FASE :E
- Keterampilan Berpikir
NO KOMPONEN KETERANGAN/DESKRIPSI
1 IDENTITAS SEKOLAH
Nama Penyusun Nur Isnaningsih, SE
Institusi SMA Negeri 1 Sragen
Tahun 2022/2023
Jenjang Sekolah SMA
Kelas X
Alokasi Waktu 3 x 45 Menit = 10 JP
KOMPONEN INTI
7 Tujuan Pembelajaran Pada fase ini siswa mampu memahami kelangkaan
sebagai inti dari masalah ilmu ekonomi. Siswa
Elemen Pemahaman Konten memahami skala prioritas sebagai acuan dalam
menentukan berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi.
Siswa memahami pola hubungan antara kelangkaan
dan biaya peluang.
Pada fase ini siswa terampil dalam merumuskan
Elemen Keterampilan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,
Berpikir
menganalisis data, membuat kesimpulan, dan
menyampaikan ide. Siswa mencari dan menggunakan
berbagai sumber belajar yang relevan terkait konten
ilmu ekonomi. Siswa mampu menyusun skala prioritas
kebutuhan dasar sesuai dengan kondisi di lingkungan
sekitarnya.
8 Pemahaman Bermakna Melalui kegiatan Problem Based Learning, peserta
Elemen Pemahaman Konten didik dapat:
a. Siswa memahami skala prioritas sebagai acuan
dalam menentukan berbagai kebutuhan yang harus
dipenuhi
b. Siswa memahami pola hubungan antara
kelangkaan dan biaya peluang
Melalui kegiatan Problem Based Learning, peserta
didik dapat:
Elemen Keterampilan a. Siswa mencari dan menggunakan berbagai sumber
Berpikir belajar yang relevan terkait konten ilmu ekonomi.
b. Siswa mencari dan menggunakan berbagai sumber
belajar yang relevan terkait konten kelangkaan dan
biaya peluang.
9 Pertanyaan Pemantik 1. Apa itu ilmu ekonomi?
2. Apa itu kebutuhan ?
3. Apakah kalian dapat menyebutkan macam
kebutuhan?
10 Kegiatan Pembelajaran 1 Pendahuluan
a. Peserta didik memberi salam, berdoa untuk
memulai pembelajaran
b. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui
aplikasi daring
c. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
pembelajaran tentang topik yang akan diajarkan
d. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi
dan langkah pembelajaran
Kegiatan Inti
a. Kegiatan Literasi
Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk
melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya
kembali. Siswa diberi bacaan atau tayangan video
terkait materi kebutuhan dan barang pemuas
kebutuhan serta kelangkaan
b. Critical Thinking
Guru memberikan kesempatan untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini
harus tetap berkaitan dengan materi kebutuhan dan
barang pemuas kebutuhan serta kelangkaan
c. Collaboration
Peserta didik mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, dan saling bertukar informasi mengenai
kebutuhan dan barang pemuas kebutuhan serta
kelangkaan
d. Communication
Guru meminta perwakilan beberapa peserta didik
untuk mengunggah pekerjaan pada aplikasi daring.
Guru menampilkan 2 hasil pekerjaan peserta didik
untuk diskusi bersama.
e. Creativity
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang
hal-hal yang telah dipelajari terkait kebutuhan dan
barang pemuas kebutuhan serta kelangkaan Peserta
didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipahami.
Penutup
a. Guru bersama peserta didik merefleksikan
pengalaman belajar.
b. Gurumemberikan penilaian lisan secara acak dan
singkat melalui aplikasi daring.
c. Guru meminta peserta didik mengerjakan soal
latihan di aplikasi penilaian dengan batas waktu
sebelum pertemuan selanjutnya.
d. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
11 Asesmen 1. Asesmen Diagnostik (Terlampir)
a. Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
b. Asesmen Diagnostik Kognitif
2. Asesmen Formatif (Terlampir)
a. Sikap (ProfilPelajarPancasila):Observasi
b. Penugasan: Menganalisis permasalahan pokok
ekonomi
12 Pengayaan dan Remedial 1. Pengayaan
Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang
telah mampu mencapai kompetensi yang telah
ditetapkan dalam pembelajaran. Adapun bentuk
pengayaan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Melaksanakan konsep tutor sebaya, di mana
peserta didik yang telah mencapai kompetensi
yang ditetapkan memberi bantuan kepada
rekannya yang belum mampu mencapai
kompetensi yang ditetapkan.
