Disusun oleh :
JURUSAN BIOLOGI
TAHUN 2023-2024
I. Pendahuluan
1.1. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Mengenal jenis dan komponen Mikroskop
b. Mengetahui cara penggunaan mikroskop
c. Memahami cara merawat Mikroskop
d. Melatih keterampilan dalam menggunakan mikroskop
II. Metode
2.1.Alat dan Bahan
2.1.1. Tabel Alat
2.2.Cara Kerja
Pada praktikum ini mahasiswa melakukan pengamatan terhadap preparat
jaringan sel tumbuhan monokotil dan dikotil. Mahasiswa menyiapkan mikroskop,
objek glass, cover glass,silet dan botol semprot. Kemudian menyiapkan sampel daun
yang akan diamati, termasuk daun Sirsak (Annona muricata), Mangga (Mangifera
indica), Mengkudu (Morinda citrifolia), Sukun (Artocarpus altilis), Palem (Oreodoxa
regia), Pisang (Musa sp.), Pepaya (Carica papaya), dan Kunyit (Curcuma longa).
Setelah menyiapkan membuat preparat sayatan daun: bagian abaxial daun disayat
dengan tipis menggunakan silet. Menempatkan bagian daun yang telah disayat di atas
permukaan kaca objek. Selanjutnya, meneteskan satu tetes akuades dan
mengeringkannya dengan angin sebelum menutupnya dengan cover glass. Melalui
pengamatan, sayatan tersebut diobservasi menggunakan mikroskop dengan rentang
perbesaran dari 5x hingga 10x hingga 40x. Mendokumentasikan hasil pengamatan
stomata pada bagian abaxial yang telah diperoleh. Setelah itu melaksanakan prosedur
1 hingga 4 pada semua jenis daun yang diamati
2. Daun Mengkudu
(Morinda citrifolia)
3.2.Pembahasan
Stomata merupakan alat istimewa pada tumbuhan, yang merupakan beberapa
sel epidermis daun, baik epidermis permukaan atas maupun bawah daun. Stomata
berfungsi sebagai tempat masuknya CO2 dari udara dalam proses fotosintesis, tempat
jalannya respirasi dan transpirasi sehingga stomata merupakan jaringan yang penting
dalam proses metabolisme tumbuhan. Pengamatan stomata menggunakan mikroskop
merupakan salah satu cara yang efektif dan mudah untuk mengetahui tipe stomata pada
tumbuhan. Bentuk stomata yang berbeda ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,
habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri. (Khairani, 2020 )
Di dalam stomata terdapat celah yang dibatasi oleh dua sel epidermis yang
khusus, yaitu sel penutup. Sel yang mengelilingi stomata dapat berbentuk sama atau
berbeda dengan sel epidermis. Stomata terbanyak terdapat pada daun terutama pada
epidermis abaksial daun. Bentuk stomata bervariasi dari segi bentuk dan kerapatan
berdasarkan lingkungan tumbuhan itu sendiri. (Widiastuti,2019).
Dalam praktikum mengenai stomata, yang bertujuan mengamati tipe-tipe
stomata pada tumbuhan dikotil dan monokotil, serta mengamati struktur epidermis
daun dikotil dan monokotil. Pada percobaan ini menggunakan 3 jenis tanaman yang
dimana mangga merupakan tanaman dikotil. Sedangkan mengkudu dan pisang
Sebagai tanaman monokotil. Berdasarkan hasil pengamatan pada mangga dengan
perbesaran 4 X 0.10 diperoleh pengamatan sebagai tanaman monokotil, belum terlihat
bagian stomata. Kemudian pada saat perbesaran 10 x 0,2 sedikit terlihat stomata yang
terbentuk namun belum sangat jelas. Pada preparat segar daun pisang dengan
perbesaran 4 x 0,10 diperoleh pengamatan sebagai tanaman monokotil, tetapi untuk
stomata dari daun pisang belum terlihat. Pada perbesaran 10 x 0,25 sudah mulai terlihat
bahwa stomata dari preparat daun pisang yaitu berderet-deret sejajar sesuai dengan
susunan epidermisnya atau permukaan helai daunnya. Pada preparat segar daun
mengkudu dengan perbesaran 40 x terlihat jelas bahwa stomata tersusun rapih yaitu
berderet-deret sejajar sesuai dengan susunan epidermisnya atau permukaan helai
daunnya.
pada umumnya daun-daun tanaman dikotil mempunyai helaian menjari atau
menyirip, sedangkan monokotil umumnya sejajar atau melengkung. jika dilihat
ukurannya, stomata mempunyai ukuran diameter yang berbeda-beda ada yang kecil ada
yang besar, Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada daun-daun tanaman monokotil
ukuran stomatanya relatif lebih kecil, sehingga terlihat sangat padat daripada stomata
daun dikotil.
Tipe stomata yang berbeda ini dipengaruhi olek kondisi lingkungan, habitat
tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri. Tanaman dengan kondisi
kekurangan air memiliki stomata dengan kerapatan rendah serta memiliki sel buliform
berukuran besar dengan kerapatan relative besar. sedangkan pada kondisi kelebihan air
memiliki stomata dengan kerapatan tinggi (Lestari, 2005)
IV. Kesimpulan
Daftar Pustaka