Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENALAN KOMPONEN, CARA PENGGUNAAN, DAN


PERAWATAN MIKROSKOP
Dosen Pengampu : Rahmat Taufiq Mustahiq Akbar, S.Si., M.I.L

Disusun oleh :

Erviani Fadia Husna (1237020045)


Fadhillah Zahara (1237020078)
Habib Zikri (1237020005)
Herlita Aprilia (1237020013)
Ikhsan Nur Alam (1237020071)
Khansa Rafiatul Alifah (1237020053)
Linda Jahira (1237020079)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

TAHUN 2023-2024
I. Pendahuluan
1.1. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Mengenal jenis dan komponen Mikroskop
b. Mengetahui cara penggunaan mikroskop
c. Memahami cara merawat Mikroskop
d. Melatih keterampilan dalam menggunakan mikroskop

1.2. Dasar Teori


Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan
alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah
terlihat oleh mata. Dalam perkembangannya mikroskop mampu mempelajari
organisme hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang, sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemuan
mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi. (Shofi, Humairoh, 2019)
Berdasarkan atas sumber cahayanya, mikroskop terbagi atas mikroskop
cahaya/optik dan mikroskop elektron. Mikroskop optik/cahaya merupakan mikroskop
yang menggunakan lensa dari gelas dan cahaya matahari atau lampu sebagai sumber
penyinaran. Dalam mikroskop cahaya, (light microscope, LM), cahaya tampak
diteruskan melalui spesimen dan kemudian melalui lensa kaca. Lensa ini merefraksi
(membengkokkan) cahaya sedemikian rupa sehingga citraspesimen diperbesar ketika
diproyeksikan ke mata, ke film fotografi atau sensor digital, atau ke layar video.
Mikroskop cahaya dapat memperbesar secara efektif sekitar 1000 kali dari ukuran asli
spesimen. Mikroskop optik terdiri atas 2 yaitu, mikroskop biologi dan mikroskop
stereo. Mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan benda tipis transparan.
Mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa okuler dan lensa objektif dengan
kekuatan pembesaran sebagai berikut:
1. Objektif 4x dengan okuler 10x , pembesaran 40x 2.
2. Objektif 10x dengan okuler 10x , pembesaran 100x 3.
3. Objektif 40x dengan okuler 10x , pembesaran 400x 4.
4. Objektif 100x dengan okuler 10x , pembesaran 1000x
Objektif yang paling kuat pada mikroskop optik 1000 disebut mikroskop emersi, karena
penggunaannya harus dengan minyak emersi dan cara memakainya dengan khusus
pula. Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu
besar, transparan atau tidak. Penyinarannya dapat diatur dari atas maupun dari bawah
dengan sinar alam atau lampu. Memiliki dua buah objektif dan dua buah okuler,
sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan dua belah mata. Ada dua
jenis mikroskop elektron, yaitu: mikroskop elektron transmisi (trasmission electron
microscope,TEM) dan mikroskop elektron payar (scanning electron microscope,
SEM). Mikroskop elektron payar (scanning electron microscope, SEM) khususnya
berguna untuk penelitian terperinci mengenai permukaan specimen. Berkas electron
memindai permukaan sampel, yang biasanya dilapisi selapis tipis emas. Mikroskop
elektron transmisi(trasmission electron microscope, TEM) digunakan untuk
mempelajari ultrastruktur internal sel. TEM mengarahkan berkas electron melalui irisan
spesimen yang sangat tipis, mirip dengan cara mikroskop cahaya meneruskan cahaya
melalui objek (Campbell dkk, 2008).
Mikroskop terdiri dari beberapa komponen yang bekerja sama untuk
memungkinkan pengamatan objek yang sangat kecil, kaki mikroskop berfungsi sebagai
penopang utama, dan lengan. Yang dapat tegakkan atau direbahkan berkat engsel,
digunakan untuk memegang mikroskop dan memindahkannya terdapat cermin dengan
sisi datar dan cekung yang digunakan untuk memantulkan sinar dan sumber cahaya
tergantung pada kecerahan sumbernya. Selain itu, ada komponen seperti diafragma
untuk mengatur cahaya, lensa kondensor untuk fokus cahaya. Mikroskop modern sering
menggunakan lampu listrik untuk pencahayaan. (Sugiharto, Susatyo 2018)
Pemeliharaan dan perawatan mikroskop merupakan aspek penting dalam
memperpanjang masa pakai alat laboratorium ini. Meskipun mikroskop tidak termasuk
alat mahal, perawatan yang baik akan meningkatkan daya tahan. Ada beberapa tips
yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan dan perawatan mikroskop. Pertama,
letakkan mikroskop di meja datar dan stabil untuk menghindari guncangan. Pastikan
ruangan tempat penyimpanan kering dan memiliki suhu yang sesuai agar menghindari
masalah jamur pada lensa. Selalu matikan lampu mikroskop setelah digunakan dan
hindari debu dengan menutupnya. Penting untuk membersihkan mikroskop secara
berkala setelah digunakan dan gunakan mikroskop dengan hati-hati, baik saat memilih
lensa objektif maupun saat melakukan pengamatan. Jika perlu, seluruh bagian
mikroskop harus dilepas saat dibawa bepergian, dan menyimpan dus mikroskop akan
memudahkan perjalanan. Dengan perawatan yang baik, mikroskop akan tetap berfungsi
dengan baik dan tahan lama. (Sulistyani,2020)

