Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MORALITAS DAN PENDIDIKAN: PENTINGNYA ETIKA DALAM


MEMBANGUN PENDIDIKAN BERKARAKTER DI INDONESIA

Disusun untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester


Mata Kuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Etika Akademik Kelas B.2

Dosen Pengampu:
M Hadi Makmur S.Sos.M.AP

Oleh:
1. Maulana Iqbal Wahyudi (230910201074)
2. Zilfia Qotrun nada (230910202075)
3. Moh. Bagoes Shobry (230910201090)
4. Ika Bella Sholikha (230910201097)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan Makalah yang
berjudul "Moralitas dan Pendidikan: Pentingnya Etika pada membentuk
Pendidikan Berkarakter di Indonesia".
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yg sudah
turut menyampaikan ide dalam penyusunan Makalah ini. Tentunya, tak akan
mampu maksimal apabila tidak didukung pihak lainnya.
Sebagai penyusun, kelompok kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam
Makalah ini. Oleh sebab itu, kami menerima saran serta kritik berasal dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki Makalah ini. Kami berharap semoga Makalah yang
kami susun ini menyampaikan manfaat serta juga pandangan baru untuk pembaca.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................................... 2
D. Kerangka Teori............................................................................................................ 2
E. Pembahasan ................................................................................................................. 2
1. Pengertian Pendidikan Moral ................................................................................. 2
2. Fungsi Pendidikan Moral di Indonesia .................................................................. 3
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi moral seseorang .............................................. 3
4. Pengertian Pendidikan Karakter ............................................................................. 5
5. Keterkaitan Pendidikan Moral dengan Pendidikan Karakter ................................. 5
F. Penutup........................................................................................................................ 6
1. Kesimpulan ............................................................................................................ 6
2. Saran....................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 8

iii
A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya teknologi, saat ini kebanyakan orang masih belum
paham tentang moral karena mulai mengabaikan pentingnya nilai moral dalam
kehidupan. Moralitas berkaitan dengan interaksi antar manusia dalam
masyarakat, selain itu moralitas tidak dapat dipisahkan dari norma-norma yang
ada dalam masyarakat. Misalnya Ketika seseorang sedang berkomunikasi
dengan orang lain, seringkali mereka melanggar norma-norma kesopanan,
seperti bermain handphone ketika sedang mengobrol atau berhadapan dengan
seseorang. Permasalahan moralitas juga terjadi dalam lingkungan Bagi mereka
yang tidak bertindak sesuai norma akan mendapat sanksi berupa ejekan dari
Masyarakat. Sedangkan sanksi bagi pelanggaran norma-norma hukum dapat
berupa pidana penjara.
Dalam mencegah terjadinya pelanggaran moral, diperlukan pendidikan
bagi setiap individu. Moralitas dalam dunia pendidikan menjadi salah satu
indikator terhadap perkembangan masa depan negara. Kejujuran dan kebenaran
merupakan nilai luhur yang harus dijunjung tinggi dalam dunia pendidikan.
Melalui Pendidikan, setiap individu akan mengerti pentingnya nilai moral agar
hal baik dan hal buruk dapat dibedakan. Orang yang bermoral akan dihormati
dan dihargai oleh masyarakat karena berhasil memahami nilai dan norma yang
ada dalam masyarakat.
Moral yang berlandaskan pendidikan sangat dibutuhkan dalam
meningkatkan kualitas pribadi serta untuk mengintegrasi dengan suatu
kelompok atau elemen Masyarakat. Apabila dalam suatu kelompok terdapat
begitu banyak individu yang rusak moralnya, maka keadaan kelompok tersebut
juga ikut terganggu. Pendidikan tinggi tidak seratus persen menjamin seseorang
mempunyai etika dan moral yang baik
Pendidikan bertujuan tidak hanya menghasilkan orang-orang yang cerdas
dan pandai, tetapi juga diharapkan dapat menghasilkan individu-individu yang
berakhlak mulia, sehingga menghasilkan warga negara yang baik. Namun
faktanya Masyarakat Indonesia, khususnya anak usia sekolah, saat ini kurang
memperhatikan nilai-nilai moral yang diwujudkan dalam perilaku yang tidak
menghargai nilai-nilai kemanusiaan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian moralitas dan etika dalam konteks pendidikan dan mengapa
hal ini penting dalam membangun pendidikan berkarakter?
2. Apa saja hambatan dan solusi dalam implementasi pendidikan moral di
Indonesia?
C. Tujuan
1. Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan pentingnya pendidikan moral di
Indonesia dalam membangun pendidikan berkarakter
2. Makalah ini untuk mengidentifikasi hambatan serta solusi implementasi
pendidikan moral di Indonesia
D. Kerangka Teori
Makalah ini menggunakan dua kerangka teori, yaitu teori moralitas sosial
dan teori kepribadian mulia. Teori moralitas sosial merupakan teori yang
didasarkan pada pemikiran Thomas Hubbes (1588-1679), Emile Durkheim
(1864-1917) dan Max Weber (1864-1920), yang menyatakan bahwa pada
kenyataannya setiap orang hidup dalam masyarakat, oleh karena itu moralitas
sosial sebagai dasar kehidupan. Moralitas sosial diperlukan untuk menjamin
bahwa manusia sebagai anggota masyarakat dapat hidup aman dan damai.
Teori kepribadian mulia berasal dari pemikiran Aristoteles (384-322 SM).
Aristoteles mengatakan bahwa etika menunjuk pada kepribadian, watak, hakikat
atau watak. Dengan berkembangnya akhlak mulia maka nilai-nilai etika batin
menjadi lebih mudah mengakar serta wujud pribadi yang mulia dengan sifat-
sifat terpuji menimbulkan keseimbangan dan kebahagiaan dalam hidup.
E. Pembahasan
1. Pengertian Pendidikan Moral
Pendidikan moral adalah proses pembelajaran dan pengembangan nilai-
nilai moral, etika, dan karakter yang bertujuan untuk membentuk individu
yang memiliki kesadaran moral, integrasi, dan tanggung jawab sosial.
Pendidikan moral bertujuan untuk membantu individu memahami perbedaan
antara benar dan salah, serta mengembangkan sikap dan perilaku yang baik
dalam interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Tujuan utama dari
pendidikan moral adalah untuk membentuk individu yang memiliki

