Anda di halaman 1dari 4

1

Guru sebagai Kunci Kesuksesan Pendidikan


(Oleh: Enung Nurhayati)

Eksistensi suatu lembaga pendidikan tidak terlepas oleh peran seorang guru. Guru
menjadi ujung tombak dalam pendidikan. Tidak dipungkiri, jika seorang guru sangat
menentukan keberhasilan dalam membebaskan putra-putri bangsa dari kebodohan. Dengan
arti lain, guru berperan membantu untuk mencerdaskan dan memajukan peradaban bangsa.
Who is Teacher?
Kriteria Guru Ideal?
Profesinalisme Guru dalam Mengajar?
Profesionalisasi Guru?
Guru Jadul vs Guru Mutakhir?
Who is Teacher?
Guru adalah orang yang memfasilitasi alih ilmu pengetahuan dari sumber belajar
kepada peserta didik. Seorang guru dinyatakan sebagai fasilitator atau jembatan penghubung
ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Hal ini berarti peran seorang guru sangat
menentukan keberhasilan dari suatu pendidikan, di samping orang tua. Oleh karena itu, guru
sering disebut sebagai orang tua kedua di sekolah. Guru adalah kunci keberhasilan anak
didiknya. Seorang guru tidak hanya mengajar (transfer of knowledge), namun juga mendidik.
Mengajar hanya sebatas memberikan ilmu, namun mendidik adalah mentransformasikan ilmu
pengetahuan sekaligus nilai-nilai moral kepada anak didik.
Selain menjadi pengajar dan pendidik, guru juga merupakan pembimbing, pelatih, dan
pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif,
yaitu suasana belajar yang menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang
pada siswa untuk berpikir aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengeksplorasi dan
mengelaborasikan kemampuannya. Untuk itu seorang guru harus mempunyai keahlian dalam
bidangnya. Jadi syarat utama yang harus dimilik oleh guru adalah memiliki keahlian dalam
bidang tertentu dan mampu mentransformasikan ilmu tersebut kepada anak didiknya.
Kriteria Guru Ideal?
Guru yang sederhana memberitahu
Guru yang baik menerangkan
Guru yang lebih baik menunjukkan
Guru yang paling hebat memberi inspirasi
Guru ideal adalah guru yang mampu menjadi panutan dan selalu memberi keteladanan.
Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis.
Semakin diambil semakin jernih airnya.
Mengalir bening dan menghilangkan rasa dahaga bagi siapa saja yang meminumnya.
Pada dasarnya seorang guru tidak hanya dituntut untuk memiliki keahlian dalam
bidangnya, namun seorang guru harus bisa menjadi teladan bagi murid-muridnya. Untuk
menjadi guru ideal harus memiliki kemampuan intelektual yang memadai, kemampuan
memahami visi dan misi pendidikan, keahlian mentransfer ilmu pengetahuan atau metodologi
pembelajaran, mampu memahami konsep perkembangan anak/psikologi perkembangan,
kemampuan mencari problem solving, kreatif dan memiliki seni dalam mengajar.
Profesinalisme Guru dalam mengajar?
Guru profesional adalah guru yang telah mendapat pengakuan secara formal
berdasarkan ketentuan yang berlaku baik dalam kaitannya dengan jabatan ataupun latar
belakang pendidikan formalnya. Pengakuannya ini dinyatakan dalam bentuk surat keputusan,
ijazah, akta, sertifikat, dan sebagainya baik yang menyangkut kualifikasi maupun
kompetensi. Sebutan “guru profesional” juga dapat mengacu kepada pengakuan terhadap
kompetensi penampilan unjuk kerja seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya
sebagai guru.
Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas.
Untuk dapat menjadi guru profesional, mereka harus mampu menemukan jati diri dan
mengaktualisasikan diri sesuai dengan kemampuan dan kadah-kaidah guru profesional. Guru
diharapkan tidak hanya sebatas menjalankan profesinya, tetapi guru harus memiliki interest
yang kuat untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan kaidah-kaidah profesionalisme guru
yang dipersyaratkan.
Guru dalam era teknologi informasi dan komunikasi sekarang bukan hanya sekedar
transfer of knowledge melainkan harus menjadi manajer belajar. Hal tersebut mengandung
arti, setiap guru diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang menantang kreativitas
dan aktivitas siswa, memotivasi siswa, menggunakan multimedia, multimetode, dan
multisumber agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Profesionalisme yang tinggi hanya dimiliki oleh guru yang memiliki wawasan yang
luas. Seorang guru harus menguasai materi secara mendalam. Sehingga mampu
mengeksplorasikan materi dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh murid. Guru itu, juga
mampu memanfaatkan teknologi dan informasi untuk menunjang pembelajarannya.
Profesionalisme guru dalam mengajar juga tercermin dari cara penyampaian materi
pelajaran. Seorang guru harus konsentrasi pada materi yang dibahas, sehingga hasilnya bisa
maksimal. Disamping itu, dengan profesionalisme yang tinggi dalam mengajar, akan
memberi motivasi bagi siswa untuk lebih mengembangkan bakat dan kemampuannya.
Sehingga, profesinalisme yang tinggi sangat penting dimiliki bagi seorang guru.
Seorang guru yang mempunyai profesionalisme tinggi harus menguasai pelbagai
metodelogi pembelajaran. Oleh karena, hal demikian akan menjadikan guru lebih variatif
dalam menyampaikan materinya. Sedangkan yang dimaksud dengan metodologi mengajar
adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari
sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi
dalam melakukan suatu kegiatan, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan
tujuan pengajaran tercapai. Pelbagai metode pengajaran diantaranya yaitu, metode ceramah
(preaching method), metode diskusi (discussion method), metode demontrasi (demontration
method), metode resitasi (recitation method), dan lainnya.
Guru profesional harus kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Guru yang kreatif akan
selalu menemukan cara terbaik dalam menyampaikan mata pelajaran dan tentunya
menggunakan inovasi terbaru sesuai dengan mata pelajaran dan keadaan yang berlaku saat itu
baik dari situasi dan kondisi lingkungan setempat maupun dari latar belakang setiap peserta
didiknya dalam proses belajar mengajar sedang akan berlangsung atau sedang berlangsung.
Guru profesional faham dan mengerti trik apa yang akan digunakan ketika mengajar dan
mendidik demi tersalurnya apa yang menjadi materi atau bahan ajar.
Profesionalisasi Guru?
GURU Profesional seharusnya memiliki empat kompetensi:
Pedagogik
Kognitif
Kepribadian
3

