kelahiran
plasenta setengah jam postpartum,
setelah kelahiran bayi.
quisioner

EPDS,

stetoskop,

tensimeter,

termometer, dan

jam tangan.

2. Variable dependen : Nyeri akut merupakan Visual Analoq


nyeri akut pengalaman sensori dan
emosional yang tidak Scale (VAS)
menyenangkan sebagai
akibat dari kerusakan
jaringan yang actual
79

dan potensial, yang


menyakitkan tubuh
serta diungkapkann
oleh individu yang
mengalaminya.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Metode pengumpulan data secara primer dapat dilakukan dengan

cara sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah proses komunikasi atau interaksi untuk

mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti

dengan informan atau subjek penelitian. Wawancara merupakan

kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang

sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian.

b. Observasi

Observasi merupakan kegiatan dengan menggunakan panca

indera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk

memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah

penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa,

objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang.

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa

atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.


80

c. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah salah satu tehnik pengumpulan Data

untuk mengetahui keadaan fisik dan kesehatan. Ada beberapa teknik

pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan yaitu:

1) Pemeriksaan inspeksi

2) Pemeriksaan palpasi

3) Pemeriksaan perkusi

4) Pemeriksaan Auskultasi

2. Data sekunder

Yaitu data yang didapatkan dengan melihat rekam medik pasien,

catatan medis, catatan keperawatan dan hasil pemeriksaan laboratorium.

H. Rencana Jalannya Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti menyiapakan inform consent untuk subjek

yang akan dilakukan studi kasus, agar subjek paham dengan maksud dan

tujuan yang dilakukan peneliti. Menyiapkan format pengkajian, questioner

EPDS sebagai bahan pengumpulan data. Menyiapkan sumber literature


81

sebagai bahan acuan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan proses keperawatan mulai dari

pengkajian dengan berbagai macam cara seperti observasi, anamnesa dan

pemeriksaan fisik, lalu menegakan diagnose berdasarkan data yang

ditemukan, lalu menyusun intervensi, kemudian mengimplementasikan

rencana yang telah disusun sesuai kondisi lapangan, dan mengevaluasi

hasil implementasi.

3. Tahap Penyelesaian

Setelah data semua terkumpul dan diolah selanjutnya adalah

menyusun laporan penelitian dalam bentuk KTI. Laporan penelitian

disusun berdasarkan ketentuan yang berlaku.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Pengkajian

a. Identitas

1) Identitas Klien

a) Nama : Ny.R

b) Umur : 30 tahun

c) Agama : Katolik

d) Suku/Bangsa : Marin

e) Pekerjaan : IRT

f) Status Pekawinan : Menikah

g) Lamanya Perkawinan : 15 tahun

h) Alamat : W. Nanggau

i) Tgl MRS : 02 Mei 2021

j) Tanggal operasi :-

k) Tgl Pengkajian : 02 Mei 2021

2) Identitas Penanggung jawab

a) Nama : Tn. S

b) Usia : 32 tahun

c) Agama : Katolik
83

d) Suku/Bangsa : Marin

e) Pendidikan : SD

f) Pekerjaan : Wirasuasta

g) Hubungan : Suami

h) Status Perkawinan : Menikah

i) Perkawinan ke :1

j) Lamanya Perkawinan : 15 tahun

k) Alamat : W. Nanggau

b. Keluhan Utama

Klien mengeluh mengeluh sakit perut dan perdrahan.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Ny. R mengalami pendarahan di usia kehamilannya 20 minggu. dan harus

di tranfusi darah dikarnakan mengalami retensio plasenta. Dengan

keadaannya sekarang Ny. R mengatakan merasa sedih, khawatir dengan

akibat dari kondisi yang dihadapi, bersalah karena tidak menjaga

kandungannya dengan baik, tidak menerima kehilangan, dan Ny. R

mengatakan tidak ada harapan lagi. Ny. R terlihat waspada dengan

menghindari nyeri dengan berhatai-hati saat bergerak dan terlihat tidak

berkonsentrasi.

d. Riwayat Penyakit Dahulu

1) Riwayat pembedahan
84

N.R mengatakan tidak mempunyai riwayat pembedahan.

2) Riwayat Penyakit Yang Pernah Dialami

Ny. R mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit yang pernah

dialami.

e. Riwayat penyakit keluarga

Ny. R mengatakan bahwa didalam keluarganya memiliki penyakit

turunan Hipertensi dan di dalam keluarga Ny. R tidak ada riwayat sakit

jiwa dan juga penyakit menular

f. Riwayat obstetri

1) Keadaan haid

Ny. R mengatakan mulai mendapatkan haid sejak umur 13 tahun,

lamanya haid 6 hari, pasien mengganti pembalut 2x sehari dengan

warna darah merah dan selama haid tidak ada keluhan.

2) Riwayat kehamilan dan persalinan

Gravida 1 usia kehamilan 38 minggu pemeriksaan ANC 3x dan

persalinan di pustu W. Nanggau jenis persalinan normal, penolong

bidan, ketika anak pertama Ny. R masih umur 16 tahun jenis kelamin

laki-laki BB 2800 gram, Gravida ke-2 usia kehamilan 38 minggu

melakukan pemeriksaan ANC 3x dan persalinan di pustu W. Nanggau

jenis persalinan normal, penolong bidan, ketika anak kedua Ny. R

masih umur 17 tahun jenis kelamin perempuan BB 3000 gram,

Gravida ke-3 usia kehamilan 38 minggu melakukan pemeriksaan ANC


85

3x dan persalinan di pustu W. Nanggau jenis persalinan normal,

penolong bidan, ketika anak ke-3 usia 18 tahun jenis kelamin laki-laki

BB 2900 gram, Gravida ke-4 usia kehamilan 38 minggu melakukan

pemeriksaan ANC 3x dan persalinan di pustu W. Nanggau jenis

persalinan normal, penolong bidan, anak ke-4 Ny. R umur 21 tahun

tahun jenis kelamin perempuan BB 2500 gram, Gravida ke 5 usia

kehamilan 38 minggu melakukan pemeriksaan ANC 3x dan persalinan

di pustu W. Nanggau jenis persalinan normal, penolong bidan, anak

ke-5 Ny. R umur 22 tahun jenis kelamin perempuan BB 2900 gram,

Gravida ke 6 saat usia kehamilan 8 minggu Ny. R mengalami Aborsi,

Gravida ke 7 saat usia kehamilan 38 minggu melakukan pemeriksaan

ANC 3x dan persalinan di pustu W.Nanggau jenis persalinan normal,

penolong bidan, anak ke 7 Ny. R umur 25 tahun, jenis kelamin laki-

laki BB 3000 gram, Gravida ke 8 saat usia kehamilan 38 minggu

melakukan pemeriksaan ANC 3x dan persalinan di pustu W. Nanggau

jenis persalinan normal , penolong bidan, anak ke 8 Ny. R umur 28

tahun, jenis kelamin perempuan , Gravida ke 6 saat usia kehamilan 20

minggu Ny. R mengalami persalinan yang belum cukup bulan dan

mengalami retensio plasenta.

g. Pola kebiasaan sehari-hari menurut Virginia Handerson

1) Respirasi

Pernapasan Ny. R normal dengan 20x/menit.


86

2) Nutrisi

Ny. R mengatakan merasa lapar terus dan mengatakan tidak merasa

mual atau muntah.

3) Eliminasi

1. Sebelum melahirkan

Ny. R mengatakan frekuesi BAK ± 6-7x/hari warna kuning jernih

dan tidak ada keluhan. Sedangkan BAB 1x/hari dengan warna

kuning kecoklatan dengan konsistensi lunak dan tidak ada keluhan.

