Anda di halaman 1dari 31

1

2
3
4
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat
- Nya kami dapat menyelesaikan proposal proyek yang berjudul “Pentingnya
Menanamkan Sikap Perdamaian dan Keadilan di Dalam Jati Diri Sejak Remaja”
dengan tepat waktu. Proposal ini ditulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Wajib
Kurikulum. Kami berharap proposal ini dapat menambah wawasan bagi para
pembaca dan penulis.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
sifatnya membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Kami ucapkan terima kasih untuk Bapak Drs. Edi Sumarno, M.Hum, selaku
dosen fasilitator proyek Mata Kuliah Wajib Kurikulum Kelompok 1. Beliau yang
sudah membantu dan membimbing kami sehingga proposal ini dapat terselesaikan
dengan baik. Juga kepada mentor yang membantu kami dengan menyampaikan
banyak informasi serta arahan, kami mengucapkan terima kasih kepada Kak Hanna
Erista Sisilia.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga Proposal ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan penulis.

Medan, 19 Oktober 2023

Kelompok 1

5
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN .............................................................................................. 7

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 7


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 8
1.3 Lokasi Kegiatan/Proyek ........................................................................ 9
1.4 Tujuan .................................................................................................. 9
1.5 Mekanisme dan Rancangan .................................................................. 9
1.6 Sumber Daya yang Diperlukan ........................................................... 10
1.7 Jadwal Pelaksanaan .......................................................................... 111

BAB II

KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA ................................... 122

2.1 Definisi Perdamaian ...................................................................... 122


2.2 Nilai dan Fungsi Perdamaian .......................................................... 133
2.3 Strategi membangun karakter ........................................................... 20
2.4 Dampak Positif Keadilan ................................................................ 222
2.5 Implementasi Sikap Keadilan dan Perdamaian ............................... 233

BAB III

PENDEKATAN DAN METODOLOGI ....................................................... 245

A. Metode dan Prosedur Penelitian Pendekatan penelitian .................... 245


B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 255
C. Data dan Sumber Data ..................................................................... 256
D. Teknik Pengumpulan Data .................. Error! Bookmark not defined.7
E. Prosedur Analisis Data ..................................................................... 278
F. Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................................... 289

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 301

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perdamaian identik dengan suasana tanpa kekerasan, adanya harmoni,


toleransi, saling menghargai dan relasi yang setara antar individu maupun
komunitas yang hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu wilayah
tertentu. Keadilan sendiri adalah kondisi dimana setiap orang dapat memperoleh
hak-hak yang sesuai dengan dirinya. Untuk mencapai terjadinya perdamaian,
bekerjalah untuk keadilan. Perdamaian, keadilan, dan pemerintahan yang tangguh
berdasarkan aturan hukum adalah jalur penting menuju pembangunan
berkelanjutan.

Kita hidup di dunia yang semakin terbagi-bagi. Beberapa wilayah


menikmati perdamaian yang berkelanjutan, keamanan dan kemakmuran, sementara
wilayah lain tampak terus-menerus berada dalam lingkaran konflik dan kekerasan.
Kondisi ini tidak bisa dihindari dan harus diketahui. Tingginya kekerasan bersenjata
dan rasa tidak aman memiliki dampak merusak pada pembangunan negara,
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dan seringkali menimbulkan rasa dendam di
antara komunitas yang bisa berlangsung hingga beberapa generasi.

Dengan banyaknya kasus kekerasan dan diskriminasi yang sedang


marak terjadi, kelompok kami memilih tema tentang perdamaian dan keadilan yang
dapat kita jadikan pelajaran bahwa betapa pentingnya untuk menanamkan sikap
perdamaian dan keadilan di dalam lingkungan sekitar kita dan di dalam jati diri
sendiri sebagai bentuk pencegahan agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi
pada generasi muda, terlebih melihat tantangan akan globalisasi. Terutama pada
anak-anak yang duduk di bangku sekolah, yaitu masa pengalihan anak-anak menuju
remaja, masa ini mereka membutuhkan self-esteem yang dimana penilaian positif
dan negatif terhadap dirinya, dan lingkungannya sebagai pembentuk jati diri

7
mereka. Banyak anak remaja sekarang yang tidak mengerti ataupun acuh tak acuh
mengenai perdamaian dan keadilan di sekitar mereka, sehingga menyebabkan
degradasi moral, seperti tawuran, bullying, dan lain sebagainya yang disebabkan
oleh kemajuan IPTEK, yang dimana membuat mereka semakin menginginkan
pengakuan dari lingkungan sekitar. Disinilah peran penting orang tua dan
lingkungan guru untuk menerapkan perlakuan yang damai dan adil.

Penanaman akan perdamaian dan keadilan di dalam jati diri berkaitan erat
dengan Mata Kuliah Wajib Kurikulum sebagai sarana untuk pemandu pembelajaran
dalam membentuk fondasi seluruh siswa atau mahasiswa agar dapat tercapainya
individual dengan jati diri yang cinta akan perdamaian dan keadilan. Dengan
adanya pembelajaran Mata Kuliah Wajib Kurikulum, terdapat kegiatan yang
bermanfaat serta lingkungan yang sehat diselingi dengan penanaman agama dan
butir Pancasila akan melahirkan individu maupun generasi yang berkarakter
bintang yaitu bertaqwa, inovatif, berintegrasi dan tangguh. Selain itu, proyek kami
yang berjudul “ Pentingnya Menanamkan Sikap Perdamaian dan Keadilan di dalam
Jati Sendiri Sejak Dini.” Sangat berkaitan erat dengan dengan tema umum proyek
MKWK yang berjudul “Gotong Royong Merawat Kebhinekaan Sebagai Modal
Dasar Menuju Sumatera Utara Maju, Aman, dan Bermartabat.” Dengan
menanamkan sikap perdamaian dan keadilan di jati diri kita sejak dini, juga
menumbuhkan sifat yang lebih toleran, yang lebih sadar akan lingkungan sekitar
untuk bergotong royong.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disimpulkan rumusan


masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan perdamaian?
2. Apa fungsi dan nilai perdamaian dalam diri setiap individu dalam
masyarakat?
3. Bagaimana strategi untuk menanamkan perdamaian dalam jati diri siswa/i
sejak dini?

