Anda di halaman 1dari 27

KURIKULUM 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : _______________________________

Kelas / Semester : X (Sepuluh) / 1

Nama Guru : _______________________________

NIP / NIK : _______________________________


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama Sekolah : SMKS Kesehatan Ambon


Bidang Keahlian : Kesehatan dan Pekerjaan Sosial
Program Keahlian : Keperawatan
Kompetensi Keahlian : Asisten Keperawatan (C2)
Kelas / Semester : X/ I
Tahun Pelajaran : 2019-2020
Durasi : 6 JP @ 45 Menit

A. KompetensiInti
KI-3 (Pengetahuan) : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Asisten Keperawatan pada
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
KI-4 (Keterampilan) : Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah
sederhana sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Asisten
Keperawatan.
Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur
sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik
dibawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan gerak mahir, menjadikan gerak alami, sampai dengan
tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik
dibawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


KompetensiDasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.7 Menerapkan pemeriksaan anatomi 3.7.1 Mengetahui tentang anatomi fisiologi sistem
fisiologi sistem reproduksi reproduksi.
3.7.2 Menjelaskan organ organ anatomi fisiologi
sistem reproduksi.
4.7. Melakukan pemeriksaan anatomi 3.7.3 Menjelaskan fungsi anatomi fisiologi sistem
fisiologi sistem reproduksi reproduksi.
3.7.4 Mengetahui tentang struktur anatomi
fisiologi sistem reproduksi.

4.7.1 Menjelaskan tujuan pelaksanaan dari


setiap prosedur yang dilakukan dalam
pemeriksaan anatomi fisiologi sistem
reproduksi
4.7.2 Menjelaskan tahapan pelaksanaan dari
setiap prosedur yang dilakukan
(persiapan,pelaksanaan,evaluasi) secara
sistematis.

C. Tujuan Pembelajaran
 Melalui langkah pembelajaran model Discovery Learning dengan pendekatan saintifik
peserta didik menerapkan pemeriksaan anatomi fisiologi sistem reproduksi, mengajukan
pertanyaan, mengajukan jawaban sementara, mengumpulkan data, menganalisa data,
menyusun simpulan untuk dapat mencapai kompetensi pengetahuan (memahami,
menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi),

 Melalui langkah pembelajaran model Discovery Learning dengan pendekatan saintifik


peserta didik melakukan pemeriksaan anatomi fisiologi sistem reproduksi, mengajukan
pertanyaan, mengajukan jawaban sementara, mengumpulkan data, menganalisa data,
menyusun simpulan untuk dapat mencapai kompetensi keterampilan (mengamati,
mencoba, menyaji, dan menalar), dan sikap (jujur, santun, dan tanggungjawab).

D. Materi Pembelajaran
Materi Faktual  Anatomi
dapat diamati dengan  Reproduksi
indera atau alat  Organ Eksterna dan Interna

 Skrotum
 Penis
 Testis
 Estrogen
 Tubuh manusia
Materi Konseptual  Anatomi, fisiologi, sistem reproduksi
Gabungan antar fakta-
fakta yang saling
berhubungan
Materi Prinsip  Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
Generalisasi hubungan  Rongga Pelvis
antar konsep-konsep yang  Vulva
saling terkait  Mons Veneresis
 Labia Mayora
 Labia Minora
 Klitoris
 Vestibulum
 Hymen
 Perineum
 Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Pria
 Testis
 Epidemis
 Scrotum
 Vas Deferens
 Vesicula Seminalis
 Kelenjar Prostat
 Penis
 Pemeriksaan anatomi fisiologi sistem reproduksi
Materi Prosedural  Menjelaskan tujuan pelaksanaan dari setiap prosedur yang
Sederetan langkah yang dilakukan dalam pemeriksaan anatomi fisiologi sistem
sistematis dalam reproduksi
menerapkan prinsip  Menjelaskan tahapan pelaksanaan dari setiap prosedur yang
dilakukan (persiapan,pelaksanaan,evaluasi) secara sistematis.

E. Pendekatan, Strategi dan Metode


 Pendekatan : Saintifik
 Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Demontrasi, Praktek dan Penugasan
 Model : Problem Based Learning

F. Alat dan Media Pembelajaran


 Vidio Pembelajaran.
 Slide Powerpoint.
 LCD Proyektor.

G. SumberBelajar
 Hand Out
 Internet

H. Kegiatan Pembelajaran
Sintaks Langkah Saintifik
Tahap Kegiatan
Model M M M M M PPK Waktu
pemebelajaran Pembelajaran
Pembelajaran 1 2 3 4 5
Pendahuluan  Melakukan Religiositas
pembukaan dengan
salam pembuka dan
berdoa untuk
memulai
pembelajaran
 Memeriksa Disiplin
kehadiran peserta
didik sebagai sikap
disiplin
 Menyiapkan fisik dan 
psikis peserta didik
dalam mengawali
kegiatan
pembelajaran.
 Memberikan  Rasa ingin
gambaran tentang tahu
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari.
 Menyampaikan 
tujuan pembelajaran
pada pertemuan
yang berlangsung
 Mengaitkan materi  Literasi
pembelajaran yang
akan dilakukan
dengan pengalaman
peserta didik dengan
Materi sebelumnya,
 Guru menyampaikan 
tatacara sistem
penilaian dalam
belajar.
Inti  Guru menampilkan
tayangan tentang 
Anatomi, fisiologi,
sistem reproduksi
Stimulus  Siswa mengamati
dan memahami
tayangan tentang
Anatomi, fisiologi,
sistem reproduksi
 Guru menanyakan
maksud dari
tayangan tentang
Anatomi, fisiologi,
sistem reproduksi
Identifikasi masal
ah  Siswa secara
berkelompok
mendiskusikan
tentang Anatomi,
fisiologi, sistem
reproduksi
Pengumpulan  Guru meminta siswa
data mengali informasi
tentang Anatomi,
fisiologi, sistem
reproduksi
 Siswa menggali 
informasi tentang
tentang Anatomi,
fisiologi, sistem
reproduksi
 Guru memberikan 
beberapa pertanyaan
yang berkenaan
tentang Anatomi,
fisiologi, sistem
Pembuktian reproduksi
 Siswa menjawab dan 
mendiskusikan
pertanyaan yang
diberikan guru
secara berkelompok.
 Siswa menyajikan 
dalam bentuk hasil
diskusi kelompok
tentang Anatomi,
fisiologi, sistem
reproduksi
Menarik
kesimpulan  Siswa lain 
memberikan
tanggapan terhadap
presentasi kelompok
mengenai Anatomi,
fisiologi, sistem
reproduksi
 Siswa menerima 
tanggapan dari siswa
lain dan guru
 Siswa menyimpulkan 
materi tentang
Anatomi, fisiologi,
sistem reproduksi
Penutup  Guru menyimpulkan
pelajaran yang
sudah dibahas
 Guru melaksanakan
penilaian
pengetahuan melalui
tes tertulis.
 Guru memberikan Tanggung
tugas untuk jawab
pertemuan
selanjutnya.
 Siswa melakukan Disiplin
pembersihan
peralatan, media dan
ruangan.
 Guru mengarahkan Religiositas
siswa untuk berdo’a
sebelum selesai
pembelajaran.

