Anda di halaman 1dari 5

IDENTIFIKASI FORMALIN PADA BUAH PISANG DAN BUAH

NAGA YANG DIJUAL DIPASAR BUAH DAN PEDAGANG


KAKI LIMA PADA KOTA KENDARI

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Melakukan Penelitian

Oleh :
SYIDNI ULANAYA
P00341020095

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Formaldehid atau disebut juga formalin merupakan zat kimia berbahaya bagi manusia
sehingga sangat dilarang digunakan sebagai bahan baku makanan, tetapi masih banyak produsen
makanan seperti dalam pembuatan mie basah, lontong, ketupat, tahu, bakso, sosis, bahkan dalam
pembuatan kecap masih menggunakan bahan formalin sebagai bahan tambahan untuk
mengawetkan makanan. Penggunaan bahan ini dimaksudkan agar bahan makanan yang dijual
bisa disimpan dalam jangka lama dan tidak mudah rusak. Metodologi yang digunakan pada
penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional study dengan mengumpulkan data primer
berupa pengujian sampel makanan yang diambil secara purposive random sampling. Penelitian
ini bertujuan mengidentifikasi formalin pada bahan makanan yang mengandung formalin yang
terdapat dibeberapa pasar tradisional di Samarinda dengan menggunakan ekstrak bahan alami
yaitu ekstrak kulit buah naga. Dari hasil penelitian pengujian formalin dengan uji menggunakan
kulit buah naga

Penyalahgunaan produk atau bahan tertentu yang tidak sesuai dengan peruntukannya sering
kali terjadi di negeri tercinta indonesia, namun sering kali upaya mengatasinya lebih untuk
mencegahnya sangat terlambat. Lama kelamaan masyarakat pun cenderung menjadi terbiasa
dengan kondisi seperti itu yang pada akhirnya membuat masyarakat menjadi bersikap apatis
terhadap berbagai fenomena yang terjadi.

Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia, karena dari makanan
manusia mendapatkan zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh, zat gizi dibutuhkan tubuh untuk
pertumbuhan, mempertahankan dan memperbaiki jaringan tubuh, mengatur proses dalam tubuh,
dan menyediakan energi.

Formalin merupakan bahan kimia yang dilarang penggunaannya sebagai pengawet makanan,
sering digunakan untuk jenis makanan seperti mie, ikan, tahu, dan jajanan anak-anak
disekolahan. Keracunan akibat dengan timbulnya gejala seperti mual, susah menelan, sakit
perut, muntah-muntah, depresi susunan syaraf, dan gangguan peredaran darah. Dampaknya
jangka panjang yang dapat ditimbulkan seperti penyakit ginjal, penyakit kanker, penyakit otak
bahkan kematian

Pisang adalah salah satu buah paling populer di dunia maupun di indonesia karena
memiliki nutrisi yang sangat baik bagi manusia. Pisang dikenal juga sebagai ‘buah bahagia’
karena memiliki Serotonin yang dapat merangsang otak manusia untuk merasa bahagia. Namun
dalam pemasarannya warna kulit pisang menjadi salah satu tolak ukur pelanggan, juga menjadi
referensi sebagai pisang yang berkualitas karena ditentukan oleh tingkat kematangan-nya.
Pematangan buah telah menjadi perhatian penting dan sedang dikategorikan sebagai buah
climacteric yang matang secara alami dan non-climacteric yang dimatangkan baik menggunakan
cara tradisional maupun mencampurkan dengan bahan kimia

Dalam pemilihan buah dengan menggunakan indra manusia tentu sudah menjadi hal yang
biasa dan lumrah namun tidak menutup kemungkinan adanya kesalahan dalam pemilihan buah
tersebut. Beberapa penelitian sebelumnya untuk mengevaluasi dan mengklasifikasikan
kematangan pisang menggunakan image processing. Menentukan kualitas pisang dan
mengklasifikasikan kematangan berdasarkan dielectric spectroscopy dan image processing
technique, dielectric spectroscopy digunakan untuk mengukur impedance pisang yaitu untuk
menentukan tingkat kematangan yang tidak menunjukkan perubahan warna pada kulit pisang. Di
samping itu, Ditakkan, dkk. Menggunakan metode image processing, membandingkan berbagai
algoritma dan machine learning untuk klasifikasi nya.

Teridentifikasinya kandungan formalin ini dapat dilihat saat sampel dicelupkan ke tisu
atau kertas yang telah direndam oleh ekstrak kulit buah naga yang berwarna keunguan dan tisu
atau kertas saring tersebut tetap berwarna ungu. Tetapi jika sampel yang telah dicelupkan ke tisu
atau kertas saring yang mengandung ekstrak kulit buah naga berubah berwarna putih maka
sampel dinyatakan negatife mengandung formalin.

Identifikasi formalin pada buah naga dapat dilakukan menggunakan kulit buah naga hal
ini dapat menunjukkan hasil positif dengan ditandai tidak mengalami perubahan warna,

Berdasarkan latar belakang diatas yang telah teruraian maka peneliti tertarik melakukan
penelitian mengenai “identifikasi formalin pada buah pisang dan buah Naga yang dijual dipasar
buah dan pedagang Kaki lima pada kota kendar”
B. Rumusan Masalah

Untuk mengetahui Apakah terdapat formalin pada buah pisang dan buah naga yang di jual
dipasar buah dan pedagang kaki lima kota kendari.?

C. Tujuan penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya formalin terhadap buah pisang dan
buah naga yang dijual dipasar buah dan pedagang kaki lima di kota kendari

D. Manfaat penelitian
1. Bagi Institusi

Sebagai sumber bahan informasi bagi mahasiswa prodi teknologi laboratorium


medik mengenai identifikasi . Adanya formalin terhadap buah pisang dan buah
naga yang dijual dipasar buah dan pedagang kaki lima di kota kendari

2. Bagi Peneliti

Sebagai bentuk referensi dari proses pendidikan di prodi teknologi


laboratorium medik disertai menambahkan wawasan penulis untuk
pengetahuan adanaya formalin terhadap buah pisang dan naga yang
diperjual belikan dan menambahkan pengalaman dalam melakukan
penelitian ilmiah.

3. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi terhadap


masyarakat agar lebih berhati-hati lagi dalam memilih bauh yang akan
dikonsumsi.

4. Bagi Peneliti Lain

Sebagai acuan informasi bagi mahasiswa prodi teknologi laboratorium


medik untuk melakukan penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai