Fix 13 - Rancangan Aksi Perubahan Supriyanto 0611
Fix 13 - Rancangan Aksi Perubahan Supriyanto 0611
Diajukan oleh :
SUPRIYANTO, A.Md.I.P., S.H., M.M
NIP. 19750510 199703 1 001
NDH: 13
Dibimbing Oleh:
Mentor: Ketut Akbar Herry Achjar, A.Md.I.P., S.H., M.H.
Coach: Dr. Johann Tarru Mada, M. Si.
Menyetujui
Coach Mentor
Dr. Johann Tarru Mada, M. Si. Ketut Akbar Herry Achjar, A.Md.I.P., S.H., M.H.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT dan atas limpahan karunia-Nya, Projek
Leader sebagai peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan IX, Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM Republik Indonesia dapat
menyelesaikan tugas menyusun rancangan aksi perubahan dengan judul “MANTAB
DALAM PERAN” (Manajemen Keamanan dan Ketertiban dalam Penanganan
Pelanggaran) Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas I Malang.
Rencana Aksi Perubahan ini merupakan salah satu tahap yang harus dilalui
oleh para peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator untuk merancang
perubahan yang diawali dengan melakukan diagnostic reading terhadap institusi
guna menganalisis permasalahan yang harus segera diselesaikan dan membuat
rencana aksi perubahan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
1. Ketut Akbar Herry Achjar, selaku Mentor yang telah mengarahkan dan
mendukung rancangan aksi perubahan ini.
2. Johann Tarru Mada, selaku Coach yang telah memberi bimbingan dan
arahan baik yang berkenaan dengan teknis penyusunan rancangan
aksi perubahan yang dapat memberi semangat kepada Projek Leader
untuk menyelesaikan proyek perubahan ini.
iii
3. Pejabat Struktural, Jabatan Fungsional Tertentu (JFT), dan Jabatan
Fungsional Umum (JFU) khususnya Tim Kerja atas komitmen dan kerja
kerasnya sehingga tersusunnya rancangan aksi perubahan ini.
4. Rekan Rekan peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan
IX atas dukungan dan kerja samanya dalam penyusunan rancangan
aksi perubahan ini.
5. Seluruh pihak yang telah membantu Projek Leader dalam
menyelesaikan rancangan aksi perubahan ini.
Selanjutnya Project Leader mohon doa dan dukungan dari semua pihak dalam
melanjutkan pelaksanaan rancangan aksi perubahan ini serta dalam
pengembangannya, sehingga dapat memberikan manfaat bagi institusi dalam rangka
optimalisasi pelaksanaan tugas.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
A. Latar Belakang........................................................................................ 9
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) merupakan salah satu Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dari jajaran Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia yang mempunyai tugas pokok melaksanakan
fungsi di bidang Pemasyarakatan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan
(WBP).
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan,
dalam penjelasan umum memuat pernyataan bahwa tujuan pemidanaan
adalah upaya untuk menyadarkan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)
dan anak pidana untuk menyesali perbuatannya, dan mengembalikannya
menjadi warga masyarakat yang baik, taat kepada hukum, menjunjung
tinggi nilai-nilai moral, sosial dan keagamaan, sehingga tercapai
kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan damai. Sebagai sebuah
lembaga pembinaan sekaligus institusi penegak hukum, Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas) merupakan bagian Integrated Criminal Justice
System. Selain peranannya sebagai penegak hukum, Lembaga
Pemasyarakatan memiliki peranan strategis dalam pembentukan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang mandiri, bertanggung jawab, berkualitas dan
bermartabat.
Pelaksanaan pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)
berdasarkan sistem pemasyarakatan bertujuan agar Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP) menjadi manusia seutuhnya, sebagaimana telah
menjadi arah pembangunan nasional, melalui jalur pendekatan
memantapkan iman dan membina mereka agar mampu berintegrasi
secara wajar di dalam kehidupan kelompok selama dalam Lembaga
Pemasyarakatan dan kehidupan yang lebih luas (masyarakat) setelah
menjalani pidananya.
