MATA KULIAH
PENGETAHUAN BAHAN BAKU HASIL PERIKANAN
Oleh:
2023
TATA TERTIB PRAKTIKUM
DI LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
A. Latar Belakang
Dalam usaha perikanan ikan modern terdapat berbagai bentuk
pemanfaatan ikan basah, yaitu utuh (whole fish), fillet (lempengan daging),
steak, disiangi (drawn, gutted, eviscerated), dibantai (dressed), potongan
tidak beraturan, dan lain-lain (Ilyas 1983).
B. Tujuan Praktikum
1. Praktikan dapat melakukan berbagai penyiangan ikan dengan tepat,
antara lain dengan metode penyianan, pembantaian, pembuatan fillet, dan
steak.
2. Praktikan dapat menghitung dan membandingkan % hasil siangan.
C. Alat dan Bahan
Alat : pisau, talenan, timbangan, tissue
Bahan : ikan, akuades
D. Prosedur Praktikum
PENYIANGAN IKAN
1. Timbang berat awal ikan (timbang 1)
2. Bersihkan sisik yang ada pada kulit ikan
3. Bersihkan bagian dalam ikan dengan cara membelah bagian perut
4. Cuci bersih ikan yang telah dibuang isi perut dan sisiknya dengan air
mengalir, tiriskan
5. Timbang kembali ikan yang telah dibersihkan (Timbang 2)
6. Menghitung % penyiangan = berat setelah disiangi x 100 %
berat awal
PEMBANTAIAN IKAN
STEAK IKAN
Penyiangan
Pembantaian
Fillet
Steak
Pendinginan ikan
........
ACARA II
MORFOMETRIK IKAN
A. Dasar Teori
Morfometrik merupakan pengukuran-pengukuran morfologi yang meliputi
ukuran panjang dan berat, serta sekala kondisi fisik berdasarkan standar
morfologi tubuh, sesuai fase hidup hewan (indarmawan et al., 2012). Pengukuran
morfometrik merupakan beberapa pengukuran standar yang digunakan pada
ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip
punggung atau tinggi batang ekor. Pengukuran ikan yang sedang mengalami
pertumbuhan digunakan rasio dari panjang standar. Ikan yang digunakan adalah
ikan yang diperkirakan mempunyai ukuran dan kelamin yang sama. Hal ini
disebabkan pertumbuhan ikan tidak selalu proporsional dan dimorfime seksual
sering muncul pada ikan (tetapi sering kali tidak jelas) (Ariyanto, 2003).
Morfometrik dimaksudkan untuk mengukur bagian tubuh yang penting
pada hewan, agar diketahui kisaran ukurannya, disetiap fase pertumbuhan pada
masing-masing jenis hewan, sehingga informasi untuk determinasi taksa menjadi
lebih lengkap dan akurat.nilai penting yang terkandung dalam morfometri yaitu
untuk mengetahui berat dan ukuran tubuh (indarmawan et al., 2012). Metode
analisis morfologis tradisional yaitu perbandingan antara univariat karakter
meristik dan morfometrik seperti panjang tubuh, lebar tubuh, dan tinggi tubuh,
yang mampu mengidentifikasi perbedaan antara spesies, sering kali gagal
mengidentifikasi perbedaan antara galur atau populasi. Karakter morfometri baku
yang terkonsentrasi pada ukuran-ukuranpanjang dan bagian kepala, badan dan
ekor menghasilkan pola gambaran bentuk tubuh yang cenderung bias (Kotetelat
et al., 1993).
Teknik truss morphometric merupakan salah satu upaya menggambarkan
bentuk ikan dengan cara mengukur bagian-bagian dari tubuhnya atas dasar titik-
titik patokan. Pengukuran karakter morfometrik dengan pola truss network
memberikan gambaran yang lebih menyeluruh. Metode ini menghasilkan
karakterisasi geometri bentuk tubuh ikan secara lebh sistematik dan meunjukkan
peningkatan kemampuan untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan bentuk
tubuh (Mayr, 1982). Pengukuran karakter morfometri dengan pola truss network
memberikan gambaran yang lebih menyeluruh. Metode ini menghasilkan
karakterisasi geometri bentuk tubuh ikan secara lebih sistematik dan menunjukan
peningkatan kemampuan untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan bentuk
tubuh. Patokan titik truss pada tubuh ikan sebanyak 11 buah yang meliputi:
pangkal rahang, pangkal moncong bawah, pangkal moncong atas, batas antara
kepala dengan badan (ujung dorsal kepala), dst (Moyle et al., 1986).
