Anda di halaman 1dari 13

TOKOH

1. Patra : Dodo Sandro Permono 23 Tahun (Terdakwa)


2. Azola : Fernando Salim 24 Tahun (Saksi 1)
3. Rahma : Abel Dinata 22 Tahun (Saksi 2)
4. Farrel : Kevin (Pengacara)
5. Dhani : Linda (Pengacara)
6. Shafira : Tania (Pengacara)

KETERANGAN

1. PU : Penuntut Umum = Jaksa


2. PH : Penasehat Hukum = Pengacara

WARNA

1. Panitera : HIJAU (Dhina)


2. Hakim Ketua : MERAH (Eliana)
3. Jaksa Ketua : BIRU (Nabiila)
4. Pengacara Ketua : JINGGA (Farrel)
5. Terdakwa : UNGU TUA (Patra)
6. Anggota PU dan PH : PINK (Jerry, Nisrina, Shafira, Dhani)
7. Saksi : ABU (Azola, Rahma)
8. Hakim Anggota : UNGU MUDA (Devita, Okiana)
SIDANG

Panitera (Dhina) : Assalamu’alaikum wr.wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.
Pada hari ini Rabu tanggal 8 November 2023 akan dilaksanakan sidang perkara tabrak lari.
Sidang perkara tabrak lari dengan no perkara 4/Pidana.B/2023/Pengadilan Negeri PKL dengan
nama terdakwa Dodo Sandro Permono Rabu, 8 November 2023 silahkan Jaksa Penuntut Umum
dan Penasehat Hukum memasuki ruang sidang, hadirin dimohon berdiri.

(PU dan PH memasuki ruang sidang)

Panitera (Dhina) : Hadirin dipersilahkan duduk kembali.

Panitera (Dhina) : Majelis hakim memasuki ruang sidang, hadirin dimohon untuk berdiri.

(Majelis hakim memasuki ruang sidang)

Panitera (Dhina) : Hadirin dipersilahkan duduk kembali. Sebelum sidang dimulai saya akan
membacakan tata tertib persidangan terlebih dahulu.

Tata Tertib Persidangan :

1. Sebelum sidang dimulai, panitera, penuntut umum, penasihat hukum dan pengunjung sidang
duduk di tempatnya masing – masing.

2. Dalam ruang sidang siapapun wajib menunjukkan sikap hormat kepada pengadilan.

3. Selama sidang berlangsung, pengunjung sidang harus duduk dengan sopan dan tertib di tempat
masing – masing: memberi hormat pada hakim, apabila ke luar dan masuk ruang sidang, dan
memelihara ketertiban dalam sidang.

4. Pengambilan foto, rekaman suara, atau rekaman TV, harus meminta izin kepada hakim ketua
sidang.

5. Pengunjung sidang dilarang makan, minum, merokok, membaca koran, atau melakukan
tindakan yang dapat mengganggu jalannya persidangan.

6. Segala sesuatu yang diperintahkan oleh hakim ketua sidang untuk memelihara tata tertib
persidangan wajib dilaksanakan dengan segera dan cermat.

7. Di dalam ruang sidang, siapapun dilarang membawa senjata api, senjata tajam, bahan peledak,
atau alat maupun benda yang dapat membahayakan keamanan sidang dan siapa yang
membawanya wajib menitipkan di tempat yang khusus disediakan untuk itu.

Panitera (Dhina) : Pembacaan tata tertib persidangan selesai.

Hakim Ketua (Eliana) : Penuntut umum apakah sudah siap?

PU (Nabiila) : Siap majelis hakim.

Hakim Ketua (Eliana) : Penasehat hukum siap?

PH (Farrel) : Siap majelis hakim.


Hakim Ketua (Eliana) : Sidang di Kota Surabaya yang mengadili perkara pidana tabrak lari
pada sidang pertama dengan acara pemeriksaan dengan terdakwa Dodo Sandro Permono pada
hari ini 8 November 2023 dinyatakan terbuka untuk umum.

(Hakim mengetuk palu 3 kali)

Hakim Ketua (Eliana) : Saudara penuntut umum, apakah saudara sudah siap untuk
menghadirkan terdakwa ke dalam persidangan?

PU (Nabiila) : Siap Yang Mulia.

Hakim Ketua (Eliana) : Silahkan untuk memanggil terdakwa ke ruang persidangan

PU (Nabiila) : Saudara terdakwa Dodo Sandro Permono, dipersilahkan masuk ke dalam ruang
persidangan.

