Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TEKNIS STUDIO PERENCANAAN KOTA

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KECAMATAN CIBUNGBULANG

KOTA BOGOR

Pembimbing :

Mirza Permana, ST., M.Si

Disusun Oleh :

1. Alfbi Shoumin Asky (043934741)

2. Cut Suci Arundina (043923455)

3. Fathiah Rahma (043933417)

4. Gita Ramdan Fitriyana (043931359)

5. Ikbal Aditya (043929653)

6. Iksan Ramdani (043930088)

7. Jelita Jumadi (043912667)

8 Rama Fathurachman (042055009)

9 Tubagus Jihad Alfarizi (043940215)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TERBUKA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat, dan karunia-Nya yang
telah melimpah kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Teknis Studio
Proses Perencanaan Kota (PWKL 4304) dengan judul "Penyusunan Tata Ruang Kecamatan
Cibungbulang”

Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat dalam memenuhi kebutuhan tugas praktik pada
mata kuliah Studio Perencanaan Kota. Penulisan proposal ini bertujuan untuk mengkaji
potensi dan permasalahan yang ada di Kecamatan Cibungbulang serta menyusun tata ruang
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, serta memberikan rekomendasi perencanaan
yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.

Kami menyadari bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak yang berkepentingan,
terutama dari dosen pembimbing dan teman-teman sejawat, agar proposal ini dapat menjadi
lebih baik lagi.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan motivasi sepanjang penyusunan proposal ini. Tak lupa, kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sejawat yang telah memberikan dukungan
dan semangat selama proses penulisan proposal ini.

Semoga Proposal Teknis Studio Perencanaan Kota (PWKL 4304) ini dapat memberikan
manfaat dan menjadi acuan bagi pengembangan perencanaan wilayah dan kota, khususnya di
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Amin.

07 Oktober 2023

Kelompok A

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kota Bogor merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Barat yang memiliki posisi strategis
karena sebagai salah satu penyangga kawasan Ibukota. Kota Bogor memiliki posisi yang
strategis sebagai bagian dari metropolitan Jakarta maka dalam perkembangan kotanya banyak
dipengaruhi oleh perkembangan dan tuntutan kegiatan yang berasal dari sistem metropolitan
Jabodetabek. Sebagai salah satu wilayah yang dekat dengan Jakarta, Kabupaten Bogor
mengalami perubahan yang sangat dinamis, baik dalam pemanfaatan ruang maupun sosial
ekonomi serta kelembagaannya. Dinamika perubahan penggunaan lahan yang terjadi di
Kabupaten Bogor seharusnya dapat berjalan searah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Bogor, karena RTRW merupakan panduan alokasi ruang agar
pembangunan suatu wilayah tidak melampaui dari daya dukungnya (Rustiadi et al.,2008).

Perencanaan pembangunan daerah memiliki peranan yang sangat besar yang berfungsi
sebagail alat untuk mendorong dan mengendalikan proses pembangunan agar lebih cepat
serta terarah. Pembangunan wilayah tentu tidak akan lepas dari faktor endowment atau
potensi yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Seperti yang terlihat pada pesatnya
perkembangan Kabupaten Bogor merupakan hasil pemanfaatan potensi yang dimiliki dengan
didukung oleh investasi yang ditanamkan baik oleh investor dalam maupun investor luar
negeri, serta tidak lepas juga dari upaya pemerintah daerah dan peran serta dunia usaha yang
berada di wilayah Kabupaten Bogor. Berdasarkan hasil regresi berganda, ketersediaan
kawasan industri merupakan satu-satunya variabel yang secara signifikan mempengaruhi
distribusi keruangan investasi di Kabupaten Bogor. Investasi terutama pada sektor sekunder
yang mendominasi investasi di kabupaten ini, cenderung memilih lokasi di kawasan industri
yang telah disediakan oleh pemerintah kabupaten. Oleh karena itu, distribusi keruangan
investasi di Kabupaten Bogor sudah sesuai karena secara keruangan terkonsentrasi di
kawasan industry (Murwindarti, 2014). Kabupaten Bogor merupakan daerah yang berada
sekitar 45 km sebelah selatan dari Provinsi DKI Jakarta. Berada di sisi paling barat daerah
Provinsi Jawa Barat, bersamasama dengan 6 kota yang membentuk kesatuan wilayah
metropolitan yang dikenal dengan istilah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan
Bekasi).

Sebagai salah satu Kabupaten yang berada di sekitar wilayah DKI Jakarta, perkembangan
ekonomi, sosial, budaya dan perkotannya tentu sangat dipengaruhi oleh wilayah DKI Jakarta
sebagai kota inti dari metropolitan Jabodetabek. Wilayah Kabupaten Bogor memiliki peran
penting sebagai daerah penyangga bagi DKI Jakarta dari berbagai sisi baik konservasi,
permukiman, tata air hingga sumber daya alam. Kabupaten Bogor merupakan sebuah wilayah
Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat dengan memiliki 40 kecamatan, 19
kelurahan, dan 416 desa. Pada tahun 2019, jumlah penduduk mencapai 5.965.410 jiwa
dengan luas wilayah 2.663,85 km² dan sebaran penduduk 2.236 jiwa/km². Ibukota dari
Kabupaten Bogor adalah Kecamatan Cibinong. Kabupaten Bogor memiliki batasan wilayah
yaitu: Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Depok; Sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Purwakarta; Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi; Sebelah
Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak Provinsi Banten; dan Bagian Tengan berbatasan
dengan Kota Bogor. Salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Bogor adalah
Kecamatan Cibungbulang dengan luas wilayah mencapai 3.260.158 Ha. Menurut Perda
Nomor 11 Tahun 2016 Tentang RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036, pada Kecamatan
Cibungbulang terdapat wilayah PPLk yaitu Pusat Pelayanan Lingkungan Kecamatan,
tepatnya yaitu PPLk Cimanggu II di Kecamatan Cibungbulang. Selain itu terdapat juga
wilayah PPLd yaitu Pusat Pelayanan Lingkungan Desa tepatnya PPLd Desa Cijujung
Kecamatan Cibungbulang.

I.2 RUMUSAN ISU SPASIAL

Dalam RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 Pasal 12 ayat 1, Kecamatan Cibungbulang


masuk dalam Wilayah Pengembangan (WP) Barat yaitu Sub Wilayah Pengembangan
(SWP) Leuwiliang, dengan arahan fungsi WP Barat sebagai pengembangan kawasan
perkotaan di wilayah barat dengan kesetaraan fungsi dan peran sebagai pusat
pengembangan Permukiman, Perdagangan dan Jasa, Industri, Pertanian, Kehutanan,
Perkebunan dan Peternakan, Pertambangan dan Energi, Pariwisata dan Budaya,
Pendidikan dan Penelitian.

Kecamatan Cibungbulang termasuk ke daerah pengembangan jaringan prasarana energi


pasal 25 ayat 3. Pengembangan jaringan prasarana energi tersebut berupa sumber minyak
dan gas bumi, meliputi Blok Citarum yang berada di 8 (delapan) kecamatan termasuk
melewati kecamatan Cibungbulang. Jaringan prasarana energi tersebut menyalurkan
seluruh kebutuhan gas bumi di permukaan tanah atau di bawah permukaan tanah dari
kilang pengolahan-konsumen.

Pada RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 pasal 41 menyebutkan bahwa di Kecamatan


Cibungbulang terletak kawasan peruntukan pertanian lahan basah yang diarahkan sebagai
kawasan pertanian pangan berkelanjutan, dan kawasan peruntukan pertanian lahan kering.

Kecamatan Cibungbulang juga termasuk kawasan peruntukan permukiman perdesaan yang


diarahkan sebesar kurang lebih 5% dari luas daerah dan kawasan peruntukan permukiman
perkotaan yang diarahkan sebesar kurang lebih 30% dari luas daerah. Namun perlu
diperhatikan di wilayah Kecamatan Sukaraja terdapat kawasan lindung yang memberikan
perlindungan terhadap kawasan di bawahnya berupa kawasan mata air yang diarahkan
sebesar kurang lebih 6% dari luas daerah.

Dalam RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023 Kecamatan Cibungbulang dalam zonasi
arah pengembangan komoditas unggulan Kabupaten Bogor termasuk ke arah
Pengembangan Agroekowisata. Dimana agroekowisata tersebut yang didukung oleh sektor
pertanian tanaman pangan dan perikanan. Pola pengembangan komoditas strategis,
agropolitan dan minapolitan. Dalam sector pertanian tanaman pangan kecamatan
Cibungbulang termasuk ke daerah yang dimiliki potensi wilayah Kabupaten Bogor untuk
dikembangkan pada lapangan usaha pertanian terutama komoditi unggulan tanaman
pangan, seperti talas, ubi kayu, dan ubi jalar.