8
4. Apa fungsi dan nilai keadilan dalam diri setiap individu dalam
masyarakat?
5. Apa implementasi perdamaian dan keadilan di lingkungan sekolah
maupun keluarga?

1.3 Lokasi Kegiatan/Proyek

Untuk melakukan diskusi di dalam menentukan rumusan masalah diatas,


maka proyek ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Medan.

1.4 Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas proyek mata kuliah wajib kurikulum.


2. Untuk menanamkan rasa perdamaian dalam diri setiap individu dalam
masyarakat .
3. Untuk menumbuhkan rasa keadilan dan perdamaian tiap siswa/i mulai
dari lingkup pertemanan.
4. Untuk meninjau sejauh mana keadilan dan perdamaian tertanam dalam
diri siswa/i.
5. Untuk memberikan edukasi dan cara menanamkan rasa keadilan dan
perdamaian itu sendiri dalam jati diri siswa/i sejak dini.

1.5 Mekanisme dan Rancangan

Mekanisme kegiatan yang akan dilakukan adalah menyusun materi terkait


Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh. Lalu kami akan
melaksanakan penyuluhan dengan judul “Sosialisasi Pentingnya Menanamkan
Sikap Perdamaian dan Keadilan di Dalam Jati Diri Sejak Dini”. Sosialisasi akan
dilakukan secara tatap muka di SMA NEGERI 1 MEDAN. Alasan kami memilih
tema ini karena peduli terhadap generasi muda sejak dini dikarenakan sangatlah
penting agar mengetahui bagaimana menjadi generasi yang baik, bertanggung
jawab, selalu menerapkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, nilai
kerakyatan, maupun nilai keadilan, karena berdasarkan dengan kehidupan saat ini
yang dimana generasi milenial mulai melupakan pedoman hidup Pancasila, dan
pergeseran nilai-nilai Pancasila pun di dalam lingkungan kehidupan manusia saat
ini. Perdamaian akan menciptakan kehidupan yang sehat, nyaman dan harmonis

9
dalam setiap interaksi antar sesama. Toleransi berarti menghormati dan belajar dari
orang lain, menghargai perbedaan, menjembatani kesenjangan budaya, menolak
stereotip yang tidak adil, sehingga tercapai kesamaan sikap.
Adapun kegiatan yang ingin kami capai adalah sebagai berikut:
1. Kelompok 1 Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh menuju
SMA NEGERI 1 MEDAN.
2. Kelompok melakukan koordinasi dengan pihak sekolah agar kegiatan berjalan
dengan lancar dan kondusif didampingi oleh pihak sekolah.
3. Kelompok menuju ke Aula Sekolah.
4. Melaksanakan program kelompok, yaitu “Pentingnya Menanamkan Sikap
Perdamaian dan Keadilan di Dalam Jati diri Sejak Dini” di Aula Sekolah yang telah
ditentukan.
5. Kelompok melakukan aktivitas lainnya seperti sosialisasi, kuis, dan ice breaking
kepada siswa untuk menghidupkan suasana Aula.
6. Kelompok mengevaluasi kegiatan belajar di SMA NEGERI 1 MEDAN.
7. Kegiatan di SMA NEGERI 1 MEDAN selesai, para anggota kelompok menutup
kegiatan dengan pihak sekolah.
Anggota kelompok mengerjakan tugas yang sudah diberikan selama
sosialisasi berlangsung. Diantaranya:
a. Moderator.
b. Pemateri.
c. Ice Breaking.
d. Dokumentasi.
e. Editor.

1.6 Sumber Daya yang Diperlukan

Sumber daya yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah

NO Kebutuhan yang Diperlukan Biaya yang Dibutuhkan

1. Transportasi Rp. 100.000

2. Perlengkapan Rp. 100.000

3. Konsumsi Rp. 200.000

10
4. Gift Rp. 100.000

5. Buah Tangan Rp. 250.000

Total Rp. 750.000

1.7 Jadwal Pelaksanaan

Tanggal Kegiatan Pelaksanaan


Diskusi mengenai perancangan
proposal, penetapan judul
08 Oktober 2023 proposal, dan pembagian tugas Daring
antara anggota dengan via zoom
bersama mentor.

Pengerjaan Setiap bagian


09 - 12 Oktober 2023 kerangka proposal melalui Daring
aplikasi WhatsApp Group.

Diskusi mengenai rincian


pengeluaran dan dana yang
13 Oktober 2023 Daring
dibutuhkan bersama mentor via
G-meet.

Diskusi mengenai lokasi dan


menyusun rangkaian kegiatan
14 Oktober 2023 Luring
sosialisasi serta pembagian tugas
dalam kegiatan sosialisasi.