Sosial
Akan tetapi, masih banyak guru di Indonesia saat ini belum memenuhi kriteria tersebut.
Oleh karena perlu upaya untuk meningkatkan profesionalisasi guru. Yang dimaksud dengan
profesionalisasi guru adalah suatu proses menuju kepada perwujudan dan peningkatan profesi
guru dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru diantaranya
yaitu:
1. Peningkatan skil guru yang meliputi: commitment, preparation, organization, tolerance,
storytelling, open for questions, innovative, technology enthusiast, social.
2. Penyelenggaraan pelatihan. Penyelenggaraan pelatihan ini bertujuan untuk lebih
meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar. Karena kompetensi merupakan syarat
utama untuk menjadi guru yang profesional.
3. Penyerataan pendidikan dan membuat standarisasi minimum pendidikan guru.
Dengan adanya standarisasi minimum bagi seorang guru, maka akan lebih banyak
dihasilkan guru ideal yang inovatif dan mampu melahirkan anak didik yang berkualitas
tinggi.
Guru Jadul vs Guru Mutakhir
Seiring berjalannya waktu, maka profesi guru pun mengikuti perkembangan zaman,
sehingga dapat ditemukan model “Guru Jadul” dan “Guru Mutakhir”. Kedua model tersebut
tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Keduanya memiliki motode
khas dalam mendidik murid-muridnya. Dengan kedua model guru demikian, maka ada
beberapa hal yang bisa menjadikan pembeda antara “Guru Jadul” dengan “Guru Mutakhir”.
Pertama, Metode Mengajar. Guru Jadul umumnya menggunakan satu metode,
misalnya metode ceramah. Guru menerangkan murid mendengarkan, sehingga 90% one
way (komunikasi hanya satu arah dari guru saja). Dalam metode ceramah ini murid
menerima, guru memberi. Sehingga nampak adanya role yang namanya guru dan ada role
yang namanya murid. Guru berperan hanya sebagai pentransfer ilmu. Selain metode ceramah,
guru menugaskan siswanya untuk mencatat materi pelajaran dari bahan ajar yang dia dikte.
Dengan metode mengajar seperti ini, khazanah pengetahuan yang diterima siswa terbatas
pada sumber guru, buku diktat dan perpustakaan sekolah. Akibatnya, murid tidak bisa lebih
tahu dari guru dan guru selalu lebih tahu dari murid. Sedangkan Guru Mutakhir biasanya
mengolaborasikan beberapa metode mengajar. Dalam proses belajar mengajar yang aktif
tidak hanya saja guru yang menerangkan, tetapi terjadi timbal balik komunikasi antara guru
dengan siswa. Guru Mutakhir lebih sering menjelaskan materi secara singkat, lalu
mempersilakan para siswa untuk bertanya apabila ada kesulitan. Dan atau guru tidak hanya
menugaskan untuk meresume materi pelajaran dari satu sumber bahan ajar, akan tetapi
menugaskan untuk lebih mengembangkan materi pelajaran dari beberapa sumber bahan ajar.
Dengan kolaborasi metode ini, siswa terpacu untuk mengembangkan pengetahuannya di luar
sekolah. Misalnya dengan browsing di internet, mengikuti kursus, dan lain sebagainya.
pengetahuan yang didapat siswa puan akan semakin banyak. Role guru tidak hanya sebagai
pengajar, tetapi berfungsi sebagai fasilitator.
Kedua, penggunaan alat bantu pembelajaran. Karena keterbatasan dan
kesederhanaan keadaan serta teknologi belum berkembang, maka alat bantu yang digunakan
oleh Guru Jadul misalnya hanya menggunakan kapur dan papan tulis. Lain hal dengan yang
digunakan oleh Guru Mutakhir lebih menghandalkan kecanggihan teknologi, misalnya guru
menuliskan materi ajar di sebuah file presentation yang bisa ditampilkan di layar
menggunakan LCD proyektor. Penggunaan teknologi ini disamping praktis, juga membantu
para siswa untuk mengetahui lebih detail suatu gambar/objek/benda.
Ketiga, kurikulum dan cara mengevaluasi. Perkembangan kurikulum di Indonesia
dari tahun 1945 sampai dengan kurikulum 2013 dapat dilihat dalam skema berikut.