2. Setelah melahirkan

Ny. R mengatakan frekuensi BAK ± 6-7x/hari dengan warna kuning

jernih. Ny. R mengatakan belum BAB sejak 2 hari di RS.

4) Istirahat atau tidur

1. Sebelum Melahirkan

Ny.R mengatakan tidur baik tidak ada keluhan, tidur siang ± 1-2

jam waktu tidak menentu, tidur malam ± 6-8 jam waktu tidak

menentu.

2. Setelah Melahirkan

Ny. R mengatakan sulit tidur siang dan malamnya terganggu karna

perut pasien terasa nyeri dan pasien tampak gelisah.

5) Kebutuhan personal hygiene

1. Sebelum melahirkan
87

Ny. Rmengatakan sebelum hamil pasien mandi 2x/hari

2. Setelah melahirkan

Ny. R mengatakan selama 2 hari di RS pasien belum mandi,

dikarnakan kondisi pasien yang kurang sehat. Pasien hanya

membersihkan badannya dengan kain basah.

6) Aktivitas

N.y R mengatakan aktivitas pasien terganggu karena kebiasaan sehari-

hari Ny. R tidak dapat terpenuhi dengan baik dikarnakan kondisi pasien

sekarang.

7) Gerak dan keseimbangan tubuh

Ny. R mengatakan bisa berjalan walau ada nyeri akibat proses

postpartum bimanualnya.

8) Kebutuhan berpakaian

N.y R mengatakan kebutuhan berpakaian Ny. R terpenuhi.

9) Kebutuhan keamanan

Ny. R mengatakan merasa aman dan terlindungi oleh keluarganya.

10) Sosialisasi

Ny. R mengatakan mampu berkomunikasi dengan orang lain, dan

mampu mengontrol emosinya.

11) Kebutuhan spiritual

N.y R mengatakan selalu berdoa kepada Tuhan dalam menghadapi atas

kondisinya sekarang.
88

12) Kebutuhan bermain dan rekreasi

Ny. R mengatakan tidak dapat memnuhi kebutuhan bermain dan

rekrasinya karena kondisinya yang lemah.

13) Kebutuhan belajar

Ny. R mengatakan harus masi perlu belajar tentang perkembangan

kesehatan dan penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia .

h. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum

Ny. R terlihat lemas

2) Kesadaran

Kesadaran compos mentis.

3) Tanda-tanda vital :

a) Tekanan darah : 90/60 mmHg

b) Nadi : 82x/menit

c) Suhu : 36,00C

d) Respirasi : 22x/menit

4) Kepala

kepala Ny. R bentuk simetris, rambut bersih , dan tidak ada lesi.

Tidak ada nyeri tekan, dan tidak terdapat benjolan.

5) Wajah

Wajah Ny. R bentuk oval, wajah Ny.R terlihat pucat, meringis, tegang

dan sedih
89

6) Mata

Bentuk mata simetris, tidak ada gangguan gerak mata dan konjungtiva

anemis.

7) Hidung

Hidung terlihat bersih dan tidak ada polip.

8) Telinga

Kedua telinga Ny. R simetris, tidak ada peradangan dan lesi. Tidak ada

benjolan tidak ada nyeri tekan dan fungsi pendengaran baik.

9) Mulut, bibi dan faring

Bibir terlihat simetris, mukosa bibir terlihat kering, gigi lengkap,

terdapat karies gigi dan tidak ada kelainan dalam bicara

10) Leher

Leher Ny. R terlihat bersih. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan

vena jugularis, tidak terdapat nyeri tekan dan nyeri pada saat menelan

11) Integument

Warna kulit coklat gelap, terlihat kering, kulit Ny.R tampak kotor dan

berminyak.

12) Thorax

Bentuk dada simetris, pergerakan dinding dada pasien tampak teratur,

frekuensi normal, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan, tidak

ada retraksi dinding dada. Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada suara

nafas tambahan.
90

13) Payudara

Payudara simetris, areola terlihat kehitaman, tidak ada nyeri tekan,

puting susu timbul, teraba hangat dan tidak terdapat produksi ASI.

14) Abdomen

Bentuk perut pasien tampak cembung, tidak ada line nigra, tidak

terdapat stretch mark, konsistensi teraba keras, posisi ditengah dan

TFU jari dibawah pusat

15) Genetalia

Tidak ada bekas jahitan pada jalan lahir, tidak ada

pembengkakan/odema pada bekas jalan lahir di, ada pengeluaran

lochia (rubra), berwarna merah segar, terlihat tidak penuh di softeks.

16) Ekstremitas atas

Tidak ada sianosis pada tangan kanan dan kiri dan tidak ada odema

dan terpasang infus pada tangan kiri Ny.R.

17) Ekstremitas bawah

Tidak terdapat odema pada kaki kanan dan kiri dan juga tidak ada

varises.

i. Pemeriksaan Penunjang

Tabel 5. Pemeriksaan penunjang Minggu, 01 Mei 2021

No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


1 Haemoglobin 4,9 gr% 12-16 gr %
2 Leukosit 6. 900 mm3 4,300-10,000 mm3
3 Trombosit 2800.000 mm3 150.000-400.000
91

mm3
3
4 Eritrosit 2,50 juta/mm 4,0-4,5 juta/mm3
5 Hematrokrit 14,6 % 0-10 mm/jam
6 LED/BBS - mm/jam
7 Diferensial
Eosinophil 0% 1-2 %
Basophil 0% 0-1 %
Staf/batang 5% 2-6 %
Segmen 68 % 54-62 %
Limfosit 18 % 25-3 %
Monosit 6% 3-7 %
8 MVC 81,0 FL 80.0-100.0 FL
9 MCH 19,6 Pq 26.0-34.0 Pq
10 MCHC 33,5 gr/dl 31.0-35.5 gr/dl
11 RDW 14,8 % 10.0-16.0 %
12 MPV 8,5 FL 7.0-11.0 FL
13 PDW 16,8 % 10.0-18.0 %
14 Golongan Darah

j. Terapi

Minggu 02 Mei 2021

a. Seftriakson 3x1gr/iv (8jam)

Antibiotik yang digunakan unutk mengatasi berbagai infeksi bekteri;

b. Ketorolac 2x1 ampul/iv (12 jam)

Untuk mengatasi nyeri;

c. Ferrous Sulfat 3x 1 tablet (500 mg tablet/oral)

Sebagai obat penambah darah;

d. Otsu – NS 20 tpm ( pada tangan kiri)

Untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang, mengoreki

ketidakseimbangan elektrolit, dan menjaga tubuh agar tetap terhidrasi

dengan baik.
92

e. Tranfusi darah IV kolf/iv (gol. A)

Meningkatkan kader Hb dan mengganti darah yang hilang

Pada hari pertama sudah masuk II kantong pada hari kedua masuk I

kolf.

k. Klasifikasi Data
Tabel 6. Klasifikasi Data

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


1. Ny. R mengeluh nyeri 1. Ny. R tampak meringis
2. Ny.R mengatakan merasa bingung 2. Ny.R tampak bersikap
3. Ny.R mengatakan merasa khawatir protektif/waspada, posisi
dengan akibat dari ondisi yang menghindari nyeri.
dihadapi (Berhati-hati saat
4. Ny.R mengatakan mengeluh pusing bergerak)
5. Ny.R merasa sedih 3. Ny.R tampak gelisah
6. Ny.R Ny.R mengatakan erasa 4. Ny.R tampak sulit tidur
bersalah atau menyalahkan orang 5. Ny.R tampak tegang
lain 6. Wajah Ny.R tampak
7. Ny.R tidak menerima kehilangan pucat
8. Ny.R merasa tidak ada harapan 7. Ny.R tampak tidak
mampu berkonsentrasi
8. Hipoksemia (HB: 4,9 gr
%)
9. Hipotensi (TD: 90/60
mmHg)
l. ANALISA DATA
Tabel 7. Analisa Data