16 Oktober 2023 Survei lokasi kegiatan sosialisasi. Luring

Review proposal secara


17 Oktober 2023 Daring
keseluruhan oleh mentor.

Proposal diserahkan kepada


18 Oktober 2023 Daring
Dosen Fasilitator.

Melakukan Sosialisasi di SMA


7 November 2023 Luring
NEGERI 1 MEDAN

9 - 12 November 2023 Melakukan editing Luring

Upload video di youtube dan


15 November 2023 Daring
instagram yang sudah di editing

11 - 23 December 2023 Melaksanakan UAS Luring

11
BAB II

KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Perdamaian

Perdamaian yang Adil harus didefinisikan sebagai sebuah proses yang


bertumpu pada empat kondisi yang perlu dan cukup: pengakuan tipis dimana pihak
lain diterima sebagai otonom; pengakuan yang kuat dimana identitas perlu
dipertanggungjawabkan; penolakan, membutuhkan pengorbanan yang besar dari
semua pihak; dan aturan, objektifikasi Perdamaian yang Adil melalui 'teks' yang
memerlukan bahasa yang sama yang menghormati identitas masing-masing, dan
mendefinisikan hak dan kewajiban mereka. Pendekatan ini, yang didasarkan pada
proses yang berorientasi pada bahasa di antara pihak-pihak yang berkepentingan
langsung, melampaui perspektif liberal dan budayawan. Dengan melampaui
gagasan perdamaian yang didasarkan pada norma-norma yang mengklaim memiliki
cakupan universal, masing-masing pihak yang berkonflik mendapat tempat di meja
perundingan untuk menyajikan perspektif mereka sendiri tentang apa yang bisa
dicapai dengan keadilan. Penyertaan ini ke dalam proses pengambilan keputusan
membantu menciptakan perasaan investasi pribadi pada produk akhir yang
dinegosiasikan. Selain itu, para perunding perlu berupaya membangun realitas
bersama yang baru serta bahasa bersama yang baru untuk membantu menumbuhkan
keharmonisan abadi antara masyarakat yang sebelumnya bertikai.

Perdamaian, stabilitas, hak-hak asasi manusia dan pemerintahan efektif


berdasarkan aturan hukum adalah jalur penting menuju pembangunan
berkelanjutan. Kita hidup di dunia yang semakin terbagi-bagi. Beberapa wilayah
menikmati perdamaian yang berkelanjutan, keamanan dan kemakmuran, sementara
wilayah lain tampak terus-menerus berada dalam lingkaran konflik dan kekerasan.
Kondisi ini tidak bisa dihindari dan harus diketahui.

12
Tingginya kekerasan bersenjata dan rasa tidak aman memiliki dampak
merusak pada pembangunan negara, mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dan
seringkali menimbulkan rasa dendam di antara komunitas yang bisa berlangsung
hingga beberapa generasi. Kekerasan seksual, tindak kejahatan, eksploitasi dan
penyiksaan juga sering terjadi dalam kondisi konflik atau jika tidak ada hukum yang
mengatur, dan negara harus mengambil tindakan untuk melindungi mereka yang
berada dalam risiko. SDG berusaha mengurangi segala bentuk kekerasan secara
signifikan, dan bekerja dengan pemerintah dan komunitas untuk menemukan solusi
jangka panjang menghadapi konflik dan rasa tidak aman. Memperkuat aturan
hukum dan mempromosikan hak-hak asasi manusia adalah kunci untuk berjalannya
proses ini, selain juga mengurangi peredaran senjata ilegal dan memperkuat
partisipasi negara-negara berkembang dalam institusi dan pemerintahan global.
Mendorong perdamaian dan keadilan adalah satu dari 17 Tujuan Global yang
tersusun dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Dan pendekatan
terpadu sangat penting demi kemajuan di seluruh tujuan.

2.2 Nilai dan Fungsi Perdamaian

Nilai-nilai perdamaian adalah prinsip-prinsip yang mendasari terciptanya


perdamaian di antara individu, kelompok, atau bangsa. Nilai-nilai ini mengajarkan
pentingnya saling menghormati, saling memahami, dan saling bekerja sama untuk
mencapai perdamaian yang berkelanjutan. Nilai ini mencakup prinsip-prinsip yang
mempromosikan toleransi, kerjasama, penghormatan, dan penyelesaian konflik
secara damai. Berikut adalah beberapa nilai perdamaian yang umum diakui:

1. Toleransi : Nilai toleransi menghargai perbedaan dan mempromosikan


penghargaan terhadap keanekaragaman budaya, agama, ras, dan pandangan
politik. Toleransi memungkinkan individu dan kelompok untuk hidup
berdampingan secara harmonis tanpa diskriminasi atau kekerasan.

2. Dialog dan Diplomasi: Nilai ini menekankan pentingnya berkomunikasi


secara terbuka, mendengarkan dengan empati, dan mencari pemahaman
bersama. Dialog dan diplomasi merupakan alat yang efektif untuk

13
memecahkan konflik, mengelola perbedaan pendapat, dan mencapai
kesepakatan yang saling menguntungkan.

3. Keadilan: Keadilan merupakan prinsip dasar yang menjamin perlakuan


yang adil dan setara bagi semua individu tanpa memandang latar belakang
mereka. Prinsip ini mempromosikan pengaturan hukum yang adil,
perlindungan hak asasi manusia, dan penegakan hukum yang tidak
diskriminatif.

4. Penghormatan Hak Asasi Manusia: Nilai ini mengakui dan menghargai


hak asasi manusia yang mendasar, termasuk hak atas kehidupan, kebebasan
berpendapat, kebebasan beragama, hak atas keadilan, dan hak untuk hidup
dalam keamanan.

5. Pembangunan Berkelanjutan: Nilai ini mencakup upaya untuk mencapai


keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan
perlindungan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan berfokus pada
penggunaan sumber daya alam yang bertanggung jawab, perlindungan
lingkungan, dan menciptakan kondisi yang memungkinkan kesejahteraan
jangka panjang bagi semua orang.

6. Solidaritas: Solidaritas menekankan pentingnya kerjasama, saling


dukung, dan perhatian terhadap kepentingan bersama. Nilai ini mendorong
individu dan negara untuk saling membantu dalam menghadapi tantangan
dan konflik, serta mempromosikan kesejahteraan bersama.

7. Pendidikan dan Kesadaran: Nilai ini menekankan pentingnya pendidikan


dan kesadaran untuk membangun masyarakat yang damai. Pendidikan yang
berkualitas dan kesadaran yang meningkat tentang perdamaian, hak asasi
manusia, dan penyelesaian konflik dapat membantu mengurangi
ketegangan dan membangun fondasi perdamaian yang kuat.

14
8. Non-Perilaku Kekerasan: Nilai ini menekankan pentingnya menolak
kekerasan dalam segala bentuknya. Non-kekerasan merupakan pendekatan
yang mendorong penyelesaian konflik melalui cara yang damai, seperti
dialog, negosiasi, mediasi, atau diplomasi. Ini melibatkan penghentian
penggunaan kekerasan fisik, verbal, atau psikologis dalam situasi konflik.

9. Kesetaraan Gender: Nilai ini menggarisbawahi pentingnya


pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender sebagai faktor penting
dalam menciptakan perdamaian dan keadilan sosial. Menghapus
diskriminasi gender, mempromosikan kesetaraan akses terhadap
pendidikan, pekerjaan, dan keputusan politik, serta melawan kekerasan dan
pelecehan terhadap perempuan dan anak perempuan adalah bagian integral
dari nilai-nilai perdamaian.

10. Menghormati Keanekaragaman: Nilai ini menghargai dan merayakan


keanekaragaman budaya, etnis, agama, bahasa, dan tradisi. Mengakui dan
menghormati keanekaragaman membantu membangun hubungan yang
inklusif dan mengurangi konflik yang timbul dari ketidaktahuan, prasangka,
atau diskriminasi.

11. Kerjasama Internasional: Kerjasama internasional melibatkan negara-


negara bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dalam perdamaian,
keamanan, pembangunan, dan penyelesaian konflik. Ini melibatkan
kolaborasi dalam isu-isu global seperti pengendalian senjata, perubahan
iklim, perdagangan, bantuan kemanusiaan, dan penyelesaian sengketa
internasional melalui forum multilateral seperti Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) dan organisasi regional.

12. Pendidikan Perdamaian: Pendidikan perdamaian adalah upaya untuk


menyebarkan pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang diperlukan
untuk membangun budaya perdamaian. Ini melibatkan mengajarkan
pemahaman tentang konflik, resolusi konflik, dialog, kerjasama, kesetaraan,
dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Pendidikan perdamaian

15
bertujuan untuk membentuk generasi yang paham pentingnya perdamaian
dan mampu berperan aktif dalam mempromosikan perdamaian di tingkat
pribadi, lokal, dan global.

13. Keadilan Sosial: Keadilan sosial melibatkan upaya untuk menciptakan


masyarakat yang adil di mana semua orang memiliki kesempatan yang sama
untuk berkembang secara ekonomi dan sosial. Ini melibatkan upaya untuk
mengurangi kesenjangan sosial, mengatasi ketidaksetaraan, dan melindungi
hak-hak individu yang lemah atau terpinggirkan.

14. Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan: Pembangunan ekonomi yang


berkelanjutan mencakup pendekatan yang mempertimbangkan aspek
ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ini melibatkan penggunaan sumber daya
secara bertanggung jawab, pengentasan kemiskinan, menciptakan lapangan
kerja yang layak, dan memastikan keadilan dalam distribusi kekayaan dan
akses terhadap sumber daya.

15. Tanggung Jawab Global: Tanggung jawab global mengacu pada


kesadaran dan komitmen individu dan negara untuk bertindak secara
bertanggung jawab terhadap isu-isu global yang mempengaruhi perdamaian
dan kesejahteraan umum, seperti perubahan iklim, kemiskinan, bencana
alam, dan konflik. Ini melibatkan pengakuan bahwa tindakan individu dan
keputusan kolektif memiliki dampak yang lebih luas dan bahwa kita semua
memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan kebaikan bersama.

Menghargai dan menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari


merupakan langkah penting dalam membangun masyarakat yang damai. Nilai-nilai
perdamaian ini berperan penting dalam mempromosikan hubungan yang harmonis
dan membangun masyarakat yang adil, aman, dan sejahtera bagi semua individu.

Fungsi Perdamaian adalah sebagai berikut:

1.Mencegah konflik dan kekerasan: Fungsi utama perdamaian adalah


mencegah terjadinya konflik dan kekerasan. Dengan menciptakan

16
lingkungan yang damai, perdamaian meminimalkan risiko konflik
bersenjata, pertumpahan darah, dan kerusuhan sosial yang dapat merusak
struktur sosial dan mengancam kehidupan manusia.

2. Membangun hubungan yang harmonis: Perdamaian memfasilitasi


pembangunan hubungan yang harmonis antara individu, kelompok, dan
bangsa. Dalam suasana damai, masyarakat dapat saling bekerja sama,
berdialog, dan membangun kerjasama yang bermanfaat. Hal ini
memperkuat solidaritas sosial, mempromosikan toleransi, dan mengurangi
kesenjangan sosial.

3. Mendorong pembangunan ekonomi: Perdamaian memiliki dampak


positif terhadap pembangunan ekonomi suatu negara. Ketika terdapat
stabilitas politik dan keamanan, investasi meningkat, perdagangan
berkembang, dan lapangan kerja tersedia. Hal ini berkontribusi pada
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, mengurangi kemiskinan, dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Meningkatkan kualitas hidup: Perdamaian memberikan kontribusi yang


signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup individu dan masyarakat.
Dalam suasana damai, orang merasa aman, memiliki akses terhadap
pendidikan, layanan kesehatan, dan kesempatan pengembangan diri. Hal ini
memungkinkan mereka untuk mencapai potensi penuh mereka dan
meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Pembahasan mengenai perdamaian di lingkungan sekolah sangatlah penting


karena sekolah adalah tempat di mana siswa belajar, berkembang, dan berinteraksi
satu sama lain. Suasana yang damai dan harmonis di sekolah dapat menciptakan
lingkungan belajar yang positif, meningkatkan kesejahteraan siswa, dan membantu
mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi. Berikut adalah beberapa poin
penting yang dapat dibahas mengenai perdamaian di lingkungan sekolah:

1. Pentingnya Perdamaian di Lingkungan Sekolah:

17
- Perdamaian adalah landasan penting bagi siswa untuk merasa aman,
nyaman, dan fokus dalam belajar.

- Suasana yang damai dapat meningkatkan motivasi siswa, keterlibatan


mereka dalam proses pembelajaran, dan hasil akademik.

- Perdamaian membantu mencegah konflik dan kekerasan di sekolah,


menciptakan lingkungan yang inklusif bagi semua siswa.