II. Metode
2.1.Alat dan Bahan
2.1.1. Tabel Alat

No Nama Alat Ukuran Jumlah


1. Mikroskop - 1 Unit
2. Silet - 1 Unit
3. Kaca Objek - 2 Unit
4. Pipet Tetes - 1 Unit
5. Cover Glass - 2 Unit

2.1.2. Tabel Bahan

No Nama Alat Ukuran Jumlah


1. Daun Mangga (Mangifera indica) - 1 Lembar
2. Daun Mengkudu (Morinda citrifolia) - 1 Lembar
3. Daun Pisang (Musa sp.) - 1 Lembar
4. Aquades - 1 Unit

2.2.Cara Kerja
Pada praktikum ini mahasiswa melakukan pengamatan terhadap preparat
jaringan sel tumbuhan monokotil dan dikotil. Mahasiswa menyiapkan mikroskop,
objek glass, cover glass,silet dan botol semprot. Kemudian menyiapkan sampel daun
yang akan diamati, termasuk daun Sirsak (Annona muricata), Mangga (Mangifera
indica), Mengkudu (Morinda citrifolia), Sukun (Artocarpus altilis), Palem (Oreodoxa
regia), Pisang (Musa sp.), Pepaya (Carica papaya), dan Kunyit (Curcuma longa).
Setelah menyiapkan membuat preparat sayatan daun: bagian abaxial daun disayat
dengan tipis menggunakan silet. Menempatkan bagian daun yang telah disayat di atas
permukaan kaca objek. Selanjutnya, meneteskan satu tetes akuades dan
mengeringkannya dengan angin sebelum menutupnya dengan cover glass. Melalui
pengamatan, sayatan tersebut diobservasi menggunakan mikroskop dengan rentang
perbesaran dari 5x hingga 10x hingga 40x. Mendokumentasikan hasil pengamatan
stomata pada bagian abaxial yang telah diperoleh. Setelah itu melaksanakan prosedur
1 hingga 4 pada semua jenis daun yang diamati

III. Hasil dan Pembahasan


3.1.Tabel Hasil

No. Jenis daun Gambar stomata Keterangan


1. Daun Mangga
(Mangifera indica)

2. Daun Mengkudu
(Morinda citrifolia)

3. Daun Pisang (Musa sp.)

3.2.Pembahasan
Stomata merupakan alat istimewa pada tumbuhan, yang merupakan beberapa
sel epidermis daun, baik epidermis permukaan atas maupun bawah daun. Stomata
berfungsi sebagai tempat masuknya CO2 dari udara dalam proses fotosintesis, tempat
jalannya respirasi dan transpirasi sehingga stomata merupakan jaringan yang penting
dalam proses metabolisme tumbuhan. Pengamatan stomata menggunakan mikroskop
merupakan salah satu cara yang efektif dan mudah untuk mengetahui tipe stomata pada
tumbuhan. Bentuk stomata yang berbeda ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,
habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri. (Khairani, 2020 )
Di dalam stomata terdapat celah yang dibatasi oleh dua sel epidermis yang
khusus, yaitu sel penutup. Sel yang mengelilingi stomata dapat berbentuk sama atau
berbeda dengan sel epidermis. Stomata terbanyak terdapat pada daun terutama pada
epidermis abaksial daun. Bentuk stomata bervariasi dari segi bentuk dan kerapatan
berdasarkan lingkungan tumbuhan itu sendiri. (Widiastuti,2019).
Dalam praktikum mengenai stomata, yang bertujuan mengamati tipe-tipe
stomata pada tumbuhan dikotil dan monokotil, serta mengamati struktur epidermis
daun dikotil dan monokotil. Pada percobaan ini menggunakan 3 jenis tanaman yang
dimana mangga merupakan tanaman dikotil. Sedangkan mengkudu dan pisang
Sebagai tanaman monokotil. Berdasarkan hasil pengamatan pada mangga dengan
perbesaran 4 X 0.10 diperoleh pengamatan sebagai tanaman monokotil, belum terlihat
bagian stomata. Kemudian pada saat perbesaran 10 x 0,2 sedikit terlihat stomata yang
terbentuk namun belum sangat jelas. Pada preparat segar daun pisang dengan
perbesaran 4 x 0,10 diperoleh pengamatan sebagai tanaman monokotil, tetapi untuk
stomata dari daun pisang belum terlihat. Pada perbesaran 10 x 0,25 sudah mulai terlihat
bahwa stomata dari preparat daun pisang yaitu berderet-deret sejajar sesuai dengan
susunan epidermisnya atau permukaan helai daunnya. Pada preparat segar daun
mengkudu dengan perbesaran 40 x terlihat jelas bahwa stomata tersusun rapih yaitu
berderet-deret sejajar sesuai dengan susunan epidermisnya atau permukaan helai
daunnya.
pada umumnya daun-daun tanaman dikotil mempunyai helaian menjari atau
menyirip, sedangkan monokotil umumnya sejajar atau melengkung. jika dilihat
ukurannya, stomata mempunyai ukuran diameter yang berbeda-beda ada yang kecil ada
yang besar, Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada daun-daun tanaman monokotil
ukuran stomatanya relatif lebih kecil, sehingga terlihat sangat padat daripada stomata
daun dikotil.
Tipe stomata yang berbeda ini dipengaruhi olek kondisi lingkungan, habitat
tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri. Tanaman dengan kondisi
kekurangan air memiliki stomata dengan kerapatan rendah serta memiliki sel buliform
berukuran besar dengan kerapatan relative besar. sedangkan pada kondisi kelebihan air
memiliki stomata dengan kerapatan tinggi (Lestari, 2005)
IV. Kesimpulan

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai