Anda di halaman 1dari 2

Nama: Rafa Pramudita

Nim: 230703110089

Fakultas: Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan

Prodi: Farmasi

Kelompok: Pulmonologi

Aktualisasi Menuju Nakula Berdikari

Pemateri: Letkol Sriyanto S. Sos, M.H., M. M.

Mahasiswa yang terdiri dari 2 kata yaitu maha(besar) dan siswa(orang yang belajar) yang berarti pelajar
yang memiliki derajat paling tinggi dibandingkan pelajar pelajar yang lainnya

Yang membedakan mahasiswa dengan siswa siswa yang lainnya yaitu seorang mahasiswa selalu
menggunakan akal pikiran dan hati nurani dan adalah seorang pengawal masyarakat. Mahasiswa harus
bangga dan mensyukuri nikmat Tuhan YME sehingga akan menumbuhkan motivasi, semangat dan
energi positif dalam menatap tantangan di masa depan.

Mahasiswa adalah calon calon pengganti pemimpin dimasa depan, maka dari itu diperlukan pembekalan
sifat sifat jiwa kepemimpinan. Jiwa kepemimpinan adalah sifat manusia yang memengaruhi dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Sifat ini dimiliki oleh para pemimpin yang
mendorong pengikutnya untuk bekerja dengan semangat dan percaya diri.

Tak cukup dengan mengetahui pengertian dari jiwa kepemimpinan, kita juga harus mengetahui konsep
dan cara menumbuhkan jiwa kepemimpinan agar bisa mengimplementasikannya di kehidupan nyata,
berikut konsep dan cara menumbuhkan jiwa kepemimpinan:

•> Konsep Jiwa Kepemimpinan

1. Integritas dan kejujuran

2. Kemampuan beradaptasi

3. Kemampuan untuk menyelesaikan konflik

4. Empati

5. Diplomasi

6. Visi

7. Kesadaran diri
8. Komunikasi dua arah

•> Cara menumbuhkan jiwa kepemimpinan

1. Bangun pengetahuan dengan rajin membaca

2. Disiplin diri

3. Bekerja dengan skala prioritas

Sebagai umat muslim kita dapat mencontoh sifat kepemimpinan seperti Nabi Muhammad SAW yang
memiliki 4 sifat utama yaitu:

1. SIDIQ (bersikap jujur)

2. Amanah (dapat dipercaya)

3. Tabliq (menyampaikan pesan kebenaran)

4. Fathonah (cerdas)

Disamping kita belajar tentang kepemimpinan, di UIN Malang kita dikenalkan tentang konsep moderasi
beragama. Kita harus memahami tentang konsep moderasi beragama karena sebagai negara yang plural
dan multikultural, konflik yang berlatar belakang agama sangat potensial terjadi di negara kita. Itulah
mengapa kita perlu konsep moderasi beragama sebagai solusi agar dapat menciptakan kehidupan
keagamaan yang rukun, harmoni, damai, serta seimbang.

Terlebih lagi kita sebagai warga Indonesia yang berpegang teguh sila-sila Pancasila terutama topik
pembahasan kita saat ini yaitu sila ke-3 yang berbunyi "Persatuan Indonesia", tentunya sila tersebut
sangat berkaitan erat dengan materi moderasi beragama. Maka tidak hanya mengerti pengertian
tentang moderasi beragama saja, kita harus dapat mengaplikasikannya di kehidupan sehari hari agar
sesama umat beragama di Indonesia tidak terpecah belah.

Berikut cara mengaplikasikannya adalah:

1. Menghargai perbedaan

2. Meningkatkan pemahaman tentang konsep moderasi beragama

3. Mempraktikkan nilai-nilai keagamaan

4. Menciptakan dialog

5. Bersikap tenang dan tidak mudah terprovokasi

Anda mungkin juga menyukai