2. Membangun Kesadaran akan Perdamaian:

- Sekolah perlu membangun kesadaran akan pentingnya perdamaian melalui


pendidikan karakter, program anti-bullying, dan kegiatan yang mendorong
kerjasama dan toleransi.

- Mengajarkan siswa tentang empati, penghargaan terhadap perbedaan, dan


penyelesaian konflik yang damai dapat membantu menciptakan lingkungan
yang lebih harmonis.

3. Peran Guru dan Staf Sekolah:

- Guru dan staf sekolah memiliki peran penting dalam mendorong


perdamaian di lingkungan sekolah.

- Mereka dapat menjadi contoh peran model dengan menunjukkan sikap


yang positif, mengatasi konflik dengan bijaksana, dan mempromosikan
dialog terbuka antara siswa.

- Guru juga dapat mengintegrasikan pelajaran tentang perdamaian ke dalam


kurikulum dan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung
nilai-nilai tersebut.

4. Kolaborasi dan Partisipasi Siswa:

- Melibatkan siswa dalam proses pembuatan kebijakan dan pengambilan


keputusan di sekolah dapat memberikan mereka rasa memiliki dan tanggung
jawab terhadap lingkungan sekolah.

- Mendorong partisipasi siswa dalam pengembangan inisiatif perdamaian,


seperti kelompok diskusi, proyek sosial, atau kampanye kesadaran, dapat
memperkuat hubungan sosial dan saling pengertian di antara mereka.

18
5. Penyelesaian Konflik yang Damai:

- Penting untuk mengajarkan siswa tentang keterampilan penyelesaian


konflik yang damai, seperti komunikasi efektif, pemahaman, dan negosiasi.

- Program mediasi atau konseling dapat membantu siswa dalam


menyelesaikan konflik secara konstruktif dan menghindari kekerasan atau
perundungan.

6. Keterlibatan Orang Tua:

- Orang tua juga memiliki peran penting dalam menciptakan perdamaian di


lingkungan sekolah.

- Kerjasama antara orang tua dan sekolah dalam membangun komunikasi


yang baik, mengatasi masalah dengan saling pengertian, dan mendukung
kebijakan sekolah yang berfokus pada perdamaian dapat menciptakan
lingkungan yang positif bagi siswa.

7. Sanksi dan Penghargaan:

- Sistem sanksi yang adil dan konsisten diperlukan untuk mengatasi


pelanggaran disiplin yang mengganggu perdamaian di sekolah.

- Di sisi lain, penghargaan dan pengakuan terhadap siswa yang


menunjukkan sikap damai dan bertindak sebagai agen perdamaian dapat
memberikan insentif positif dan mendorong perilaku yang diinginkan.

Perdamaian di lingkungan sekolah adalah upaya bersama yang melibatkan


semua pihak terkait, termasuk siswa, guru, staf sekolah, orang tua, dan masyarakat.
Dengan menciptakan lingkungan yang damai, sekolah dapat menjadi tempat yang
aman dan inspiratif bagi siswa, memungkinkan mereka untuk tumbuh dan
berkembang secara optimal.

2.3 Strategi membangun karakter

Menanamkan karakter perdamaian adalah suatu proses yang berkelanjutan


dan kompleks. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu dalam
menanamkan karakter perdamaian:

19
1. Pendidikan dan Kesadaran: Pendidikan adalah kunci dalam membentuk
karakter seseorang. Pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai seperti
toleransi, empati, saling menghormati, dan pemahaman antar budaya dapat
membantu membangun pemahaman yang lebih baik tentang perdamaian.
Memperkenalkan anak-anak dan orang dewasa dengan cerita, buku, dan
film yang menyoroti pentingnya perdamaian juga dapat membantu
meningkatkan kesadaran mereka.

2. Membangun Hubungan Antarbudaya: Memperluas pengalaman dan


pengetahuan tentang budaya, agama, dan latar belakang orang lain dapat
membantu mengatasi prasangka dan stereotip yang mungkin ada.
Mendorong pertukaran budaya, dialog antaragama, dan kegiatan kolaboratif
antar budaya dapat membantu membangun jembatan antara kelompok yang
berbeda dan mempromosikan pemahaman yang lebih baik.

3. Mendorong Keterlibatan Sosial: Mengajak individu untuk terlibat dalam


kegiatan sosial yang mempromosikan perdamaian, seperti kampanye
perdamaian, aksi kemanusiaan, atau kegiatan sukarela, dapat membantu
mereka merasakan dampak positif dari tindakan mereka. Ini dapat
memperkuat keyakinan mereka dalam pentingnya perdamaian dan
mendorong mereka untuk melanjutkan upaya tersebut.

4. Pembangunan Kemampuan Penyelesaian Konflik: Mengajarkan individu


keterampilan penyelesaian konflik yang konstruktif dapat membantu
mereka mengatasi konflik dengan cara yang damai. Ini termasuk
keterampilan komunikasi efektif, empati, mendengarkan aktif, dan
negosiasi yang adil. Dengan memahami perspektif orang lain dan belajar
untuk mencari solusi yang saling menguntungkan, individu dapat
berkontribusi pada perdamaian dalam lingkungan mereka.

5. Memajukan Keadilan Sosial: Keadilan sosial adalah prinsip yang


mendasar dalam mencapai perdamaian. Mendorong kesetaraan, penegakan
hukum yang adil, dan melawan diskriminasi dan ketidakadilan membantu
menciptakan masyarakat yang lebih damai. Mendukung organisasi dan

20
gerakan yang berkomitmen untuk keadilan sosial dapat menjadi cara yang
efektif untuk berkontribusi pada perdamaian yang berkelanjutan.

6. Peran Model: Menjadi contoh yang baik dalam tindakan sehari-hari


adalah strategi penting dalam menanamkan karakter perdamaian. Ketika
individu mempraktekkan nilai-nilai perdamaian dalam kehidupan mereka,
mereka dapat menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak yang sama.
Oleh karena itu, penting bagi pemimpin, tokoh masyarakat, dan orang-orang
yang memegang pengaruh untuk memperlihatkan sikap dan perilaku yang
mempromosikan perdamaian.