b. Memberikan penguatan secara mandiri melalui
penugasan menonton video dan membaca berita
dari media masa digital mengenai permasalahan
sosial kemudian menganalisis pemasalahan
sosial tersebt dan dikaitkan dengan masalah
pokok ekonomi dan diunggah di Google
Classroom.
2. Remedial
Kegiatan remedial dilaksanakan bagi peserta didik
yang belum mampu mencapai kompetensi dari
pembelajaran. Apabila peserta didik yang remedial
jumlahnya tidakl ebih dari 50% jumlah peserta
didik dikelas.
a. Bimbingan khusus apabila peserta didik yang
remedial jumlahnya sedikit 1 sampai 5 orang.
b. Pembelajaran dengan model dan metode yang
berbeda apabila peserta didik yang remedial
jumlahnya lebih dari 50% jumlah pesertadidik
dikelas.
13 Refleksi Peserta Didik dan 1. Apa yang kamu dapatkan pada pembelajaran hari
Guru ini?
2. Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti
pembelajaran hari ini?
LAMPIRAN
14 Lembar Kerja Peserta Didik
Lampiran 1
15 Bahan Bacaan Peserta Didik & Guru
Lampiran 2
16 Glosarium asesmen : penilaian
apersepsi : pengamatan secara sadar
(penghayatan)
diagnostik : penilaian sebelum pembelajaran
formatif : penilaian proses pembelajaran
kognitif : berhubungan dengan pengetahuan
non-kognitif : tidak berhubungan dengan
pengetahuan
oriantasi : peninjauan untuk menentukan sikap
pengayaan : cara memperbanyak atau menambah
pengetahuan
remedial : perbaikan
sumatif: penilaian di akhir proses pembelajaran
stimulus : rangsangan
verification : pembuktian
17 Daftar Pustaka 1. Ismawanto. 2009. Ekonomi 1: Untuk SMA dan MA
Kelas X. Jakarta:Pusat perbukuan: Departemen
Pendidikan Nasional.
2. Alam S. (2016). Ekonomi untuk SMA dan MA
Kelas X. Jakarta: Erlangga.
3. Video Pembelajaran Guru
4. Internet
5. Fathurrahman, M. (2015). model-model
pembelajaran inovatif. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
LAMPIRAN 1
ILMU EKONOMI
A. PENGERTIAN ILMU EKONOMI
Mengapa belajar ilmu ekonomi? Pertanyaan ini layak untuk diajukan dalam
kehidupan. Kalau kita pelajari lebih lanjut tentang ilmu ekonomi akan dapat memberikan
manfaat yang dapat dita peroleh dalam kehidupan, diantaranya:
1. Memperbaiki cara berfikir yang membantu dalam pengambilan keputusan
2. Membantu memahami masyarakat
3. Membantu memahami masalah-masalah internasional (global)
4. Bermanfat dalam membangun masyarakat demokrasi
Tujuan kita mempelajari ilmu ekonomi adalah agar kita dapat:
1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah
ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu,
rumah tangga, masyarakat, dan negara
2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan
untuk mendalami ilmu ekonomi
3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki
pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang
bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara
4. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi
dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional
Menurut asal kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu Oikos dan Nomos.
Oikos artinya rumah tangga atau keluarga dan Nomos artinya aturan, peraturan atau
hukum, sehingga istilah ekonomi berarti mengatur rumah tangga atau keluarga. Dalam
kegiatan rumah tangga manusia selalu berusaha untuk mencukupi kebutuhannya baik
berupa barang maupun jasa agar tercapai kemakmuran.