Dibawah ini beberapa cara yang digunakan dalam mengukur ikan:
1. Panjang Total (TL) adalah jarak garis lurus yang diukur dari ujung hidung
sampai ke ujung sirip ekor yang disatukan
2. Panjang Standar (SL) adalah jarak garis lurus yang diukur dari ujung
hidung sampai ke dasar sirip ekor
3. Panjang Kepala (HL) adalah jarak garis lurus mulai dari awal ujung mulut
sampai kebagian terakhir dari tengkorak kepala
4. Panjang Batang Ekor (CPL) adalah garis lurus yang diukur mulai dari jari
terakhir sirip dubur hingga pertengahan pangkal batang ekor
5. Panjang Moncong (SnL) adalah garis lurus diukur mulai dari bagian
terdepan moncong/bibir hingga pertengahan garis vertikal yang
menghubungkan bagian anterior mata
6. Tinggi Sirip Punggung (DD) adalah garis lurus diukur mulai dari pangkal
hingga ujung pada jari – jari pertama sirip punggung
7. Panjang Dasar Sirip Ekor (DBL) adalah garis lurus diukur mulai dasar jari
– jari pertama sampai jari – jari terakhir sirip dorsal
8. Diameter Mata (ED) adalah garis lurus diukur jarak paling lebar dari bola
mata
9. Tinggi Batang Ekor (CPD) adalah garis lurus diukur pada bagian terendah
pangkal ekor
10. Panjang Sirip Dada (PFL) adalah garis lurus diukur mulai dasar sampai
ujung filamen terpanjang jari – jari sirip dada
11. Panjang Sirip Perut (VFL) adalah garis lurus diukur mulai asar sampai
ujung filamen terpanjang jari – jari sirip perut
12. Tinggi Kepala (HD) adalah garis lurus diukur mulai dari pertengahan
kepala sampai pertengahan dada
13. Tinggi Tubuh (BD) adalah garis lurus diukur pada bagian tubuh tertinggi
(tidak termasuk tinggi sirip), posisinya persis didepan sirip dorsal
14. Panjang Sirip Anus (AFL) adalah garis lurus diukur mulai dasar jari - jari
pertama sampai jari - jari terakhir sirip anus
15. Berat (W) adalah berat ikan yang telah ditimbang.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu memahami dan
menerapkan metode tradisional morfometrik.
D. Prosedur Kerja
1. Disiapkan spesies ikan yang ingin dilakukan pengukuran morfometrik.
2. Ditentukan karakter yang ingin dilakukanpada saat pengukuran
(penentuan karakter pengukuran harus sama dengan kelompok lainnya).
Adapun karakter yang diukur yaitu:
Table 1. Karakter pengukuran morfometrik
No Karakter yang diukur Notasi
.
1 Total Length (Panjang Total) TL
2 Standard Length (Panjang Standar) SL
3 Head Length (Panjang Kepala) HL
4 Caudal Pundacle Length (Panjang Batang CPL
Ekor)
5 Snouth Length (Panjang Moncong) SnL
6 Dorsal Depth (Tinggi Sirip Ekor) DD
7 Dorsal Base Length (Panjang Dasar Sirip Ekor) DBL
8 Eye Diameter (Diameter Mata) ED
9 Caudal Fin Length (Tinggi Batang Ekor) CPD
10 Pectoral Fin Length (Panjang Sirip Dada) PFL
11 Ventral Fin Length (Panjang Sirip Perut) VFL
12 Head Length (Tinggi Kepala) HD
13 Body Depth (Tinggi Tubuh) BD
14 Anal Fin Length (Panjang Sirip Anus) AFL
15 Weight (Berat) W
A. Dasar Teori
Bahan hasil perikanan merupakan bahan segar yang dapat diolah
menjadi bahan pangan olahan. Bahan olahan mengalami perubahan kualitas
termasuk komponen-komponen kimia, perubahan-perubahan ini berakibat positif
ataupun negatif pada bahan pangan sehingga perlu dilakukan suatu analisa yang
dapat berguna dalam memberikan informasi tentang kualitas gizi yang masih ada
dalam bahan panmgan tersebut.
Rendemen adalah presentase produk yang didapatkan dari
membandingkan berat awal bahan dengan berat akhirnya. Sehingga dapat
diketahui kehilangan beratnya dalam proses pengolahan. Rendemen didapatkan
dengan cara (menghitung) menimbang berat akhir bahan yang dihasilkan dari
proses dibandingkan dengan berat bahan awal sebelum mengalami proses.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui cara
menghitung rendemen ikan.
D. Cara Kerja
Cara kerja dalam analisis rendemen adalah sebagai berikut:
1. Ikan dicuci bersih kemudian dikeringkan, ditimbang.
2. Dipotong bagian kepala, dan ditimbang bagian kepala.
3. Dibersihkan sisiknya (jika ikan mempunyai sisik) dan timbang sisik yang
terkumpul.
4. Fillet bagian daging, diusahakan daging ikan tidak banyak terbuang dan
timbang hasil fillet.
5. Tulang dan organ bagian dalam ikan yang tersisa ditimbang.
Rumus perhitungan rendemen sebagi berikut:
Berat akhir (produk)
Rendemen = X 100%
Berat awal