Strategi-strategi ini harus diimplementasikan secara holistik dalam


pendidikan formal dan informal, serta dalam kehidupan sehari-hari. Menanamkan
karakter perdamaian membutuhkan waktu, kesabaran, dan komitmen dari individu
dan masyarakat secara keseluruhan.

Strategi untuk menanamkan karakter perdamaian di lingkungan sekolah.

1. Memasukkan program pendidikan perdamaian ke dalam kurikulum sekolah.


Program ini dapat mencakup strategi pembelajaran dalam pemecahan konflik,
mediasi, manajemen konflik, kesadaran budaya, dan pendidikan inklusif.

2. Mendorong dialog dan komunikasi positif antara siswa. Sekolah dapat


menyediakan ruang untuk diskusi dan dialog yang membangun, serta memfasilitasi
kegiatan yang mendorong kerjasama dan kepedulian sosial.

3. Melibatkan guru dan staf sekolah dalam pelatihan dan pengembangan


keterampilan dalam memajukan pendidikan perdamaian di kelas. Pemerintah juga
dapat berperan penting dalam mendukung pendidikan perdamaian melalui lembaga
pendidikan atau sekolah.

4. Menggunakan pendekatan lintas mata pelajaran untuk mengintegrasikan nilai-


nilai perdamaian dan keadilan ke dalam pembelajaran. Misalnya, mata pelajaran
seperti sejarah, geografi, sastra, sosiologi, dan pendidikan kewarganegaraan dapat
mengajarkan tentang konflik, cara mengatasi prasangka, dan pentingnya kerjasama

21
2.4 Dampak Positif Keadilan

Menanamkan sikap keadilan sangat penting dalam kehidupan


bermasyarakat dan bernegara. Berikut adalah beberapa alasan mengapa
menanamkan sikap keadilan penting bagi kita.

1. Mencegah Perpecahan.

Sikap adil memang umum dilakukan dalam kehidupan bersosial dan


bermasyarakat. Manusia adalah makhluk sosial, di mana mereka tidak bisa hidup
tanpa perilaku sosial dan berinteraksi dengan orang lain. Ketika berinteraksi, ada
resiko perpecahan yang bisa muncul akibat tidak adanya keadilan. Oleh karena itu,
kita harus memupuk rasa adil dan melakukannya ketika berinteraksi agar
keharmonisan tetap terjaga. Apalagi sebagai pemimpin, sikap adil sangat
dibutuhkan sehingga timnya tidak mengalami perpecahan. Perpecahan biasanya
timbul karena kontroversi, dan kontroversi sendiri hadir salah satunya karena
ketidakadilan.

2. Memudahkan Segala Urusan.

Siapa sih, yang tidak ingin urusannya dipermudah? Inilah pentingnya


bersikap adil kedua yang harus diketahui. Orang adil biasanya membagikan atau
mendelegasikan beban pekerjaan sesuai dengan porsinya, sehingga tidak ada
penyimpangan atau protes terhadap beban yang ditanggung. Orang yang adil ini
akhirnya dipuji oleh sekitarnya. Akibatnya, semua urusannya dipermudah, dan
pekerjaan yang dilakukan dalam timnya pun bisa selesai dengan baik.

3. Mengurangi Kecemburuan Sosial.

Kecemburuan sosial biasanya terjadi karena ada lapisan masyarakat yang


mendapatkan hak yang tidak seharusnya. Inilah alasan mengapa seorang pemimpin
harus mempraktekkan keadilan dalam kehidupan mereka. Pemimpin yang adil akan
memperhatikan hak dan kewajiban masyarakatnya, sesuai dengan kondisi mereka
masing-masing. Apabila hak dan kewajiban dipenuhi secara adil, kecemburuan
sosial pun berkurang sehingga tidak memicu konflik yang lebih jauh. Kehidupan
bermasyarakat pun menjadi lebih harmonis dan tertata.

22
Dari beberapa alasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa menanamkan sikap
keadilan penting untuk menjaga keseimbangan dan kesejahteraan dalam kehidupan
bersosial dan bermasyarakat.

2.5 Implementasi Sikap Keadilan dan Perdamaian di Lingkungan Sekolah

Sikap keadilan dan perdamaian merupakan suatu hal yang sangat penting
untuk diterapkan baik itu di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah.
Keadilan dapat kita artikan sebagai sebuah sikap di mana suatu individu berlaku
adil dan merata dalam memperlakukan orang lain sedangkan perdamaian ialah
sebuah keadaan di mana ketiadaan suatu konflik atau pertikaian antara individu
maupun kelompok.

Implementasi sikap perdamaian dan keadilan merupakan proses penerapan


dan pengamalan sikap-sikap yang mendorong terciptanya perdamaian dan keadilan
di lingkungan sekolah. Sikap-sikap tersebut mencakup di dalamnya yakni: saling
menghormati, toleransi, empati, kerjasama, serta penyelesaian konflik secara
damai. Keadilan mencakup di dalamnya yakni : sikap adil, setara, serta
menghormati segala hak individu tanpa melakukan diskriminasi. Implementasi
sikap perdamaian dan keadilan di lingkungan sekolah melibatkan berbagai langkah
dan kebijakan yang ditujukan untuk terciptanya lingkungan yang aman, harmonis,
dan adil bagi semua anggota sekolah. Berikut hal-hal dalam mengimplementasikan
sikap perdamaian dan keadilan di lingkungan sekolah :

1. Mengakui dan memperlakukan individu sama rata sesuai harkat dan


martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara
menghormati perbedaan yang ada serta tak membeda-bedakan perlakuan
terhadap siswa hanya berdasarkan suku, agama, ras, dan jenis kelamin
2. Menanamkan sikap tenggang rasa. Agar terciptanya lingkungan yang damai
dalam lingkup siswa maka siswa perlu diajarkan untuk menghargai
perbedaan pendapat dan menyelesaikan konflik dengan cara yang damai
tanpa kekerasan.
3. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan
mengadakan kegiatan sosial seperti penggalangan dana untuk membantu
orang-orang yang membutuhkan, kunjungan panti asuhan maupun kegiatan