Dalam penyelenggaraan proses pemasyarakatan, UPT
Pemasyarakatan mengalami banyak tantangan atau ancaman baik dari
internal maupun eksternal yang dinilai dan/atau dibuktikan dapat
membahayakan keselamatan proses pemasyarakatan yang
9
membutuhkan serangkaian tindakan pengamanan yang efektif,efisien
dengan mengedepankan nilai-nilai penghormatan terhadap Hak Asasi
Manusia. Berdasarkan fungsi Lapas sebagai tempat pelaksanaan
pembinaan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Strategi Komunikasi Organisasi Publik yang dipadu dengan
optimalisasi jejaring Kerja diperlukan dalam mengolah proyek perubahan
kinerja organisasi yang lebih produktif. Pemerintah memiliki inisiasi
pemerintah untuk mempercepat pencapaian agenda prioritas pemerintah
yang tergambar dalam Reformasi Birokrasi (RB) Tematik.
RB tematik merupakan salah satu strategi yang lahir dengan
semangat untuk mempercepat dampak dan hasil capaian reformasi
birokrasi. Adapun empat isu utama pada RB Tematik yakni pengentasan
kemiskinan; peningkatan investasi; digitalisasi administrasi pemerintahan
dan prioritas kebijakan Presiden.
Lapas Kelas I Malang Kanwil Kemenkumham Jawa Timur adalah
salah satu pilot project Lapas Industri dan Zona Integrasi (ZI) Wilayah
Bebas dari Korupsi / Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM)
Unit Pelaksana Teknis/ UPT Pemasyarakatan di seluruh Indonesia.
Perbaikan terus menerus dilakukan di Lapas Kelas I Malang ke arah yang
lebih baik untuk pelayanan pada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)
maupun Masyarakat luas. Lapas Kelas I Malang memiliki kondisi ideal
jumlah 1282 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), sedangkan kondisi
sekarang jumlah melebihi dari kapasitas sidealnya yakni lebih dari 3000
WBP.
Lapas Kelas I Malang sebagai bagian dari Aparat penegak hukum
(APH) mempunyai tugas menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
(Kamtibmas). Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 Bab I Ketentuan
Umum Pasal 1 ayat 5 menyatakan, bahwa yang dimaksud Keamanan dan
Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) adalah suatu kondisi dinamis
masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses
pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang
ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum,
serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina,
mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal,
10
mencegah, menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum serta
bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.
Dalam rangka menciptakan kondisi yang aman dan tertib, Lapas
Kelas I Malang memberikan sanksi kepada WBP yang telah melanggar
aturan dan Tata tertib. Adapun jenis sanksi yang diberikan sesuai dengan
ketentuan dalam Permenkumham No.29 Tahun 2017 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun
2013 Tentang Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan Dan Rumah
Tahanan Negara.
Adapun sanksi diatur mulai dari tingkat ringan, sedang, dan berat
sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan WBP. Sebelum sanksi
diberikan WBP atau tahanan yang melakukan pelanggaran, petugas
melakukan pemeriksaan terlebih dahulu kepada yang bersangkutan untuk
memastikan kebenaran apakah terbukti melakukan pelanggaran atau
tidak. Salah satu tahap proses pemeriksaannya yaitu dibuatkan Berita
Acara Pemeriksaan (BAP) kepada yang bersangkutan.
Sanksi ini diatur sebagai wujud pembinaan kepada WBP agar
selama menjalani pidananya di dalam Lapas selalu berbuat baik dan
mengikuti aturan yang ada. Sehingga diharapkan setelah selesai
menjalani pidananya WBP dapat menyadari kesalahannya, memperbaiki
diri dan tidak mengulangi lagi perbuatan yang melanggar hukum.
Lapas Kelas I Malang pada bidang Administrasi, Keamanan dan
Ketertiban (Kamtib) yang mempunyai tugas mengkoordinasikan kegiatan
Administrasi Keamanan dan Tata Tertib, mengatur jadwal tugas, dan
penggunaan perlengkapan sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku
dalam rangka terciptanya suasana aman, tertib dan kondusif di lingkungan
Lapas sebagai bagian Kamtibmas Nasional.
Bidang Administrasi, Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) Lapas
Kelas I Malang memiliki prosedur yang terstruktur dan sistematis dalam
mengatasi berbagai jenis pelanggaran yang terjadi. Sehingga Saya
mengambil aksi perubahan yang berjudul “Mantab dalam Peran
(Manajemen Keamanan dan Ketertiban dalam Penanganan Pelanggaran)
Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Kelas I Malang”. Selain
itu dibuat gagasan melakukan rekam jejak pelanggaran WBP. Hal ini
11
untuk mempermudah pelaporan dan tindakan pembinaan yang dilakukan.
Bagi Stakeholder:
Memudahkan tatacara pencatatan dan pelaporan pelanggaran WBP serta
deteksi dini terhadap gangguan keamanan.
