Anda di halaman 1dari 8

Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar

Bandung, 26-27 Agustus 2020

Pelaksanaan Pranata Pendidikan di Sekolah Inklusi


Fauziah Sri Wahyuni1, Achmad Hufad2, Sardin Supriatna3
1, 2, 3
Program Studi Pendidikan Sosiologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 40154
E-mail : fauziahsriwahyuni@upi.edu

ABSTRAK

Pendidikan sebagai pranata sosial memiliki komponen yang saling berkaitan. Sekolah inklusi sebagai salah satu
bentuk pendidikan terpadu perlu untuk dianalisis komponennya agar diketahui optimalisasi penyelenggaraannya.
Maka dalam penelitian ini dianalisis pranata pendidikan inklusi dengan mengidentifikasi pelaksanaan lima
komponennya berupa tata kelakuan, fungsi sosial, aktor, perilaku berpola, dan sarana prasarana. Penelitian ini
menggunakan metode fenomenologi dengan teknik wawancara yang diengkapi observasi dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen pranata pendidikan terlaksana pada sekolah ini. Berdasarkan
hasil analisis, komponen tata kelakuan terlaksana berlandaskan pada sumber norma tertulis dan tidak tertulis
tetapi belum terbentuk peraturan khusus yang mengatur perilaku di sekolah inklusi. Fungsi sosial tercermin
dalam visi, misi, dan program sekolah. Pemegang peran di sekolah ini adalah pimpinan yayasan, struktural
sekolah, guru pembimbing khusus, guru mata pelajaran, siswa, dan orangtua. Namun untuk tim ahli inklusi
belum dimiliki sehingga pelaksanaan perannya berbasis pada pengalaman dan analisis internal. Perilaku berpola
dari aktor di sekolah ini masih belum optimal dilaksanakan, maka dibutuhkan pembinaan khusus agar masing-
masing aktor dapat berperan sesuai fungsinya. Sedangkan dari sarana dan prasarana masih belum optimal
tersedia dan pemenuhannya dilakukan secara bertahap. Secara umum komponen tersebut terlaksana, meskipun
masih dibutuhkan optimalisasi salah satunya dengan proses pendampingan terutama dari pihak dinas pendidikan.

Kata Kunci
Pranata, pendidikan, sosial, inklusi

1. PENDAHULUAN pendidikan justru semakin rendah keikutsertaan


penduduk disabilitas dalam pendidikan. Berdasarkan
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan anak data Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2018
yang memiliki kelainan, sebagaimana disebutkan diperoleh data prosentase penduduk disabilitas yang
pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem menempuh pendidikan sebagai berikut: a) Tidak
Pendidikan Nasional bahwa beberapa spesifikasi bersekolah (30,7%); b) Tidak Tamat SD/MI (28,2);
kelainan seperti fisik, emosional, mental, dan/atau c) Tamat SD/MI (24,0%); d) Tamat SLTP/MTs
sosial [1]. Selain itu, anak-anak yang juga memiliki (21,2%); e) Tamat SLTA/MA (19,7%); f) Tamat
potensi kecerdasan serta bakat istimewa digolongkan Diploma/PT (17,6%).
pada ABK juga. Berdasarkan data Kementrian
Kesehatan RI pada tahun 2018 bahwa penyandang Prosentase bidang pekerjaan yang dijalankan oleh
disabilitas umur 18-59 di Indonesia sebesar 22,0 % penduduk disabilitas Indonesia pada tahun 2018
dari seluruh jumlah penduduk. Jawa Barat berada berdasarkan data Kementrian Kesehatan RI cukup
pada 16 besar dari 34 Provinsi berpenduduk besar, ada pada kondisi tidak bekerja sebesar 26,7%.
disabilitas di Indonesia [2]. Sedangkan keterserapan pada sektor formal berada
pada angka dibawah 30%. Hal ini menunjukkan
Pendidikan merupakan suatu bentuk investasi masa masih cukup besar ketergantungan penduduk
depan. Sebab melalui pendidikan manusia mampu disabilitas. Sehubungan dengan itu diperlukan upaya
mencitrakan diri dan melakukan transformasi, baik untuk mendorong kemandirian penduduk disabilitas
dari aspek tindakan maupun cara hidup. Selain itu, salah satunya melalui pembekalan life skill dengan
manusia akan mampu melakukan adaptasi serta pendidikan vokasional. Pada jenjang formal lembaga
memposisikan diri dengan berperan dalam yang memungkinkan memberikan pembinaan
kehidupan. Lebih jauh lagi pendidikan akan dapat vokasional adalah Sekolah Menengah Kejuruan.
menuntun masyarakat melakukan interaksi pada Maka dari itu perlu dilakukan kajian bagaimana
skala global untuk menjawab tantangan dunia yang pelaksanaan pendidikan inklusi di SMK sehingga
kian kompleks. Terutama dalam menghadapi era dapat ditemukan pola untuk mengoptimalkan
society 5.0 yang membutuhkan pembinaan SDM keterampilan sesuai minat dan bakat guna
berbasis kompetensi untuk menghasilkan lulusan menumbuhkan karakter kemandirian.
berkualitas [3]. Sayangnya tingkat pendidikan yang
ditempuh penduduk disabilitas Indonesia Tahun Penelitian terdahulu mengenai pelaksanaan
2018 menunjukkan semakin tinggi jenjang pengembangan bakat siswa dengan gangguan
penglihatan di SMK yang menyelenggarakan