23
lain sehingga hal ini dapat bertujuan mendorong rasa peduli siswa terhadap
kesejahteraan manusia lainnya.
4. Adanya sanksi yang jelas dan tegas terkait dengan tindakan kekerasan dan
penganggaran lainnya karena sekolah harus punya kebijakan yang berani
untuk mengeluarkan siswa yang terlibat dalam tindakan kekerasan agar
tercipta lingkungan yang damai di antara para siswa

Dalam mengimplementasikan sikap keadilan dan perdamaian penting agar


menghindari diskriminasi serta memperlakukan semua orang dengan sama rata. Hal
ini dilakukan agar kita dapat menghargai perbedaan serta mempromosikan
kerjasama dan toleransi antar individu ataupun kelompok yang berbeda. Dengan
kita menerapkan sikap keadilan dan perdamaian ini maka dapat terciptanya
lingkungan yang damai, adil, dan harmonis di lingkungan sekolah.

BAB III

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

A. Metode dan Prosedur Penelitian Pendekatan penelitian

adalah keseluruhan cara atau kegiatan dalam suatu penelitian yang dimulai
dari perumusan masalah sampai membuat suatu kesimpulan. Pendekatan penelitian
ada dua macam yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kuantitatif artinya informasi atau data yang disajikan berupa angka sedangkan

24
pendekatan kualitatif informasi atau data yang disajikan berupa pernyataan.
Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan
investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka
langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan
bahwa penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena semua data yang
diperoleh dalam bentuk hasil interview dan tatap muka. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian berdasarkan studi kasus.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SMA NEGERI 1 MEDAN. Tempat


penelitian akan diambil semua dari data yang diperoleh dari hasil tatap muka
langsung di sekolah. Waktu penelitian dilaksanakan mulai awal bulan November
Tahun 2023.
Lokasi penelitian memilih lokasi ini guna untuk menanamkan sikap
perdamaian dan keadilan di dalam jati diri sendiri sejak remaja di SMA NEGERI 1
MEDAN Tahun Ajaran 2023/2024.

C. Data dan Sumber Data

Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-


keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau anggapan.
1. Data Kuantitatif
Data Kuantitatif adalah data informasi yang berupa simbol angka atau
bilangan. Berdasarkan simbol simbol angka tersebut, perhitungan secara
kuantitatif dapat dilakukan untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang
berlaku umum di dalam suatu parameter. Nilai data bisa berubah-ubah atau
bersifat variatif. Proses pengumpulan data kuantitatif tidak membutuhkan
banyak waktu dan sangat mudah dilakukan.
2. Data Kualitatif

25
Data Kualitatif adalah data informasi yang berbentuk kalimat verbal bukan
berupa simbol angka atau bilangan. Data kualitatif didapat melalui suatu
proses menggunakan teknik analisis mendalam dan tidak bisa diperoleh
secara langsung. Dengan kata lain untuk mendapatkan data kualitatif lebih
banyak membutuhkan waktu dan sulit dikerjakan karena harus melakukan
wawancara, observasi, diskusi atau pengamatan.

Sumber data merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam


penentuan metode pengumpulan data. Sumber data terdiri dari sumber data primer
dan sumber data sekunder.
1. Sumber Data Primer adalah data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli yang dalam hal in diperoleh atau dikumpulkan
dari lapangan yang didapat dari penelitian atau yang bersangkutan. Data
diperoleh langsung dari informan atau narasumber yang dianggap
mengetahui serta dapat dipercaya untuk menjadi sumber data melalui
wawancara. Dalam hal ini yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru,
wali murid, dan komite.
2. Sumber Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari
sumber-sumber yang telah ada. Data tersebut diperoleh dari perpustakaan,
dokumen, buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah,
catatan kuliah, dan sumber-sumber tertulis yang berkaitan dengan
Pentingnya Menanamkan Sikap Perdamaian Dan Keadilan Di Dalam Jati
Diri Sendiri Sejak Remaja di SMA NEGERI 1 MEDAN.

D. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan langkah utama dalam penelitian, karena
merupakan tujuan utama dari penelitian. Penelitian in menggunakan tiga Teknik
pengumpulan data, yaitu :
1. Observasi digunakan untuk mengamati suasana, ditujukan kepada
hubungan fungsional dan sosial. Observasi dilakukan melalui tiga tahapan,
yaitu tahapan deskriptif dimana pada tahapan in peneliti melakukan
penjelajahan umum dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua

26
yang dilihat, dirasa dan didengar. Semua data direkam, oleh karena itu hasil
dari observasi disimpulkan dalam keadaan yang belum rata. Kedua,
observasi terfokus, dimana tahap ini peneliti melakukan observasi yang
dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu, data yang berhubungan
dengan efektivitas kepemimpinan kepala sekolah mulai di observasi pada
tahap ini. Ketiga yaitu observasi terseleksi, dimana tahap ini peneliti
menguraikan fokus yang ditemukan, sehingga datanya lebih terperinci.

Dengan melakukan analisis komponensial terhadap fokus, maka pada tahap


ini peneliti telah menemukan karakteristik dan kesamaan antar kategori serta
menemukan hubungan antara satu kategori dengan kategori yang lain.
2. Wawancara merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Digunakan sebagai Teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur termasuk
dalam in-depth interview. Wawancara dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pendapat informan tentang efektifitas Pentingnya menanamkan
sikap perdamaian dan keadilan di dalam jati diri sendiri sejak remaja dari
sudut pandang informan.
3. Dokumentasi meliputi pengumpulan data, berupa tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental seseorang. Dokumentasi digunakan penulis
sebagai metode pendukung untung melengkapi data-data yang diperoleh.
Adapun dokumen yang digunakan dalam penelitian in adalah data tertulis
tentang jumlah/data guru, jumlah siswa, letak geografis sekolah, data berupa
catatan di bagian akademik, peraturan, gambar yang berkaitan dengan
Menanamkan sikap perdamaian dan keadilan di dalam jati diri sendiri sejak
remaja di SMA NEGERI 1 MEDAN.