I. Penilaian Pembelajaran
 Penilaian Skala Sikap
 Teknik penilaian : Observasi : sikap religiius dan sikap sosial
 Bentuk penilaian : lembar pengamatan
 Instrumen penilaian : jurnal (terlampir)

 Pengetahuan
 Jenis/Teknik tes : tertulis, lisan,dan Penugasan
 Bentuk tes : uraian
 Instrumen Penilaian : (terlampir)

 Keterampilan
Teknik/Bentuk Penilaian :
 Praktik/Performence
 Fortofolio
 Instrumen Penilaian : (terlampir)

Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa
memberikan soal tambahan misalnya .

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..

Nama Indikator yang Bentuk


Nilai Nilai Setelah
No Peserta Belum Tindakan Keterangan
Ulangan Remedial
Didik Dikuasai Remedial
1
2
3
4
5
6
dst
Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1. Membaca buku-buku tentang materi yang relevan.
2. Mencari informasi secara online tentang materi
3. Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang materi
4. Mengamati langsung tentang materi yang ada di lingkungan sekitar.

Ambon,… Juli 2019

Mengetahui
Kepala SMKS Kesehatan Ambon Guru Mata Pelajaran

Adolfina Bumbungan, S.Pd., M.Kes Eyztantika Patadungan, S.Ked


Nip. 195704241981112001

Catatan Kepala Sekolah


............................................................................................................................................ ............
............................................................................................................................................ ............
............................................................................................................................................ ............
............................................................................................................................................ ............
............................................................................................................................................ ............
............................................................................................................................................ ............
Lampiran
Materi Pembelajaran
Anatomi, fisiologi, sistem reproduksi

A. Anatomi Organ Reproduksi Pria


1. Anatomi
2. Fisiologi
a) Kelenjar:
1) Testis
Testis merupakan 2 buah organ glandula yang
memproduksi semen, terdapat didalam skrotum dan digantung
oleh fenikulus spermatikus.pada janin, testes terdapat dalam
kavum abdominalis di belakang peritoneum. Sebelum kelahiran
akan turun ke kanalis inguinalis bersama dengan fenikulus
spermatikus kemudian masuk ke dalam skrotum. Testis
merupakan tempat dibentuknya spermatozoa dan hormone laki-
laki, terdiri dari belahan-belahan disebut lobules testis.
Testis menghasilkan hormone testosterone yang
menimbulkan sifat kejantanan setelah masa pubertas, disamping
itu follicle stimulating hormone (FSH) dan lutein hormone (LH).
Testis dibungkus oleh:
 Fasia spermatika eksterna, suatu membrane yang tipis
memanjang kearah bawah diantara fenikulus dan testes,
berakhir pada cincin subkutan inguinalis.
 Lapisan kremasterika, terdiri dari selapis otot. Lapisan ini
sesuai dengan M oblikus abdominis internus dan kasies
abdominus internus.
 Fascies spermatika interna, suatu membrane tipis dan
menutupi fenikulus spermatikus. Fasia ini akan berakhir
pada cincin inguinalis interna bersama dengan fasia
transversalis. Lapisan otot ini sesuai dengan M oblikus
abdominis internus dan fasianya.
Pembuluh darah testes:
 Arteri pudenda eksterna pars superpisialis merupakan
cabang dari arteri femoralis.
 Arteri perinialis superfisialis cabang dari arteri pudenda
interna.
 Arteri kremasterika cabang dari arteri epigestrika inferior.
Untuk pembuluh darah vena mengikuti arteri.
Persarafan testes meliputi N. ilioinguinalis, N.
lumboinguinalis cabang dari pleksus lumbalis, dan N. ferinialis
superfisialis.
2) Vesika Seminalis
Vesika suminalis merupakan dua ruangan diantara fundus
vesika urinaria dan rectum, masing-masing ruangan berbentuk
piramid.Pemeriksaan anterior berhubungan dengan fundus vesika
urinaria.Permukaan posterior terletak diatas rectum yang
dipisahkan oleh fasia rektovesikalis.
Panjang kelenjar ini 5-10 cm, merupakan kelenjar sekresi
yang menghasilkan zat mukoid.Zat ini banyak mengandung
fruktosa dan zat gizi (prostaglandin dan fibrinogen) yang
merupakan sumber energy bagi spermatozoa.Vesika seminalis
bergabung dengan duktus deferens, penggabungan ini disebut
duktus ejakulatorius.
Sekresi vesika seminalis merupakan seminalis pokok dari
air mani yang menghasilkan cairan yang disebut semen sebagai
pelindung spermatozoa. Selama ejakulasi vesiika seminalis
mengosongkan isinya kedalam duktus ejakulatorius sehingga
menambah semen ejakulasi serta mukosa.
Duktus ejakulatorius berjumlah 2 buah pada sisi lain dari
garis tengah. Masing-masing duktus akan membentuk gabungan
vesika seminalis dengan duktus deferens. Panjangnya 2 cm mulai
dari lobus medialis basis glandula prostate, berjalan kedepn
bawah diantara rateralis dari utrikulus prostatikus dan berakhir
ditepi urtikulus.
Arteri yang menyuplai vesika seminalis adalah cabang dari
arteri vesikalis medialis, arteri vesikalis inferior, dan arteri
haemoroidalis medialis.Vena-vena dan system limfe menyertai
arteri.Persyarafan merufakan cabang dari pleksus pelvikus.

3) Kelenjar (glandula) Prostat


Sebagian bersifal glandular dan sebagian lagi bersifat
otot.Glandula prostate terdapat dibawah orivisium uretra interna
dan sekeling permukaan uretra, melekat dibawah vesika urenaria
dalam rongga pelpis dibawah simfisis pubis posterior.Prostat
merupakan suatu kelenjar yang mempunyai 4 lobus, yaitu
posterior, anterior, lateral, dan medial.
Fungsi kelenjar pstat mengekuarkan cairan alkali yang
encer seperti susu yang mengandung asam sitrat yang berguna
untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan pada uretra.
Basis prostat menghadap keatas berhubungan dengan
permukaan inferior vesika urinaria.Uretra menembus glandula
prostat tepi anterior dan posterior.Apeks prostat mengarah
kebawah berhubungan dengan diafragma urogenitalis.
Prostat dipertahankan posisinya oleh:
 Ligamentum puboprostatika
 Lapisan dalam diafragma urogenitalis
 M. levator ani pars anterior.
 M. levator prostat bagian dari M. levator ani.
Pembuluh darah dan syaraf untuk glandula prostate meliputi
arteri pudenda interna, arteri sesikalis inferior, arteri haemoroidalis
medialis. Vena akan membentuk fleksus disekitar sisi dan basis
glandula prostate dan berakhir di vena hipogastrika. Nervus
merupakan cabang dari pleksus pelvis.

4) Kelenjar bulbouretralis
Kelenjar ini terdapat di belakang lateral pars membrane
nasea uretra, diantara kedua lapisan diafragma urogenitalis dan
disebelah bawah kelenjar prostat. Bentuknya bundar, kecil, dan
warnanya kuning, panjangnya 2,5 cm. fungsinya hampir sama
dengan kelenjar prostat.
b) Duktus:
 Epididimis
Epididymis adalah saluran halus yang panjangnya kira-kira 6 cm,
terletak disepanjang atas dan belakang testes dan terdiri dari:
1. Kaput epididimis, berhubungan erat dengan bagian ats
testes sebagai duktus eferens dari testis.
2. Kaput epididimis: badan ditutupi oleh membrane serosa
servikalis sepanjang tepi posterior.
3. Kauda epididymis: ekor disebut juga globulus minor
ditutupi oleh membrane serosa dan berhubungan dengan
duktus deferens.
4. Ekstremitas superior: bagian yang besar.
5. Ekstremitas inferior: seperti titik.
Diantara korpus dan testes terdapat ruangan yang disebut
sinus epididimis (fossa digitalis).Epididimis sebagian ditutupi oleh
lapisan viseral. Lapisan ini bagian medias tinum menjadi lapisan
parietal, dikelilingi oleh jaringan ikat spermatozoa melalui duktus
eferen, merupakan bagian dari kaput epididymis tempat
bermuaranya spermatozoa lalu disimpan masuk kedalam vas
deferens. Fungsinya sebagai saluran penghantar testis, mengatur
sperma sebelum di ejakulasi, dan memprodusi sperma.
Apendiks testis adalah bagian ektremitas superior testis dekat
kaput epididimis.Berupa benda kecil, oval yang merupakan sisa
dari duktus muleri bagian atas.Apendiks epididimis berupa tangkai
kecil yang terdapat pada kaput epididimis, dianggap sebagai
duktus eferens.
 Duktus deferens
Duktus deferens adlah duktus ekskretorius dari testis,
merupakan lanjutan darri kanalis epididymis, panjangnya 50-60
cm. mulai dari bagian bawah kauda, epididymis berbelit-belit,
secara berangsur-angsur naik sepanjang tepi posterior testis dan
sisi medialis bagian fenikulus spermatikus. Melalui cincin kanalis
iguinalis masuk ke venikulus spermatika, membelok sepanjang
sisi lateral arteri epigastrika kemudian menjurus ke belakang agak
turun ke fosa iliaka eksterna dan mencaai kavum pelvis.
Diantara peritoneal dan dinding lateralis pelvis, selanjutnya
saluran ini tururn pada sisi medialis arteri umbilikalis dan nervus
obturatorius, menyilang didepan ureter dan mencapai medial
ureter, berbelok-belok berbentuk sudut turun kemedial agak
kedepan diantara fundus vesika urinaria bagian atas vesika
seminalis. Berlanjut menjurus ke bawah anara fundus vesika
urinaria dan rectum menuju basis glandula prostate bergabung
dengan duktus vesika seminalis membentuk duktus ejakulatorius,
bermuara pada pars prostatika uretra melalui orifisium utrikulus
protatikus.
Duktus deferens kerass seperti tali dan berbentuk
silinder.Dinding salurannya sangat kecil.Pada funfus vesika
urinaria membesar dan membelok-belok, disebut ampula.

 Uretra
Uretra merupakan saluran kemih dan saluran ejakulasi
pada pria.Pengeluaran urine tidak bersamaan dengan ejakulasi
karena diatur oleh kegiatan konstraksi prostat.
c) Bangun Penyumbang:
 Skrotum
Skrotum adalah sepasang kantong yang menggantung didasar
velvis.Didepan skrotum terdapat penis dan dibelakang terdapat
anus.Skrotum atau kandung buah pelir berupa kantong terdiri dari
kulit tanpa lemak dan mamiliki sedikit jaringan
otot.Pembungkusnya disebut tunika vaginalis yang dibentuk dari
paritonium skrotum yang mengandung pigmen, didalamnya
terdapat kantong-kantong, setiap kantong berisi epididymis
fenikulus spermatikus.
Skrotum kiri tergantung lebih rendah dari skrotum kanan. Skrotum
bervariasi dalam beberapa keadaan, misalnya pengaruh panas
pada lansia, dan keadaan lemak, skrotum akan memanjang
danlemas. Sedangkan dalam keadaan dingin dan pada orang
muda akan mendekat dan berkerut.
Skrotum terdiri dari 2 lapisan:
1. Kulit: warna kecoklatan, tipis dan felika/rugae, terdapat
folikel sebasea dikelilingi oleh rambut kertiting yang
akarnya terlihat melalui kulit.
2. Tunika dartos: berisi lapisan otot polos yang tipis
sepanjang basis krotum. Tunika dartos ini membentuk
septum yang membagi skrotum menjadi 2 ruangan untuk
testis yang terdapat dibawah permukaan penis.
Pada skrotum terdapat M. kremaster yang muncul dari M. obligue
Internus abdominalis yang menggantungkan testis dan
mengangkat testis menurut kemauan dan reflex ejakulasi.
 Fenikulus spermatikus
Fenikulus merupakan bangunan penyambung yang berisi duktus
seminalis, pembuluh limfe, dan serabut saraf.Fenikulus
spermatikus memanjang dari abdominalis inguinalis dan tersusun
kovergen kebagian belakang testis, melewati cincin subkutan dan
turun hamper vertical ke skrotum.Fenilus spermatikus kiri lebih
panjang dari yang kanan karena testis kiri tergantung lebih rendah
dari testis kanan.
Pembuluh darah spermatikus:
1. Arteri spermatika interna: cabang dari aorta abdominalis,
keluar dari abdomen melalui cincin inguinalis abdominalis
bergabung dengan fenikulus spermatikus sepanjang
kanalis inguinalis, memberikan darah untuk epididymis dan
substansi testis.
2. Arteri spermatika eksterna: cabang dari arteri epigastrika
inferior, memberikan darah untuk fenikulus spermatikus,
beranastomisis dengan arteri spermatika interna.
3. Arteri duktus deferens: cabang dari arteri vesikalis inferior.
Arteri ini panjang bergabung dengan duktus deferens dan
beranastomosis dengan arteri spermatika interna dekat
testis.
4. Vena spermatika: mulai dari belakang testis, menerima
darah dari epididymis, membentuk pompa bagian dari
penikulus spermatikus. Pembuluh-pembuluh yang
membentuk fleksus banyak masuk sepanjang fenikulus
spermatikus didepan duktus deferens. Dibawah substansi
inguinalis, pembuluh ini bersatu membentuk 2-4 vena
lewat kanalis inguinalis masuk ke abdomen, melalui cincin
inguinalis abdominalis yang kanan bermuara ke vena kava
inferior dan yang kiri bermuara ke vena renalis sinista.
Pembuluh limfe terdiri dari 2 bagian, permukaan luar dan
permukaan dalam yang berasal dari permukaan tunika vaginalis
epididymis dan korpus testis. Pembuluh ini akan membentuk 4-8
traktus dan berakhir pada bagian latera dari pronatik dan nervus
lumbalis II. Fleksus spermatikus yang merupakan saraf simpatis
bergabung dengan cabang dari fleksus velvis yang menyertai
arteri duktuk deferens.
 Penis
Penis terlatak menggantung di depan skrotum. Bagian ujung
disebut glands penis, bagian tengah korpus penis, dan bagian
pangkal radiks penis.Kulit pembungkus amat tipis tidak
berhubungan dengan bagian permukaan dalam dari organ dan
tidak mempunyai jaringan adipose.Kulit ini berhungan dengan
velvis, skrotum dan perineum.
Dibelakang orifisium uretra eksterna kulit ini membentuk
perlipatan kecil yang disebut frenulum prepusium.Kulit yang
menutupi glans penis bersambung dengan membrane mikosa
uretra pada orifisium dan tidak mempunyai rambut.
Prepusium menutupi glans, dipisahkan dari prepusium terdapat
ruangan yang dangkal.
Fasia superfisialis secara langsung berhungan dengan fasia
skrotum dengan lapisan sel otot polos.Diantara fasia superfasialis
dan profunda terdapat celah yang menyebabkan kulit bergerak
bebas.Pada bagian anterior dari ujung M.
bulbokavernosus.Iskiakavernosus terbelah menjadi lapisan dalam
dan lapisan luar.Lapisan luar menutupi permukaan superior otot-
otot ini dan fasia perinealis dari perineum, lapisan dlama
merupkan lanjutan fasia penis, lamina profunda, dan fasia
profunda dari penis menutupi organ dengan kapsul yang kuat.
Korpora kavernosa terdiri dari 2 masa silinder yang erektil terdiri
dari ¾ dari bagian anterior batang penis.Pada simfisis pubis
bagian posterior secara berangsur-angsur membentuk bangunan
lonjong.Korpora kavernosus penis ditutupi kapsul yang kuat yang
terdiri dari benang-benang superfisialis dan profunda, mempunyai
arah longitudinal dan membentuk satu saluran masing-masing
mengelilingi korvora dan membentuk septum penis.Septum ini
tebal terdiri dari bangunan vertical, disebut pektiniformis.
Permukaan terdapat atas celah kecil tempat vena dorsalis penis
profunda dan permukaan bawah terdapat celah kecil yang dalam
dan luas berisi korpus kavernosa uretra. Bagian anterior korpus
kavernosa penis akan melebar, disebut bulbus korpus kavernosa
penis. Bagian ini terikat kuat pada ramus iskium pubis yang
ditutupi oleh M. iskium kavernosus. Korpus kavernosa uretra
bagian dari penis yang berisi uretra didalam batang penis
berbentuk silinder, lebih kecil dari kavernosa penis, pada
ujungnya akan melebar, bagian anterior membentuk glans penis
dan posterior membentuk bulbus uretra.
Glans penis adalah bagian akhir anterior dari korpus kavernosa
uretra, memanjang ke dalam dan bentuknya seperti jamur.Glans
penis licin dan kuat, bagian perifer lebih besar sehingga
membentuk tepi yang bundar, disebut korona glandis.Bagian
perifer menyempit membentuk bulbus retroglandularis dari leher
penis, dan pada puncak dan glans penis terdapat celah dari
orifisium uretra eksterna.
Bulbus uretra merupakan pembesaran bagian posterior 3-4 cm
dari korpus kavernosa uretra letaknya superfisialis dari diafragma
urogenitalis.Fasia superfisialis bercampur dengan kapsula fibrosa,
disebut ligamentum bulbus dan ditutupi oleh fasia kavernosus.
Penggantung penis:
1. Ligamentum fundiformis penis: lapisan tebal yang berasal
dari fascia superfisialis dari dinding abdominalis anterior
diatas pubis.
2. Ligamentum suspensorium penis: berupa benang
berbentuk segitiga bagian eksterna dari fascia profunda,
menggantung pada dorsum, dan akar penis kebagian
inferior linea alba, simfisis pubis dan ligamentum arquarta
pubis. Krusis iskhio pubis dan bulbus diafragma
urogenitalis sebagai alat penggantung penis.

Pembuluh darah penis:


1. Arteri pudenda interna: cabang arteri hipogastrika yang
menyuplai darah untuk ruangan kavernosus.
2. Arteri profunda penis: cabang dari arteri dorsalis,
bercabang terbuka langsung keruangan kavernosa.
Cabang kaviler darah ke trabekula ruangan kavernosa,
dikembalikan ke vena pada dorsum. Vena dorsalis penis
melewati permukaan superior korpora kavernosa dan
bergabung dengan vena yang lain.
Saraf penis berasal dari cabang dari nervus pudendus dan pleksus
pelvikus pada glans penis dan bulbus, beberapa dari filamen N.
kutaneus.
FISIOLOGI REPRODUKSI PRIA
Fungsi reproduksi pada pria dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu spermatogenesis,
kegiatan seksual, dan pengaturan fungsi reproduksi.

B. Spermatogenesis

1. Spermatogenesis

Tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel germinativum yang


berukuran kecil dinamakan spermastogenia.Sel ini membelah diri membentuk 2
spermatosis yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Setelah beberapa
meminggumenjadi spermatozoa. Spermatid ketika pertama kali dibentuk masih
mempunyai sifat umum sel epiteloid, kemudian sitoplasma menghilang,
spermatid memanjang menjadi spermatozoa yang terdiri dari kepala, leher,
badan dan ekor.
Setelah pembentukan tubulus seminiferus, sperma masuk ke seminiferus
selama 18 jam sampai 10 hari hingga mengalami proses pematangan.
Epididymis menyekresi cairan yang mengandung hormone, enzim, dan gizi yang
sangat penting dalam proses pematangan sperma, sebagian besar pada vas
deferens dan sebagian kecil didalam epididymis.

2. Penyimpanan dan pematangan sperma


Setelah terbentuk dalam tubulus seminiferus sperma membutuhkan
waktu beberapa hari untuk melewati epididymis.Sperma memiliki kemampuan
motilitas.Beberapa factor dapat menghambat motilitas.Ejakulasi menyekresi
cairan yang mengandung hormone testosterone, hormone estrogen, enzum-
enzim, serta nutrisi khusus untuk pematangan sperma.
Kedua testis dapat membentuk sperma kira-kira 120 juta setiap
hari.Sejumlah kecil sperma dapat disimpan dalam epididymis dan sebagian
besar disimpan dalam vas deferens dan ampula vas deferens, dan dapat
mempertahankan fertilitasnya dalam duktus genetalis selama 1 bulan.Pada
aktivitas seksualitas yang tinggi, penyimpanan hanya beberapa hari saja.
Motilitas dan fertilitas sperma terjadi karena gerakan flagella melalui
medium cairan.Sperma normal cenderung untuk bergerak lurus dan bukan
berputar.Aktivitas ini ditingkatkan dalam medium netral dan sedikit basa.Pada
medium yang sangat asam dapat mematikan sperma dengan cepat aktivitas
sperma meningkat bersamaan dengan peningkatan suhu dan kecepatan
metabolisme.Sperma pada traktus genitalia wanita hanya dapat hidup 1 sampai
2 hari.
Epitel sekretorik vesika seminalis menyekresi bahan mucus yang
mengandung fruktosa, asam sitrat, prostaglandin dan fibrinogen. Setelah vas
deferens mengeluarkan sperma, mucus ini akan menambah semen yang
diejakulasi. Fruktosa dan zat gizi lainnya dalam cairan dibutuhkan oleh sperma
yang diejakulasi sampai salah satu dari sperma membuahi ovum. Prostaglandin
membantu proses pembuahan melalui reaksinya dengan mucus serviks,
sehingga membuat lebih reseptif terhadap gerakan sperma sampai mencapai
ujung atas tuba falopii dalam waktu 5 menit.
Kelenjar prostat menghasilkan cairan encer yang mengandung fosfat,
enzim pembeku, dan profibrinolisin.Selama pengisisan kelenjar prostat
berkontrasi sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga cairan encer
dikeluarkan dan menambah lebih banyak jumlah semen.Sifat yang sedikit basa
dari cairan prostat memungkinkan keberhasilan fertilisai ovum karena cairan vas
diferen sedikit asam. Cairam prostat menetralisir sifat asam dari cairan lain
setelah ejakulasi.

3. Semen
Semen berasal dari vas deferens, merupakan cairan yang terakhir
diejakulasi.Semen berfungsi untuk mendorong sperma keluar dari duktus
ejakulatorius dan uretra.Cairan dari vesikula seminalis mebuat semen lebih
kental.Enzim pembeku dari cairan prostat menyebabkan fibrinogen dari cairan
vesikula seminalis membentuk kuagulum yang lemah.Sperma dapat hidup
beberapa minggu dalam duktus genitalia pria.Setelah sperma diejakulasi ke
dalam semen, jangka hidup maksimal hanya 24-48 jam.

C. Aktivitas Seksual Pria


Rangsangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual menjalar melalui saraf
pudendus.Pleksus saklaris dari medulla spinalis membantu rangsangan aksi seksual
mengirim sinyal ke medulla yang mengkatkan sensali seksual yang berasal dari struktur
interna. Akibat dari dorongan seksual akan mengisi organ seksual dengan secret yang
menyebabkan keinginan seksual, dengan merangang kandung kemih dan mukosa
uretra.
Unsur psikis rangsangan seksual sesuai dengan meningkatnya kemampuan
seseorang untuk melakukan kegiatan seksual dengan memikirkan atau berkhayal
sehingga menyebabkan terjadi aksi seksual dan menimbulkan ejakulasi atau
pengeluaran selama mimpi terutama pada usia remaja. Funsi otak tidak terlalu penting
karena rangsangan genital yang menyebabkan ejakulasi dihasilkan dari mekanisme
reflex yang sudah terintegrasi pada medulla spinalis lumbalis. Mekanisme ini dapat
dirangsang secara psikis dan seksual yang nyata serta kombinasi keduanya.

D. Pengaturan Fungsi Seksual pria


Pengaturan fungsi reproduksi dimulai dari sekresi hormone.Pelepasan
gonodotrofin realising hormone (GnRH) oleh hipotalamus merangsang kelenjar hipofisis
anterior untuk menyekresi LH dan FSH.LH merupakan rangsangan untama untuk
sekresi testosterone oleh testis dan FSH merangsang spermatogenesis.
Pengaruh GnRH meningkatkan sekresi LH dan FSH.Hipotalamus melepaskan
GnRH, diangkut ke kelenjar hipotalamus anterior dalam merangsang pelepasan LH dan
FSH darah portal.Perangsangan hormone ini ditentukan oleh frekuensi siklus sekresi
dan jumlah GnRH yang dilepaskan setiap siklus.Sekresi LH mengikuti pelepasan GnRH
dan sekresi FSH berubah lebih lambat sebagi respons perubahan jangka panjang
GnRH.
Hormone gonadotrofin disekresi oleh sel-sel yang sam adalam kelenjar hipofisis
anterior.LH dan FSH adalah glikoprotein yang berkaitan dengan protein dalam molekul
yang sangt bervariasi.Keadaan yang berbeda dapt mengubah kemampuan aktivitas
dasar LH dan FSH mengeluarkan pengaruhnya pada jaringan didalam testis melalui
aktivitas mengaktifkan system enzin khusus dalam sel-sel targt berikutnya.
FSH melekat pada sel-sel dalam tubulus seminiferus.Pengikatan ini
mengakibatkan sel bertumbuh dalam menyekresi berbagai unsur spermatogenik.Secara
bersamaan testosterone berdifusi kedalam tubulus.Dalam ruang interstisial mempunyai
efek tropik terhadap spermatogenesis.Untuk membangkitkan spermatogenesis
dibutuhkan FSH dan testosterone.Testosterone dapat mempertahankan
spermatogenesis untuk waktu yang lama.

E. Hormone yang berhubungan dengan system reproduksi pria


1. HORMON TESTOSTERON
Hormone testosterone dihasilkan oleh sel intersisial Leyding yang terletak di
antara tubulus seminiferous sel ini sedikit pada bayi dan anak, namun banyak
pada pria dewasa.Setelah pubertas, sel intersisial banyak menghasilkan
hormone testosteron setelah disekresi penis.Sebagian besar testosterone
berikatan longgar dengan protein plasma yang beredar dalam
darah.Testosterone yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat diubah oleh
hati menjadi andosteron dan dehidroepiandosteron.Konjugasi ini disekresi dalam
usus melalui empedu ke dalam urine.
Fungsi testosterone:
a. Efek desensus testis. Hal ini menunjukan bahwa testosterone merupakan
hal yang penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan
manusia dan factor keturunan.
b. Perkembangan seksual primer dan sekunder: sekresi testosterone
setelah pubertas menyebabkan penis, testis dan skrotum membesar
sampai usia 20 tahun, mempengaruhi pertumbuhan sifat seksual
sekunder pria mulai pada masa pubertas.
2. HORMON GONADOTROPIN
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan 2 macam hormone yaitu luteinizing
hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH).Sekresi testosterone
selama kehidupan fetus penting untuk peningkatan pembentukan organ seks
pria.Perubahyan spermatogenesis menjadi spermatosit terjadi di dalam tubulus
seminiferous dan dirangsang oleh FSH. Namun FSH tidak dapat menyelasaikan
pembentukan spermatozoa karena itu testosterone disekresi secara serentak
oleh sel intersisial yang berdifusi menuju tubulus seminiferous untuk proses
pematangan akhir spermatozoa.
3. HORMON ESTROGEN
Hormone estrogen dibentuk dari testosterone dan dirangsang hormone
perangsang folikel yang memungkinkan spermatogenesis menyekresi protein
pengikat endogen untuk mengikat testosterone dan estrogen secara membawa
keduanya kedalam cairan lumen tubulus seminiferous untuk pematangan
sperma.
4. HORMON PERTUMBUHAN
Hormone pertumbuhan diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi
metabolism testis.Secara khusus meningkatkan pembelahan awal
spermatogenesis. Bila tidak terdapat hormone pertumbuhan spermatogenesis
sangat berkurang atau tidak ada sama sekali.
Referensi

Drs. H. Syaifuddin, AMK (2012) Anatomi Fisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Andi Santoso Agustinus (1994) Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia.Akademi Keperawatan St.
Carolus, Jakarta.
Evelin C. Pearce (2000) Anatomi dan Fisologi untuk Perawat.Ali Bahasa Sri Yuliani Handoyo.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Lampiran Instrumen Penilaian

A. ISTRUMEN PENILAIAN SIKAP


- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari,
baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung
dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap

Sikap
Sikap sosial Jumlah
spiritual
No Nama Siswa Skor
Mensyukuri Jujur Kerja sama Harga diri
1-4 1-4 1-4 1-4
1 Zulkifli
2 Sugih Handoyo
3 Nanang Haryono
4 Wiwid
5 Said

a. Sikap Spiritual

Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:


• Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
• Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut
• Saling menghormati, toleransi
• Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas.

Rubrik pemberian skor:


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

b. Sikap Sosial
1. Sikap jujur
Indikator sikap sosial “jujur”
• Tidak berbohong
• Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu
• Tidak nyontek, tidak plagiarism
• Terus terang.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

2. Sikap kerja sama


Indikator sikap sosial “kerja sama”
• Peduli kepada sesama
• Saling membantu dalam hal kebaikan
• Saling menghargai/ toleran
• Ramah dengan sesama.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

3. Sikap Harga diri


Indikator sikap sosial “harga diri”
• Tidak suka dengan dominasi asing
• Bersikap sopan untuk menegur bagi mereka yang mengejek
• Cinta produk negeri sendiri
• Menghargai dan menjaga karya-karya sekolah dan masyarakat sendiri.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

B. INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Nama Sekolah :
Bidang Keahlian : Kesehatan dan Pekerjaan Sosial
Program Keahlian : Keperawatan
Kompetensi Keahlian : Asisten Keperawatan (C2)
Kelas / Semester : X/ I