B. KELANGKAAN
1. Pengertian Kebutuhan
Kebutuhan diartikan sebagai hasrat yang muncul dari dalam diri manusia dan harus
dipenuhi karena jika tidak terpenuhi dapat mengganggu kelangsungan hidupnya. Lain hal
dengan keinginan, keinginan adalah hasrat yang muncul dalam diri manusia yang jika
tidak terpenuhi tidak akan mengganggu kelangsungan hidupnya. Maka, bisa dibedakan
bahwa kebutuhan harus dipenuhi oleh manusia sedangkan keinginan tidak harus dipenuhi.
Seperti contoh di atas, keinginan untuk tour ke Bali tidak akan memengaruhi
kelangsungan hidup seseorang; namun kebutuhan pokok terhadap makanan dan minuman
yang tidak terpenuhi dapat berakibat fatal.
D. SKALA PRIORITAS
1. Perbuatan Pilihan
Jika anda amati dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu dihadapkan pada suatu
pilihan (choice), baik dalam memenuhi kebutuhannya maupun mengalokasikan seluruh
pendapatannya, sehingga anda harus bisa melakukan pilihan yang lebih menguntungkan
terutama bagi dirinya sendiri. Dengan pendapatan yang terbatas manusia tidak bisa
memenuhi kebutuhannya apabila tidak memikirkan kebutuhan mana yang seharusnya
dipenuhi terlebih dahulu. Oleh karena itu kita selalu dihadapkan pada masalah pilihan
terhadap kebutuhan mana yang harus didahulukan maupun kebutuhan mana yang harus
dipenuhi di kemudian hari.
Sebagai contoh Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan penghasilan yang
terbatas, disamping membiayai kebutuhan sehari-hari di rumah juga membiayai
kebutuhan sekolah anaknya (SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi) dan lain-lain. Pada
suatu saat anaknya yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi minta untuk dibelikan
kendaraan (mobil) untuk memperlancar kuliahnya. Maka timbul pertanyaan : Kebutuhan
manakan yang harus didahulukan, apakah membeli kendaraan (mobil) atau membiayai
sekolahnya?
Seperti telah diuraikan di muka bahwa setiap hari manusia dihadapkan pada suatu
pilihan, maka dari itu kita perlu menyusun skala pemenuhan kebutuhan berdasarkan
intensitasnya (kepentingannya). Kebutuhan yang memiliki intensitas tinggi harus
didahulukan, kemudian baru memenuhi kebutuhan yang memiliki intensitas yang rendah,
bahkan lebih rendah lagi. Untuk menyusun skala pemenuhan kebutuhan perlu
dipertimbangkan beberapa hal, diantaranya
1. Nilai kegunaan di masa kini ataupun di masa yang akan datang
2. Ketepatan waktu pemenuhan kebutuhan
3. Trend mode atau kecenderungan keadaan saat ini
4. Adat dan kebiasaan yang dilakukan oleh manusia/masyarakat
2. Skala Prioritas
Setiap hari kita selalu dituntut untuk memenuhi kebutuhan
hidup.Penghasilanyangkitaterimadapatdipergunakanuntuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Seluruh pendapatan yang diperoleh akan dikeluarkan untuk mencukupi
kebutuhan, baik untuk konsumsi dan produksi maupun ditabung. Karena jumlah
kebutuhan konsumen tidak terbatas, maka sebaiknya disusun skala prioritas kebutuhan
atau daftar urutan kebutuhan, agar pendapatan yang dimiliki dapat digunakan sesuai
dengan urutan kepentingannya. Adapun hubungan antara pendapatan dengan konsumsi
adalah berbanding terbalik seperti yang dikemukakan oleh sarjana ekonomi Jerman
bernama Engel yang terkenal dengan Hukum Engel, berbunyi “Semakin besar
pendapatan, semakin kecil bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi, dan
sebaliknya”.
Berdasarkan Hukum Engel, maka kamu perlu berperilaku hidup hemat dengan
cara menyusun anggaran dan skala prioritas, sehingga antara besarnya penerimaan dan
pengeluaran selalu seimbang. Bagaimanakah cara menyusun skala prioritas kebutuhan?
Agar lebih mudah memahami, sebaiknya kamu perhatikan contoh berikut.
Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan penghasilan sebulan sebesar
Rp5.000.000,00 dan telah berkeluarga serta memiliki anak sebanyak 3 anak. Agar dengan
gaji tersebut dapat terpenuhi segala kebutuhannya, maka disusun skala prioritas
kebutuhan sebagai berikut.
Kebutuhan Primer
Makan dan Minum Rp 1.200.000,00
Listrik, air, telepon (hp) dan internet Rp 500.000,00
Keperluan sekolah anak Rp 600.000,00
BBM Rp 300.000,00
Kebutuhan Sekunder
Keperluan mandi dan cuci Rp 500.000,00
Rekreasi dan jajan Rp 750.000,00
Sosial dan keamanan Rp 250.000,00
Kebutuhan Tersier
Tabungan untuk beli motor Rp 400.000,00
Tabungan untuk masa depan Rp 500.000,00
_____________ +
Jumlah Rp 5.000.000,00
=============
A. PERMINTAAN (DEMAND)
a. Pengertian Permintaan
Permintaan masyarakat terhadap barang pada umumnya berbeda- beda. Permintaan ini
timbul karena adanya kebutuhan seseorang terhadap barang tertentu. Dalam arti ekonomi,
permintaan (demand) adalah jumlah keseluruhan barang dan jasa yang ingin dibeli
oleh konsumen pada berbagai macam tingkat harga.
b. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan
Permintaan konsumen terhadap suatu barang atau jasa, antara lain, dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut.
1) Harga Barang itu Sendiri
2) Perubahan pendapatan atau penghasilan masyarakat
3) Selera konsumen terhadap barang
4) Perubahan Intensitas Kebutuhan
5) Perubahan Harga Barang Substitusi dan Komplementer
6) Jumlah Penduduk
7) Perubahan Harapan di Masa yang Akan Datang
8) Mode (Trend)
c. Hukum Permintaan
Hukum permintaan mengatakan bahwa jumlah barang yang diminta akan selalu
berbanding terbalik dengan harganya. Permintaan artinya jika harga barang naik, jumlah
barang yang dimintaaka nberkurang; sebaliknya jika harga barang turun, jumlah barang
yang diminta akan bertambah. Syarat-syarat berlakunya hukum permintaan apabila
keadaan yang lain ceterisparibus (tetap).
d. Jenis-Jenis Permintaan
1) Permintaan Efektif (Effective Demand)
2) Permintaan Absolut (Absolute Demand)
3) Permintaan Potensial (PotentialDemand)
e. Kurva Permintaan
Kurva permintaan (demand curve) adalah kurva yang menggambarkan hubungan
antara harga dengan jumlah barang yang diminta. Sesuai dengan hukum permintaan, maka
bentuk kurva permintaan melereng dari kiri atas ke kanan bawah atau dari kanan bawah ke
kiri atas.
f. Pergeseran Kurva Permintaan
Kurva permintaan dapat bergeser ke kanan dan ke kiri, jika keadaan lain yang ceteris
paribus tidak dipenuhi. Apabila pendapatan seseorang bertambah,permintaan barang
yang akan dibeli juga bertambah, sehingga kurva bergeser kekanan. Sebaliknya, apabila
pendapatan seseorang berkurang, permintaan juga berkurang, sehingga kurva bergeser ke
kiri.
g. Pergerakan di sepanjang Kurva Permintaan
Pergerakan di sepanjang kurva permintaan menunjukkan perubahan jumlah barang yang
diminta yang diakibatkan oleh perubahan harga barang itu sendiri. Apabila harga
mengalami kenaikan, maka permintaan barang yang akan dibeli berkurang, dan
sebaliknya apabila harga mengalami penurunan, permintaan barang yang akan dibeli
bertambah, sehingga kurva permintaan bergerak di sepanjang kurva dan melereng dari kiri
atas ke kanan bawah.