1192
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020

pendidikan inklusif dapat terlaksana dengan optimal a. Tata kelakuan yang merupakan landasan
hingga menghantarkan siswa ABK tersebut menjadi normatif dan aturan-aturan mengenai
juara tingkat nasional [4]. Sedangkan kajian penyelenggaraan pendidikan. Sumber tersebut
mengenai implementasi pendidikan inklusi di SMK terdiri dari sumber tertulis baik berupa undang-
lebih banyak menggambarkan penyelenggaraan undang atau peraturan dari lingkung nasional
secara umum dan jarang mendeskripsikan maupun lokal satuan pendidikan.
bagaimana bimbingan terprogram yang dilaksanakan b. Fungsi pranata tersebut memenuhi kebutuhan
khusus untuk memperdalam kompetensi atau fungsi sosial paling penting bagi
kejuruannya [5]. Sekolah yang telah melaksanakan masyarakat. Hakikatnya pendidikan merupakan
program inklusi lebih dari delapan tahun sebuah jembatan yang diharapkan mampu
kemungkinan besar telah memiliki sistem menghantarkan, membina, dan mengembangkan
pengembangan kurikulum yang terprogram untuk karakter positif sehingga pendidikan dapat
siswa inklusi [6]. Penelitian yang dilakukan ini mencapai tujuan “memanusiakan manusia”.
berupa analisis keterlaksanaan komponen c. Orang-orang yang punya keterlibatan langsung
pendidikan sebagai pranata sosial untuk mencapai dalam penyelenggaraan pendidikan diantaranya:
tujuan “memanusiakan manusia”. 1) pejabat pemerintah/pimpinan organisasi
lembaga swasta (yayasan/pemegang kebijakan),
SMK Pariwisata Islam Terpadu Nurul Imam 2) pejabat-pejabat yang mengatur pelaksanaan
merupakan salah satu SMK di Kabupaten Bandung dan penyelenggaraan pendidikan dalam berbagai
Barat yang menyelenggarakan program sekolah jenjang, 3) tenaga pendidik yang melaksanakan
inklusi. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pendidikan, 4) tenaga kependidikan yang
Kepala Sekolah sebagai Partisipan I didapatkan membantu pelaksanaan pendidikan, 5) siswa
informasi bahwa SMK ini merupakan salah satu yang merupakan subjek pendidikan.
SMK Pariwisata dengan jumlah inklusi terbanyak di d. Perilaku berpola dari orang-orang yang punya
Kabupaten Bandung Barat. Pada awal pendiriannya, keterlibatan dalam sistem pendidikan. Perilaku
SMK ini belum memprogramkan penyelenggaraan ini disebut memiliki pola maka memiliki makna
sekolah inklusi, tetapi karena adanya pendaftar yang bahwa setiap perilaku memiliki keteraturan
berkebutuhan khusus, maka diputuskanlah untuk susunan serta pengulangan-pengulangan teratur
menerima siswa ABK. Prinsip zero reject berlaku pada pelaksanaannya sesuai dengan peran dan
terlepas dari sifat atau keparahan disabilitas. fungsi masing-masing.
Persyaratan hukum ini didasarkan pada proposisi e. Sarana prasarana pada setiap jalur pendidikan
bahwa semua anak disabilitas dapat belajar dan memiliki kebutuhannya sendiri-sendiri. Selain
mendapat manfaat dari pendidikan yang sesuai dan sarana dan prasarana yang benar-benar menjadi
sekolah tidak memiliki hak untuk menolak akses kebutuhan satuan pendidikan, ada juga yang
anak mana pun untuk mendapat kesempatan hanya sebagai simbol saja.
pendidikan yang setara [7].
Pada penelitian ini akan dianalisis bagaimana
Maka dari itu menarik untuk dikaji bagaimana keterlaksanaan masing-masing komponen ini
keterlaksanaan pendidikan sebagai pranata sosial berlangsung di sekolah sehingga dapat dinilai
berdasarkan komponennya. Penelitian ini bertujuan optimalisasinya.
untuk mengetahui keterlaksanaan komponen pranata
berupa tata kelakuan, fungsi sosial, aktor, perilaku 2.2 Pendidikan Inklusif
berpola, dan sarana dan prasarana yang mendukung
di SMK Pariwisata IT Nurul Imam sebagai salah Siswa disabilitas berhak mendapatkan pendidikan
satu sekolah inklusi. Sebagai sekolah inklusi yang khusus karena atribut fisik atau perilakunya yang
telah berjalan empat tahun, sekolah ini diharapkan mengalami gangguan atau hambatan tertentu [7].
dapat melaksanakan komponen pranata pendidikan Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif
secara optimal agar tujuan pendidikan tercapai. adalah sekolah yang menampung semua murid di
kelas yang sama dengan menyediakan program
2. TINJAUAN PUSTAKA pendidikan yang layak, bermutu, yang disesuaikan
dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid
2.1 Pendidikan Sebagai Pranata Sosial maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan
oleh para guru, agar anak-anak berhasil [9].
Pendidikan sebagai sebuah pranata memiliki
komponen yang secara sistemik, serempak, bersama- Konsep dasar yang terkait dengan pendidikan
sama dan saling mengusung mewujudkan upaya inklusif mengenai anak adalah bahwa semua anak
pemenuhan fungsi dan kebutuhan sosial yang sangat berhak memperoleh pendidikan; semua anak dapat
penting yaitu untuk memanusiakan manusia serta belajar, dan siapapun dapat mengalami kesulitan
mencerdaskan kehidupan bangsa [8] dengan dalam belajar; semua anak membutuhkan dukungan
komponen sebagai berikut: untuk belajar; dan pengajaran yang terfokus pada

1193
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020

anak bermanfaat bagi semua anak. Kedua adalah Teknik analisis yang digunakan adalah dengan
konsep tentang sistem pendidikan dan persekolahan, mentranskripsi data, mengklasifikasi data
bahwa a) pendidikan lebih luas dari pada berdasarkan tema dan sub tema, kemudian
persekolahan formal; b) sistem pendidikan yang melakukan reduksi dan eliminasi data, penamaan
fleksibel dan responsif; c) lingkungan pendidikan data sesuai pokok masalah penelitian, dan
yang memupuk kemampuan dan ramah; d) pencocokan dengan masalah penelitian [10].
Peningkatan mutu sekolah yang efektif; dan e) Selanjutnya dilakukan deskripsi tekstural
pendekatan sekolah yang menyeluruh dan kolaborasi berdasarkan informasi dari partisipan untuk
antarmitra. Ketiga adalah konsep tentang kemudian dilakukan deskripsi struktural dan
keberagaman dan diskriminasi terdiri dari a) akhirnya disusun sintesa data dan menjawab
memberantas diskriminasi dan tekanan untuk masalah penelitian dengan merekonstruksi makna
mempraktekkan eksklusi; b) merespon keberagaman dan esensi fenomena. Validasi data dilakukan
sebagai sumber kekuatan, bukan masalah; c) dengan a) peneliti melakukan refleksi terhadap
pendidikan inklusi mempersiapkan siswa untuk makna yang ditangkap dari fenomena yang telah
masyarakat yang menghargai dan menghormati disintesa; b) mengkonfirmasi kepada partisipan dan
perbedaan. pembimbing untuk memperoleh kemantapan bahwa
makna-makna yang dikonstruksi oleh peneliti sudah
Tujuan dari sistem sekolah umum lebih dari sekadar benar; dan c) analisis rasional dengan menelaah
memenuhi kebutuhan setiap anak. Meskipun ini deskripsi fenomenologis dari makna-makna
penting, itu tidak boleh terjadi dengan intersubjektif secara keseluruhan dan menilai
mengorbankan peran sekolah dalam menyediakan kelogisannya [10].
jalur menuju komunitas demokratis dan perbaikan
warga negara - semua, bukan hanya beberapa. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tantangan kita adalah, tentu saja, untuk menguji
retorika dan praktik-praktik dalam pendidikan 4.1 Landasan Normatif Pendidikan Inklusi
dengan tujuan mencapai keseimbangan yang lebih
baik antara memenuhi kebutuhan unik dan Tata kelakuan sebagai komponen pertama dalam
membangun komunitas. penyelenggaraan sekolah inklusi di SMK ini
didasarkan pada peraturan tertulis terutama
3. METODE PENELITIAN bersumber dari peraturan negara. Salah satu
landasannya adalah Permendiknas Nomor 70 Tahun
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik
dengan strategi fenomenologi yang meniscayakan yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi
diuraikannya fenomena dalam situasi alami dengan Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa [11].
sejernih-jernihnya [10]. Peneliti terlibat langsung Pemerintah sangat mendukung pendidikan inklusif.
dalam penelitian sehingga dapat mengungkapkan Bahkan saat ini peraturan mengenai Penerimaan
pengalaman subjek secara holistik untuk Peserta Didik Baru (PPDB) mengharuskan sekolah
mengkonstruksi pola dan relasi makna. manapun memberi porsi untuk siswa ABK apabila
Fenomenologi dalam sosiologi fokus pada upaya ada yang mendaftar.
aktor dalam menginterpretasikan dunia sosialnya
melalui pembentukkan sense-data dalam tipikasi Permendikbud Nomor 20 Tahun 2019 tentang
atau penggambaran mental [10]. Teknik penentuan Perubahan Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018
partisipan menggunakan purposive sampling dengan tentang Penerimaan Peserta Didik Baru TK, SD,
kriterianya adalah pihak struktural maupun SMP, SMA, SMK menegaskan mengenai layanan
nonstrutural sekolah yang terlibat langsung dalam inklusif. Siswa ABK memiliki kesempatan sama
pengelolaan sekolah inklusi. Partisipan yang dengan siswa umum untuk mendapatkan layanan
dilibatkan terdiri dari: a) Kepala Sekolah (Partisipan pendidikan dan beradaptasi secara sosial [7]. Selain
1) untuk mengetahui kebijakan umum mengenai itu, nilai Islam yang ditekadkan menjadi landasan
penyelenggaraan sekolah inklusi, Wakil Kepala konsep pelaksanaan sekolah ini semakin
Sekolah Bidang Kurikulum dan Kesiswaan memperkuat pertimbangan untuk melaksanakan
(Partisipan 2 & 3) untuk menggali program khusus sekolah inklusi. Jenis sekolah inklusi ini mengusung
inklusi berdasarkan masing-masing bidang, dan konsep Sekolah Islam Terpadu yang
Guru Pendamping Khusus (GPK) (Partisipan 4, 5, 6, mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam proses
& 7) untuk mengkaji program pendampingan dan pembelajaran baik kurikuler maupun co-kurikuler.
keterlaksanaan pendidikan inklusi di sekolah ini. Maka dari komponen tata kelakuan, sekolah ini
Teknik pengumpulan data adalah dengan wawancara memiliki landasan yang kuat terutama dari sumber
semi terstruktur yang dilengkapi dengan observasi tertulis.
dan studi dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan
dari bulan Maret sampai Desember 2019.

1194
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020

4.2 Fungsi Sosial instansi/lembaga swasta, masyarakat, dunia usaha


dan industri” menjadi jalan untuk pembentukkan
Fungsi sosial sebagai komponen kedua siswa sebagai warga negara yang demokratis dan
mengejawantahkan tujuan pendidikan secara umum. bertanggung jawab. Upaya tersebut memungkinkan
Berdasarkan referensi [8] bahwa fungsi pendidikan siswa secara langsung berinteraksi dengan dunia
di Indonesia tertulis dalam UU Sisdiknas No. 20 usaha dan industri dalam pelaksanakan program
Tahun 2003 Pasal 3 yang berbunyi, praktik kerja lapangan (PKL) untuk mempraktikan
keilmuannya secara langsung.
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban 4.2.2 Penerimaan Terbuka untuk Siswa ABK
bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk Sekolah memutuskan untuk menjadi sekolah inklusi
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi ketika ada siswa ABK yang mendaftar di tahun awal
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan pendiriannya. Partisipan 1 meyatakan, “Awal
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, mulanya dari sekolah SMK ini terbentuk memang
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara tidak ada keinginan khusus untuk mendirikan
yang demokratis serta bertanggung jawab”. sekolah inklusi. Hal ini diawali adanya siswa yang
mendaftar di sekolah kami pada tahun pertama.
4.2.1 Visi dan Misi sebagai Kerangka Fungsi Beranjak dari situlah terpikir untuk siap
Sosial dalam Pranata Pendidikan menyelenggarakan SMK berbasis inklusi”
(Partisipan 1). Pernyataan tersebut dikuatkan oleh
Fungsi sosial yang dilaksanakan di sekolah inklusi data penerimaan pada Tabel 1 berikut ini:
ini secara umum berpedoman kepada visi sebagai
kerangka atau tujuan dalam pelaksanaan pendidikan. Tabel 1. Data penerimaan siswa ABK
Tahun
Visi sekolah ini yaitu “menjadikan lembaga Masuk
Pendaftar Diterima Ditolak
pendidikan yang mampu mewujudkan integritas 2016 3 orang 3 orang 0
moral yang tinggi, profesionalisme, berdaya saing 2017 4 orang 4 orang 0
nasional/internasional” [13] [1]. Visi ini memiliki 2018 1 orang 1 orang 0
kesesuaian dengan fungsi pendidikan nasional.
Integritas moral yang tinggi mencerminkan Tabel 1 tersebut menunjukkan bahwa angka
pembentukkan karakter baik bagi siswa. penolakan terhadap siswa ABK pada tiga tahun
Profesionalisme dan berdaya saing terakhir adalah 0. Referensi [7] menjadi penguat
nasional/internasional menunjukkan bahwa karena menyatakan bahwa sekolah tidak memiliki
dilaksanakannya upaya untuk mengembangkan hak untuk menolak akses (zero reject) agar anak
potensi siswa dengan optimal sesuai tuntutan zaman. dapat belajar dan memperoleh manfaat dari
pendidikan publik. Diterimanya siswa ABK di SMK
Visi tersebut dijabarkan dalam uraian misi [13]. ini menjadi salah satu program yang mendapat
Pada aspek pembentukkan manusia yang beriman perhatian dari stakeholder sekolah. Sekolah semakin
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa bertekad untuk tidak membeda-bedakan siswa dari
terjabarkan dalam misi pertama yang berbunyi, berbagai hal.
“Mempersiapkan strategi pendidikan yang islami
untuk pembinaan aspek rohaniah, akal dan Salah satu tujuan penyelenggaraan sekolah inklusi
jasmaniah”. Aspek keilmuan tertuang pada misi ini adalah agar terjadinya interaksi yang harmonis
kedua yaitu, “Menghasilkan lulusan yang memiliki antara siswa ABK dengan siswa umum. Maka
mental pemenang dalam aspek intelektual, sikap dan sekolah menyelenggarakan program yang
profesionalisme di bidangnya sehingga siap diharapkan mampu untuk mengadaptasikan siswa
menghadapi Dunia Usaha/Dunia Industri”. umum dengan siswa ABK. Salah satunya melalui
Keilmuan juga dilengkapi Dallam aspek misi program pembelajaran yang disatukan dan
keempat yaitu, “Membekali lulusan dengan citra berkelompok sehingga diharapkan dapat terbangun
rasa dan keterampilan seni budaya islam dalam sinergi dan keharmonisan dalam interaksi. Selain itu
kegiatan pendidikan dan pembelajaran”. Sedangkan diberikan juga pemahaman melalui Guru BK,
pembentukkan karakter berakhlak mulia tercantum Wakasek Bidang Kesiswaan, Guru Pembimbing
dalam misi ketiga yaitu, “Membangun pembelajaran Khusus (GPK), dan juga orangtua siswa agar siswa
yang Tertib, Teratur, Terarah, Tekun dan Takwa umum dapat menerima dan berinteraksi dengan baik
(5T)”. Misi kelima yaitu, “Menghasilkan lulusan dengan siswa ABK. Keberadaan siswa ABK
yang memiliki karakter aktif, kreatif, inovatif, seharusnya menjadi salah satu sarana menumbuhkan
analitis dan mandiri” mengandung unsur cakap, karakter positif terutama empati terhadap sesama.
kreatif, dan mandiri berdasarkan fungsi pendidikan Sekolah inklusi diharapkan juga dapat memfasilitasi
nasional. Misi keenam berbunyi, “Menjalin siswa ABK agar dapat beradaptasi secara normal
kerjasama dengan pihak pemerintah, dan berkembang optimal [12].

1195
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020

4.2.3 Assessment Kemampuan Siswa ABK jam pelajaran, nah kita ambil satu jam pelajarannya
itu untuk program khusus ABK ditempat khusus”
Sebelum diikutkan dalam proses pembelajaran, (Partisipan 5). Berdasarkan hasil wawancara dan
siswa ABK menjalani program assessment terlebih observasi, teridentifikasi kemampuan siswa ABK
dahulu. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penilaian dan pendampingannya berikut ini:
terhadap kebutuhan dari siswa inklusi sehingga
terpetakan kemampuannya untuk kemudian Tabel 2. Potensi dan pendampingan khusus siswa ABK
ABK Potensi Pendampingan
disesuaikan bentuk pelayanan pendidikan yang akan
ABK 1 Bermain Piano. Difasillitasi kursus privat
diberikan. Partisipan 7 memberikan keterangan piano di rumah oleh orang tua.
bahwa, “untuk siswa ABK, sebenarnya mereka ABK 2 Bernyanyi, menari. Diberikan kesempatan untuk
sebelum belajar kita assessment dulu kebutuhanya tampil.
ABK 3 Menyimak dan Diperbanyak bacaan atau
ditingkat mana. Sesudah diketahui, baru ketertarikan pada video mengenai pesawat.
pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum yang pesawat. Orang Tua mengajak anak
ada di sekolah” (Partisipan 7). Assessment awal melihat pesawat.
ABK 4 Ketertarikan pada GPK berinisiatif memberikan
umumnya dilakukan pada saat masuk atau pada otomotif. bimbingan mengenai otomotif.
program Penerimaan Peserta Didik Baru. Tetapi ABK 5 Cakap Bahasa Diberikan kesempatan
lamanya waktu yang dibutuhkan disesuaikan dengan Inggris, gambar. berpidato Bahasa Inggris pada
kegiatan sekolah.
tingkat kekhususan, ada yang cepat dan ada yang ABK 6 Daya tangkap Diberikan latihan intensif
lambat. unggul & berjiwa program tata boga. Diberikan
pemimpin. kesempatan menjadi muadzin
dan imam.
4.2.4 Program Umum untuk Siswa ABK ABK 7 Pemahaman Al- Diberikan pendampingan
Qur’an,pengetahuan untuk memperbanyak hafalan
Berdasarkan hasil kajian, program untuk siswa ABK dasar tata boga. dan pemahaman setiap hari
sebelum KBM.
berdasarkan aspek dibagi menjadi: a) Program ABK 8 Desain Grafis. Diberikan pendampingan
Akademik, b) Program Psikomotor, c) Program Bina membuat animasi/games
Diri (Sikap kemandirian). Pada program akademik, digital.
pelaksanaan tujuan pembelajaran dan standar
kompetensi lulusan disesuaikan dengan kategori Partisipan 4 menyatakan bahwa pelaksanaan kelas
kekhususan siswa. Hal ini dipertimbangkan khusus dilaksanakan dua kali dalam satu minggu.
berdasarkan hasil assessment. Berdasarkan Konten dalam program khusus biasanya adalah
wawancara terhadap bagian kurikulum diperoleh berupa pemantapan materi mata pelajaran tertentu,
informasi bahwa untuk siswa dengan kategori bina diri, pengembangan potensi dan praktik
kekhususan termasuk ringan dibebankan kejuruan. Sedangkan program umum untuk siswa
pembelajaran sebesar 80%-100% dari standar ABK diantaranya adalah program Tahfidz sebagai
kompetensi yang diajarkan. Untuk siswa dengan program unggulan sekolah dan mata pelajaran
kategori kekhususan sedang, dtargetkan sekitar 60%. umum agar siswa ABK dapat tetap mengikuti
Untuk kategori berat, dibebankan sekitar 50% atau program pembelajaran umum namun disesuaikan
bahkan 30%. dengan kemampuannya.

Penyesuaian terhadap program pembelajaran pada 4.2.5 Pendampingan Keterampilan Kejuruan


sekolah ini menggunakan konsep lima bentuk
kurikulum. Pertama yaitu konsep duplikasi dengan Sekolah ini membuka kesempatan dan memfasilitasi
meniru sesuai atau mendekati aslinya. Kedua ABK untuk mengembangkan diri di bidang kuliner
modifikasi dengan menduplikasi sesuatu disertai dan dilatih juga kemandiriannya. Hasil observasi
merubah beberapa hal yang disesuaikan dengan menunjukkan bahwa siswa ABK dibekali
kemampuan anak. Ketiga substitusi yaitu kemandirian dengan latihan wirausaha dengan
penggantian mata pelajaran atau kompetensi dasar. membuat produk sendiri, pengemasan, dan
Keempat yaitu omisi, jadi ketika Kompetensi Dasar- pemasaran melalui media yang disediakan oleh
nya mustahil untuk dicapai siswa ABK, maka sekolah. Tempat produksi difasilitasi melalui
dilakukan penghapusan. Kelima yaitu pengayaan Laboratorium Tata Boga. Untuk pemasaran
atau memperdalam juga memperluas materi tertentu. difasilitasi melalui Kantin sekolah.
Program pembelajaran berdasarkan subjeknya dibagi
lagi menjadi a) program umum dan b) program Keahlian memasak siswa ABK berdasarkan
individual. Partisipan 5 menyatakan bahwa, penilaian GPK telah mencapai 60% sehingga
“tambahan materi yang berkaitan dengan memerlukan pendampingan khusus agar dapat
kemandirian, keagamaan, olahraga” (Partisipan 5). mencapai kompetensi minimal. Sedangkan dalam
Masing-masing program dirancang dengan waktu kemandirian menjaga kebersihan sudah muncul
yang disusun GPK berdasarkan konfirmasi kepada sekitar 70%. Untuk membimbing keterampilan
guru mata pelajaran. Sebagaimana disampaikan oleh kejuruannya agar dapat mencapai kompetensi
Partisipan 5, “misalkan di mata pelajaran lain ada 3 minimal dilaksanakan bimbingan khusus setiap hari