No
Bentu
Kompetensi Dasar IPK Materi Indikator Soal Soa
k Soal
l
3.6 Menerapkan 3.7.1 Mengetahui Anatomi, fisiologi,  Siswa diminta Uraian 1
pemeriksaan tentang anatomi sistem reproduksi: mengetahui s.d
anatomi fisiologi sistem  Anatomi dan tentang 5
fisiologi reproduksi. Fisiologi Sistem anatomi
sistem 3.7.2 Menjelaskan Reproduksi fisiologi sistem
reproduksi organ organ Wanita reproduksi.
anatomi  Rongga Pelvis  Siswa diminta
fisiologi sistem  Vulva menjelaskan
reproduksi.  Mons organ organ
3.7.3 Menjelaskan Veneresis anatomi
fungsi anatomi  Labia Mayora fisiologi sistem
fisiologi sistem  Labia Minora reproduksi.
reproduksi.  Klitoris  Siswa diminta
3.7.4 Mengetahui  Vestibulum menjelaskan
tentang  Hymen fungsi anatomi
struktur  Perineum fisiologi sistem
anatomi  Anatomi dan reproduksi.
fisiologi sistem Fisiologi Sistem  Siswa diminta
reproduksi. Reproduksi Pria mengetahui
 Testis tentang struktur
 Epidemis anatomi
 Scrotum fisiologi sistem
 Vas Deferens reproduksi.
 Vesicula
Seminalis
 Kelenjar
Prostat
 Penis
 Pemeriksaan
anatomi fisiologi
sistem reproduksi

Instrumen Soal Pengetahuan :


N Level
Soal Kunci Jawaban Skor
o Kognitif
1 Sebutkan alat Alat Reproduksi Pria Pehamaman
reproduksi laki – Alat reproduksi sangatlah penting maka dari itu ( C2 )
laki ..? untuk dapat lebih mengenal alat reproduksi ini
akan di jelaskan sebagai berikut:

1. Testis
Testis merupakan alat kelamin manusia yang
letaknya berada dalam skrotum dan jumlahnya
sepasang. Bentuk dari testis adalah oval.
Fungsi testis adalah sebagai penghasil sel
kelamin jantan (spermatozoa) dan memiliki
hormon s*ks testosteron. Letak testis berada
dalam skrotum yang merupakan organ berugae
(memiliki lipatan kulit) dan berfungsi menjaga
suhu pada testis agar spermatogenesis dapat
terus terjadi. Skrotum dapat berkerut ataupun
mengendur jauh dari tubuh sesuai dengan
suhu tubuh.
2. Epididimis
Epididimis adalah organ yang berbentuk
saluran berkelok-kelok yang terdapat di dalam
skrotum dan di bagian luar testis. Bentuk dari
epididimis ini mirip dengan bentuk C. Fungsi
Epididimis adalah sebagai alat untuk
mengangkut, menyimpan, dan pematangan
sperma. Sperma sebelum memasuki epididimis
tidak memiliki kemampuan dalam bergerak,
tetapi setelah masuk ke dalam epididimis dan
menjalankan fungsinya, maka sperma dapat
bergerak dan subuh walaupun belum
sempurna.
3. Vas Deferens
Vas Deferens adalah saluran berbentuk tabung
lanjutan setelah epididimis. Fungsi dari vas
deferens adalah menyalurkan sperma ke
dalam vesikula seminalis dan sebagai wadah
penampungan sperma. Di dalam proses
penyimpanan dan dalam pematangan sperma,
duktus deferens akan mendorong sperma agar
dapat bergerak secara peristaltik ke vesikula
seminalis. Sperma akan keluar dengan cepat
dan menyembur ketika asst ejakulasi.
4. Kelenjar Kelamin
Fungsi dari kelenjar kelamin pria adalah
sebagai penghasil cairan sebagai tempat
berenangnya sperma dan menjaga sperma
untuk dapat tetap hidup dengan cara
menetralisir asam. Cairan ini di sebut dengan
air mani atau dalam bahasa latinnya adalah
semen. Dalam 1 ml air mani ini terdapat sel
sperma berkisar antara 60 -100juta dengan
warna putih susu sampai ke kuning-kuningan
dan bertekstur kental.
5. Saluran Ejakulasi
Saluran ejakulasi berjumlah sepasang. Fungsi
dari saluran ejakulasi ini adalah untuk saluran
pendek yang menghubungkan antara duktus
vesikula seminalis dengan uretra.
6. Uretra
Uretra adalah saluran yang letaknya berada
dalam penis. Fungsi dari uretra adalah sebagai
tempat untuk keluarnya sperma dan sebagai
tempat keluarnya urin.
7. Penis (Zakar)
Penis adalah alat kelamin luar yang terdapat
pada pria. Fungsi dari penis adalah untuk
memasukkan sperma ke dalam alat reproduksi
wanita dengan melalui pertemuan keduanya.
Penis merupakan organ yang tersusun dari
otot-otot yang dapat tegang dan penis ini
dilapisi oleh lapisan kulit tipis. Dalam proses
tegangnya penis ini disebut dengan ereksi, hal
ini terjadi di karenakan terdapat rangsangan
yang dapat membuat pembuluh darah yang
terdapat di penis terisi. Setelah melakukan
sunat (khitan) kulit tipis (preputium) yang
melapisi glan penis akan dipotong.
8. Skrotum (Kantung Pelir)
Skrotum adalah kantung yang didalamnya
terdapat testis. Di antara kantung sebelah
kanan dan kiri telah dibatasi oleh sekat yang
disusun dari jaringan ikat dan jaringan polis
(otot dartos). Otot dartos menyebabkan
skrotum dapat mengendur dan dapat berkerut.
2 Apa fungsi organ  Selain memproduksi sperma, testis juga Pemahaman
reproduksi pria? berfungsi untuk menghasilkan hormon ( C2 )
testosteron, yang merupakan hormon utama
pada pria. Organ reproduksi pria bagian dalam
terdiri dari beberapa organ meliputi epididimis,
kelenjar prostat, kelenjar bulbouretral, vesikula
seminalis, uretra, dan vas deferens
3 Apa saja sistem Sistem reproduksi manusia Pemahaman
reproduksi pada  Fertilisasi pada manusia. Sperma dan ovum ( C2 )
manusia? bersatu melalui proses fertilisasi.
 Sistem reproduksi laki-laki.
 Sistem reproduksi wanita.
 Anatomi testis.
 Anatomi ovarium.
4 Hormon apa saja  Hormon Pelepas Gonadotropin (Gonadotropin- Pemahaman
yang terdapat pada Releasing Hormone/GnRH) ... ( C2 )
laki laki?  Hormon Penstimulus Kantong (Follicle-
Stimulating Hormone/FSH) ...
 Hormon Luteinisasi (Interstitial Cell Stimulating
Hormone/ICSH)
 Hormon Inhibin.
 Hormon Testosteron.
5 Apa fungsi dari Testosteron adalah hormon yang penting untuk Pemahaman
hormon testosteron? laki-laki. Produksi hormon testosteron meningkat ( C2 )
ketika laki-laki beranjak remaja. ... Selain itu, sama
halnya dengan estrogen yang memiliki fungsi
dalam pembentukan tulang perempuan,
testosteron juga memiliki fungsi dalam
pembentukan kepadatan tulang dan kekuatan otot.

C. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN


Nama Sekolah :
Bidang Keahlian : Kesehatan dan Pekerjaan Sosial
Program Keahlian : Keperawatan
Kompetensi Keahlian : Asisten Keperawatan (C2)
Kelas / Semester : X/ I

Kompetensi Bentuk No
IPK Materi Indikator Soal
Dasar Soal Soal
4.7. Melakukan 4.7.1 Menjelaskan Anatomi, fisiologi,  Siswa diminta Tes
pemeriksaan tujuan sistem reproduksi: menjelaskan Praktek
anatomi pelaksanaan dari  Anatomi dan tujuan
fisiologi setiap prosedur Fisiologi Sistem pelaksanaan
sistem yang dilakukan Reproduksi dari setiap
reproduksi dalam Wanita prosedur yang
pemeriksaan  Rongga dilakukan
anatomi fisiologi Pelvis dalam
sistem reproduksi  Vulva pemeriksaan
4.7.2 Menjelaskan  Mons anatomi
tahapan Veneresis fisiologi sistem
pelaksanaan dari  Labia Mayora reproduksi
setiap prosedur  Labia Minora
yang dilakukan  Klitoris
(persiapan,pelaks  Vestibulum
anaan,evaluasi)  Hymen
secara sistematis.  Perineum
 Anatomi dan
Fisiologi Sistem
Reproduksi Pria
 Testis
 Epidemis
 Scrotum
 Vas Deferens
 Vesicula
Seminalis
 Kelenjar
Prostat
 Penis
 Pemeriksaan
anatomi fisiologi
sistem
reproduksi

Komponen/Sub Komponen
No Indikator Skor
Penilaian
1 Persiapan Kerja
a. Penggunaan alat dan bahan Penggunaan alat dan bahan sesuai prosedur 91 - 100
Penggunaan alat dan bahan kurang sesuai prosedur 80 - 90
Penggunaan alat dan bahan tidak sesuai prosedur 70 - 79
b. Ketersediaan alat dan bahan Ketersediaan alat dan bahan lengkap 91 - 100
Ketersediaan alat dan bahan cukup lengkap 80 - 90
Ketersediaan alat dan bahan kurang lengkap 70 - 79
2 Proses dan Hasil Kerja
a. Kemampuan menerapkan Kemampuan menerapkan pemeriksaan anatomi
91 - 100
pemeriksaan anatomi fisiologi fisiologi sistem reproduksi tinggi
sistem reproduksi Kemampuan menerapkan pemeriksaan anatomi
80 - 90
fisiologi sistem reproduksi cukup
Kemampuan menerapkan pemeriksaan anatomi
70 - 79
fisiologi sistem reproduksi kurang
b. Kemampuan melakukan Kemampuan melakukan pemeriksaan anatomi fisiologi
91 - 100
pemeriksaan anatomi fisiologi sistem reproduksi tinggi
sistem reproduksi Kemampuan melakukan pemeriksaan anatomi fisiologi
80 - 90
sistem reproduksi cukup
Kemampuan melakukan pemeriksaan anatomi fisiologi
70 - 79
sistem reproduksi kurang
c. Kemampuan mendapatkan Kemampuan mendapatkan informasi lengkap 91 - 100
informasi Kemampuan mendapatkan informasi cukup lengkap 80 - 90
Kemampuan mendapatkan informasi kurang lengkap 70 - 79
d. Kemampuan dalam bekerja Kemampuan dalam bekerja tepat 91 - 100
Kemampuan dalam bekerja cukup tepat 80 - 90
Kemampuan dalam bekerja kurang tepat 70 - 79
e. Laporan Hasil Laporan disusun rapih 91 - 100
Hasil Laporan disusun cukup rapih 80 - 90
Hasil Laporan disusun kurang rapih 70 - 79
3 Sikap kerja
a. Keterampilan dalam bekerja Bekerja dengan terampil 91 -100
Bekerja dengan cukup terampil 80 - 90
Bekerja dengan kurang terampil 70 - 79
b. Kedisiplinan dalam bekerja Bekerja dengan disiplin 91 - 100
Bekerja dengan cukup disiplin 80 - 90
Bekerja dengan kurang disiplin 70 - 79
c. Tanggung jawab dalam bekerja Bertanggung jawab 91 - 100
Cukup bertanggung jawab 80 - 90
Kurang bertanggung jawab 70 - 79
d. Konsentrasi dalam bekerja Bekerja dengan konsentrasi 91 - 100
Bekerja dengan cukup konsentrasi 80 - 90
Bekerja dengan kurang konsentrasi 70 - 79
4 Waktu
Penyelesaian pekerjaan Selesai sebelum waktu berakhir 91 - 100
Selesai tepat waktu 80 - 90
Selesai setelah waktu berakhir 70 - 79
Pengolahan Nilai Keterampilan :

Nilai Praktik (NP)


Proses dan
Persiapan Sikap Kerja Waktu ∑ NK
Hasil Kerja
1 2 3 5 6

Skor Perolehan

Skor Maksimal

Bobot 10% 60% 20% 10%

NK

Keterangan:
 Skor Perolehan merupakan penjumlahan skor per komponen penilaian
 Skor Maksimal merupakan skor maksimal per komponen penilaian
 Bobot diisi dengan persentase setiap komponen. Besarnya persentase dari setiap
komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik kompetensi keahlian. Total
bobot untuk komponen penilaian adalah 100
 NK = Nilai Komponen merupakan perkalian dari skor perolehan dengan bobot dibagi skor
maksimal

 NP = Nilai Praktik merupakan penjumlahan dari NK

Ambon,… Juli 2019

Mengetahui
Kepala SMKS Kesehatan Ambon Guru Mata Pelajaran

Adolfina Bumbungan, S.Pd., M.Kes Eyztantika Patadungan, S.Ked


Nip. 195704241981112001

Anda mungkin juga menyukai