I.3 TUJUAN DAN SASARAN

I.3.I TUJUAN
Tujuan dari kegiatan Studio Perencanaan Kota adalah untuk menentukan tindakan masa
depan yang tepat melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia
dan melakukan penyusunan rencana tata ruang Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor
dengan Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) Kota sehingga dapat
digunakan sebagai dasar ketentuan arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Cibungbulang
Kabupaten Bogor.

Adapun sasaran dari kegiatan Studio Perencanaan Kota guna mencapai tujuan yang dimaksud
sebagai berikut:

1) Merumuskan isu dengan mengacu pada permasalahan nyata yang terdapat di


Kawasan Perkotaan Kecamatan Cibungbulang.

2) Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan sesuai dengan isu yang
berkembang di kawasan Perkotaan Kecamatan Cibungbulang.

3) Menganalisis berbagai sumber data dan informasi sesuai dengan isu yang telah
dirumuskan.

4) Menerapkan dan mengembangkan konsep perencanaan yang relevan dengan


karakteristik permasalahan di wilayah perencanaan serta mengarahkannya ke dalam
produk perencanaan, yaitu Rencana Detail Tata Ruang;

5) Menentukan arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Cibungbulang 20 tahun


mendatang.

6) Merumuskan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang Kecamatan


Cibungbulang.

7) Merumuskan rencana struktur ruang Kecamatan Cibungbulang.

8) Merumuskan rencana pola ruang Kecamatan Cibungbulang.

9) Menetapkan Kawasan strategis Kecamatan Cibungbulang.

10) Merumuskan ketentuan pengendalian ruang Kecamatan Cibungbulang.

I.3.2 SASARAN

Sasaran yang ingin di capai secara spesifik substansial sebagai berikut.

1) Memahami kondisi fisik dan sumber daya alam untuk dapat menyusun rencana
pemanfaatan ruang Kawasan Perkotaan Kecamatan Cibungbulang.

2) Memahami kondisi sosial budaya dan kependudukan Kawasan Perkotaan


Kecamatan Cibungbulang sebagai dimensi manusia yang diatur dalam suatu rencana tata
ruang tersebut.
3) Memahami potensi dan permasalahan sosial ekonomi Kawasan Perkotaan
Kecamatan Cibungbulang yang menjadi pertimbangan dalam pengembangan
perekonomian Kawasan Perkotaan Kecamatan Cibungbulang.

4) Memahami kondisi dan kebutuhan sarana dan prasarana Kawasan Perkotaan


Kecamatan Cibungbulang untuk mengidentifikasi infrastruktur.

5) Memahami tatanan kelembagaan dalam kerangka penataan ruang ekonomi


Kawasan Perkotaan Kecamatan Cibungbulang dan Menyusun prioritas program
pengembangan, kapasitas kelembagaan untuk mengimplementasikan program
pengembangan, dan alternatif pembiayaan dalam penyelenggaraanya.

6) Memahami posisi (fungsi dan peran) Kawasan Perkotaan dalam konstelasi regional
sehingga bermanfaat bagi analisis dan perumusan konsep rencana.

I.4 LANDASAN HUKUM

Landasan hukum yang menjadi acuan dalam kegiatan studi Studio Perencanaan Kota ini
yaitu:

1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

2) Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Bogor Tahun 2016-2036

3) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 20/Prt/M/2011


tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota;

4) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 17/Prt/M/2009 tentang Pedoman


Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

5) Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 3 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023

6) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang

I.5 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu ruang lingkup wilayah
dan ruang lingkup substansi. Pada ruang lingkup wilayah akan dijelaskan mengenai letak
wilayah studi, sedangkan pada ruang lingkup substansi akan dijelaskan mengenai batasan
substansi yang akan dibahas pada kegiatan Studio Perencanaan Kota ini.
I.5.1 RUANG LINGKUP WILAYAH

Kecamatan Cibungbulang memiliki luas wilayah 3.260.158 Ha dengan ketinggian 350 mdpl.
Kecamatan Cibungbulang memiliki suhu maksimum mencapai 31 oC dan suhu minimum
mencapai 15oC serta memiliki curah hujan rata rata antara 2000-3000 mm. Kecamatan
Cibungbullang terdiri atas 15 Desa diantaranya yaitu Desa Situ Usik, Situ Ilir, Sukamaju,
Cibatok I, Cibatok II, Ciaruteun Udik, Cemplang, Galuga, Dukuh, Cijujung, Cimanggu II,
Cimanggu I, Leuweungkolot, Girimulya, Ciaruteun Ilir. Serta memiliki 47 Dusun, 125 RW,
dan 415 RT.

Dari segi topografi, Kecamatan Cibungbulang memiliki topografi berupa daerah pegunungan
bagian Timur dan dataran rendah di sebelah Barat. Kecamatan Cibungbulang memiliki sungai
sungai dengan posisi yang membentang, serta mengalir dari daerah Utara ke Selatan dan
terdapat sebanyak 5 (Lima) Daerah Aliran Sungai (DAS). Kecamatan Cibungbulang
memiliki batas wilayah yiatu: Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Rumpin, Sebelah
Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pamijahan; Sebelah Barat berbatasan dengan
Kecamatan Leuwiliang; dan Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Ciampea.

Adapun jarak Kecamatan Cibungbulang ke Ibu Kota Kabupaten Bogor, Ibu Kota Provinsi
dan Ibu Kota Negara adalah sebagai berikut:

1) Ibu Kota Kabupaten Bogor : 16 km

2) Ibu Kota Provinsi Jawa Barat : 111 km

3) Ibu Kota Negara : 49 km

Kecamatan Jatinegara terdiri dari 15 desa, yaitu Situ Udik, Situ Ilir, Sukamaju, Cibatok I,
Cibatok II, Ciaruteun Udik, Cemplang, Galuga, Dukuh, Cijujung, Cimanggu II, Cimanggu I,
Leuweungkolot, Girimulya, Ciaruteun Ilir.

Adapun batas administrasi Kecamatan Jatinegara dapat dilihat pada gambar peta berikut:

I.5.2 RUANG LINGKUP SUBSTANSI


BAB 2 TINJAUAN KEBIJAKAN DAN LITERATUR

2.I TINJAUAN KEBIJAKAN

2.2 TINJAUAN LITERATUR

BAB 3 METODE PELAKSANAAN

3.1 KEBUTUHAN

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.


Waktu pelaksanaan penelitian dimulai sejak tanggal bulan Oktober 2023 hingga Desember
2023 dengan jumlah anggota yang telah di tentukan.

Adapun data yang diperlukan dikelompokan menjadi beberapa aspek, diantaranya :

a. Aspek Fisik dan Lingkungan


● Topografi
● Klimatologi
● Jenis Tanah
● Hidrologi
● Geologi
● Bencana Alam
● Penggunaan Lahan
b. Aspek Sarana Prasarana
● Sarana Pendidikan
● Sarana Kesehatan
● Sarana Peribadatan
● Sarana Perdagangan dan Jasa
● Sarana Olahraga dan Ruang Terbuka Hijau
● Jaringan Transportasi
● Jaringan Energi
● Jaringan Pengolahan Air Limbah dan Persampahan
c. Aspek Demografi dan kependudukan
● Jumlah Penduduk
● Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
● Jumlah Penduduk Menurut Umur
● Jumlah Penduduk Menurut Status Pekerjaan
● Jumlah Penduduk Menurut Agama
d. Aspek Perekonomian dan Arah Kebijakan
● PDRB dan Struktur Ekonomi
● Pertumbuhan Ekonomi
● UMKM dan Perdagangan
● Daya Dukung Investasi
e. Aspek Sosial Budaya dan Kelembagaan
● Kelembagaan
● Sosial Budaya
f. peta
● …..
● …..
● …..

3.2 METODE PENGUMPULAN DATA

Primer dan Sekunder dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan kuisioner (data
primer), serta mencari informasi melalui buku-buku pustaka dan data statistik dari instansi-
instansi terkait sebagai referensi yang relevan untuk penelitian (data sekunder) melalui studi
literatur dan studi lapangan yang meliputi:

a. Aspek Fisik dan Lingkungan

Dalam menganalisis karakteristik fisik kawasan terdapat beberapa aspek fisik yaitu,
topografi, litologi, klimatologi, dan hidrologi. Aspek tersebut digunakan untuk 8 analisis
klimatologi, sumber daya air, sumber daya tanah, topografi, sumber daya alam dan budi daya,
sumber daya buatan, penggunaan lahan, struktur dan pola ruang. Hal ini diperlukan sebagai
pertimbangan pembangunan karena pembangunan bersifat dinamis dan diharapkan dapat
mengikuti perkembangan alam.

b. Aspek Sarana Prasarana

Analisis sarana prasarana diperlukan untuk mengatur kebutuhan ruang fasilitas, kebutuhan
berbagai jaringan dan ukuran fasilitas sosial ekonomi agar tercipta ruang yang nyaman,
produktif dan berkelanjutan. Komponen analisis meliputi analisis sistem pemukiman/pusat
pelayanan, prasarana eksisting, dan kebutuhan sarana, prasarana dan utilitas.