1196
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020

Kamis. Praktik ini didampingi langsung oleh GPK menjadi aktor yang cukup berperan dalam proses
dan Chef profesional yang menjadi praktisi dan pendidikan inklusi karena menjembatani kebutuhan
diundang sebagai guru tamu. yang hetrogen dalam satu kelas agar semua dapat
terakomodir. Salah satu upaya agar pendidikan
SMK ini mengikutsertakan siswanya dalam ujian inklusi dapat berjalan optimal adalah dengan
kompetensi untuk pembuktian bahwa siswa meningkatkan kerjasama dan kolaborasi antara
memiliki kompetensi yang sesuai dengan pendidik khusus dan reguler [7].
kejuruannya. Jika lulus dalam ujian ini, maka siswa
dapat diakui kompetensinya untuk meneruskan Orangtua juga sangat berpengaruh, karena proses
bekerja dibidang yang sesuai dengan kejuruannya. pembelajaran yang dilakukan di sekolah harus
Siswa ABK pun diberikan kesempatan untuk beriringan dan sejalan dengan di rumah untuk
mengikuti ujian kompetensi. Sehubungan dengan menunjang keberhasilan sekolah inklusi. Pada
kekhususan yang dimilikinya, maka siswa ABK sekolah ini telah disediakan GPK untuk membantu
diberikan pelatihan khusus bahkan dari semenjak proses pembelajaran siswa ABK. Selain itu GPK
kelas XI (sebelas) meskipun ujian dilaksanakan di juga memiliki tugas mengawal perkembangan dan
kelas XII (dua belas). pencapaian siswa ABK melalui rancangan program
yang sistematis dan terukur ketercapaiannya.
Berdasarkan upaya yang dilakukan oleh pihak
sekolah dan bekerjasama dengan orangtua, hasil dari Referensi [7] menuturkan bahwa partisipasi dari
pelaksanaan uji kompetensi berjalan lancar dan orangtua dan siswa secara aktif dalam proses
mendapatkan hasil yang cukup memuaskan. pendidikan inklusi memberikan manfaat yang cukup
Pencapaian prestasi yang tidak terduga adalah salah signifikan. Orang tua bukan saja memiliki hak
satu siswa ABK pada Tahun Ajaran 2018-2019 lulus keterlibatan pada proses pendidikan anak mereka,
dan dinyatakan kompeten pada ujian kompetensi melainkan juga dapat memberikan bantuan secara
oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). professional untuk menyeleksi tujuan pengajaran
yang tepat dan optimal. Selain itu juga orang tua
4.3 Aktor yang Berperan pada Sekolah diharapkan dapat memberikan informasi yang
Inklusi membantu guru agar lebih efektif pada proses
peningkatan dan pengembangan minat dan bakat
Proses penyelenggaraan sekolah inklusi tidak akan anak-anak mereka.
berjalan optimal tanpa adanya dukungan dari
berbagai pihak atau stake holder. Sehubungan 4.4 Sarana dan Prasarana
dengan itu, Partisipan 1 mengidentifikasi aktor yang
terlibat dan berpengaruh pada proses keberjalanan Sarana dan prasarana menjadi salah satu faktor
sekolah inklusi. Pertama adalah pimpinan Yayasan penting dalam pelaksanaan pembelajaran yang
yang menaungi SMK ini. Pimpinan Yayasan efektif. Meskipun saat ini sudah mulai dilakukan
diinstitusi ini berperan sebagai pemegang pengadaan sarana dan prasarana penunjang, hanya
kewenangan tertinggi. Dukungan yayasan diberikan saja dirasakan oleh pihak sekolah masih belum
baik moril maupun materil. Kemudian struktural optimal. Hal ini menjadi salah satu faktor
pimpinan sekolah terutama Kepala Sekolah memiliki penghambat dalam upaya memfasilitasi
peran untuk mengajukan rancangan konsep kepada pembelajaran dan pendokumentasian karya siswa
pimpinan yaitu Yayasan dan memberikan arahan ABK. Partisipan 1 menyatakan,
teknis atas kebijakan pimpinan juga melakukan
pengawasan, pemantauan, dan evaluasi terhadap “Faktor penghambat lainya adalah ketersediaan
program yang dilaksanakan tim struktural baik wakil sarana, alat peraga, buku penunjang dan ruang
kepala sekolah maupun staf. khusus. Ada ruangan tersendiri, tapi belum didisain
untuk perkembangan anak-anak. Sehingga hasil
Aktor lainnya adalah siswa yang merupakan subjek karyanya tidak terdokumentasikan dengan baik”
dalam pendidikan baik siswa ABK maupun siswa (Partisipan 1).
umum. Berikutnya adalah GPK (GPK) yang
berperan mendampingi siswa ABK dalam proses Kondisi bangunan yang masih belum memadai
pembelajaran. Guru mata pelajaran juga menjadi menjadi salah satu faktor penghambat karena
pihak yang berpengaruh, karena tujuan pembelajaran dikhawatirkan dengan kondisi siswa ABK yang
yang disesuaikan untuk pendidikan inklusi harus terkadang masih belum bisa diawasi dengan
dirancang sedemikian rupa sesuai dengan tingkat maksimal akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
kebutuhan khusus masing-masing siswa inklusi. Ruang yang dimaksud untuk pembelajaran inklusi
Guru keahlian pada sekolah kejuruan juga harus yang khusus masih bergabung dengan ruangan
betul-betul mampu mengidentifikasi potensi yang lainnya sebagaimana tercantum pada Tabel 3 berikut
dapat dikembangkan dari siswa ABK agar proses ini:
pengembangan minat dan bakatnya optimal. Guru

1197
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020

Tabel 3. Ruangan yang digunakan pembelajaran siswa sarana prasarana pada sekolah ini masih belum
ABK optimal dan perlu dilakukan upaya pemenuhan
Ruangan Fungsi Keeterangan fasilitas secara bertahap. Sekolah diharapkan dapat
Kelas Pembeajaran Bersatu dengan siswa umum.
(Sesuai) berkoordinasi dengan dinas pendidikan terutama
Kelas Pembelajaran Menggunakan ruang penggiat pendidikan inklusi agar mendapatkan
Khusus Khusus ABK perpustakaan. (Tidak sesuai, pembinaan dan dukungan penyelenggaraan sekolah
kurang kondusif). inklusi sesuai standar.
Tahfidz Pelaksanaan Menggunakan ruang BK.
Program (Tidak sesuai, kurang
Tahfidz kondusif). UCAPAN TERIMA KASIH

5. KESIMPULAN Terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak


Yayasan Harpa Nur Imam, SMK Pariwisata IT
Pendidikan sebagai salah satu bentuk pranata sosial Nurul Imam, dan panitia IRWNS 2020 sehingga
memiliki komponen yang saling berkaitan berupa makalah ini dapat diselesaikan. Semoga kebaikan
tata kelakuan, fungsi sosial, aktor, perilaku berpola semua pihak yang berkonstribusi dibalas dengan
(peran), dan sarana dan prasarana [8]. Berdasarkan balasan yang lebih baik.
hasil kajian, di sekolah inklusi ini teridentifikasi
keterlaksanaan komponen pendidikan tersebut. DAFTAR PUSTAKA
Komponen tata kelakuan terlaksana dengan
didasarkan kepada sumber norma tertulis dari [1] Sekretaris Negara Republik Indonesia, “Undang-
peraturan pemerintah mengenai pelaksanaan sekolah Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
inklusi dan nilai-nilai Islam yang menjadi dasar Pendidikan Nasional”, 2003. [Online]. Tersedia:
program. Sedangkan sumber norma tidak tertulis https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf.
diwujudkan berdasarkan rasa kemanusiaan untuk
[Diakses tanggal 20 Februari 2019].
tidak mendiskriminasi. Komponen lainnya adalah [2] Kementrian Kesehatan RI, “INFODATIN: Pusat Data
fungsi sosial yang juga terlaksana melalui visi dan dan Informasi Kementrian Kesehatan RI”, 2019.
misi serta dijabarkan dalam bentuk program. Fungsi [Online]. Tersedia: https://www.kemkes.go.id/
sosial juga tercermin dalam penerimaan terbuka resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
untuk siswa ABK, yang diarahkan bentuk disabilitas.pdf. [Diakses tanggal 30 Juni 2020].
fasilitasinya melalui upaya identifikasi kebutuhan [3] F. E. Nastiti and A. R. N. 'Abdu, "Kesiapan
siswa ABK untuk kemudian dijabarkan dalam Pendidikan Indonesia Menghadapi Era Society 5.0,"
proses pembelajaran baik secara umum yang Edcomtech: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan,
vol. 5, no. 1, pp. 61-66, 2020.
bergabung dengan siswa umum maupun program
[4] S. N. Sabrina, "Pelaksanaan Pengembangan Bakat
khusus dengan target pencapaian hasil belajar yang Siswa Dengan Gangguan Penglihatan di Sekolah
disesuaikan dengan kemampuan siswa berdasarkan Penyelenggara Pendidikan Inklusif SMKN 7
hasil analisa kekhususan. Padang," JUPEKhu (Jurnal Ilmiah Pendidikan
Khusus), vol. 4, no. 3, pp. 522-533, 2015.
Komponen aktor dan perannya terdiri dari a) [5] P. S. Sari, “Implementasi Pendidikan Inkusi Bagi
Pimpinan Yayasan sebagai pemegang kebijakan Anak Berkebutuhan Khusus di SMK Negeri 8
tertinggi; b) Kepala Sekolah yang berperan sebagai Surakarta”, 2019. Skripsi, Program Studi Pendidikan
perancang, pengawas, pemantauan, dan evaluator Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
program; c) Wakil Kepala Sekolah dan staf menjadi
Surakarta.
pelaksana program; d) siswa yang menjadi subjek [6] A. A. Sopandi, “Pengembangan Kurikulum Bagi
dalam pembelajaran; e) GPK bertugas mendampingi Siswa Berkebutuhan Khusus di SMK Negeri 4
siswa ABK dalam pembelajaran umum maupun Padang dalam Seting Pendidikan Inklusif”,
khusus; f) Guru mata pelajaran memberikan PEDAGOGI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Vol.
pelajaran umum sesuai kemampuan siswa; g) XIII, no. 1, pp. 1-9, 2013.
orangtua siswa membantu memahamkan dan [7] J. A. Banks and C. A. M. Banks, Multicultural
bekerjasama dalam optimalisasi pencapaian Education: Issues and Perspectives, Ed. 7th. United
pembelajaran. Optimalisasi pembinaan terutama States of America, WILEY (Jhon Wiley & Sons),
2010.
bagi GPK dan guru mata pelajaran umum diperlukan
[8] S. Adiwikarta, 2016, Sosiologi Pendidikan: Analisis
agar dapat mendukung pelaksanaan pendidikan Sosiologi Tentang Praksis Pendidikan. Bandung, PT
inklusi. Ketersediaan tim ahli khusus inklusi Remaja Rosdakarya, 2016.
sebaiknya dipenuhi, setidaknya secara insdental. [9] Nur’aeni, Buku Ajar Psikologi Pendidikan Anak
Dibutuhkan juga program yang menjembatani Berkebutuhan Khusus. Purwokerto, UM Purwokerto
interaksi positif antara siswa umum dan siswa ABK Press, 2017.
supaya dapat saling menerima dan menghargai. [10] A. Main, Fenomenologi Sebagai Filsafat dan Metode
Selain itu juga dibutuhkan peraturan khusus agar Dalam Penelitian Sosiologi. Jakarta, Prenadamedia
perilaku negatif terhadap siswa ABK dapat Group (Divisi Kencana), 2018.
[11] Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia,
terantisipasi. Berdasarkan hasil kajian, komponen

1198
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020

“Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik [12] D. Budimansyah, Perancangan Pembelajaran


Indonesia Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Berbasis Karakter: Seri Pembinaan Profesionalisme
Inklusif Bagi Siswa yang Memiliki Kelainan dan Guru (Edisi Revisi). Bandung, Widya Aksara Press,
Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/Atau Bakat 2018.
Istimewa”, 2009. [Online]. Tersedia: [13] Sekolah Islam Terpadu Nurul Imam, "Sekolah Islam
https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp- Terpadu Nurul Imam Yayasan Harpa Nur Imam,"
content/uploads/2016/11/Permen-No.-70-2009- [Online]. Tersedia: http://sitnurulimam.simplesite.
tentang-pendidiian-inklusif-memiliki-kelainan- com/424106064. [Diakses tanggal 04 July 2020].
kecerdasan.pdf. [Diakses tanggal 20 Februari 2019].

1199

Anda mungkin juga menyukai