Anda di halaman 1dari 2

MENGHADIRKAN KEIKHLASAN DI JALAN DAKWAH

Ikhlas itu buah keimanan. Keikhlasan harus selalu ada pada diri seseorang sebelum dia
berkata dan beramal, terlebih lagi terkait amal dakwah dan perjuangan
memenangkannya agar memperoleh ganjaran dan pahala yang besar dari Allah swt.
Seseorang dikatakan ikhlas dalam beramal ketika ia mengorientasikan perkataan,
perbuatan, dan perjuangan dakwahnya semata-mata mengharap keridhaan dan pahala
dari Allah swt. tanpa memperhatikan keuntungan material, prestise, pangkat, gelar, pada
posisi pimpinan ataupun yang dipimpin, mengemban jabatan struktural ataupun tidak
memiliki jabatan struktural.

Sebagaimana Rasulullah saw. mengapresiasi seseorang dengan sabdanya:

َ ‫ث َرآْ ُس ُىه ُمغ َ ََْبةى قَ َد َماُىه ِا ْىن ََك َىن ِ ىف ا ْل ِح َر َاس ِىة ََك َىن ِ ىف ا ْل ِح َر َاس ِىة َوا ْىن ََك َىن ِفى‬
‫الساقَ ِىة ََك َنى‬ ِ َ ‫ان فَ َر ِس ِىه ِ ىف َسبِيلِى‬
‫اّللى آَ ْش َع َى‬ ‫ُطوبَى ِل َع ْبدى آ ِخذى ِب ِعنَ ِى‬
ِ ‫الساقَ ِةى‬
َ ‫ِ ىف‬
“Beruntunglah hamba yang mengambil tali kendali kuda fii sabilillah, rambutnya kusut dan
kakinya berdebu. Jika ia menjaga maka ia benar-benar menjaga, jika ia berada di barisan
belakang maka ia benar-benar menjaga barisan belakang.” (Bukhari)
Bila hal itu ada pada seseorang maka dia akan menjadi dai dengan pikirannya yang bersih
dan dengan keyakinannya yang tegak lurus mengharap janji ganjaran dan pahala yang
besar di sisi Allah swt., bukan dai dengan tujuan yang tersembunyi atau yang
mengharapkan hal-hal yang bersifat pragmatis dan manfaat duniawi semata.
Allah swt berfirman:
‫ات ِ َ ِى‬
‫ّلل َربِى آل َع ٰـلَ ِم َیى‬ ‫قُلى ا َىن َص ََل ِ ىت َون ُ ُس ِكی َو َمحَىی َى‬
‫ای َو َم َم ِ ى‬
ِ
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam. (Al-An'am: 162)
ِ ࣰ ِ ۡ ‫ت أَنۡ أَعب ۡد‬
ُۡ ‫قُلۡ إِنِیۡ أ ُِمر‬
َ ‫ٱّللَ ُُملصا لَۡهُ ٱلد‬
ۡ‫ین‬ َ َُ
Katakanlah, "Sesungguhnya aku diperintahkan agar menyembah Allah dengan
memurnikan ibadah kepada-Nya. (Az-Zumar: 11)
‫ٱّللَ أَعبُ ُۡد ُُملِ ࣰصا لَهُۥ ِدینِ ۡی‬
َۡ ‫قُ ِۡل‬
Katakanlah, "Hanya Allah yang aku sembah dengan memurnikan ibadah-Ku kepada-Nya."
(Az-Zumar: 14)

Dengan hadis dan ayat tersebut cukuplah seorang dai memahami bahwa hanya Allah swt
yang menjadi tujuan, dan itu yang senantiasa berkumandang dalam hati dan pikirannya.
Keikhlasan menjadi sangat penting karena akan sangat mempengaruhi keistiqomahan
seseorang di jalan dakwah. Keikhlasan seseorang sangat bergantung pada niat dan
motivasinya. Jika amal dakwahnya dilandasi dengan niat dan motivasi yang tulus dan
ikhlas karena Allah swt. dan Rasul-Nya, maka dia akan istiqomah di jalan dakwah hingga
akhir hayat dengan catatan yang husnul khatimah. Namun manakala niat dan
motivasinya hanya sekedar tujuan duniawi semata, maka yang didapat hanya apa yang
menjadi niat dan motivasinya. Bila niatnya tercapai, bisa jadi dia akan berhenti dari jalan
dakwah. Apabila tidak tercapai, sangat mungkin akan menyebabkan dirinya mundur
perlahan tanpa berita dari jalan dakwah. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda :
‫ َو َم ْىن ََكن َتْى ِِه َْرتُ ُىه ِ ُِلنْ َیا‬،‫للا َو َر ُس ْو ِ ِل‬
‫للا َو َىر ُس ْو ِ ِىل فَهِ ْج َرتُ ُىه ا َ ىل ِى‬
‫فَ َم ْىن ََكن َتْى ِِه َْرتُ ُىه ا َ ىل ِى‬. ‫ك ا ْم ِرئى َما ن ََوى‬ ‫ات َوان َ َما ِل ُ ِى‬
‫ال ِِبلنِ َی ِى‬ ‫ان َ َما ْا َأل ْ َْع ُى‬
ِ ِ ِ
‫يُ ِص ْیُبُ َا آَ ْىو ا ْم َرآَةى ي َ ْن ِك ُحِهَا فَهِ ْج َرتُ ُىه ا َ ىل َما هَا َج َىر الَ ْی ِىه‬
ِ ِ
“Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan
dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan
keridhaan) Allah dan Rasul Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya.
Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin
dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.”(Bukhari Muslim)

Beberapa inspirasi penting bagi para dai agar senantiasa menghadirkan keikhlasan
dalam menjalankan tugas-tugas dakwahnya, di antaranya adalah:
1. Dai akan menghadapi berbagai kemungkinan fitnah dan ujian, baik yang datang dari
dalam maupun luar. Maka dengan keikhlasan dia akan selamat dari fitnah dan ujian
tersebut, dan dapat mengatasinya dengan baik.
2. Dalam tugas-tugas dakwah, dai selalu siap apakah ia berada di depan atau di belakang,
terpilih atau tidak terpilih, usulannya diakomodir atau tidak, maka dia tetap tidak
ujub atau ghurur, dan tidak mundur atau mutung dari jalan dakwah.
3. Seorang dai tidak berkurang semangat dakwahnya meskipun kemenangan belum
dicapai, dan akan tetap terus berjuang hingga Allah swt. memberikan kemenangan
pada saat yang tepat.
4. Sepanjang para dai memiliki niat dan tujuan yang bersih dari kepentingan duniawi,
maka akan tercipta kecintaan, kerekatan, solidaritas dan pembelaan di antara sesama
mereka, sehingga menghadirkan barisan dakwah yang solid dan kuat.
5. Dai sejati bila mendapati ada saudaranya yang lebih baik darinya untuk mengemban
satu amanah, maka ia akan tulus, ikhlas dan ridha menjadi pendukung, pengikut, dan
taat serta mendoakannya agar selalu mendapatkan taufiq dan hidayah dari Allah swt.
dan sukses menjalankan amanahnya.

Wallaahu A'lam bisshawab

Anda mungkin juga menyukai