c. Aspek Demografi dan kependudukan

Analisis Demografi diperlukan sebagai acuan dalam menentukan atau mengukur hunian,
kebutuhan pelayanan fasilitas lingkungan dan kebutuhan permukiman lainnya. Analisis yang
akan dibahas meliputi analisis proyeksi jumlah penduduk, potensi kesejahteraan penduduk,
indeks pembangunan manusia, dan identifikasi sosial budaya masyarakat pendukung
perekonomian.

d. Ekonomi dan Arah Kebijakan

Aspek perekonomian membahas mengenai sektor-sektor yang berkaitan dengan kegiatan


perekonomian di wilayah studi seperti analisis pertumbuhan ekonomi ilayah, faktor
pertumbuhan ekonomi, potensi/permasalahan ekonomi kota, pola persebaran pertumbuhan
ekonomi, dan pemerataan ekonomi.

e. Sosial Budaya dan Kelembagaan Aspek ini memberikan informasi mengenai


jenis dan lembaga/organisasi masyarakat dan pemerintahan, terkait kemampuan pemerintah
daerah dalam menyelenggarakan pembangunan, dominasi peran dalam setiap sector, alokasi
penerimaan dan pembiayaan, dan sumber-sumber pembiayaan.

3.3 Tahapan Pengumpulan Data

Tahapan pengumpulan data yang dilakukan untuk menunjang penelitian ini dibagi menjadi
beberapa tahapan diantaranya:
· Kuesioner
Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan menyebar pertanyaan pertanyaan
tertulis untuk mendapatkan informasi tentang wilayah studi sesuai dengan
kebutuhan informasi dari masing-masing aspek untuk mendapatkan informasi
terkait dengan fokus area wilayah studi.
· Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara bertanya secara langsung
dengan responden untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara lebih
kompleks. Responden yang dipilih merupakan narasumber yang dianggap
memiliki pengetahuan lebih terhadap kondisi area di wilayah studi.
· Observasi Lapangan
Observasi lapangan merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang terjun
secara langsung ke lapangan untuk melihat dan mendokumentasikan kondisi
eksisting fisik di wilayah Kecamatan Cibungbulang
· Pemetaan
Pemetaan digunakan untuk mencari infomasi yang berhubungan dengan spasial
atau keruangan pada daerah fokus area di wilayah studi. Pemetaan juga digunakan
untuk menandai lokasi sarana dan prasarana serta Tata Guna Lahan yang ada di
daerah fokus area.

3.3 METODE ANALISIS DAN PERMODELAN

BAB 4 RENCANA TEKNIS

4.I JADWAL KEGIATAN

4.2 STRUKTUR ORGANISASI

Ketua : Tubagus Jihad Alfarizi


Sekretaris : Jelita Jumadi
Pj. Aspek Demografi Dan Kependudukan : Alfbi Shoumin Asky
Pj. Aspek Fisik Dan Lingkungan : Cut Suci Arundina
Pj. Aspek Sarana Dan Prasarana : Rama Fathurachman
Pj. Aspek Ekonomi dan Arah Kebijakan: Fathiah Rahma
Pj. Aspek Sosial Budaya dan Kelembagaan : Iksan Ramdani
Pj. Peta : Ikbal Aditya

LAMPIRAN
Daftar pustaka

Rustiadi, Ernan et al. (2008) Agropolitan: Strategi Pengembangan Pusat Pertumbuhan Pada
Kawasan Perdesaan. Bogor: IPB.

MURWINDARTI, A. (2014). Distribusi Keruangan Investasi Kabupaten Bogor (Doctoral


dissertation, Universitas Gadjah Mada).

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN


BOGOR TAHUN 2015-2019

Pontoh, Nia Kuniasih. (2023). Studio Perencanaan Kota. Universitas Terbuka: Tanggerang
Selatan
STRUKTUR ORGANISASI

Alfbi houmin Asky :

Cut Suci Arundina : 1.1, 1.5 , , METODELOGI

Fathiah Rahma :

Gita Ramdan Fitriyana : PPT

Ikbal Aditya : PETA

Iksan Ramdani :

Jelita Jumadi : 1.2 , 1.3, 1.4, METODELOGI

Rama Fathurachman :

Tubagus Jihad Alfarizi :

Anda mungkin juga menyukai