(Terdakwa duduk)

Hakim Ketua (Eliana) : Selamat pagi saudara terdakwa. Apakah saudara sehat dan slap
mengikuti persidangan hari ini?

Terdakwa (Patra) : Siap majelis hakim.

Hakim Ketua (Eliana) : Nama : Dodo Sandro Permono

Umur : 23 Tahun

TTL : Surabaya, 25 Desember 2000

Jenis Kelamin : Laki Laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Taman Permata Mengkilau, Cibinong, Surabaya

Pekerjaan : Barista

Hakim Ketua (Eliana) : Dalam kasus ini apakah saudara didampingi pengacara hukum?

Terdakwa (Patra) : Ya Majelis Hakim. Saya didampingi oleh Kevin, Linda dan juga Tania

Hakim Ketua (Eliana) : Saudara Penasehat Hukum, apakah Saudara sudah menerima tiga surat
kuasa dari terdakwa untuk bertindak sebagai penasehat hukum terdakwa?

PH (Dhani) : Sudah Yang Mulia

Hakim Ketua (Eliana) : Silakan maju untuk menunjukan surat kuasa beserta surat izin ber-acara
saudara.

PH (Dhani) : Baik Yang Mulia

(PH Maju lalu menyerahkan surat kuasa beserta surat izin kepada hakim ketua. Kemudian
hakim ketua menyerahkan kepada hakim anggota, lalu PU langsung maju untuk mengambil
surat tersebut)
Hakim Ketua (Eliana) : Saudara Penuntut Umum, apakah saudara sudah siap dengan surat
dakwaan saudara?

PU (Nabiila) : Siap Yang Mulia

Hakim Ketua (Eliana) : Saudara terdakwa, apakah anda sudah siap untuk mendengarkan surat
dakwaan?

Terdakwa (Patra) : Siap Majelis Hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Saudara Penuntut Umum, silahkan dibacakan surat dakwaan tersebut.

PU (Nabiila) :

SURAT DAKWAAN

NO REG.PERK: PDM-01/SKA/Ft.1/IV/2023

I. Identitas Terdakwa

Nama : Dodo Sandro Permono

Umur : 23 Tahun

TTL :Surabaya, 25 Desember 2000

Jenis Kelamin : Laki Laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Taman Permata Mengkilau, Cibinong, Surabaya

Pekerjaan :Barista

II. PENAHANAN DAN CATATAN PENANGANAN

a) Ditahan oleh penyidik Polres Surabaya : 29 Oktober 2023 / 30 November 2023

b) Perpanjangan Penahanan oleh penuntut umum : 30 November 2023 / 30 Desember 2023

c) Ditahan oleh penuntut umum : 30 Desember 2023 / 12 Januari 2024

III. KRONOLOGI KEJADIAN

Pada hari Rabu, tanggal 28 Oktober 2023, Dodo diketahui mengendarai mobil pada malam hari
pukul 20.00 WIB di Jalan Kemerdekaan dengan mobil Jeep Toyota Fortuner nomor plat mobil
L-0102-ATY, dengan kecepatan yang tinggi, sehingga menabrak seorang wanita yang bernama
Jeslin umur 22 tahun hingga tewas.

Hakim Ketua (Eliana) : Apakah saudara mengerti dengan dakwaan yang dibacakan penuntut
umum?

Terdakwa (Patra) : Mengerti majelis hakim.

Hakim Ketua (Eliana) : Bagaimana penasehat hukum saudara, apakah anda mengajukan
keberatan (eksepsi) terhadap dakwaan jaksa penuntut umum?
PH (Farrel) : Iya Yang Mulia

Hakim Ketua (Eliana) : Baik, bagaimana saudara terdakwa, apakah juga ingin mengajukan
keberatan (eksepsi) terhadap dakwaan jaksa penuntut umum?

Terdakwa (Patra) : Iya majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Silahkan saudara terdakwa untuk mengajukan eksepsinya terlebih
dahulu.

Terdakwa (Patra) : Terima kasih majelis hakim. Jadi pada hari itu saya baru pulang nongkrong
dan minum-minuman alkohol. Lalu saat saya hendak pulang ke rumah, kondisi saya sudah
mabuk berat dan tidak fokus, sehingga saat saya menabrak korban, itu murni di luar pengetahuan
saya yang tidak disengaja, sehingga saya baru sadar bahwa saya telah menabrak orang pada
keesokan paginya.

Hakim Ketua (Eliana) : Baik, silakan penasehat hukum untuk mengajukan eksepsi.

PH (Farrel) : Terima kasih Yang Mulia. Tanpa mengurangi rasa hormat, dakwaan yang
diberikan terhadap terdakwa tidak dapat diterima, karena dakwaan dinilai kabur (obscuar libelli),
yaitu hanya didasarkan oleh asumsi pada kronologi. Seperti yang dikatakan terdakwa, bahwa saat
kejadian berlangsung, kondisi terdakwa dalam keadaan tidak sadar sepenuhnya, sehingga
terdakwa tidak dapat dikatakan bahwa terdakwa melakukan aksi tabrak lari dengan motif
pembunuhan, melainkan murni ketidaksengajaan terdakwa.Hakim Ketua (Eliana) : Baik terima
kasih. Saudara penuntut umum, apakah anda sudah siap untuk menghadirkan saksi?

PU (Nisrina) : Siap Yang Mulia, dengan 2 orang saksi

Hakim Ketua (Eliana) : Silahkan saudara penuntut umum untuk menghadirkan saksi 1.

PU (Nisrina) : Baik, kepada Saudara saksi Fernando Salim harap memasuki ruang sidang.

(Azola masuk ke ruang sidang sembari memberi hormat kepada majelis hakim dengan
menganggukan kepalanya)

Hakim Ketua (Eliana) : Silahkan duduk. Selamat pagi saudara saksi

Saksi 1 (Azola) : Selamat pagi, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Apakah saudara pada hari ini dalam keadaan sehat jasmani dan rohani?

Saksi 1 (Azola) : Sehat, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Apakah saudara sudah siap untuk mengikuti persidangan?

Saksi 1 (Azola) : Siap, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Baik, sebelumnya kami akan memeriksa identitas saudara saksi
terlebih dahulu, silahkan memperlihatkan kartu identitas diri saudara.

Saksi 1 (Azola) : Baik, majelis hakim

(Azola maju dan menyerahkan kartu identitas kepada majelis hakim)


Hakim Ketua (Eliana) : Nama saudara siapa?

Saksi 1 (Azola) : Fernando Salim

Hakim Ketua (Eliana) : Tempat lahir saudara?

Saksi 1 (Azola) : Di Surabaya, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Tanggal lahir?

Saksi 1 (Azola) : 19 Februari 1999

Hakim Ketua (Eliana) : Kebangsaan saudara, Indonesia?

Saksi 1 (Azola) : Benar, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Tempat tinggal saudara?

Saksi 1 (Azola) : Jelan Majapahit, Desa Karangjahe, Surabaya.

Hakim Ketua (Eliana) : Agama Saudara?

Saksi 1 (Azola) : Islam, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Jenis kelamin saudara?

Saksi 1 (Azola) : Laki-laki, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Apakah saudara mempunyai hubungan darah dengan terdakwa?

Saksi 1 (Azola) : Tidak, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Sebelum memberi kesaksian, apakah saudara saksi bersedia untuk
diambil sumpah?

Saksi 1 (Azola) : Bersedia, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Silahkan kepada hakim anggota 1 untuk mengambil sumpah dari
saudara saksi

Hakim 1 (Devita) : Saudara Fernando silahkan berdiri dan ikuti kata kata saya

(Azola berdiri kemudian melakukan sumpah)

Hakim 1 (Devita) : “Bismillahirrahmanirrahiim, Demi Allah saya bersumpah akan mengatakan


yang sebenarnya tidak lain daripada yang sebenarnya”

(Kata-kata diikuti oleh Azola sebagai saksi)

Hakim 1 (Devita) : Baik, perlu saya ingatkan bahwa saudara harus memberikan keterangan
sesuai dengan yang saudara lihat, dengar, dan alami sendiri. Jika tidak, saudara bisa dikenai
sanksi pidana berupa pemberian sumpah palsu, apakah bisa dimengerti?

Saksi 1 (Azola) : Mengerti, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Baik, proses pemeriksaan saya serahkan kepada hakim anggota 1

Hakim 1 (Devita) : Baik, hakim ketua


Hakim Ketua (Eliana) : Silahkan

Hakim 1 (Devita) : Apakah saudara fernando mengenal terdakwa?

Saksi 1 (Azola) : Tidak kenal dekat, majelis hakim. Saya hanya sebatas mengetahui namanya
karena terdakwa Dodo merupakan mantan dari pacar saya, yang merupakan korban tabrak lari

Hakim 1 (Devita) : Baik, saudara Fernando dipersilakan untuk memberikan kesaksiannya.

Saksi 1 (Azola) : Terima kasih, majelis hakim. Waktu itu, malam hari pukul 9.15, saya sedang
pergi bersama pacar saya, jeslin dengan menggunakan motor di tepi jalan. Saat itu saya dan
jeslin sedang asyik mengambil foto di tepi jalanan. Namun, saat saya sedang mengambil foto
jeslin yang berada di atas motor, tiba tiba saja dari arah kanan terlihat sebuah mobil melaju
lurus dengan kecepatan tinggi dan menabrak jeslin hingga terpental jauh, sehingga saya
terlambat untuk bisa menolongnya.

Hakim 1 (Devita) : Baik, apakah sudah cukup kesaksian dari saudara?

Saksi 1 (Azola) : Cukup, majelis hakim.

Hakim 1 (Devita) : Baik, terima kasih saudara fernando atas keterangannya

Hakim Ketua (Eliana) : Baik, kepada saudara penuntut umum, apakah ingin mengajukan
pertanyaan?

PU (Jerry) : Iya, saya ingin mengajukan pertanyaan, Yang Mulia

Hakim Ketua (Eliana) : Silahkan

PU (Jerry) : Bagaimana bisa korban tertabrak mobil, sedangkan dari kesaksian saudara tadi
posisi kendaraan dan korban sudah di tepi jalan?

Saksi 1 (Azola) : Nah itu yang saya bingungkan. Karena saat itu jalanan memang sedang sepi
dan motor saya benar benar terletak di tepi jalan, yang mana menurut saya itu sudah aman dan
tidak menganggu pengendara lain dan tidak logis kalau masih ada yang menabrak jika bukan
karena alasan tertentu

PU (Jerry) : Jika berdasarkan pernyataan terdakwa, terdakwa mengatakan bahwa saat itu sedang
dalam kondisi mabuk. Menurut saudara fernando sendiri sebagai saksi langsung yang
menyaksikan, apakah benar ada indikasi kendaraan tersebut dikemudikan oleh orang yang
sedang mabuk?

Saksi 1 (Azola) : Menurut saya tidak, dalam pandangan saya mobil tersebut terlihat jelas melaju
kencang lurus, tidak oleng layaknya pengendara mabuk pada umumnya dan malah terlihat
seperti sengaja diserempetkan ke pinggir jalanan untuk menabrak.

PU (Jerry) : Bagaimana saudara bisa menyimpulkan bahwa tabrak lari ini seperti sudah
direncanakan dan ada motif lain. Apakah sebelumnya ada konflik antara terdakwa dengan
korban yang dapat memperkuat dugaan motif lain terdakwa?

Saksi 1 (Azola) : Mohon maaf, kalau hal itu saya tidak tahu
PU (Jerry) : Baik, terima kasih saudara fernando. Dari saya, cukup hakim ketua

Hakim Ketua (Eliana) : Kepada saudara penasehat hukum, apakah ingin mengajukan
pertanyaan?

PH (Shafira) : Tidak, Yang mulia

Hakim Ketua (Eliana) : Apakah ada yang ingin ditambahkan oleh saudara fernando?

Saksi 1 (Azola) : Tidak ada, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Kalau begitu, silahkan saudara fernando untuk mengambil kembali
kartu identitas dan meninggalkan ruang sidang

Saksi 1 (Azola) : Baik, majelis hakim

(Azola mengambil kartu identitas dan keluar dari ruang sidang dengan dikawal oleh petugas
keamanan)

Hakim Ketua (Eliana) : Saudara penuntut umum, apakah masih akan mengajukan saksi lagi?

PU (Nisrina) : Ya, Yang Mulia. Masih ada 1 saksi lagi

Hakim Ketua (Eliana) : Baik, saudara penuntut umum dipersilahkan untuk menghadirkan saksi
di muka sidang

PU (Nisrina) : Baik Yang Mulia. Kepada saudari saksi Abel Dinata dipersilahkan untuk
memasuki ruang sidang

(Rahma masuk ke ruang sidang sembari memberi hormat kepada majelis hakim dengan
menganggukan kepalanya)

Hakim Ketua (Eliana) : Silahkan duduk. Selamat pagi saudari saksi

Saksi 2 (Rahma) : Selamat pagi, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Apakah saudari pada hari ini dalam keadaan sehat jasmani dan rohani?