Adapun Stakeholder yang terlibat antara lain:
Internal: Kalapas, KPLP, Kabid Pembinaan dan Kabid Giatja
Eksternal: Kepolisian, Jaksa, Pengadilan, Pemerintah Daerah dan BNN
Bagi Peserta:
Dapat memantau dan memeriksa serta mengelola data pelanggaran WBP
12
secara cepat dan mudah.
RB TEMATIK
1. Pengentasan Kemiskinan
2. Peningkatan Investasi
3. Digitalisasi Administrasi Pemerintahan
4. Prioritas Nasional Nomor 7
13
BAB II
ANALISIS MASALAH
TUGAS POKOK
Melaksanakan Pemasyarakatan Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP) sesuai peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
FUNGSI
a) Melaksanakan pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP);
b) Memberikan bimbingan, mempersiapkan sarana dan mengelola hasil
kerja;
c) Melakukan hubungan sosial kerohanian Warga Binaan
14
Pemasyarakatan (WBP);
d) Melakukan pemeliharaan keamanan dan ketertiban;
e) Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.
15
Kinerja Organisasi Sekarang
Pada kegiatan organisasi sebelumnya belum memiliki prosedur
proses yang jelas pemeriksaan, penindakan dan pelaporan Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP) yang melakukan pelanggaran di Lapas Kelas I
Malang. Proses yang dilakukan di blok maximum security (Tanjungpura 1
dan Tanjungpura 2) belum ada prosedur yang jelas untuk dilakukan, hal
ini karena WBP yang melakukan pelanggaran langsung diproses tanpa
adanya Assesment untuk proses yang lebih tepat. Selain itu dokumen
pelaporan yang tersimpan dalam kurun waktu yang cukup lama bahkan
bertahun-tahun sebelumnya ada kesulitan dalam melihat rekam jejak
WBP.
Analisa APKL
Diperlukan analisis pendekatan yang berguna untuk mengkaji
rencana pembangunan Aksi Perubahan “Mantab dalam Peran” di Lapas
Kelas I Malang dengan baik dan benar.
Analisis atas penerapan pendekatan ini dalam APKL (Aktual,
17
Problematika, Kekhalayakan, Kelayakan) dapat memberikan wawasan
tentang manfaat dan tantangan yang dihadapi.
Tabel Isu menggunakan analisis APKL
Kriteria
No Isu Keterangan
A P K L
1. Keterbatasan Sumber V V V V Memenuhi Syarat
Daya Manusia Aktual: isu tersebut masih
dibicarakan atau belum
terselesaikan hingga sekarang.
Problematika: Jika isu tidak
diselesaikan dengan baik akan
berpengaruh pada sistem
digitalisasi Administrasi Lapas.
Kekhalayakan: Isu menyangkut
berbagai pihak yang terkait dengan
Lapas
Kelayakan: Isu menjadi hal
prioritas di Lapas
2. Kurangnya Tingkat V V X V Belum Memenuhi Syarat
Keterampilan Sumber Daya Aktual: isu aktual hingga saat ini
Manusia masih belum terselesaikan
Problematika: Jika isu tidak
diselesaikan dengan baik akan
berpengaruh pada proses
pembinaan warga binaan.
Kekhalayakan: Isu menyangkut
stakeholder Lapas
Kelayakan: Isu menjadi hal
prioritas kelayakan tiap bidang
3. Kurangnya Sistem V V V X Belum Memenuhi Syarat
Manajemen Data Aktual: isu aktual hingga saat ini
Terintegrasi dengan bantuan sinergi dengan
APH lainnya.
18
Problematika: Jika isu tidak
diselesaikan dengan baik akan
berpengaruh pada stigma
masyarakat.
Kekhalayakan: Isu menyangkut
hubungan Lapas dengan Jejaring
masyarakat
Kelayakan: Isu bisa terselesaikan
secara manual Unit kerja di Lapas
Tabel 1. Analisa APKL
19
BAB III
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH
A. Terobosan Inovatif
Untuk menetapkan terobosan atau inovasi Aksi Perubahan “Mantab
dalam Peran” yang akan diambil, Bidang Administrasi, Keamanan dan
Ketertiban (Kamtib) Lapas Kelas I Malang memiliki prosedur yang
terstruktur dan sistematis dalam mengatasi berbagai jenis pelanggaran
yang terjadi. Selain itu dibuat gagasan juga membuat aplikasi Kamtib yang
terintegrasi dalam melakukan rekam jejak pelanggaran WBP. Hal ini untuk
mempermudah pelaporan dan tindakan pembinaan yang dilakukan.