E. Prosedur Analisis Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini akan lebih banyak


dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapannya adalah pertama,

27
ketika memasuki lapangan dengan pengamatan dan pertanyaan sederhana, Analisa
datanya dengan analisis domain. Tahap selanjutnya adalah menentukan fokus,
analisa data dengan pertanyaan sederhana dengan analisis taksonomi. Selanjutnya,
pada tahap selection, pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan struktural
dengan analisis data komponensial. Setelah komponensial data dilanjutkan analisis
tema. Semua dilakukan secara berurutan.
Untuk memberikan pemaknaan atas data atau fenomena yang ditemukan
dan dikumpulkan dalam penelitian ini maka dilakukan analisis dengan pendekatan
kualitatif dengan eksplanasi bersifat deskriptif. Penelitian digunakan untuk
menjawab problematika serta ingin mengetahui status dan mendeskripsikan
fenomena, lebih tepat digunakan Teknik analisis deskriptif kualitatif.
Dipilihnya teknik analisis deskriptif kualitatif karena permasalahan atau
sasaran penelitian ini adalah berkaitan dengan Pentingnya menanamkan sikap
perdamaian dan keadilan di dalam jati diri sendiri sejak remaja. Langkah yang
ditempuh pertama kali dalam analisis ini adalah mengorganisir data berupa gambar,
foto, dokumen, berupa laporan, biografi, artikel atau buku-buku pedoman dan
sebagainya. Selanjutnya dianalisis dengan model siklus interaktif. Proses ini
dilakukan selama penelitian yang ditempuh melalui serangkaian proses
pengumpulan, reduksi, penyajian, dan verifikasi. Reduksi data dimaksudkan
sebagai langkah atau proses mengurangi atau membuang yang tidak perlu,
penyederhanaan, memfokuskan, menyeleksi untuk menajamkan data yang
diperoleh. Penyajian data dimaksud sebagai proses analisis untuk merakit temuan
data dilapangan dalam bentuk matriks, tabel atau paparan deskriptif dalam satuan-
satuan kategori, bahasan dari yang umum menuju khusus yang disebut dengan
analisis domain, taksonomi, dan komponensial.

F. Pemeriksaan Keabsahan Data

Guna mendapatkan validitas data, juga digunakan triangulasi data, yaitu


teknik pemeriksaan dan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. Triangulasi dengan
sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi melalui alat yang berbeda dengan jalan.

28
1. Membandingkan data hasil pengamatan dari berbagai pihak yang terlibat.
2. Membandingkan apa yang dikatakan oleh orang di depan umum dan
secara pribadi dari subjek penelitian
3. Membandingkan apa yang dikatakan oleh pelaksana program (Seluruh
Anggota Kelompok 1) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumen tentang Penting Nya menanamkan sikap perdamaian dan keadilan
di dalam jati diri sendiri sejak remaja.
Akhirnya berdasarkan sajian data tersebut, peneliti melakukan penarikan
kesimpulan atau verifikasi, setelah terlebih dahulu melihat hubungan antara satu
dengan yang lain dalam kesatuan bahasan. Selanjutnya melakukan interpretasi dan
member mana terhadap fenomena/gejala yang ditemukan. Proses verifikasi in
ditempuh dengan tujuan untuk lebih mengabsahkan hasil interpretasi yang
dilakukan.
Penelitian kali ini menggunakan tiga tahapan penelitian, yaitu:
Tahap pra lapangan, dimana pada tahap ini peneliti melakukan penjajakan
lokasi untuk mengamati aktivitas Pentingnya menanamkan sikap perdamaian dan
keadilan di dalam jati diri sendiri sejak remaja guna memperoleh gambaran secara
umum tentang sekolah tersebut. Pada tahapan ini peneliti menelusuri hal-hal yang
dapat dijadikan bahan untuk mengidentifikasi masalah yang berkenaan dengan
masalah yang akan diteliti. Tahapan yang kedua yaitu, kegiatan lapangan dimana
berdasarkan hasil penelusuran yang didapat tahap pra lapangan di SMA NEGERI 1
MEDAN, kemudian diajukan kepada pembimbing serta saran-saran pembimbing
tesis, maka peneliti menyusun proposal yang sifatnya sementara (masih dapat
berubah) selama pengumpulan data berlangsung. Ketiga yaitu tahapan analisis
intensif, dimana pada tahap ini peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan
rancangan yang telah termuat dalam proposal. Pelaksanaan akan berkembang sesuai
dengan data-data yang akan didapatkan di lapangan. Pengumpulan data dan analisis
data merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara bersamaan, data-data yang
dikumpulkan akan langsung dianalisis sesuai dengan metode knalisis.

29
DAFTAR PUSTAKA

Gamayanti, and Indria Laksmi. 2008. “Pendidikan IPS Sebagai

Pembentukan Sikap dan Perilaku.” Makalah dalam Seminar;

”Membangun Spiritualitas Dalam Pendidikan IPS. 9 - Mei 2008.

Yogyakarta

Rizhan, A. 2020. “Konsep Hukum Dan Ide Keadilan Berdasarkan Teori

Hukum Statis (Nomostatis) Hans Kelsen. Kodifikasi, 2(1), 61-71”.

Susilo, M.J. 2008 “Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran.

Yogyakarta:Pustaka Pelajar.” Pendidikan Sosial Keberagaman Print-ISSN

2355–4622 Online-ISSN 2622-9021 Vol. 6, No. 2, April - September 2019,

https://peacegen.id/id/bundle/seri-12-nilai-dasar-perdamaian.

30
31

Anda mungkin juga menyukai