Saksi 2 (Rahma) : Sehat, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Apakah saudari sudah siap untuk mengikuti persidangan?

Saksi 2 (Rahma) : Siap, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Baik, sebelumnya kami akan memeriksa identitas saudari saksi terlebih
dahulu, silahkan memperlihatkan kartu identitas diri saudari.

Saksi 2 (Rahma) : Baik, majelis hakim

(Rahma maju dan menyerahkan kartu identitas kepada majelis hakim)

Hakim Ketua (Eliana) : Nama saudari siapa?

Saksi 2 (Rahma) : Abel Dinata

Hakim Ketua (Eliana) : Tempat lahir saudari?


Saksi 2 (Rahma) : Di Surabaya, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Tanggal lahir?

Saksi 2 (Rahma) : 22 Juni 2001

Hakim Ketua (Eliana) : Kebangsaan?

Saksi 2 (Rahma) : Indonesia

Hakim Ketua (Eliana) : Tempat tinggal saudari?

Saksi 2 (Rahma) : Jalan Singasari, Desa Kuncupmekar, Surabaya.

Hakim Ketua (Eliana) : Agama Saudari?

Saksi 2 (Rahma) : Islam, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Jenis kelamin saudari?

Saksi 2 (Rahma) : Perempuan, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Apakah saudari saksi mempunyai hubungan darah dengan terdakwa?

Saksi 2 (Rahma) : Ada, majelis hakim. Saya merupakan kakak kandung terdakwa

Hakim Ketua (Eliana) : Sebelum memberi kesaksian, apakah saudari saksi bersedia untuk
diambil sumpah?

Saksi 2 (Rahma) : Bersedia, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Silahkan kepada hakim anggota 2 untuk mengambil sumpah dari
saudari saksi

Hakim 2 (Okiana) : Saudari Abel silahkan berdiri dan ikuti kata kata saya

(Rahma berdiri kemudian melakukan sumpah)

Hakim 2 (Okiana) : “Bismillahirrahmanirrahiim, Demi Allah saya bersumpah akan mengatakan


yang sebenarnya tidak lain daripada yang sebenarnya”

(Kata-kata diikuti oleh Rahma sebagai saksi)

Hakim 2 (Okiana) : Baik, perlu saya ingatkan bahwa saudari harus memberikan keterangan
sesuai dengan yang saudara lihat, dengar, dan alami sendiri. Jika tidak, saudari bisa dikenai
sanksi pidana berupa pemberian sumpah palsu, apakah bisa dimengerti?

Saksi 2 (Rahma) : Mengerti, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Baik, proses pemeriksaan saya serahkan kepada hakim anggota 2

Hakim 2 (Okiana) : Baik, hakim ketua

Hakim Ketua (Eliana) : Silahkan

Hakim 2 (Okiana) : Apakah saudara Abel mengenal terdakwa?

Saksi 2 (Rahma) : Ya, majelis hakim


Hakim 2 (Okiana) : Baik, saudari Abel dipersilakan untuk memberikan kesaksiannya.

Saksi 2 (Rahma) : Terima kasih majelis hakim. Jadi sebelum kejadian berlangsung, terdakwa
dodo memang sempat mengirimkan pesan suara yang berisikan niat untuk membunuh jeslin
secara terang-terangan kepada saya. Saat itu saya kira hanya candaan saja, jadi saya tidak terlalu
memikirkannya. Kemudian pada malam itu terdakwa dodo izin keluar malam untuk membeli
sesuatu dan saya pun mengizinkannya. Rupanya tujuan terdakwa keluar pada malam itu adalah
untuk melakukan aksinya, yaitu membunuh jeslin. Itu pun saya baru mengetahui setelah saya
dapat laporan dari pihak kepolisian dugaan kasus tabrak lari

Hakim 2 (Okiana) : Tunggu sebentar saudari abel. Apa yang sebelumnya terjadi sehingga
terdakwa dodo berniat untuk membunuh jeslin?

Saksi 2 (Rahma) : Yang saya tahu, sebelum berakhirnya hubungan terdakwa dengan korban,
memang terjadi konflik yang membuat pihak korban memutuskan sebelah pihak, yang membuat
terdakwa gagal move on, ditambah lagi dengan terdakwa mengetahui bahwasannya korban telah
memiliki kekasih baru setelah putus dengan terdakwa, yang membuat hati terdakwa bertambah
panas, sehingga berani untuk memunculkan niat jahatnya

(Hening sesaat. Semua orang terkejut, ribut saling ghibah)

Hakim 2 (Okiana) : Terkait dengan pernyataan terdakwa sebelumnya yang mengatakan bahwa
saat peristiwa tabrak lari itu berlangsung, kondisi terdakwa sedang dalam keadaan mabuk.
Apakah benar demikian? Lalu apakah ketika terdakwa tiba di rumah, memang dalam kondisi
mabuk?

Saksi 2 (Rahma) : Tidak majelis hakim. Terdakwa tiba di rumah dalam kondisi sadar
sepenuhnya. Karena jika terdakwa dalam kondisi mabuk pasti sudah saya marahi

Hakim 2 (Okiana) : Baik, apakah pesan suara yang sebelumnya disebutkan tadi masih ada,
saudari Abel?

Saksi 2 (Rahma) : Masih ada, majelis hakim.

Hakim 2 (Okiana) : Apakah saudari berkenan memberikannya sebagai bukti?

Saksi 2 (Rahma) : Bersedia majelis hakim.

(Hakim berbisik bisik dengan hakim anggota)

Hakim Ketua (Eliana) : Baik, silahkan kepada saudara saksi untuk memberikan buktinya
kepada penuntut umum. Untuk dilakukan pengecekan lebih lanjut nanti

(Rahma membuka hp dan memberikan kepada Nabiila)

Hakim Ketua (Eliana) : Apakah ada yang ingin disampaikan lagi, saudari Abel?

Saksi 2 (Rahma) : Tidak, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Baik, terima kasih saudari Abel atas kesaksian dan bukti yang di
berikan. Hakim anggota 1, apakah ingin mengajukan pertanyaan?
Hakim 1 (Devita) : Tidak, hakim ketua

Hakim Ketua (Eliana) : Hakim anggota 2, apakah ada yang ingin ditanyakan lagi terhadap
saksi?

Hakim 2 (Okiana) : Tidak, hakim ketua

Hakim Ketua (Eliana) : Silahkan saudara Abel untuk mengambil kembali kartu identitas dan
meninggalkan ruang sidang.

(Rahma mengambil kartu identitas dan keluar dari ruang sidang dengan dikawal oleh
petugas keamanan)

Panitera (Dhina) : Selanjutnya adalah pembacaan surat tuntutan oleh penuntut umum

Hakim Ketua (Eliana) : Baik. Saudara penuntut umum, apakah anda sudah siap dengan surat
tuntutan?

PU (Nabiila) : Siap, Yang Mulia

Hakim Ketua (Eliana) : Silahkan dibacakan

PU (Nabiila) : Terima kasih Yang Mulia.

(SURAT TUNTUTAN?DIPISAH 2)

(Setelah PU membaca surat tuntutan, kemudian PU maju dan menyerahkan salinan surat
tuntutan kepada majelis hakim dan PH)

Hakim Ketua (Eliana) : Apakah saudara terdakwa telah mengerti isi tuntutan tersebut?

Terdakwa (Patra) : Mengerti majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Apakah saudara keberatan atau tidak dengan surat tuntutan tersebut?

Terdakwa (Patra) : Saya serahkan semuanya kepada penasihat hukum saya, majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Bagaimana saudara penasehat hukum?

PH (Shafira) : Terima kasih Yang Mulia, tanpa mengurangi rasa hormat tuntutan yang
dibacakan oleh saudara penuntut umum bersifat subjektif. Karena sampai saat ini belum ada hasil
tes urine dari medis yang menyatakan bahwa terdakwa negatif mengonsumsi minuman
beralkohol, pernyataan yang dikatakan saksi hanyalah asumsi semata. Karena berdasarkan
pernyataan dari terdakwa, peristiwa tabrak lari ini murni disebabkan oleh terdakwa yang mabuk,
bukan dilakukan dengan sadar

PU (Nabiila) : Mohon maaf menyela, namun berdasarkan kesaksian dari saudari Abel, yang
merupakan kakak kandung dari terdakwa sendiri menyatakan bahwa saudara terdakwa memang
ada motif untuk membunuh korban dari awal. Terkait pernyataan terdakwa yang mabuk, besar
kemungkinan itu adalah kebohongan. Karena seperti yang diketahui, saudara terdakwa tiba di
rumah dalam keadaan sadar sepenuhnya.
PH (Farrel) : Izin menyela, justru itu saudara jaksa. Ada kemungkinan bahwa saudara terdakwa
sengaja menghilangkan mabuk sebelum pulang ke rumah karena takut dimarahi kakak
kandungnya, sehingga besar kemungkinan saat peristiwa tabrak lari itu terjadi, terdakwa
memang sedang dalam keadaan mabuk dan anda tidak bisa langsung menyimpulkan bahwa
pernyataan terdakwa adalah bohong sebelum ada bukti yang konkrit

(Hakim ketua mengetuk palu berkali kali, menetralkan suasana)

Hakim Ketua (Eliana) : Dimohon semuanya tenang. Saudara penuntut umum, apakah anda
memiliki bukti yang jelas terkait perkara ini?

(Penuntut umum diam sejenak lalu membolak balikan berkas)

PU (Nabiila) : OH, ada Yang Mulia. Di sini terdapat video rekaman cctv pada saat kejadian
berlangsung, kesaksian dari warga sekitar. Serta baru saja saya mendapat laporan dari pihak
medis, bahwa hasil tes urine sudah keluar dan di dalamnya terbukti bahwa terdakwa negatif
mengonsumsi alkohol

(Sorakan dari penonton)

Hakim Ketua (Eliana) : Mohon hadirin untuk tetap tenang dan silahkan untuk saudara penuntut
umum bisa menyerahkan semua bukti yang sudah terkumpul ke majelis hakim.

PU (Nabiila) : Baik Yang Mulia.

(Penuntut umum maju dan menyerahkan bukti kepada ketua hakim. Majelis Hakim bisik
bisik ke panitera)

(Proyektor menampilkan cctv yang menyatakan terdakwa bersalah, suasana ruang sidang
ricuh karena sorakan dari pengunjung. Majelis Hakim mengetuk palu menetralkan suasana
ruang sidang)

Hakim Ketua (Eliana) : Perhatian perhatian!!Hadirin dimohon untuk tidak menimbulkan


keributan dan tetap tenang mengikuti jalannya persidangan.

(Hakim ketua dan hakim anggota bisik bisik berdiskusi)

Panitera (Dhina) : Selanjutnya pembacaan keputusan dan vonis untuk terdakwa oleh hakim
ketua.

Hakim Ketua (Eliana) : Berdasarkan Pasal 310 ayat (1) dan ayat (3) juncto Pasal 283 juncto
229 ayat (4) UU Nomor 22 tahun 2009 tentang LLAJ (Lalu Lintas dan Angkutan Jalan) dan
Pasal 340 KUHP atas pembunuhan berencana, serta Pasal 242 ayat (1) atas keterangan palsu,
maka dengan ini dinyatakan bahwa terdakwa Dodo Sandro Permono dijatuhkan hukuman pidana
penjara 20 (dua puluh) tahun dan denda sebesar Rp.150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah).

(Hakim mengetuk palu tiga kali)

Hakim Ketua (Eliana) : Apakah saudara terdakwa, penasehat hukum, penuntut umum, sudah
mengerti dengan putusan ini?
PH, PU, TD : Sudah majelis hakim

Hakim Ketua (Eliana) : Baik, kepada para pihak yang merasa keberatan terhadap isi putusan ini
dapat mengajukan upaya hukum banding dalam waktu 14 hari sejak putusan ini dibacakan.
Demikian sidang perkara tabrak lari pengadilan negeri Surabaya Pada Hari Rabu, tanggal 8
November tahun 2023 dengan terdakwa Dodo Sandro Permono dinyatakan selesai dan sidang
dinyatakan ditutup.

(Hakim mengetuk palu tiga kali)

Panitera (Dhina) : Majelis hakim akan meninggalkan ruang sidang, hadirin dimohon untuk
berdiri.

(Majelis hakim keluar)

Panitera (Dhina) : Jaksa penuntut umum dan penasehat hukum akan meninggalkan ruang
sidang, hadirin dimohon untuk berdiri

(PU dan PH keluar)

Anda mungkin juga menyukai