Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ANALISIS JURNAL

ROSALWINA

NIM: 23122317

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES MERCU BAKTI JAYA PADANG

2023

TA 2023/2024
Asgari MR, Vafaei-Moghadam A, Babamohamadi H, Ghorbani R, Esmaeili R.
Comparing acupressure with aromatherapy using Citrus aurantium in terms of their
effectiveness in sleep quality in patients undergoing percutaneous coronary interventions:
A randomized clinical trial. Complement Ther Clin Pract. 2020 Feb;38:101066. doi:
10.1016/j.ctcp.2019.101066. Epub 2019 Oct 23. PMID: 31662239.

Kualitas tidur yang buruk sering terjadi pada calon intervensi koroner perkutan. Penyakit
kardiovaskular adalah penyebab utama berkurangnya waktu tidur durasi dan peningkatan
kebangkitan di malam hari, yang berkontribusi terhadap kelelahan fisik, kelelahan mental,
ketegangan fisik, kegelisahan dan agresi. Konsekuensi ini dapat memperpanjang lama rawat inap
dan pengobatan pasien. Pengobatan komplementer dan alternatif (CAM), termasuk akupresur
dan aromaterapi, baru-baru ini digunakan untuk meningkatkan efek negatif dari kualitas tidur
yang buruk dan mengurangi rasa kantuk dan kecemasan. Gupta et al (2014) juga ditemukan
CAM untuk meningkatkan kualitas tidur tanpa memberikan efek buruk, namun demikian,
penelitian lebih lanjut direkomendasikan diperbaiki yang dilakukan untuk menunjukkan
efektivitasnya terapi komplementer yang sering digunakan.

Efek aroma yang digunakan dalam aromaterapi pada indra mirip obat-obatan yang
berbeda pada otak dan sistem saraf (Tahmasebi et al, 2013). Menghirup aroma membuat orang
tersebut rileks dengan menggeser keseimbangan otonom menuju peningkatan aktivitas saraf
parasimpatis. Aromaterapi telah dilaporkan meningkatkan kualitas tidur pada pasien di rumah
sakit, pasien pasien yang menjalani dialisis atau kolonoskopi dan orang dewasa yang lebih tua.

Sedangkan akupresur merupakan teknik penekanan pada titik bagian tubuh tertentu.
akupresur merangsang meridian dalam tubuh untuk meningkatkan aliran qi dan dengan demikian
mengurangi ketidakseimbangan energi dalam tubuh. Menurut pengobatan tradisional, energi qi
yang vital mengalir di dalam tubuh saluran energy. Akupresur telah dilaporkan meningkatkan
kualitas tidur pada penghuni fasilitas perawatan jangka panjang, pasien kanker, hemodialisis
pasien dan mereka yang menderita penyakit ginjal stadium akhir.

Penelitian ini dilakukan pada 85 pasien yang menjalani intervensi koroner


perkutan (PCI) dan dibagi secara acak, menggunakan pengacakan blok, menjadi lima kelompok,
yaitu (1) aromaterapi, (2) aromaterapi plasebo, (3) akupresur, (4) akupresur plasebo (akupresur
diterapkan pada suatu titik tidak secara tradisional dikaitkan dengan peningkatan kualitas tidur)
dan (5) kontrol. Kelompok intervensi menerima aromaterapi atau akupresur atau plasebo dari
jam 10 malam hingga jam 8 pagi keesokan harinya. Kelompok kontrol hanya menerima
perawatan rutin. Kualitas tidur pasien diukur menggunakan skala analog visual (VAS) yang diisi
sebelum dan sesudah intervensi.

Rerata skor pretest kualitas tidur adalah 2,91 ± 0,53 pada kelompok aromaterapi, 2,84 ±
0,47 pada kelompok aromaterapi plasebo, 2,98 ± 0,59 pada kelompok akupresur, 2,75 ± 0,41
pada kelompok akupresur plasebo, dan 2,88 ± 0,41 pada kelompok kontrol. ANOVA
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok-kelompok ini dalam pretest
(P = 0,746). Skor rata-rata posttest kualitas tidur adalah 3,72 ± 1,84 pada kelompok aromaterapi,
3,70 ± 1,83 pada kelompok aromaterapi plasebo, 7,35 ± 0,99 pada kelompok akupresur, 2,67 ±
0,41 pada kelompok akupresur plasebo dan 2,72 ± 0,34 pada kelompok kontrol, menunjukkan
perbedaan yang signifikan antar lima kelompok berdasarkan hasil ANOVA menunjukkan
perbedaan yang signifikan antara lima kelompok (P < 0,001). Rata-rata skor posttest kualitas
tidur lebih tinggi dari skor pretest sebesar 4,37 pada kelompok akupresur dibandingkan
kelompok lain (P <0,001).

Temuan ini memberikan bukti ilmiah mengenai manfaat penggunaan metode yang
berbeda, termasuk akupresur, untuk kualitas tidur pada pasien yang menjalani terapi intervensi
perkutan coroner.
DAFTAR PUSTAKA
Asgari MR, Vafaei-Moghadam A, Babamohamadi H, Ghorbani R, Esmaeili R. Comparing
acupressure with aromatherapy using Citrus aurantium in terms of their effectiveness in
sleep quality in patients undergoing percutaneous coronary interventions: A randomized
clinical trial. Complement Ther Clin Pract. 2020 Feb;38:101066
J. Sarris, G.J. Byrne GJ, A systematic review of insomnia and complementary medicine, Sleep
Med. Rev. 15 (2) (2011) 99–106, https://doi.org/10.1016/j
D. Gupta, R. Batra, S. Mahajan, D.J. Bhaskar, A. Jain, M. Shiju, et al., Comparative evaluation
of the complementary and alternative medicine therapy and conventional therapy use for
musculoskeletal disorders management and its association with job satisfaction among
dentists of west India, J. Tradit. Complementary Med. 4 (4) (2014) 263–267
H. Tahmasebi, E. Abbasi, M. Zafari, H. Darvishi, Effect of aromatherapy on hemodynamic
changes in patients undergoing coronary angiography, Med. Surg. Nurs. J. 2 (1,2) (2013)
26–32 S.M.
Peng, M. Koo, Z.R. Yu, Effects of music and essential oil inhalation on cardiac autonomic
balance in healthy individuals, J. Altern. Complement. Med. 15 (1) (2009) 53–57

Anda mungkin juga menyukai