2
kesadaran moral yang tinggi, sehingga mampu membuat keputusan yang baik
dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
2. Fungsi Pendidikan Moral di Indonesia
Pendidikan moral memegang peran penting dalam pembentukan
karakter dan kepribadian individu, terutama di Indonesia. Khususnya bagi
generasi muda agar bisa mempunyai nilai pendidikan yang baik dilingkungan
masyarakat. Melalui pendidikan moral diharapkan perkembangan moral
dapat berjalan dengan baik, selaras dan sesuai dengan tatanan moral bangsa
Indonesia yang dituangkan dalam Pancasila sebagai dasar negara. Tujuan
pendidikan moral adalah membentuk generasi muda menjadi pribadi yang
religius, humanis, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan
yang hakiki, dan ada nilai-nilai yang harus ditanamkan seperti sopan santun,
budi pekerti yang baik, disiplin, pikiran terbuka, hati lembut, setia dan
berbakti, berkemauan keras, sederhana, bertanggung jawab, jujur, mandiri,
manusiawi, menyukai ilmu, menghargai karya orang lain, percaya diri,
berbakti, rendah hati, sabar, pemaaf, kompak, setia, sportif, patuh,dapat
diandalkan, tegas, pekerja keras, dapat diandalkan, terbuka dan ulet.
Minimnya pendidikan moral di Indonesia sangat berpengaruh bagi
kemajuan bangsa Indonesia yang dikarenakan adanya kecenderungan
masyarakat modern mulai terpisah dari kehidupan keagamaan. Pendidikan
moral berguna untuk mengembangkan diri dan bergaul dengan sesama. Moral
merupakan bekal untuk mengembangkan diri karena ketika moral sudah
tertanam di dalam diri akan memunculkan rasa tanggung jawab atas segala
aktivitas terhadap dirinya sendiri, orang lain, dan yang utama adalah kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, pendidikan moral juga bertujuan untuk
membentuk warga negara yang bertanggung jawab, peduli terhadap
kepentingan bersama, dan mampu berperan aktif dalam membangun
masyarakat yang adil, harmonis, dan berkeadilan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi moral seseorang
Moral antara satu indivu dengan indivu lain tidak dapat diukur
dengan kuanitatif, karena setiap moral manusia memiliki ciri dan bentuk
masing-masing. Bentuk dan ciri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