20
B. Milestone dan Kegiatan
Milestone/Tahapan dalam aksi perubahan “Mantab dalam Peran”
merupakan capaian-capaian yang sangat penting, sehingga harus
diperhatikan dalam menjamin terlaksananya proyek perubahan “Mantab
dalam Peran” secara tepat waktu dan tepat sasaran.
JANGKA PENDEK
No. Milestone Kegiatan Output Waktu
Konsultasi dengan Aksi Perubahan
Mentor Tentang Aksi disetujui Oleh Mentor
Perubahan “Mantab
dalam Peran”
Rapat Pembentukan Tim
1. Persiapan Kerja “Mantab dalam SK Tim Minggu I
Peran” Bulan
Koordinasi dengan Agustus
Kabid KPLP, Kabid. Koreksi dan
Pembinaan, Kasi Dukungan RAP
Peltatib dan Kasi “Mantab dalam
Keamanan Lapas Kelas Peran”
I Malang
Rapat Persiapan Daftar Hadir
Penyusunan SOP alur SOP “Mantab dalam Minggu II – III
proses Penindakan WBP Peran” BulanAgustus
pelanggar
Menyusun Aksi Rancangan Aksi
2. Pelaksanaan
Perubahan “Mantab Perubahan
dalam Peran”
21
3. Evaluasi Sosialisasi Bersama Dokumentasi Minggu IV
Aksi Perubahan “Mantab BulanAgustus
dalam Peran”
JANGKA MENENGAH
No. Tahapan Kegiatan Output Waktu
Melaporkan Aksi
1. Persiapan Dokumen Laporan Minggu I – II
Perubahan “Mantab
September
dalam Peran” kepada
Pihak terkait
Penerapan SOP proses
2. Proses Laporan Minggu III-IV
“Mantab dalam Peran”
September
Peningkatan
Keterampilan Petugas
Kamtib
Optimalisasi Monitoring
Blok Maximum Security
Melakukan Evaluasi
Minggu I
3. Evaluasi penerapan prosedur Laporan Evaluasi
Oktober
penindakan
Optimalisasi Perangkat
“Mantab dalam Peran”
Tabel 3. Milestone Jangka Menengah
22
JANGKA PANJANG
No. Tahapan Kegiatan Output Waktu
1. Persiapan Skrining Kendala dan Laporan Minggu II
Solusi Penerapan Aksi Oktober
Perubahan “Mantab dalam
Peran”
Optimalisasi SOP proses Dokumentasi Minggu III-IV
2. Pelaksanaan
“Mantab dalam Peran” Kegiatan Oktober
Melaporkan hasil seluruh Laporan Akhir Aksi Minggu I
kegiatan Penerapan Aksi Perubahan “Mantab November
3. Evaluasi Perubahan proses dalam Peran”
“Mantab dalam Peran”
Tabel 4. Milestone Jangka Panjang
C. Sumber Daya
1. Tim Kerja
No. Tim Kerja Peran
- Membantu pelaksanaan penyusunan Aksi
1. Tim Penyusun Perubahan “Mantab dalam Peran”
- Menyiapkan penyusunan Aksi Perubahan
“Mantab dalam Peran”
- Membantu proses Aksi Perubahan “Mantab dalam
Peran”
- Membuat SOP Administrasi Kamtib
- Berkoordinasi dengan petugas Pengamanan
- Berkoordinasi dengan Ka. KPLP dan petugas
terkait
- Melakukan sosialisasi kepada petugas Pengaman
2. Tim Pelaksana
- Menyusun Penilaian Evaluasi Aksi Perubahan
“Mantab dalam Peran”
23
- Mengkoordinir anggota tim IT dan tim pelaksana
- Bertanggungjawab terhadap Evaluasi seluruh
kegiatan
3. Tim Evaluasi - Melaporkan Aksi Perubahan “Mantab dalam
Peran” kepada project leader
2. Jejaring Kerja
No. Stakeholder Peran Kepentingan
Kepala Kantor Memiliki kepentingan dan
1. Wilayah Hukum Melakukan pengaruh yang sangat besar
dan HAM Jawa Pengawasan Terkait dalam mendukung keberhasilan
Timur dengan program aksi aksi perubahan. Karena
perubahan keberhasilan aksi perubahan
merupakan kinerja Kanwil
Kemenkumham Jawa Timur
Kepala Divisi Melakukan Memiliki kepentingan dan
2. Pemasyarakatan Pengawasan Terkait pengaruh yang sangat besar
Kanwil Jawa dengan Program aksi dalam mendukung keberhasilan
Timur perubahan aksi perubahan.
