2. Membunuh bakteri 3. Menambah awet Berapa panas yg Regulasi diperbolehkan Penelitian tentang a. Penurunan kualitas produk sayuran hijau menjadi coklat sterilisasi (Hayakawa dan Timbers, 1977: Tevini dkk, 2001) b. Perubahan gizi kacang dalam kaleng karena lewat proses (Kiziltas dkk, 2010). Walaupun banyak penelitian, tapi studi tentang perubahan suhu untuk bahan campuran belum banyak dilakukan. Sehingga, penting mengetahui fenomena perpindahan panas selama proses sterilisasi makanan campuran. Kualitas pangan a. Rasa: enak, lezat b. Gizi: kualitas dan kuantitas, tersedia secara biologi c. Aman: tanpa bakteri, tanpa pengawet d. Penampilan: tekstur, warna, bentuk, ukuran Panas (bahang) 1. Energi yang berpindah akibat perbedaan suhu. 2. Satuan SI= Joule 3. Suhu tinggi ke rendah 4. Setiap benda memiliki energi yang berhubungan dengan gerak acak atom/molekul penyusunnya. 5. Energi berbanding lurus dengan suhu benda 6. Benda 2 suhu bergandengan=bertukar energi internal hingga suhu seimbang Benda melepas =Q<0 panas ke sekitar Benda menyerap =Q>0 panas Perbedaan mutasi 1. Jumlah panas huruf Q 2. Kecepatan penyaluran panas 3. Fluks panas Rumus panas Q = mcΔt
a. Q= banyaknya kalor dalam Joule
b. m= massa benda dalam kg c. C= kalor jenis dalam joule/kg ‘C d. Δt= besarnya perubahan suhu dalam ‘C Perpindahan 1. Konduksi: panas yang pindah panas 2. Konveksi: material yang pindah Regulase a. FDA (Food and Drug Administration) 2005. b. Peraturan Kepala BPOM Nomor 24 Tahun 206 tentang Persyaratan Pangan Steril Komersial BAB III PERSYARATAN PANGAN STERIL KOMERSIAL Pasal 3, Ayat 3 “Fo sekurng-kurangnya 3,0 menit dihitung terhadap spora Clostridium botulinum” PENGALENGAN Sejarah a. Diawali tahun 1809 di Perancis= Nicolas Appert b. 1960= kaleng jenis two piece (untuk minuman berkarbonasi dan bir) c. 1967= kaleng tutup ring pull up dpt dibuka dengan alat Keuntungan 1. Bahan baku tinggal ambil pengalengan 2. Kapasitas produksi 500.000 kaleng/day massal 3. Harga produksi menjadi murah 4. Harga jual Rp7.000 Kekurangan a. Investasi mahal (min 100M) b. Teknologi sudah 200 tahun c. Proses full otomatis (mengurangi SDM) Pabrik Di Indonesia ada 7/8 (lampung 1, Jakarta 2, muncar 2, bali 4) Proses 1. Disiapkan pengemasan 2. Exhausting 90’C selama 20-30 menit 3. Penutupan 4. Sterilisasi 121’C 15 menit 5. Pendinginan 40’C 20 menit 6. Karantina 14 hari 7. Jadi STERILISAS adalah Penghancuran semua mikroba beserta sporanya tujuan Menghancurkan mikroba pembusuk dan pathogen untuk membuat produk cukup masak, tekstur, dan cita rasa sesuai yang diinginkan Pengaruh: 1. Organoleptik 2. Masa simpan bahan (2 tahun/lebih) 3. Kandungan gizi (Vit, protein, warna) Pengaruh Penutupan kurang hermetis menyebabkan reinfeksi mikroba kemasan F = derajat sterilitas (Waktu dalam menit pada suhu 121’C yang diperlukan untuk menghancurkan mikroba F bergantung a. Suhu proses pada b. Z (perubahan suhu) Di mana mikroba hancur sebesar 1 log atau 10n Rumus F EVALUASI Mutu dibedakan 1. Fisika (tekstur, warna) peka terhadap keasaman, oksigen, panas, menjadi cahaya 2. Kimia Kerusakan pada 1. Pengembangan bahan padat (induksi fisis) dalam kaleng kaleng Akibat panas yang berlebihan sementara kekuatan kaleng menahan tekanan=terbatas a. Pemuaian produk b. Koefisien muai produk c. Suhu awal d. Suhu pemanasan e. Tekanan uap gas dalam produk f. Volume headspace