3
a. Faktor Biologis
Faktor biologis dapat mempengaruhi perkembangan moral
seseorang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik, seperti
temperamen dan reaksi terhadap situasi tertentu, dapat mempengaruhi
perkembangan moral seseorang. Selain itu, perkembangan otak juga
diduga mempengaruhi kemampuan memahami dan merasakan empati
yang merupakan bagian penting dari perilaku moral. Namun faktor
biologis hanyalah salah satu dari sekian banyak faktor kompleks yang
mempengaruhi perkembangan moral, dan interaksi faktor-faktor tersebut
juga mempengaruhi pembentukan moralitas manusia.
b. Faktor Keluarga
Faktor keluarga sangat berpengaruh pada perkembangan moral
individu. Keluarga adalah tempat utama individu untuk belajar semual hal
apalagi tentang moralitas. Nilai-nilai moral yang diwujudkan dalam
keluarga seperti kejujuran, empati dan tanggung jawab dapat
mempengaruhi perkembangan moral setiap individu. Selain itu pola asuh
yang konsisten, perhatian dan keteladanan orang tua, lingkungan keluarga
yang harmonis dan penuh kasih sayang juga dapat memberikan dukungan
emosional yang tepat untuk mengembangkan moralitas. Sehingga ketika
dalam sebuah keluarga saling memiliki etika dan moralitas yang baik akan
memunculkan dasar moralitas yang kuat pada diri individu tersebut.
c. Faktor Pendidikan
Dunia pendidikan adalah tempat dimana seseorang diperkenalkan
dan diajarkan berbagai ilmu pengetahuan agar siswa dapat memahami dan
melakukan perubahan yang lebih baik pada dirinya. Tenaga pendidik atau
guru adalah peran yang sangat penting dalam membangun moral siswa,
karena mereka sebagai tauladan siswa dalam berperilaku dan beretika.
Sehingga diharapkan guru bisa memberikan pelajaran dan contoh moral
yang baik kepada siswanya. Selain itu di dalam pendidikan pasti ada
sebuah interaksi dengan teman sebaya, interaksi itulah yang dapat
membuat siswa memahami dan mengembangkan empati dalam diri.

4
4. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilai-nilai karakter
kepada siswa yang mencakup berbagai pengetahuan, kesadaran, dan tindakan
untuk melaksanakan nilai- nilai moralitas yang baik. Pendidikan karakter juga
menjadi bukti usaha manusia yang secara sadar dan terstruktur untuk
mendidik dan memperkuat potensi siswa dalam membangun karakter
pribadinya sehingga menjadikan pribadi yang bermanfaat bagi diri sendiri
dan lingkungannya. Hal inilah yang menyebabkan pendidikan karakter sangat
erat hubungannya dengan pendidikan moral. Keduanya sama-sama memiliki
tujuan untuk membentuk kemampuan seseorang agar menjadi pribadi yang
memiliki etika hidup yang baik sehingga dapat menyempurnakan arah
kehidupan.
5. Keterkaitan Pendidikan Moral dengan Pendidikan Karakter
Pendidikan moral dan karakter berperan penting dalam membentuk
generasi muda Indonesia yang jujur, mandiri, kreatif, berdaya saing dan
bermoral. Pendidikan moral dan karakter erat kaitannya dengan pembentukan
pribadi yang beretika, cerdas, dan berbudi luhur. Namun, masih terjadi krisis
pendidikan moral dan karakter di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh
perkembangan zaman yang sangat pesat, menjadikan pendidikan moral dan
karakter yang dikembangkan sejak lama hanya terpuruk dalam arus
globalisasi. Salah satu indikator penting kegagalan pendidikan moral dan
karakter adalah munculnya peristiwa-peristiwa kekerasan di lingkungan
sekolah, seperti perundungan di sekolah, pelecehan seksual, dan perkelahian
antar siswa. Fenomena masyarakat berpendidikan tinggi yang akhlaknya
tidak sesuai dengan pendidikannya menunjukkan bahwa perkembangan
akhlak tidak tetap dalam perjalanan pendidikan. Oleh karena itu, fokus utama
pendidikan Indonesia harus pada pendidikan moral dan karakter, dan
pemerintah harus mengambil langkah nyata untuk meningkatkan kualitas
pendidikan moral dan karakter. Pendidikan akhlak dan budi pekerti
merupakan peluang untuk melebur ke dalam bidang keilmuan, jika beban
akhlak dan budi pekerti itu bertumpu pada pendidikan agama dan
kewarganegaraan. Pendidikan moral dan karakter dalam dunia pendidikan

5
dapat membentuk karakter seseorang menjadi lebih baik. Pendidikan akhlak
sebagai salah satu bentuk pendidikan budi pekerti dan pendidikan akhlak
anak dapat membantu menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas,
saling menghormati, menanamkan nilai kejujuran sejak dini, budi pekerti
yang baik juga dapat membentuk perilaku yang lebih beretika. Hal ini tidak
mungkin terwujud tanpa adanya keterlibatan lingkungan keluarga,
masyarakat, sekolah dan tenaga pengajar siswa dalam pembinaan akhlak dan
pengendalian akhlak keimanan. Dukungan nyata terhadap pendidikan moral
dan karakter ini diliputi dengan kontroversi mengenai kegiatan-kegiatan yang
sesuai yang termasuk dalam bidang pendidikan moral dan karakter.
Pendekatan tradisional dalam pendidikan karakter menitikberatkan pada
penanaman sifat-sifat akhlak mulia sebagai tujuan pendidikan, sehingga
dalam pendekatan tradisional pendidikan karakter merupakan istilah umum
untuk pendidikan moral. Pendidikan moral dan karakter merupakan bagian
integral dari sistem pendidikan Indonesia. Meskipun telah menjadi fokus
pendidikan di Indonesia, namun penyelenggaraan pendidikan moral dan
karakter yang baik dan efektif masih menjadi permasalahan. Oleh karena itu,
pemerintah harus memberikan perhatian terhadap pendidikan moral dan
karakter sebagai bagian dari integrasi dan sistem pendidikan Indonesia serta
mengambil langkah nyata untuk meningkatkan kualitas pendidikan moral dan
karakter.
F. Penutup
1. Kesimpulan
Pendidikan moral memegang peranan penting dalam pembentukan
karakter di Indonesia. Melalui pendidikan moral, siswa dapat memperoleh
pemahaman yang baik tentang nilai-nilai moral, etika dan kejujuran. Hal ini
dapat membantu mereka untuk mengembangkan karakter yang kuat,
bertanggung jawab dan berempati terhadap orang lain. Pendidikan moral juga
dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan untuk menghadapi
tekanan dan godaan yang mungkin mengancam nilai-nilai moral mereka.
Dengan demikian, pendidikan moral dapat membantu menciptakan generasi
muda yang berkarakter, berintegritas, dan mampu memberikan pengaruh

6
positif kepada masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan
lembaga pendidikan untuk lebih memperhatikan pendidikan moral sehingga
dapat membangun pendidikan karakter di Indonesia.
2. Saran
Moralitas memiliki peran yang sangat penting dalam membagun
Pendidikan berkarakter di Indonesia. Pendidikan tidak hanya memberika
pengetahuan, tetapi juga membangun karakter yng kuat dan bermoral. Oleh
karena itu, perhatian khusus harus diberikan untuk mengembangkan karakter
moralitas dalam Pendidikan. Perhatian khusu tersebut misalnya, penting
untuk mengintegrasikan nilai moral dalam kurikulum secara menyeluruh dan
perlu dilakukan pengawasn dan sanksi terhadap pelanggaran nilai-nilai moral.

7
DAFTAR PUSTAKA

Maiwan, M. (t.thn.). MEMAHAMI TEORI-TEORI ETIKA: cakrawala dan


pandangan.

Aprilia, Z., & Solicha, S. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi moral


disengagement remaja. Tazkiya Journal of Psychology, 1(1), 1-17.

Rubini, R. (2019). Pendidikan Moral Dalam Perspektif Islam. AL-MANAR: Jurnal


Komunikasi dan Pendidikan Islam, 8(1), 225-271.

Annur, Y. F., Yuriska, R., & Arditasari, S. T. (2021, June). Pendidikan Karakter
dan Etika dalam pendidikan. In Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana
Universitas PGRI Palembang.

Anda mungkin juga menyukai