NO DATA PENYEBAB MASALAH


1. DS : Agen pencedara fisik Nyeri akut
1. Ny. R mengeluh (Trauma)
nyeri
DO :
1. Ny. R tampak
meringis
2. Ny.R tampak
93

bersikap
protektif/waspada,
posisi menghindari
nyeri. (Berhati-hati
saat bergerak)
3. Ny.R tampak gelisah
4. Ny.R tampak sulit
tidur
2. DS : Kekhawatiran Ansietas
1. Ny. R mengatakan mengalami kegagalan
merasa bingung
2. Ny.R mengatakan
merasa khawatir
dengan akibat dari
kondisi yang
dihadapi
3. Ny.R mengatakan
sulit berkonsentrasi

DO :
1. Ny. R tampak gelisah
2. Ny.R tampak tegang
3. Ny.R tampak sulit
tidur
3. DS : Kematian Berduka
1. Ny. R mengatakan
merasa sedih
2. Ny. R mengatakan
merasa bersalah atau
menyalahkan orang
lain
3. Ny.R mengatakan
tidak menerima
kehilangan
4. Ny.R mengatakan
merasa tidak ada
harapan
DO :
1. Ny. R tampak tidak
mampu
berkonsentrasi
4. DS : Hipoksemia,hipotensi Risiko syok
94

DO :

m. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik (trauma)

2. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan

3. Berduka berhubungan dengan kematian

4. Risiko syok berhubungan dengan hipoksemia, hipotensi.

n. Intervensi

Tabel 8. Intervensi

No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi


. Keperawatan hasil
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Manajemen Nyeri
berhubungan dengan tindakan a. Identifikasi
agen pencedara fisik keperawatan selama lokasi,
(trauma) 2x24 jam diharapkan karakteristik,
DS : tingkat nyeri durasi, frekuensi,
1. Ny. R menurun. Dengan kualitas,
mengeluh kriteria Hasil : intensitas nyeri
nyeri 1. Keluhan b. Identifikasi
DO : nyeri skala nyeri
1. Ny. R tampak menurun Identifikasi
meringis 2. Meringis respons nyeri
2. Ny.r tampak menurun non verbal
bersikap 3. Sikap c. Ajarkan teknik
protektif protektif nonfarmakologis
(waspada, menrun untuk
posisi 4. Gelisah mengurangi rasa
menghindari menurun nyeri
nyeri) 5. Kesulitan d. Kolaborasi
3. Ny.R gelisah tidur pemberian
4. Ny.R tampak menurun analgesik
95

sulit tidur 6. Frekuensi 2. Pemberian Analgesik


nadi a. Identifikasi
membaik karakteristik
nyeri (mis.
pencetus, pereda,
kualitas, lokasi,
intensitas,
frekuensi,
durasi)
b. Identifikasi
riwayat alergi
obat
c. Monitor tanda-
tanda vital
sebelum dan
sesudah
pemberian
analgerik
d. Penatalaksaan
pemberian
analgesic
2. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan 1. Reduksi Ansietas
dengan Kekhawatiran tindakan a. Identikasi saat
mengalami kegagalan keperawatan selama singkat ansietas
2x24 jam diharapkan berubah mis.
DS : tingkat ansietas Kondisi, waktu,
1. Ny. R menurun. Dengan stressor)
mengatakan kriteria Hasil : b. Ciptakan suasana
merasa 1. Verbalisasi terepeutik untuk
bingung kebingungan
menumbuhkan
2. Ny.R menurun
mengatakan 2. Vertibiasi kepercayaan
merasa khawatir c. Gunakan
khawatir akibat pendekatan yang
dengan akibat kondisi yang tenang dan
dari kondisi dihadapi menyakinkan
yang dihadapi menurun d. Tempatkan
3. Ny.R 3. Perilaku barang pribadi
mengatakan tegang yang
sulit menurun memberikan
berkontraksi 4. Konsentrasi kenyamanan
membaik e. Motivasi
mengidentifikasi
96

DO : 5. Pola tidur situasi yang


1. Ny. R tampak membaik memicu
gelisah kecemasan
2. Ny.Rtampak f. Anjurkan
tegang keluarga unutk
3. Ny.R tampak tetap bersama
sulit tidur pasien
g. Latih teknik
relaksasi (napas
dalam)
h. Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas jika
perlu
2. Terapi rileksasi
a. Identifikasi
teknik relaksasi
yang perneah
efektif
digunakan
b. Identifikasi
kesediaan,
kemampuan, dan
pengunaan
teknik
sebelumnya
c. Periksa
ketegangan otot,
frekuensi nadi,
tekanan darah,
dan suhu
sebelum dan
sesudah latihan
d. Berikan
informasi tertulis
tentag persiapan
dan prosedur
teknik relaksasi
e. Gunakan pakian
97

longgar
f. Jelaskan tujuan,
manfaat,
batasan, dan
jenis relaksasi
yang tersedia
(mis. Musik
meditasi, napas
dalam, relaksasi
otot progresif)
g. Jelaskan secara
rinci intervensi
relaksasi yang
dipilih
h. Anjurkan rileks
dan merasakan
sensai relaksasi
i. Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik
yang dipilih
j. Demostrasikan
dan altih teknik
relaksasi (mis.
Napas dalam,
peregangan, atau
imajinasi
terbimbing)

3. Berduka berhubungan Setelah dilakukan 1. Dukungan proses


dengan kematian tindakan berduka
keperawatan selama a. Identifikasi
DS : 2x24 jam diharapkan kehilangan yang
1. Ny. R keluarga dapat dihadapi
mengatakan menerima b. Identifikasi
merasa sedih kehilangan Kriteria proses berduka
2. Ny.R Hasil : yang di alami
mengatakan 1. Verbalisasi c. Identifikasi sifat
98

merasa menerima keterikatan pada


bersalah atau kehilangan benda yang
menyalahkan meningkat hilang atau orang
orang lain 2. Verbilisasi yang meninggal
3. Ny.R harapan d. Identifikasi
mengatakan meningkat reaksi awal
tidak 3. Verbilisasi terhadap
menerima perasaan kehilangan
kehilangan berguna e. Motivasi agar
4. Ny.R meningkat mau
mengatakan 4. Verbilisasi mengungkapkan
merasa tidak persaan sedih perasaan
ada harapan menurun kehilangan
DO : 5. Verbilisasi f. Motivasi unutk
1. Ny. R tampak perasaan menguatkan
tidak mampu bersalah atau dukungan
berkonsentrasi menyalahkan keluarga atau
orang lain orang terdekat
menurun g. Jelaskan kepada
6. Menangis pasien dan
menurun keluarga bahwa
7. Pola tidur
sikap
membaik
8. Konsentrasi mengingkari,
membaik marah, tawar
menawar, sepresi
dan menerima
adalah wajar
dalam
menghadapi
kehilangan
h. Anjurkan
mengepresikan
perasaan tentang
kehilangan
2. Dukungan
emosional
a. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan yang
dialamai (mis.
99

Ansietas, marah,
sedih)
b. Rujuk untuk
konseling
4. Risiko syok Setelah dilakukan 1. Pencegahan syok
berhubungan dengan tindakan a. Periksa riwayat
hipoksemia, hipotensi keperawatan selama alergi
DS : 2x24 jam diharapkan b. Lakukan skin tes
tingkat syok untuk mencegah
menurun dengan reaksi alergi
DO : kriteria hasil : c. Jelaskan
1. Kekuatan penyebab faktor
nadi resiko syok
meningkat d. Jelaskan tanda
2. Tingkat dan gejala awal
kesadaran syok
meningkat e. Anjurkan
3. Akral dingin melapor jika
menurun menemukan/mer
4. Pucat asakan tanda dan
menurun gejala syok
5. Haus f. Anjurkan
menurun memperbanyak
6. Konfusi asupan cairan
menurun oral
g. Anjurkan
menghindari
alergan
h. Kolaborasi
pemberian IV
i. Kolaborasi
pemberian
tranfusi darah

r. Implementasi dan Evaluasi

Tabel 9. Implementasi dan Evaluasi

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


. Keperawatan
1. Nyeri akut Minggu, 02 Mei 2021 Minggu, 02 Mei 2021
100

berhubungan Jam : 14.50 WIT Jam : 16.40 WIT


dengan agen 1. Manajemen nyeri S:
pencedara fisik a. Mengidentifikasi 1. Ny. R
(trauma) lokasi, mengatakan
DS : karekteristik, nyerinya masi
1. Ny. R durasi, frekuensi, terasa dan
mengeluh kualitas, intensitas hilang timbul
nyeri nyeri 2. Ny. R
DO : Hasil : mengatakan
1. Ny. R Nyeri pada perut, nyerinya ada di
tampak Ny. R tampak angka 6
meringis meringis, menahan 3. Ny. R mengeluh
5. Ny.R nyeri . Nyeri sulit tidur
tampak hilang timbul, O:
bersikap nyeri seperti 1. Ny. R terlihat
protektif/wa tertusuk-tusuk. meringis belum
spada, posisi b. Mengidentifikasi menurun
menghindari skala nyeri 2. Ny. R terlihat
nyeri. identifikasi respon mengelus
(Berhati-hati nyeri non verbal perutnya
saat Hasil : 3. Ny. R terlihat
bergerak) Ny. R mengatakan gelisah belum
2. Ny.R nyeri dia angka 6 menurun
tampak c. Mengidentifikasi A : Tingkat nyeri
elisah faktor yang belum menurun
3. Ny.R memperberat dan P : lanjutkan
tampak sulit memperingan intervensi
tidur nyeri
Hasil :
Ny. R mengatakan
nyeri bertambah
saat bergerak,
nyeri berkurang
setelah meminum
obat
d. Mengkolaborasi
pemberian
analgetik
Hasil :
Ny. R diberikan
dengan ketorolac 1
ampul per iv jam
101

17.00 WIT
2. Pemberian Analgesik
a. Mengidentifikasi
riwayat alergi obat
Hasil :
Ny. R tidak
mempunyai
riwayat alergi obat

2. Ansietas Minggu, 02 Mei 2021 Minggu 02 Mei 2021


berhubungan Jam : 15.10 WIT Jam : 16.50 WIT
dengan 1. Mereduksi Ansietas S:
Kekhawatiran a. Mengidentikasi 1. Ny. R
mengalami saat singkat mengatakan
kegagalan ansietas berubah khawatir
DS : mis. Kondisi, dengan
1. Ny. R waktu, stressor) kondisi yang
mengatakn Hasil : dihadapi
merasa Ny. R 2. Ny. R
bingung mengatakan mengatakan
2. Ny.r cemas berubah masi sulit
mengatakan ketika ia setelah tidur
erasa berdoa kepada O:
khawatir Tuhan 1. Ny. R terlihat
dengan b. Mengidentifikasi kebingungan
akibat dari kemampuan belum
kondisi mengambil menurun
yang keputusan 2. Ny. R terlihat
dihadapi Hasil : tegang melum
3. Ny.R Ny. R menurun
mengatakan mengatakan jika 3. Konsentrasi
sulit ia mengambil Ny. R belum
berkontraks keputusan selalu membaik
i berdoa terlebih 4. Pola tidur Ny.
dahulu. R belum
DO : c. Memonitor tanda- membaik
1. Ny. R tanda anisetas A : Tingkat ansietas
tampak (verbal dan non belum menurun
gelisah verbal) P : lanjutkan
2. Ny.R Hasil : intervensi
tampak Ny. R terlihat
tegang tegang
102

3. Ny.R d. Meganjurkan
tampak mengungkapkan
sulit tidur perasaan dan
presepsi
Hasil :
Ny. R
mengungkapkan
ia khawatir akan
mengalami
kegagalan lagi
nanti
1. Terapi relaksasi
a. Melatih teknik
relaksasi
Hasil :
Ny. R terlihat
mengikuti teknik
relaksasi yang dia
ajarkan
b. Mengidentifikasi
penurunan tingkat
energy,
ketidakmampuan
berkonsentrasi,
atau gejala lain
yang menggangu
kemampuan
kognitif
Hasil :
Ny. R tidak
mampu
berkonsentrasi
dikarnakan
kefikiran dengan
ankanya yang
sudah meninggal
c. Menggunakan
pakian longgar
Hasil :
Ny. R terlihat
menggunakan
pakian longgar
103

d. Menjelaskan
tujuan, manfaat,
batasan, dan jenis
relaksasi yang
tersedia (mis.
Musik meditasi,
napas dalam,
relaksasi otot
progresif)
Hasil :
Ny. R telihat
memperhatikan
apa yang
dijelaskan
perawat
3. Berduka Minggu, 02 Mei 2021 Minggu, 02 Mei 2021
berhubungan Jam : 15.20 WIT Jam : 17.05 WIT
dengan kematian S:
DS : 1. Dukungan proses 1. Ny. R
1. Ny. R berduka mengatakan
mengtakan a. Mengidentifikasi belum
merasa kehilangan yang menerima
sedih dihadapi kehilangan
2. Ny.R Hasil: 2. Ny. R
mengatakan Ny. R mengatakan mengatakan
merasa ia sangat sedih masi merasa
bersalah dengan bersalah atas
atau keadaannya kehilangan
menyalahka sekarang. anaknya
n orang lain b. Mengidentifikasi 3. Ny. R
3. Ny.r proses duka yang mengeluh
mengatakan dialam masi susah
tidak Hasil: tidur
menerima Ny. R mengatakan O :
kehilangan belum bisa 1. Ny. R terlihat
4. Ny.R menerima sedih belum
merasa kehilangan yang menurun
tidak ada dihadapi sekarang. 2. Konsentrasi
harapan c. Mengidentifikasi Ny. R
DO : sifat keterikatan membaik
1. Ny. R pada benda yang 3. belum
tampak hilang atau orang membaik
104

tidak yang meninggal A : keluarga belum


mampu Hasil: dapat menerima
berkontraksi Ny. R mengatakan kehilangan
sangat sedih atas P : lanjutkan
kehilangan intervensi
ankanya.
2. Dukungan emosional
a. Mengidentifikasi
hal yang memicu
emosi
Hasil :
Ny. R terlihat
dapat mengontrol
emosinya
b. Menganjurkan
mengungkapkan
perasaan yang
dialami (mi/
ansietas, marah,
sedih)
Hasil :
Ny. R mengatakan
sedih dengan apa
yang dialaminya
sekarang
4. Risiko syok Minggu, 02 Mei 2021 Minggu, 02 Mei 2021
berhubungan Jam : 15.25 WIT Jam : 17.10 WIT
dengan hipoksemia, S:
hipotensi 1. Pencegahan syok 1. Ny. R
DS : a. Memeriksa mengatakan
1. riwayat alergi masi merasa
DO : Hasil : sering haus
1. Tidak ada reaksi O:
alergi 1. Ny. R terlihat
b. Menjelaskan pucat belum
penyebab faktor menurun
resiko syok 2. Akral Ny. R
Hasil : dingin belum
Ny. R terlihat menurun
mendengarkan A : Tingkat risiko
apa yang Syok belum menurun
dijekaskan P : lanjutkan
105

c. Menjelaskan intervensi
tanda dan gejala
awal syok
Hasil :
Ny. R terlihat
memperhatikan
yang dijelaskan
d. Menganjurkan
melapor jika
menemukan/mera
sakan tanda dan
gejala syok
Hasil :
Ny. R mengerti
apa yang di
anjurkan
e. Kolaborasi
pemberian
tranfusi darah
Hasil :
Tranfusi darah I
kolf jam 13.55
WIT
106