B. PENAWARAN (SUPPLY)
a. Pengertian Penawaran
Penawaran datang dari pihak produsen. Barang-barang yang dihasilkan oleh produsen
ditawarkan kepada para konsumen. Dalam arti ekonomi, penawaran (supply) adalah
jumlah keseluruhanbarangataujasayangakandijualatauditawarkan oleh produsen pada
berbagai macam tingkat harga.
b. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penawaran
1) Biaya produksi artinya biaya yang dikeluarkan untuk membuat barang atau jasa
2) Kemajuan teknologi atau adanya teknologi baru
3) Harga barang itu sendiri
4) Harapan masa yang akan datang
5) Laba yang diinginkan produsen atau penjual
c. Hukum Penawaran
Bunyi hukum penawaran adalah semakin tinggi harga suatu barang/jasa semakin besar
jumlah penawaran barang/jasa dari pihak produsen. Sebaliknya, semakin rendah harga
barang/jasa semakin rendah pula penawaran barang/jasa.
d. Kurva Penawaran
Kurva penawaran (supplycurve) adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara harga
dan jumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada masing-masing tingkat harga.
e. Pergeseran Kurva Penawaran
Bentuk kurva penawaran tersebut akan dapat bergeser ke kanan jika jumlah barang yang
diproduksi melimpah karena kemajuan teknologi/karena laba yang diinginkan.
Sebaliknya, kurva penawaran bergeser ke kiri jika jumlah produksinya menurun.
g. Pergerakan di sepanjang Kurva Penawaran
Pergerakan di sepanjang kurva penawaran menunjukkan perubahan jumlah barang yang
ditawarkan yang diakibatkan oleh perubahan harga barang itu sendiri. Apabila harga
mengalami kenaikan,penawaranbarangyang akan dijual bertambah, dan sebaliknya
apabila harga mengalami penurunan, penawaran barang yang akan dijual berkurang,
sehingga kurva penawaran bergerak di sepanjang kurva dan melereng dari kiri bawah ke
kanan atas.
Keterangan:
Q : jumlah barang yang diminta
P : harga barang per unit
a : angka konstanta (berupa angka)
b : gradien atau kemiringan (yang ada hurufnya)
Adapun syarat mutlak fungsi permintaan adalah sebagai berikut:
1) nilai a harus positif (+), dan
2) nilai b harus negatif (–).
Untuk menentukan fungsi permintaan atau persamaan kurva penawaran dapat dicari
dengan menggunakan rumus berikut.
Keterangan:
Q : jumlah barang yang ditawarkan
P : harga barang per unit
a : angka konstanta (berupa angka)
b : gradien atau kemiringan (yang ada hurufnya)
Adapun syarat fungsi penawaran adalah sebagai berikut:
1) nilai a boleh positif atau negatif (+ / – ), dan
2) nilai b harus positif (+).
Untuk mencari persamaan fungsi penawaran, rumusnya sama dengan rumus
menentukan fungsi permintaan, yaitu sebagai berikut:
D. HARGA KESEIMBANGAN
D1 S1
P3 D E3 S
P2 E2
P1 E1
P E
S1
S D1
D
Q1 Q Q2 Q3
b. Grafik permintaan yang bergeser ke kiri dan grafik penawaran yang bergeser ke kanan
tampak sebagai berikut.
D S
P D1 ES1
P1 E2
P2 E1
P3 E3
S D
S1 D1
Q1 Q2 Q Q3
Qd = Qs atau Pd = Ps
Keterangan:
Qd : jumlah barang yang diminta (Q untuk fungsi permintaan)
Qs : jumlah barang yang ditawarkan (Q untuk fungsi penawaran)
Pd : jumlah barang yang diminta (P untuk fungsi permintaan)
PS: jumlah barang yang ditawarkan (P untuk fungsi penawaran)
Pajak (Tax) yang dikenakan atas penjualan selalu menambah harga barang yang
ditawarkan, sehingga hanya mempengaruhi fungsi penawaran, sedang fungsi
permintaannya tetap.
Sehingga rumusnya :
Pd = Ps + t
b. Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar
LEMBAGA KEUANGAN
A. UANG
1. Sejarah Uang
Sebelum ada uang, untuk memenuhi kebutuhan manusia saling bertukar barang
atau disebut juga barter. Sistem pertukaran (barter) ini ternyata terdapat suatu kesulitan,
yaitu kesulitan untuk mempertemukan kedua belah pihak yang saling membutuhkan
dan menentukan ukuran perbandingan antar barang yang ditukarkan. Oleh
karenanya, manusia berusaha untuk menentukan suatu barang sebagai alat tukar.
Menurut sejarah, kita mengenal berbagai macam alat tukar di antaranya ternak, kulit,
bulu, besi, tembaga, emas, perak, intan berlian, mutiara, dan kerang.
Seiring perkembangan masyarakat atau negara, penggunaan uang sebagai alat tukar
dirasakan makin penting. Oleh karena itu, suatu negara menentukan pengunaan uang
logam dan uang kertas sebagai alat tukar. Bahkan dikembangkan lagi penggunaan
alat tukar berupa giroa tau cek yang disebut juga uang giral.
2. Pengertian Uang
Uang, yaitu alat untuk mempermudah pertukaran (money was made to facility
business transaction), yang secara umum dapat diterima didalam bentuk pembelian
barang-barang atau jasa- jasa serta untuk pembayaran utang.
3. Fungsi Uang
Fungsi uang dibagi menjadi dua macam, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
a. Fungsi Asli atau Fungsi Primer
1) Sebagai alat tukar umum (medium of exchange), yaitu uang berfungsi
sebagai alat untuk pertukaran dan mengatasi kesulitan dalam pertukaran
secara natura (barter).
2) Sebagai satuan hitung (unit of account), yaitu uang berfungsi untuk
menentukan nilai dari suatu barang atau jasa, serta untuk menentukan
besarnya harga.
b. Fungsi Turunan atau Fungsi Sekunder
1) Sebagai alat pembayaran (means of payment), uang berfungsi untuk
melakukan pembayaran berbagai transaksi, misal pembayaran pajak,
iuran, dan sebagainya.
2) Sebagai pembayaran utang (standard of deferred payment), uang
berfungsi untuk melakukan dan menentukan pembayaran kewajiban
atau digunakan untuk standar pembayaran utang.
3) Penimbun kekayaan artinya uang dapat disimpan telebih dahulu, yang
nantinya akan mempermudah dalam pertukaran di masa mendatang.
4) Sebagai alat pembentukan modal dan pemindahanmodal (transfer of
value), yaitu uang berfungsi untuk menambah atau memperbesar modal
usaha, baik dipergunakan sendiri maupun dipinjamkan kepada orang lain
yang membutuhkan modalt ersebut.
5) Sebagai ukuran harga atau pengukur nilai (standard ofvalue), yaitu uang
berfungsi sebagai alat untuk menentukan harga barang atau jasa yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan.
Uang rupiah memiliki ciri-ciri khusus dan umum agar uang tersebut tidak dipalsukan
dan bisa dikenali sebagai uang asli. Adapun ciri-ciri uang rupiah dibedakan menjadi ciri
umum dan ciri khusus, yaitu sebagai berikut.
Ciri umum rupiah logam sebagaimana dimaksud dalam paling sedikit memuat:
1) gambar lambang negara ”Garuda Pancasila”
2) frasa ”Republik Indonesia”
3) sebutan pecahan dalam angka sebagai nilai nominalnya
4) tahun emisi
2. Fungsi Bank
a. Bank berfungsi sebagai penerima kredit (kredit pasif) atau lebih dikenal dengan
penghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk sebagai berikut.
1) Simpanan tabungan (saving deposit), artinya simpanan pada bank yang
penarikannya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh bank.
2) Simpanan deposito (time deposit), artinya simpanan yang memiliki jangka
waktu tertentu (jatuh tempo) untuk penarikannya.
3) Simpanan giro (demand deposit), artinya simpanan di bank yang
penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek/bilyet giro.
b. Bank berfungsi sebagai pemberi kredit (kredit aktif) kepada masyarakat, baik kredit
produktif maupun kredit konsumtif. Pendapat ini serupa dengan bank berfungsi untuk
menyalurkan dana (lending) atau menjual dana yang dihimpun dari masyarakat,
dalam bentuk kredit investasi, kredit modal kerja, kredit perdagangan, kredit
produktif, kredit konsumtif, dan kredit profesi.
c. Bank berfungsi sebagai perantara lalu lintas moneter, antara lain, dalam bentuk-
bentuk berikut.
1) kiriman uang (transfer), artinya jasa pengiriman uang lewat bank;
2) kliring (clearing), artinya penagihan warkat (surat- surat berharga) seperti
cek, bilyet giro yang berasal dari dalam kota;
3) inkaso (collection), artinya penagihan warkat yang berasal dari luar kota
atau luar negeri, kartu kredit atau ATM atau bank card;
4) Letter of Credit (L/C), artinya pembayaran dari importir kepada eksportir
melalui bank yang ditunjuk;
5) cek wisata (trevellers cheque) artinya cek perjalanan yang biasanya
digunakan oleh turis atau wisatawan;
6) jasa-jasa lainnya.
Dalam menjalankan fungsinya bank harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1) Likuiditas, artinya kemampuan bank untuk melunasi kewajiban
sewaktu-waktu atau saat jatuh tempo atau dapat melunasinya dalam jangka
pendek.
2) Solvabilitas, artinya kemampuan bank untuk memenuhi seluruh
kewajibannya bila bank tersebut bubar, atau dapat melunasinya dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
3) Rentabilitas, artinya kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan atau
laba agar dapat terjaga kontinuitasnya.
4) Soliditas, artinya kemampuan bank untuk memperoleh kepercayaan dari
masyarakat, sehingga menunjukkan bahwa bank tersebut dalam kondisi sehat.
3. Jenis-Jenis Bank
a. Jenis Bank Diliat dari Segi Fungsi
Menurut UU Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, jenis bank dilihat dari segi
fungsinya adalah bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
a. Bank Umum
Bank umum sering disebut juga sebagai bank komersial (commercial
bank). Berdasarkan Pasal 1 UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank
Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Selain itu, berdasarkan Pasal 5 UU No. 10 Tahun
1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa Bank Umum dapat mengkhususkan
diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian yang
lebih besar kepada kegiatan tertentu.
Adapun usaha bank umum disebutkan dalam Pasal 5 UU No. 10 Tahun
1998, yang terdiri atas sebagai berikut.
a) menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu;
b) memberikan kredit;
c) menerbitkan surat pengakuan hutang;
d) membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya:
(1) surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa
berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan
surat-surat dimaksud;
(2) surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-
surat dimaksud;
(3) kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah;
(4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ;
(5) obligasi;
(6) surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;
(7) instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1
(satu) tahun;
e) memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah;
f) menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana
kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi
maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya;
g) menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga;
h) menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
i) melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu kontrak;
j) melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek;
k) melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali
amanat;
l) melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Selain itu, berdasarkan Pasal 7 UU No. 10 Tahun 1998, bank umum selain
melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, dapat pula
melakukan kegiatan berikut.
a) melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia;
b) melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang
keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi,
serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;
c) melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat
kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan
syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia;
d) bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.
Adapun usaha pokok bank umum adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat serta memberi
pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat dapat memanfaatkan
produk bank dengan cara sebagai berikut.
a. transfer uang (pengiriman uang);
b. menjamin surat-surat berharga yang diperjualbelikan oleh masyarakat;
c. melaksanakan inkaso (penagihan) wesel/surat utang atas nama nasabahnya
dari pihak lain;
mengeluarkan cek perjalanan;
d. membeli atau menjual uang asing;
e. menyediakan ATM;
f. pembayaran jasa lainnya, seperti telepon, listrik, dan PDAM.
Bank Syariah terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah. Bank Umum Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah bank
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kegiatan usaha yang berasaskan Prinsip Syariah, antara lain, adalah kegiatan usaha
yang tidak mengandung unsur-unsur berikut:
a) riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam
transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu
penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang
mempersyaratkan Nasabah Penerima Fasilitas mengembalikan dana yang
diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasi’ah);
b) maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak pasti
dan bersifat untung-untungan;
c) gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui
keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali
diatur lain dalam syariah;
d) haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah; atau
e) zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainnya.