Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH METODIK KHUSUS

BEDSIDE TEACHING

Dosen Pengampu : Elsy Juni Andri Kariny, S.ST., M.Keb

OLEH :
KELOMPOK 3
Prodi : S1 Kebidanan Konversi
Kelas : A

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Pringsewu, 18 September 2022

Penulis
NAMA KELOMPOK

1.Eva Aristianingsih 220107067P

2.Novitasari 220107068P

3.Yesi Olvina 220107069P

4.Utami Sulviastuti 220107062P

5. Maya Prisdianti 220107053P

6. Anisa Raihan 220107234P

7. Solehah 220107235P

8. Ita Libruana 220107051P

9. Melinia Three Putriyama Ms 220107064P

10. Tri Nurbaiti 220107063P

11. Fitriyani 220107052P

12. Diah Ayu Widiastuti 220107065P

13. Linda Trukawati 220107061P

14. Gesta Vidora Listofany Princes 220107055P

15. Lilis Susanti 220107066P

16. Novita Sari 220107054P


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. RUMUSAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BEDSIDE TEACHING


B. TUJUAN BEDSIDE TEACHING
C. PRINSIP DASAR BEDSIDE TEACHING
D. KEUNTUNGAN BEDSIDE TEACHING
E. KERUGIAN BEDSIDE TEACHING
F. PELAKSANAAN BEDSIDE TEACHING
G. HAMBATAN BEDSIDE TEACHING

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

H.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Perkembangan metode pembelajaran di bidang kesehatan atau kedokteran dapat

dikatakan berjalan sangat lambat. Hingga tahun 1950-an, metode yang ada belum

banyak beranjak dari metode yang ada sejak zaman Hipocrates yaitu pembelajaran

didaktik l dan dijalankan atas arahan para pendidik yang menjadi narasumber utama.

Metode ini disebut sebagai metode tradisional.

Hingga sekarang sebagian besar tenaga pendidik di bidang kesehatan atau kedokteran

hanya mengandalkan metode pembelajaran tradisional dan enggan untuk mengalihkan

metode itu menjadi metode alternatif yang lebih menantang dan berhasil guna. Hanya

sebagian kecil tenaga pendidik atau sekolah kedokteran baru yang banyak

menggunakan metode alternatif yang terbukti efektif, salah satunya bedside teaching.

Metode pembelajaran yang tepat efektif dan efisien sangat dibutuhkan bagi

pendidikan di bidang kedokteran atau kesehatan. Pada dasarnya luaran suatu sistem

pendidikan, bukanlah semata-mata tergantung dari metodenya, tetapi lebih kepada

bagaimana suatu metode diterapkan secara benar dan dilaksanakan oleh orang yang

sangat kompeten atau profesional dalam metode tersebut.

Bagaimanapun hebatnya metode pembelajaran bila para pengguna atau pelaksana

metode pembelajaran tidak memahami secara benar tentang konsep dan cara

penggunaanya, maka hasilnya juga tidak akan lebih efektif dari berbagai metode

sebelumnya. Tiga puluh (30) tahun yang lalu pelaksanaan bedside teaching mencapai

75 % dari waktu pembelajaran. Sedangkan pada tahun 1978 menurun hingga 16 %

dan pada tahun 2007 tidak diketahui bagaimana pelaksanaannya. Pembelajaran

merupakan salah satu metode mendidik peserta didik di klinik yang memungkinkan

pendidik memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan objektif
(tujuan), dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan kerangka konsep

pembelajaran. Maka pemilihan dan penerapan metode bimbingan klinik dalam

kondisi tertentu dengan “Metode Bedside Teaching” sangat dimungkinkan.

Untuk membantu meningkatkan kemampuan/perilaku profesional tersebut pada

mahasiswa, mempersiapkan/meminimalisir hal-hal yang menjadi pengaruh dalam

pembelajaran klinik dan memilih atau menerapkan metode pembelajaran klinik

dengan Bedside Teaching penting untuk dilakukan dengan harapan peserta didik dapat

menguasai keterampilan secara prosedural, tumbuh sikap profesional melalui

pengamatan langsung.

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian bedside teaching.

2. Untuk mengetahui tujuan bedside teaching.

3. Untuk mengetahui prinsip dasar bedside teaching.

4. Untuk mengetahui keuntungan bedside teaching.

5. Untuk mengetahui kerugian bedside teaching.

6. Untuk mengetahui pelaksanaan bedside teaching.

7. Untuk mengetahui hambatan bedside teaching.

C. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian bedside teaching?

2. Apa tujuan bedside teaching?

3. Apa prinsip dasar bedside teaching?

4. Apa keuntungan bedside teaching?

5. Apa kerugian bedside teaching?

6. Bagaimana pelaksanaan bedside teaching?

7. Apa hambatan bedside teaching?


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BEDSIDE TEACHING

Bedside teaching adalah pembelajaran yang dilakukan langsung di depan pasien.

Dengan metode bedside teachingmahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan,

melaksanakan kemampuan komunikasi, keterampilan klinik dan

profesionalisme, menemukan seni pengobatan, mempelajari bagaimana tingkah laku

dan pendekatan dokter kepada pasien.

Bedside teaching merupakan pembelajaran kontekstual dan interaktif yang

mendekatkan pembelajaran pada real clinical setting. Bedside teaching merupakan

metode pembelajaran yang peserta didiknya mengaplikasikan kemampuan kognitif,

psikomotor dan afektif secara terintegrasi. Sementara itu, dosen bertindak sebagai

fasilitator dan mitra pembelajaran yang siap untuk memberikan bimbingan dan umpan

balik kepada peserta didik. Di dalam proses bedside teachingdiperlukan kearifan

fasilitator tentang kemungkinan timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan sebagai

Prinsip Dasar Bedside Teaching

B. TUJUAN BEDSIDE TEACHING

1. Peserta didik mampu menguasai keterampilan prosedural.

2. Menumbuhkan sikap profesional.

3. Mempelajari perkembangan biologis/fisik.

4. Melakukan komunikasi dengan pengamatan langsung.


C. PRINSIP DASAR BEDSIDE TEACHING

1. Adanya kesiapan fisik maupun psikologis dari pembimbing klinik peserta didik

dan klien.

2. Jumlah peserta didik dibatasi idealnya5-6 orang.

3. Diskusi di awal dan akhir demonstrasi didepan klien dilakukan seminimal

mungkin.

4. Lanjutkan dengan redemonstrasi.

5. Kaji permasalahan peserta didik sesegera mungkin terhadap apa yang dilakukan.

6. Kegiatan yang didemonstrasikan adalahsesuatu yang belum pernah diperoleh

peserta didik sebelumnya,atau apabilapeserta didik menghadapi

kesulitanpenerapannya.

D. KEUNTUNGAN BEDSIDE TEACHING

Dalam penelitian Williams K (Tufts Univ,Maret 2008) dihasilkan kesimpulan

bahwabedside teaching sangat baik digunakan untuk mempelajari keterampilan klinik.

Beberapa keuntungan bedside teaching antara lain :

1. Observasi langsung.

2. Menggunakan seluruh pikiran.

3. Klarifikasi dari anamnesa dan pemeriksaan fisik.

4. Kesempatan untuk membentuk keterampilan klinik mahasiswa.

5. Memperagakan fungsi :

a. Perawatan

b. Keterampilan interaktif

Bedside teaching tidak hanya dapatditerapkan di rumah sakit, keterampilan bedside

teaching juga dapat diterapkan dibeberapa situasi di mana ada pasien.


E. KERUGIAN BEDSIDE TEACHING

1. Gangguan (misalnya ada panggilan telepon/HP berdering).

2. Waktu rawat inap yang singkat.

3. Ruangan yang kecil sehingga padat dan sesak.

4. Tidak ada papan tulis.

5. Tidak dapat mengacu pada buku.

6. Pelajar lelah.

F. PELAKSANAAN BEDSIDE TEACHING

Keterampilan bedside teaching dapat kita laksanakan namun sulit mencapai

kesempurnaan. Oleh karena itu perlu perencanaan yang matang agar berhasil dan

efektif.

Persiapan sebelum pelaksanaan bedside teaching :

1. Persiapan

a. Tentukan tujuan dari setiap sesi pembelajaran.

b. Baca teori sebelum pelaksanaan.

2. Ingatkan mahasiswa akan tujuan pembelajaran :

a. Mendemonstrasikan pemeriksaan klinik.

b. Komunikasi dengan pasien.

c. Tingkah laku yang profesional.

3. Persiapan Pasien

a. Keadaan umum pasien baik.

b. Jelaskan pada pasien apa yang akan dilakukan.


4. Lingkungan/Keadaan

Pastikan keadaan ruangan nyaman untuk belajar :

a. Tarik gorden.

b. Tutup pintu.

c. Mintalah pasien untuk mematikan televisinya.

G. HAMBATAN BEDSIDE TEACHING

Dalam pelaksanaan bedside teaching, ada beberapa hambatan yang mungkin timbul

dalam pelaksanaan bedside teaching:

1. Gangguan (misalnya panggilan telepon).

2. Waktu rawat inap yang singkat.

3. Ruangan yang kecil sehingga padat dan sesak.

4. Tidak ada papan tulis.

5. Tidak dapat mengacu pada buku.

6. Pelajar lelah.

Adapun beberapa hambatan dari pasien :

1. Pasien merasa tidak nyaman.

2. Menyakiti pasien, terutama pada pasien yang kondisi fisiknya tidak stabil.

3. Pasien tidak ada di tempat.

4. Pasien salah pengertian dalam diskusi.

5. Pasien tidak terbuka.

6. Pasien tidak kooperatif atau marah.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bedside teaching adalah pembelajaran yang dilakukan langsung di depan pasien.

Dengan metode bedside teaching mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan,

melaksanakan kemampuan komunikasi, keterampilan klinik dan profesionalisme,

menemukan seni pengobatan, mempelajari bagaimana tingkah laku dan pendekatan

dokter kepada pasien.

Metode bedside teaching merupakan salah satu metode pembelajaran klinik yang

efektif, namun hingga saat ini publikasibedside teaching tidak terlalu gencar, sehingga

masih banyak pusat pendidikan kesehatan yang belum menerapkannya.

B. SARAN

Penulis mengharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memanfaatkan makalah

ini untuk menambah wawasan tentang metode bedside teaching sehingga mahasiswa

dapat menerapkan ilmu pengetahuan, melaksanakan kemampuan komunikasi,

keterampilan klinik dan profesionalisme, menemukan seni pengobatan, mempelajari

bagaimana tingkah laku dan pendekatan tenaga medis (dokter, bidan, perawat, dll)

kepada pasien,sehingga masyarakat dapat menghargai profesi tenaga medis dan

mereka dapat lebih mencintai profesinya dengan melihat peran dan tanggung jawab

tenaga medis sebagai tenaga pendidik nantinya.


Contoh kasus :

Soal : Observasi penerapan metode bedside pada proses bedside teaching di bangsal penyakit

dalam rumah sakit.

Jawaban : Answer : Banyak topik dapat diajarkan lewat bedside teaching diantaranya

kemampuan anamnesis, pemeriksaan fisik, etika klinis, humanism, professionalism,

kemampuan komunikasi, dan memberikan contoh Role Model. Namun jika proses

pembeljaran di bedisde teaching ini tidak disupervisi, maka manfaat dari bedside teaching

yaitu berupa memberikan feedback terhadap performa yang benar dan salah tidak tercapai.

Hal ini dapat terjadi jika para pembimbing, sebelum memulai membimbing suatu rotasi

mahasiswa tidak diberi briefing yang memadai mengenai kurikulum, apa yang harus

diajarkan, dan bagaimana mengajar mahasiswa.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Metode Bedside Teaching.http://academiclifeinem.blogspot.com.

Anonim. 2012. Bedside Teaching dalam Keperawatan. http://ksuheime.blogspot.com.

Eksap, hendrik. 2011. Bedside Teaching.http://www.hendrikeksap.blogspot.com.

Anda mungkin juga menyukai