CATATAN PERKEMBANGAN KE-1

Nama Pasien : Ny. R

Umur : 30 Tahun

Diagnosa Medis : Retensio Plasenta

Tabel 10. Catatan Perkembangan Ke-1

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


. Keperawatan
1. Nyeri akut Senin, 03 Mei 2021 Senin, 03 Mei 2021
berhubungan dengan Jam : 08.20 WIT Jam : 13.00 WIT
agen pencedara fisik 1. Manajemen nyeri S:
(trauma) a. Mengidentifikasi 1. N.y R
DS : skala nyeri mengatakan
1. Ny. R Identifikasi respons nyerinya
mengeluh nyeri non verbal berkurang
nyeri Hasil : 2. Ny. R
DO : Ny. R mengatakan mengatakan
2. Ny. R nyeri di angka 5 nyeri di
tampak b. Mengidentifikasi angka 4
meringis pengetahuan dan 3. Ny. R
3. Ny.R tampak keyakinan tentang mengatakan
bersikap nyeri sudah tidak
protektif/was Hasil : kesulitan
pada, posisi Ny. R mengatakan tidur
menghindari mengetahui O:
nyeri. penyebab dari 1. Ny. R tak
(Berhati-hati nyerinya terlihat
saat c. Menjelaskan meringis
bergerak) strategi meredakan menurun
4. Ny.R tampak nyeri 2. Ny. R tak
gelisah Hasil : terlihat
5. Ny.R tampak Ny. R terlihat gelisah
sulit tidur memperhatikan menurun
yang dijelaskan A : tingkat nyeri
d. Mengajarkan teknik belum menrurun
107

nonfarmakologis P : lanjutkan
untuk mengurangi intervensi
rasa nyeri (teknik
napas dalam)
Hasil :
Ny. R terlihat
mengikuti teknik
yang diajarkan
e. Mengkolaborasi
pemberian
analgesik
Hasil :
Ny.S diberikan obat
Ketorolac 1x 1
mg/iv
dengan dosis 1x500
jam : 09.00

2. Ansietas Senin, 03 Mei 2021 Senin, 03 Mei 2021


berhubungan dengan Jam : 08.40 WIT Jam : 13. 15 WIT
Kekhawatiran 1. Reduksi Ansietas S:
mengalami a. Menempatkan 1. Ny. R
kegagalan barang pribadi yang mengatakan
DS : memberikan rasa
1. Ny. R kenyamanan khawatir
mengatakan Hasil : nya mulai
merasa Ny. R telihat lebih berkurang
bingung nyaman 2. Ny. R
2. Ny.rR b. Meganjurkan mengatakan
mengatakan keluarga untuk tetap sudah tidak
merasa bersama pasien kesulitan
khawatir Hasil : tidur
dengan Suami Ny. R O
akibat dari terlihat menemani 1. Konsentrasi
kondisi yang Ny. R Ny. R
dihadapi c. Melatih teknik membaik
3. Ny.R relaksasi (napas 2. Ny. R tak
mengatakan dalam) terlihat
ulit Hasil : tegang
berkontraksi Ny. R terlihat menurun
mengikuti apa yang A : Tingkat
DO : diajarkan ansietas belum
108

1. Ny. R 2. Terapi rileksasi menurun


tampak 1. Menjelaskan
gelisah tujuan, manfaat, P : Lanjutkan
2. Ny.R batasan, dan jenis intervensi
tampak relaksasi yang
tegang tersedia (mis.
3. Ny.R Musik meditasi,
tampak sulit napas dalam,
tidur relaksasi otot
progresif)
Hasil : Ny. R
terlihat
memperhatikan
apa yang
dijelaskan
2. Meganjurkan
rileks dan
merasakan
sensasi relaksasi
Hasil :
Ny.R terlihat
rileks
3. Menganjurkan
sering
mengulangi atau
melatih teknik
yang dipilih
Hasil :
Ny. R terlihat
mengulangi
teknik yang
diberikan
3. Berduka Senin, 03 Mei 2021 Senin, 03 Mei 2021
berhubungan dengan Jam : 08. 55 WIT Jam : 13.25 WIT
kematian 1. Dukungan proses S:
DS : berduka 1. Ny. R
1. Ny. R a. Memotivasi agar mengatakan
mengatakan mau belum
merasa sedih mengungkapkan menerima
2. Ny.r perasaan kehilangan kehilangan
mengatakan Hasil : anaknya
merasa Ny. R mengatakan 2. Ny. R
109

bersalah atau masi belum bisa mengatakan


menyalahkan menerima masi
orang lain kehilangan anaknya merasa
3. Ny.R dan ia masih sedih bersalah
mengatakan b. Memotivasi untuk atas
tidak menguatkan kehilangan
menerima dukungan keluarga anaknya
kehilangan atau orang terdekat 3. Ny. R
4. NyR Hasil : mengatakan
mengatakan Suami Ny. R masi
merasa tidak terlihat menguatkan merasa
ada harapan Ny. R bersalah
DO : c. Menjelaskan atas
1. Ny. R kepada pasien dan kehilangan
tampak tidak keluarga bahwa anaknya
mampu sikap mengingkari, 4. Ny. R
berkontraksi marah, tawar mengatakan
menawar, sepresi masi sedih
dan menerima O:
adalah wajar dalam 1. Pola tidur
menghadapi Ny. R
kehilangan membaik
Hasil : 2. Konsentrasi
Ny. R dan suaminya Ny. R
terlihat membaik
mendengarkan apa A : keluarga belum
yang dijelaskan dapat menerima
d. Menganjurkan kehilangan
mengepresikan P : lanjutkan
perasaan tentang intervensi
kehilangan
Hasil :
Ny. R terlihat sedih

4. Risiko syok Senin, 03 Mei 2021 Senin, 03 Mei 2021


berhubungan dengan Jam : 09.00 WIT Jam : 13. 30 WIT
hipoksemia, 1. Pencegahan syok S:
hipotensi a. Menganjurkan 1. Ny.
DS : memperbanyak Mengataka
asupan cairan n tidak
DO : oral pusing
Hasil : O:
110

Ny. R terlihat 1. Ny. R


mendengarkan terlihat
dan tidak pucat
memperhatikan A : Tingkat risiko
apa yang di syok teratasi
anjurkan P : Hentikan
b. Meganjurkan intervensi
menghindari
alergan
Hasil :
Ny. R
mengatakan tidak
mempunyai
riwayat alergi
c. Mengkolaborasi
pemberian
tranfusi darah
Hasil :
Tranfusi darah 1
kolf
111

CATATAN PERKEMBANGAN KE-2

Nama Pasien : Ny. R

Umur : 30 Tahun

Diagnosa Medis : Retensio Plasenta

Tabel 11. Catatan Perkembangan Ke-2

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


. Keperawatan
1. Nyeri akut Senin, 03 Mei 2021 Senin, 03 Mei 2021
berhubungan dengan Jam : 13.00 WIT Jam : 15.00 WIT
agen pencedara fisik 1. Manajemen nyeri S:
(trauma) a. Mengidentifikasi 1. Ny. R
DS : skala nyeri menagtakan s
1. Ny. R Identifikasi nyeri di angka
mengeluh respons nyeri non 3
nyeri verbal 2. Ny. R
DO : Hasil : mengatakan
1. Ny. R tampak Ny. R mengatakan nyeri
meringis nyeri di angka 3 berkurang
2. Ny.R tampak b. Mengkolaborasi O:
bersikap pemberian 1. Ny. R terlihat
protektif analgesik meringis
(waspada, Hasil : menurun
posisi Ny.S diberikan 2. Ny. R terlihat
menghindari obat Ketorolac 1x gelisah
nyeri) 1 mg/iv menurun
3. Ny.R tampak dengan dosis A : Tingkat nyeri
gelisah 1x500 jam 13.00 menurun
4. Ny.R tampak P : hentikan
sulit tidur intervensi (Ny. R
pulang)
2. Ansietas Senin, 03 Mei 2021 Senin, 03 Mei 2021
berhubungan dengan Jam : 08.40 WIT Jam : 13. 15 WIT
Kekhawatiran 1. Reduksi Ansietas S:
mengalami a. Mengidentikasi 1. Ny. R
112

kegagalan saat singkat mengatakan


DS : ansietas berubah pola tidur
1. Ny. R merasa mis. Kondisi, membaik
bingung waktu, stressor) O:
2. Ny.R Hasil : 1. Verbilisasi
mengatakan Ny. R kebingungan
merasa mengatakan Ny. R menurun
khawatir cemas nya mulai
2. Vertibiasi
dengan akibat berkurang
dari kondisi b. Menganjurkan khawatir akibat
yang dihadapi sering kondisi yang
3. Ny.R mengulangi atau dihadapi
mengatakan melatih teknik menurun
sulit yang dipilih 3. Perilaku tegang
berkontraksi Hasil : Ny. R Ny. R menurun
terlihat
4. Konsentrasi
DO : mengulangi
1. Ny. R tampak teknik yang Ny. R membaik
gelisah diberikan
2. Ny.R tampak A : Tingkat ansietas
tegang menurun
3. Ny.R tampak P : intervensi
sulit tidur dihentikan (pasien
pulang)
3. Berduka Senin, 03 Mei 2021 Senin, 03 Mei 2021
berhubungan dengan Jam : 14. 30 WIT Jam : 16.20 WIT
kematian 1. Dukungan proses S :
DS : berduka 1. Ny. R
1. Ny. R a. Memotivasi untuk mengatakan
mengatakan menguatkan sudah bisa
merasa sedih dukungan menerima
2. Ny.R keluarga atau kehilangan
mengatakanm orang terdekat anaknya
erasa bersalah Hasil : 2. Ny. R
atau Suami Ny. R mengatakan
menyalahkan terlihat pola tidurnya
orang lain mendengarkan membaik
3. Ny.R apa yang di O :
mengatakan beritahukan 1. Verbilisasi
tidak perasaan
menerima sedih Ny. R
kehilangan menurun
4. Ny.r 2. Verbilisasi
113

mengatakan perasaan
merasa tidak sedih
ada harapan menurun
DO : 3. Konsentrasi
1. Ny. R tampak Ny. R
tidak mampu membaik
berkontraksi A : keluarga dapat
menerima kehilangan
P : Intervensi
dihentikan (pasien
pulang)

B. Pembahasan

Pada pembahasan penulis menyajikan kesenjangan yang didapatkan antara

teori dan kasus. Untuk mendapatkan pembahasan yang sistematis, maka penulis

membahasnya berdasarkan tahapan proses keperawatan.

1. Pengkajian

Seuai dengan teori yang ada pada bab 2 pengkajian yang dilakukan

Pada pasien dengan postpartum dengan retensio plasenta, langkah pengkajian

secara teori penulis melakukan pengkajian data dasar yang meliputi identitas,

keluhan utama, riwayat penyakit sekarang.Riwayat dahulu, riwayat keluarga,

riwayat obstertik, pola kebiasaan sehari-hari menurut Virginia Henderson dan

pemeriksaan fisik informasi yang diperoleh mengenai data-data tersebut

penulis dan sebagian bersumber dari pemeriksaan fisik. Data lainnya

diperoleh dari status pasien.


114

Terdapat kesenjangan antara teori pada bab 2 dengan tinjauan kasus

pada bab 4 yaitu pada kasus ditemukan data kesenjangan yaitu pada pasien

payudara tidak mengeluarkan ASI dikarenakan bayi Ny. R meninggal pada

usia janin 20 minggu dan pada kasus Ny. R tidak ada oedema pada vulva

dikarenakan persalinan Ny. R usia janinnya masih 20 minggu.

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), (2017)

yang ada pada bab 2 diagnosa yang lazim muncul pada postpartum normal

yaitu:

a. Nyeri akut

b. Menyusui efektif

c. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua

d. Kesiapan peningkatan pengetahuan

e. Gangguan pola tidur

f. Ketidak nyamanan pasca partum

g. Resiko gangguan perlekatan

Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), (2017)

diagnosa yang lazim muncul pada ibu postpartum dengan retensio plasenta

diantaranya:

a. Ansietas

b. Berduka
115

c. Resiko syok

Berdasarkan uraian diatas terdapat kesenjangan diagnosa keperawatan pada

kasus dimana ada 6 diagnosa postpartum normal yang tidak terdapat pada

kasus penulis yaitu menyusui efektif, kesiapan peningkatan menjadi orang tua,

kesiapan peningkatan pengatahuan, gangguan pola tidur, ketidak nyamanan

pasca partum dan resiko gangguang perlekatan. Dikarenakan tidak di angkat

karena data yang muncul tidak memenuhi standar minimal data mayor.

Sedangkan pada post partum dengan retensio plasenta keseluruhan diagnosa

penulis gunakan pada kasus.

3. Intervensi keperawatan

Dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien, intervensi

keperawatan yang penulis tetapkan sudah mengacu pada intervensi yang ada

pada teori. Nyeri akut terdapat 2 intervensi utama yaitu manajemen nyeri dan

pemberian analgesik, Ansietas terdapat 2 intervensi utama yaitu reduksi

ansietas dan terapi relaksasi, Berduka berhubungan dengan kematian terdapat

2 intervensi utama yaitu dukungan proses berduka dan dukungan emosional,

Resiko syok terdapat 1 intervensi utama yaitu pencegahan syok.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah

direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri

adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat


116

dan bukan atas petunjuk petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah

tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan

dokter atau petugas kesehatan lain (Mitayani, 2009).

Adapun tindakan keperawatan yang penulis tidak lakukan yaitu pada

diagnosa Nyeri akut dari 2 intervensi utama ada 21 intervensi yang penulis

tidak lakukan, pada diagnosa Ansietas dari 2 intervensi utama ada 21

intervensi yang penulis tidak lakukan, pada daignosa berduka dari 2 intervensi

utama ada 14 intervensi yang penulis tidak lakukan, dan selanjutnya pada

diagnosa Risiko syok ada 9 diagnosa yang penulis tidak lakukan. Dikarenakan

ketidaktahuan penulis dalam melakukan intervensi tersebut dan keterbatasan

waktu.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses

keperawatan, dimana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap

perubahan diri ibu dan menilai sejauh mana masalah ibu dapat diatasi. Di

samping itu, perawat juga memberikan umpan balik atau pengkajian ulang

jika tujuan yang ditetapkan belum tercapai sehingga proses keperawatan dapat

dimodifikasi (Mitayani, 2009).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan secara optimal dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan, pada tangaal 02-03 Mei 2021,

empat diagnosa yang ditemukan oleh penulis semuanya teratasi yaitu :


117

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik

b. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagala

c. Berduka berhubungan dengan kematian

d. Risiko syok berhubungan dengan hipoksemia, hipotensi.

6. Faktor penghambat dan pendukung

a. Faktor pendukung

1) Adanya dukungan dan bantuan dari perawat-perawat senior di ruangan

dalam melaksanakan tindakan keperawatan dilapangan.

2) Adanaya partisipasi dan dukungan, dari pembimbing lahan praktek dan

pembimbing institusi dalam membimbing mahasiswa pada saat

melakukan praktek dalam pengambilan kasus.

b. Faktor penghambat

1) Keterbatasan waktu penulis dalam memantau kondisi pasien, selama 2

hari penulis melakukan praktek dalam pengambilan kasus di Ruangan

Nifas St. Yosefa Bunda Pengharapan Kabupaten merauke.

2) Sulitnya dalam penulis untuk mendapatkan sumber materi untuk

penyusunan karena keterbatasan buku-buku yang ada.


118

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah yng berjudul “Asuhan Keperawatan Pda

Pasien dengan Gangguan Nyeri dan Kenyamanan: Nyeri Akut Postpartum Hari Ke-

1Di Ruang Nifas Rumah Sakit Bunda Pengharapan Kabupaten Merauke” penulis

dapat membuat kesimpulan dan saran sebagai berikut.

A. Simpulan

1. Penulis belum mampu maksimal melakukan pengkajian keperawatan pada

pasien.

2. Penulis mampu menegakan diagnosa keperawatan pada pasien.

3. Penulis mampu menetapkan intervensi pada pasien.

4. Penulis mampu melakukan implementasi berdasarkan intervensi yang telah

disusun pada pasien.

B. Saran

Dalam upaya meningkatkan Asuhan Keperawatan yang berkualitas khusunya

pada pasien dengan Nyeri akut: dengan diagnosa Retensio Plasenta

1. Institusi Pelayanan Kesehatan/Rumah Sakit

Dapat meningkatkan pelayanan Keperawatan khusunya dalam kasus

Postpartum dengan Retensio Plasenta


119

2. Bagi Mahasiswa

Dapat melakukan Asuhan Keperawatan pada Postpartum dengan Retensio

Plasenta

3. Institusi Pendidikan

Penulis harapkan dapat memberikan pengatahuan tentang Postpartum dengan

Retensio Plasenta pada pembelajaran selanjutnya.


120

DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, R. Y. 2017. Asuhan Keperawatan Maternitas Aplikasi NANDA, NIC dan


NOC. Jakarta : CV Trans Info Media.

Cunningham.2013.Obstertic Wiliam. Jakarta: EGC

Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang


kemenkes Ri.

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika.

PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus


Pusat.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus


Pusat.

PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus


Pusat.

Rini, S., Feti Kumala. 2016. Panduan Asuhan Nifas & Evidence Based Practice.
Yogyakarta : CV Budi Utama.

WHO. Millenium Development Goals (MDGs). Jakarta: United Nation; 2017.

World Health Organization (2015). Angka Kematian Ibu (AKI). Jakarta: CV Trans
Info media

Wahyuningsih, S., dkk. 2019. Asuhan Keperawatan Post Partum. Yogyakarta : CV


Budi Utama.
121

Lampiran 1. Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS)

EDINBURGH POSTNATAL DEPRESSION SCALE (EPDS)

Edinburgh postnatal depression scale (EPDS) adalah salah satu metode untuk
mendeteksi depresi pasca persalinan. EPDS dapat dengan mudah digunakan selama 6
minggu pasca persalinan. EPDS berupa kuisioner yang terdiri dari 10 pertanyaan
mengenai bagaimana perasaan pasien dalam satu minggu terakhir. (Perfetti J, Clark
L dan Fillmore CM, 2005; Bloch dkk, 2005; Cohen dan Nonacs, 2005; Elvira 20006;
Klainin dan Arthur, 2009).

Cara penilaian EPDS

1. Pertanyaan 1,2 dan 4


Mendapatkan nilai 0,1,2 atau 3 dengan kotak paling atas mendapatkan nilai 0
dan kotak paling bawah mendapatkan nilai 3
2. Pertanyaan 3,5 sampai dengan 10
Merupakan penilaian terbalik, dengan kotak paling atas mendapatkan nilai 3
dan kotak paling bawah mendapatkan nilai 0
3. Pertanyaan 10 merupakan pertanyaan yang menunnjukkan keinginan bunuh
diri
4. Nilai maksimal : 30
5. Kemungkinan depresi : nilai 10 atau lebih

Cara pengisian EPDS


1. Ibu diharapkan mengisi jawaban tentang perasaan yang terdekat dengan
pertanyaan yang tersedia dalam 7 hari terakhir
2. Semua pertanyaan kusioner harus dijawab
122

3. Jawaban kuisioner harus berasal dari ibu sendiri. Hindari kemungkinan ibu
mendiskusikan pertanyaan dengan orang lain
4. Ibu harus menyelesaikan kusioner ini sendiri, kecuali ia mengalami kesulitan
dalam memahami bahasa atau tidak bisa membaca

Keuntungan EPDS
1. Mudah untuk dihitung oleh perawat, bidan dan petugas kesehatan lainnya
2. Sederhana
3. Cepat dikerjakan (membutuhkan waktu 5-10 menit bagi ibu untuk
menyelesaikan EPDS)
4. Mendeteksi dini terhadap adanya depresi pasca persalinan
5. Lebih diteria oleh pasien
6. Tidak memerlukan biaya
Interpretasi

Ibu dengan skor diatas 10 mengalami depresi dengan tingkat keparahan yang
bervariasi. Skala ini menunjukkan perasaan ibu dalam satu minggu terakhir. Ibu yang
mengalami gangguan fungsi contohnya ketidakmampuan untuk merawat bayi,
ketidakmampuan menjalankan kebersihan diri dan menghindar dari keluarga dan
teman juga merupakan keadaan yang membutuhkan penanganan segera Ibu yang
memiliki skor antara 5 sampai 9 dilakukan evaluasi ulang setelah 2 minggu untuk
menentukan apakah episode depresi mengalami perburukan atau membaik. EPDS
tidak dapat medeteksi kelainan neurosis, phobia, kecemasan atau kepribadian namun
dapat dilakukan sebagai alat untuk mendeteksi adanya kemungkinan depresi
antepartum.
123

Lampiran 2. Edinburgh Postnatal Depression Scale

Edinburgh Postnatal Depression Scale

Nama : Alamat :

Tanggal lahir :

Tanggal lahir bayi : No Telepon :

Sebagaimana kehamilan atau proses kehamilan yang baru saja anda alami, kami ingin
mengetahui bagaimana perasaan anda hari ini. mohon memilih jawaban yang paling
mendekati keadaan perasaan anda DALAM 7 HARI TERAKHIR, bukan hanya
perasaan anda hari inni.

Di bawah ini ialah contoh pertanyaan yang telah disertai oleh jawabannya.

Saya merasa bahagia:

Ya setiap saat

Ya hampir setiap saat

Tidak, tidak terlalu sering

Tidak pernah sama sekali

Arti jawaban diatas ialah : “ saya merasa bahagia dihampir setiap saat” dalam satu
minggu terakhir ini.

Mohon dilengkapi pertanyaan lain dibawah ini dengan cara yang sama.

Dalam 7 hari terakhir:


124

1. Saya mampu tertawa dan merasakan hal-hal yang menyenangkan


Sebanyak yang saya bisa
Tidak terlalu banyak
Tidak banyak
Tidak sama sekali
2. Saya melihat segala sesuatunya ke depan dengan menyenangkan
Sebanyak sebelumnya
Agak sedikit kurang dibandingkan dengan sebelumnya
Kurang dibandingkan dengan sebelumnya
Tidak pernah sama sekali
3. Saya menyalahkan diri saya sendiri saat sesuatu terjadi tidak sebagaimana
mestinya
Ya setiap saat
Ya, kadang-kadang
Tidak terlalu sering
Tidak pernah sama sekali
4. Saya merasa cemas atau merasa kuatir tanpa alasan yang jelas
Tidak pernah sama sekali
Jarang-jarang
Ya, kadang-kadang
Ya, sering sekali
5. Saya merasa takut atau panik tanpa alasan yang jelas
Ya, cukup sering
Ya, kadang-kadang
Tidak terlalu sering
Tidak pernah sama sekali
6. Segala sesuatunya terus sulit unntuk dikerjakan
Ya, hampir setiap saat saya tidak mampu menanganinya
Ya, kadang-kadang saya tidak mampu menangani seperti biasanya
125

Tidak terlalu, sebagian besar berhasil saya tangani


Tidak pernah, saya mampu mengerjakan segala sesuatu dengan baik
7. Saya merasa tidak bahagia sehingga mengalami kesulitan untuk tidur
Ya, setiap saat
Ya, kadang-kadang
Tidak terlalu sering
Tidak pernah sama sekali
8. Saya merasa sedih dan merasa diri saya menyedihkan
Ya, setiap saat
Ya, cukup sering
Tidak terlalu sering
Tidak pernah sama sekali
9. Saya merasa tidak bahagia sehingga menyebabkan saya menangis
Ya, setiap saat
Ya, cukup sering
Disaat tertentu saja
Tidak pernah sama sekali
10. Muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri
Ya, cukup sering
Kadang-kadang
Jarang sekali
Tidak pernah sama sekali

Diperiksa/ditelah oleh : Dahlia Salam Tanggal : Senin, 03 Mei 2021


126

Lampiran 3. Lembar Konsultasi

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN MERAUKE
Alamat Kampus:Jl. Maluku No. 8 P.O. Box 202 Tlp/fax : (0971) 321483

LEMBAR KONSULTASI
Nama : Dahlia Salam
Nim : P071203180412
Pembimbing 1 : Sitti Asma Kurniati Laitupa, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Judul KTI :”Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Gangguan Nyeri dan
Kenyamanan: Nyeri Akut Postpartum Hari ke-1 Di Ruang NIfas
Rumah Sakit Bunda Pengharapan Kabupaten Merauke”.

Tabel 10. Lembar Konsultasi

No Hari/Tanggal Materi Konsultasi Hasil Konsultasi Paraf

1 Senin, 03Mei BAB 4 ( diagnosa Senin, 03 Mei 2021


2021 dan intervensi)
- Diagnosa dan
intervensi harus dari
buku SDKI
2 Selasa, 04 Mei BAB 4 Selasa, 04 Mei 2021
2021 - Cara menggunakan
buku SDKI
3 Selasa, 04 Mei BAB 2 Rabu, 06 Mei 2021
2021 - pengkajian BAB 2
dari buku asuhan
keperawatan
komunitas
- Diagnosa-intervensi
menggunakan SDKI
- Diagnosa SDKI
tidak memakai
127

rasional
4 Rabu, 05 Mei Bab 2 dan BAB 1 Rabu, 05 Mei 2021
2021 - Membahas latar
belakang, tujuan
penulisan, menfaat
penulisan dan
menjelaskan tentang
konsep dasar asuhan
keperawatan
postpartum
5 Jumat, 07 Mei Revisi BAB 2 Sabtu, 08 Mei 2021
2021 - Cari referensi
pengkajian yang
mengarah pada
Postpartum
- Diagnosa SDKI
ditulis semua jangan
campur dengan
tujuan ataupun
intervensi
- Tujuan/luaran sesuai
7 diagnosa berurutan
- Intervensi sesuai
diagnosa berurutan
6 Senin, 10 Mei- BAB IV Hasil kasus Senin, 10 Mei 2021
2021
- Revisi klasifikasi
dan analisa datanya
tidak sesuai di
pengkajian
7 Senin, 11 Mei BAB 2 Senin, 11 Mei 2021
2021 - Askep kasus
sesuaikan dengan
bab 2
8 Senin, 17 Mei- BAB 2 Senin, 17 Mei 2021
2021
- Kirim balik revisi
bab 2
- Ganti format
pengkajian askep
bab 2
9 Senin. 17 Mei- BAB 4 hasil Senin, 17 Mei 2021
2021 pengkajian - Revisi bab 4 hasil
128

pengkjian
- Kirim balik revisi
bab 4
10 Selasa, 18 Mei- - Judul dan Selasa, 18 Mei 2021
2021 cover di acc - Judul dan Cover
di Acc
- Revisi BAB - bab 2 konsep
3 dasar nifas di acc
- BAB II
11 Selasa, 18 Mei - Revisi BAB Selasa, 18 Mei 2021
2021 3
- Revisi bab 3
definisi
operasional,infor
mend consent,dan
tahap
pelaksanaan.
- Mengganti format
di bab 4 hasil

12 Selasa, 18 Mei - BAB 3 Selasa, 18 Mei 2021


2021
- Bab 3 hasil di acc

13 Kamis, 20 Mei - BAB 4 Kamis, 20 Mei 2021


2021
- Kasih hilang
strep2 di
implementasi hasil
- Evaluasi bab 4
hasil harus
mengikuti kriteria
hasil
- Penulisan
diagnosa pada
evaluasi yang
129

benar

14 Sabtu, 22-Mei- - BAB IV Sabtu, 22 Mei 2021


2021
- Revisi bab 4
pembahasan
- Penulisan
dirapikan
- Pengkajian data
diperbaiki
- Penulisa obat dan
dosis diperbaiki
- Pada pembahasan
jangan mengulang
teori
- Diagnosa tidak
ada sesuai teori
kerena
- Implementasi
dilakukan harus
berdasarkan
intervensi bukan
diagnose
- Evaluasi cukup
teratasi atau tidak

15 Senin,24-Mei- Revisi BAB IV - Revisi bab 4


2021 pembahasan pembahasan
- dan lanjut bab 5

Selasa, 25-Mei- BAB V - Revisi bab 4 dan


2021 bab 5
- Bab 4 hasil dan
pembahasan di
130

acc

16 Rabu-26-Mei- - ACC Kti


2021
131

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN MERAUKE
Alamat Kampus:Jl. Maluku No. 8 P.O. Box 202 Tlp/fax : (0971)
321483

LEMBAR KONSULTASI
Nama : Dahlia Salam
Nim : P071203180412
Pembimbing 2 : Ibu tri Hastuti, M.Keb
Judul KTI :”Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Gangguan Nyeri dan
Kenyamanan: Nyeri Akut Postpartum Hari ke-1 Di Ruang NIfas Rumah Sakit Bunda
Pengharapan Kabupaten Merauke”.

Tabel 10. Lembar Konsultasi

No Hari/Tanggal Materi Konsultasi Hasil Konsultasi Paraf

1 Minggu, 09 Mei - Judul dan Minggu, 09 Mei 2021


2021 cover
- Perbaiki judul
- BAB 1
- Tambahakan data
- BAB 2 teori
RS bunda
- Tambahakan
tujuan di bab 1
- Bab 2 tambahkan
materi retensio
plasenta
- Tambahkan
penatalaksanaan
KBI dan KBE
2 Selasa, 18 Mei - Konsul Selasa, 18 Mei 2021
2021 - Judul dan - Judul dan cover di
cover acc
- BAB 1 - Bab 1 dan bab 2
132

- BAB 2 teori teori di acc


133

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Dahlia Salam, lahir di Merauke pada tanggal 21 September 2000, beragama


Islam, anak kelima dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak Abdul Salam dan Ibu
Irani, dan terlahir dari keluarga yang sederhana dengan orang tua yang henat dan
penuh rasa kaish sayang. Penulis tinggal di Merauke di Jln. Noari dan hobbi
memasak.

Riwayat Pendidikan

1. SD Inpers Kepi Kabupaten Mappi tamat pada tahun 2012


2. SMP Negeri 1 Obaa Kabupaten Mappi tamat pada tahun 2015
3. SMA Negeri 1 Obaa Kabupaten Mappi tamat pada tahun 2018
4. Prodi DIII Keperawatan Merauke tahun 2018-2021

Anda mungkin juga menyukai