Perkembangan Kurikulum di Indonesia

1947 1964 1973 2004 2006


1968 1997 2014
Rencana Rencana Kurikulum 1975 Kurikulum 1984 1994 2013
Rintisan Kurikulum
Kurikulum Revisi
Sekolah Dasar dikembalikan ke
Pelajaran dirinci Pendidikan Proyek Perintis Kurikulum 1984 Kurikulum 1994 Kurikulum Tingkat Satuan Kurikulum 2013
Sekolah Dasar Kurikulum 1994 Kurikulum 2006
dalam rencana Sekolah Dasar sekolah Berbasis Pendidikan

Ringkasan Perbedaan KBK 2004, KTSP 2006, Kurikulum 2013

KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013

Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan


diturunkan dari Standar Isi diturunkan dari Standar Isi diturunkan dari kebutuhan
Standar Isi diturunkan dari Standar Standar Isi diturunkan dari Standar masyarakat
Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Standar Isi diturunkan dari Standar
Kompetensi Lulusan
Pemisahan antara mata pelajaran Pemisahan antara mata pelajaran
Semua mata pelajaran harus
pembentuk sikap, pembentuk pembentuk sikap, pembentuk
berkontribusi terhadap pembentuk
keterampilan, dan pembentuk keterampilan, dan pembentuk
sikap, pembentuk keterampilan, dan
pengetahuan pengetahuan
Kompetensi diturunkan dari mata Kompetensi diturunkan dari mata Mata pelajaran diturunkan dari
pelajaran pelajaran kompetensi yang ingin dicapai
Mata pelajaran lepas satu dengan
Mata pelajaran lepas satu dengan Semua mata pelajaran diikat oleh
yang lain, sperti sekumpulan mata
yang lain, sperti sekumpulan mata kompetensi inti (tiap kelas)
pelajaran terpisah
Pengembangan kurikulum sampai pelajaran terpisah Pengembangan kurikulum sampai
pada silabus Pengembangan kurikulum sampai pada buku teks dan buku pedoman
pada kompetensi dasar guru

Demikianlah, berdasarkan uraian di atas maka nampak begitu pentingnya


profesionalisme yang tinggi bagi seorang guru. Setiap guru hendaknya berusaha semaksimal
mungkin untuk mengembangkan profesionalisme yang ada pada dirinya. Karena keberhasilan
pendidikan negara kita sangat bergantung pada keberhasilan seorang guru dalam menciptakan
kader-kader masa depan yang memiliki intelektual yang tinggi dan memiliki sikap moral
yang tinggi pula.

Anda mungkin juga menyukai