Karena keberhasilan aksi
perubahan merupakan kinerja
Divisi Pemasyarakatan
24
Kepala Lembaga Memberikan Memiliki kepentingan dan
3. Pemasyarakatan dukungan dalam pengaruh yang sangat besar
Kelas I Malang mengerahkan sumber karena bertindak sebagai mentor
daya yang diperlukan, yang memberikan arahan ketika
serta mendukung project leader menetapkan
setiap kegiatan dalam inovasi dan area perubahan
mencapai target
project leader
25
mendukung program sarana dan prasarana yang
aksi perubahan diperlukan semuanya tersedia
D. Manajemen Resiko
No. Potensi Masalah Resiko Strategi Pemecahan
1. Adanya Terhambatnya pelaksanaan Pengaturan ulang jadwal
program/kegiatan aksi perubahan sehingga pelaksanaan aksi perubahan
baru yang menjadi tidak sesuai jadwal/target dan koordinasi dengan pihak
prioritas terkait
institusi/lembaga
Tidak adanya Terhambatnya pelaksanaan Koordinasi dan komunikasi
dukungan aksi perubahan sehingga secara intensif untuk dapat
2. anggaran yang tidak sesuai target/jadwal memasukkan/merevisi
memadai dan kemungkinan tidak alokasi anggarandan progam
Terlaksananya aksi
perubahan
Adanya perubahan/ Koordinasi dan komunikasi
Terhambatnya aksi
perpindahan secara intensif untuk
perubahan sehingga tidak
3. pengelola aksi membangun komitmen
sesuai jadwal/target
perubahan dengan personil yang baru
Tabel 7. Manajemen Resiko
26
E. Strategi Pengembangan Kompetensi dalam Aksi Perubahan
Strategi Pengembangan Kompetensi dalam Aksi Perubahan di
bidang Administrasi Kamtib diperlukan dalam mengolah proyek perubahan
kinerja organisasi yang lebih produktif. Hal ini dengan melakukan
optimalisasi Strategi Peningkatan Manajemen Kinerja Organisasi, Strategi
Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Organisasi dan Peningkatan Standar
Kinerja Pelayanan Organisasi.
Strategi Pengembangan Kompetensi dalam Aksi Perubahan di
bidang Administrasi Kamtib di Lapas Kelas I Malang melalui tahapan
jangka waktu berikut:
Jangka Pendek
1. Pembelajaran dan Pendalaman Tupoksi
Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) bidang Administrasi Kamtib perlu dilakukan
pendalaman untuk memberikan pengaruh positif dalam peningkatan kinerja
dalam tahap awal.
2. Praktik Lapangan sesuai Tupoksi
Selepas Pembelajaran dan pendalaman Tupoksi, dilakukan praktik lapangan
sesuai dengan Tupoksi setiap SDM yang ada di bidang Administrasi Kamtib.
3. Sosialisais terkait Tupoksi
Sosialisasi terkait Tupoksi menjadi penguat dari praktik lapangan guna Tupoksi
semakin bisa menjadi kesadaran tiap SDM dalam melakukan dengan sebaik-
baiknya.
Jangka Menengah
1. Pemberian Pelatihan tentang Pemasyarakatan
Pelatihan tentang Pemasyarakatan diperlukan secara berkala dalam jangka
menengah untuk penguatan Tupoksi tiap petugas Pemasyarakatan.
2. Pendalaman Keterampilan sesuai dengan Tupoksi
Pendalaman Keterampilan sesuai dengan Tupoksi diperlukan guna
meningkatkan kinerja tiap petugas pemasyarakatan.
Jangka Panjang
1. Pelatihan Khusus disiplin dan tanggung jawab terhadap Tupoksi sebagai
Petugas Pemasyarakatan
27
Tiap Petugas Pemasyarakatan diperlukan pelatihan khusus baik disiplin dan
tanggung jawab terhadap Tupoksi untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan tiap petugas.
2. Bekerjasama dengan Instansi Terkait
Sinerji dengan instansi terkait diperlukan untuk meningkatkan kinerja
organisasi. Hal ini dijalin dengan TNI, Polri hingga BNN.
3. Pemberian Assesment terkait Tupoksi
Dilakukan Assesment terkait Tupoksi untuk peningkatan standar kinerja
pelayanan organisasi yang lebih baik.
28
BAB IV
PELAKSANAAN AKSI PERUBAHAN
29
salah satu pedoman bagi seluruh anggota organisasi dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya sehari-hari. Budaya organisasi ini perlu
dikembangkan agar setiap anggota organisasi menyadari, bahwa sebagai
bagian dalam kehidupan organisasi harus selalu menampilkan performa
terbaik dalam pencapaian tujuan organisasi.
Lapas Kelas I Malang terus melakukan internalisasi dan berupaya
mengimplementasikan Budaya Organisasi Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia “PASTI”, yang merupakan akronim “Profesional,
Akuntabel, Sinergi, Transparan dan Inovatif”. Sedangkan nilai-nilai dasar
Aparatur Sipil Negara “BERAKHLAK” ( Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Adaptif dan Kolaboratif ) yang telah dilaunching
oleh Presiden Republik Indonesia.
Internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam “PASTI” dan
“BERAKHLAK” tersebut, diharapkan menjadi pemantik semangat bagi
seluruh pegawai untuk secara optimal melaksanakan tugas dalam
rangka pencapaian tujuan organisasi. Upaya yang dilakukan Team Leader
dalam aksi perubahan untuk mengimplementasikan budaya organisasi
PASTI dan BERAKHLAK di lingkungan Lapas Kelas I Malang adalah :
Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Melalui Program Patroli Kesehatan.
Peningkatan pelayanan merupakan salah satu keharusan semua
organisasi dalam memberikan pelayanan. Selain masyarakat luar, Lapas
Kelas I Malang juga diwajibkan untuk memberikan pelayanan kepada para
Warga Binaan Pemasyarakatan dalam rangka menjamin Kesehatan dan
mendukung berbagai program pembinaan serta keamanan dan ketertiban.
31
B. Deskripsi Hasil Kepemimpinan
1. Capaian Tahapan Aksi Perubahan
Dalam pelaksanaan/implementasi aksi perubahan ini, project leader
selaku pimpinan aksi berpegang pada rancangan laporan aksi perubahan
yang telah dibuat dan disetujui untuk dapat terwujudnya tujuan dari aksi
perubahan tersebut.
a. Tahapan Persiapan
Tahap persiapan adalah tahap dimana dilaksanakannya rapat awal
aksi perubahan yang diikuti Kabid dan seluruh kasi serta staff pada bidang
Administrasi Keamanan dan Ketertiban di Lapas Kelas I Malang. Di dalam
tahap ini project leader selain menjelaskan latar belakang, maksud dan
tujuan dari aksi perubahan, juga untuk mendapat dukungan dalam
pelaksanaan aksi perubahan tersebut.
b. Tahapan Pelaksanaan
a. Tahap Pembentukan Kelompok Kerja
Kelompok kerja mempunyai peran sangat penting dalam
pelaksanaan aksi perubahan. Karena kelompok kerja ini memiliki tugas
untuk:
1) Menyiapkan draft SK Pembentukan Tim Penyusun;
2) Menyiapkan draft SK Pembentukan Tim Pelaksana;
3) Menyusun, merancang dan mengembangkan rencana Aksi Perubahan
Manajemen Keamanan dan Ketertiban dalam Penanganan Pelanggaran
Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Kelas I Malang;
4) Menyusun dan melaksanakan sosialisasi kepada Pihak Terkait;
5) Menyiapkan perangkat yang akan dibutuhkan.
32
b. Tahap Pelaksanaan
Adapun tahap pelaksanaan pada proses pembuatan aksi perubahan, antara lain:
1) Membentuk Tim Kerja Aksi Perubahan
Dalam melaksanakan aksi perubahan, project leader membentuk tim aksi
berubahan yang terdiri dari beberapa tim efektif untuk pengumpulan data dan
penyelesaian rancangan Aksi Perubahan “Mantab dalam Peran”.
D. Teknis Pelaksanaan
Dalam implementasi Aksi Perubahan “Mantab dalam Peran
(Manajemen Keamanan dan Ketertiban dalam Penanganan
Pelanggaran) Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Kelas I
Malang” diperlukan kerjasama berbagai pihak. Mengaju pada SOP dan
prosedur penindakan WBP yang melakukan pelanggaran.
Gambar 10. Penemuan Pelanggaran
Karupam kemudian melaporkan beserta bukti dan WBP yang melakukan pelanggaran
kepada Ka. KPLP.
Unit yang ditunjuk membuat BAP dari WBP dengan keterlibatannya dengan pihak
lain dengan mendetail.