Anda di halaman 1dari 19

Sifat Koligatif Larutan – Pengertian, Rumus,

• Daftar Isi :
• 1. Pengertian Sifat Koligatif Larutan
– # Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
– # Sifat Koligatif Larutan elektrolit
• 2. Molaritas, Molalitas dan Fraksi Mol
• 3. Contoh Soal Sifat Koligatif Larutan & Pembahasannya
1. Pengertian Sifat Koligatif Larutan

• Sifat koligatif larutan adalah suatu sifat larutan yang tidak tergantung
pada suatu jenis zat yang larut tetapi hanya tergantung pada konsentrasi
partikel zat larutannta. Kemudian Sifat koligatif larutan terdiri dari dua
jenis sifat yaitu, sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan
nonelektrolit.

• # Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit


Walaupun sifat koligatif melibatkan suatu larutan, sifat koligatif tidak
tergantung dengan interaksi pada molekul pelarut dan zat terlarut,
kemungkinan tergatung dengan jumlah zat terlarut yang larut pada suatu
sebuah larutan. Sifat koligatif terdiri pada penurunan tekanan uap,
kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.
1. Penurunan Tekanan Uap
• Molekul – molekul zat cair yang menyisakan permukaan akan
mengakibatkan adanya tekanan uap zat cair. Akan semakin cepat molekul –
molekul zat cair berubah menjadi sebuah uap, dan akan semakin tinggi
juga tekanan pada uap zat cair.
• Apabila pada tekanan zat cair itu dilarutkan oleh zat pelarut yang tidak
akan menguap, maka partikel – partikel zat terlarut akan mengurangi
proses penguapan molekul – molekul zat cair.Contohnya yaitu Laut mati
yang merupakan terjadinya penurunan tekanan uap pelarut pada zat
terlarut yang tidak cepar menguap.
• Air yang memiliki kadar garam sangat tinggi ini berada pada daerah gurun
yang sangat panas dan kering, yang tidak berhubungan pada laut bebas,
sehingga konsentrasi yang ada pada zat terlarutnya akan semakin tinggi.
Persamaan pada penurunan tekanan uap dibawah
ini:
2. Kenaikan Titik Didih
• Titik didih zat cair merupakan suhu tetap disaat zat cair mendidih.
Pada suhu ini, tekanan uap zat cair memiliki persamaan pada
tekanan udara yang ada disekitarnya. Hal ini disebabkan oleh
terjadinya penguapan pada seluruh bagian zat cair. Titik didih zat
cair dapat diukur dengan tekanan 1 atmosfer.
• Pada hasil penelitian, ternyata didalam titik didih larutan selalu
lebih tinggi dibandingkan dengan titik didih pelarut
murninya.Karena disebabkan oleh adanya partikel – partikel zat
terlarut pada suatu larutan yang menghalangi proses penguapan
partikel – partikel pelarut. Dengan begitu, penguapan partikel –
partikel pelarut sangat membutuhkan energi yang lebih besar.
• Perbedaan pada titik didih larutan dab titik didih pelarut
murni disebut sebagai kenaikan titik didih yang akan
dinyatakan dengan…..
• Persamaan kenaikan titik didih yaitu:
Tabel Tetapan Kenaikan Titik Didih dan Pelarut

Pelarut Titik Didih Tetapan (Kb)


Aseton 56,2 1,71
Benzena 80,1 2,53
Kamper 204 5,61

Karbon
76,5 4,95
tetraklorida

Sikloheksana 80,7 2,79


Naftalena 217,7 5,8
Fenol 182 3,04
Air 100 0,52
4. Tekanan Osmotik
• Tekanan osmotik merupakan gaya yang diperlukan dalam
penyeimbangan pada desakan zat pelarut dari selaput
semipermiabel melalui larutan. Membran semipermeabel yaitu
selaput yang bisa dilalui molekul – molekul pelarut dan tidak
bisa dilalui dengan zat terlarut. Menurut Van’t Hoff, pada
tekanan osmotik larutan dirumuskan sebagai berikut:
Sifat Koligatif Larutan elektrolit
• Pada konsentrasi sifat koligatif larutan elektrolit yang sama
memliki sebuah nilai yang lebih besar dibandingkan dengan
sifat koligatif larutan non elektrolit. Karena banyaknya pada
partikel zat terlarut hasil reaksi ionisasi larutan elektrolit
yang telah dirumuskan pada faktor Van’t Hoff.
• Perhitungan dari sifat koligatif larutan elektrolit akan selalu
dikalikan pada faktor Van’t Hoff sebagai berikut :
• 1. Penurunan Tekanan Uap
• Rumus pada penurunan tekanan uap menggunakan faktor
Van’t Hoff sebagai berikut:

• 2. Kenaikan Titik Didih

• 3. Penurunan Titik Beku

• 4. Tekanan Osmotik
• Penurunan Tekanan Uap
• Jika zat terlarut bersifat non-volatil (tidak mudah menguap; tekanan
uapnya tidak dapat terukur), tekanan uap dari larutan akan selalu lebih
rendah dari tekanan uap pelarut murni yang volatil.
• Secara ideal, tekanan uap dari pelarut volatil di atas larutan yang
mengandung zat terlarut non-volatil berbanding lurus terhadap konsentrasi
pelarut dalam larutan.
• Hubungan dalam sifat koligatif larutan ini dinyatakan secara kuantitatif
dalam hukum Raoult: tekanan uap dari pelarut di atas larutan, Plarutan sama
dengan hasil kali fraksi mol dari pelarut, Xpelarut dengan tekanan uap dari
pelarut murni, P°pelarut. Penurunan tekanan uap, ΔP, yaitu
P°pelarut−Plarutan berbanding lurus terhadap fraksi mol dari Xterlarut.
P larutan = (1- X terlarut).PoPelarut

Terlarut
2. Kenaikan Titik Didih
• Titik didih dari suatu larutan adalah temperatur ketika tekanan uapnya sama
dengan tekanan eksternal. Oleh karena terjadinya penurunan tekanan uap
larutan oleh keberadaan zat terlarut non-volatil, dibutuhkan kenaikan
temperatur untuk menaikkan tekanan uap larutan hingga sama dengan
tekanan eksternal. Jadi, keberadaan zat terlarut dalam pelarut
mengakibatkan terjadinya kenaikan titik didih; titik didih larutan, Tb, lebih
tinggi dari titik didih pelarut murni, Tb°. Kenaikan titik didih, ΔTb, yaitu Tb−Tb°
berbanding lurus terhadap konsentrasi (molalitas, m) larutan, sebagaimana:

• di mana Kb adalah konstanta kenaikan titik didih molal (dalam satuan °C/m)
dan m adalah molalitas larutan.
3. Penurunan Titik Beku
• Pada larutan dengan pelarut volatil dan zat terlarut non-volatil, hanya partikel-partikel pelarut
yang dapat menguap dari larutan sehingga meninggalkan partikel-partikel zat terlarut. Hal
serupa juga terjadi dalam banyak kasus di mana hanya partikel-partikel pelarut yang memadat
(membeku), meninggalkan partikel-partikel zat terlarut membentuk larutan yang konsentrasinya
lebih pekat. Titik beku dari suatu larutan adalah temperatur di mana tekanan uap larutan sama
dengan tekanan uap pelarut murni. Pada temperatur ini, dua fasa – pelarut padat dan larutan
cair – berada dalam kesetimbangan.

• Oleh karena terjadinya penurunan tekanan uap larutan dari tekanan uap pelarut, larutan
membeku pada temperatur yang lebih rendah dibanding titik beku pelarut murni — titik beku
larutan, Tf, lebih rendah dari titik beku pelarut murni, Tf°. Dengan kata lain, jumlah partikel-
partikel pelarut yang keluar dan masuk padatan yang membeku per satuan waktu menjadi sama
pada temperatur yang lebih rendah. Sifat koligatif larutan berupa penurunan titik beku, ΔTf, yaitu
Tf° – Tf berbanding lurus terhadap konsentrasi (molalitas, m) larutan, sebagaimana:

• di mana Kf adalah konstanta penurunan titik beku molal (dalam satuan °C/m) dan m adalah
molalitas larutan.
4. Tekanan Osmosis
• Ketika dua larutan dengan konsentrasi yang berbeda dipisahkan oleh
suatu membran semipermeabel — membran yang hanya dapat dilewati
partikel pelarut namun tidak dapat dilewati partikel zat terlarut—maka
terjadilah fenomena osmosis. Osmosis adalah peristiwa perpindahan
selektif partikel-partikel pelarut melalui membran semipermeabel dari
larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah ke larutan
dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi.

Gambar 1. Ilustrasi peristiwa osmosis pada bejana U


(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The
Molecular Nature of Matter and Change (5th edition). New
York: McGraw Hill)
• Perhatikan Gambar 1. Tekanan osmosis didefinisikan sebagai tekanan yang
diberikan untuk menahan perpindahan netto partikel pelarut dari larutan
dengan konsentrasi pelarut tinggi menuju larutan dengan konsentrasi pelarut
rendah. Bila tekanan eksternal sebesar tekanan osmosis diberikan pada sisi
larutan, maka ketinggian pelarut dan larutan akan kembali seperti semula.
• Tekanan osmosis, π, berbanding lurus terhadap jumlah partikel zat terlarut, n,
dalam suatu volum larutan tertentu, V—yang merupakan molaritas (M),
sebagaimana:

• di mana R adalah konstanta gas ideal (0,0821 L.atm/mol.K) dan T adalah


temperatur (dalam satuan K).
Sifat koligatif larutan elektrolit kuat
• Pendekatan sifat koligatif larutan elektrolit kuat sedikit berbeda dengan
sifat koligatif larutan nonelektrolit. Hal ini dikarenakan sifat elektrolit
yang dapat terdisosiasi menjadi ion-ion dalam larutan, misalnya satu
unit senyawa CaCl2 dapat terdisosiasi menjadi 3 partikel ketika
dilarutkan, yakni 1 ion Ca2+ dan 2 ion Cl− .Oleh karena itu, perlu ikut
diperhitungkan faktor van’t Hoff (i) pada perhitungan larutan elektrolit.

• di mana n = jumlah ion yang terdisosiasi dari 1 unit formula senyawa ; α


= derajat disosiasi senyawa.
• Contoh Soal Sifat Koligatif Larutan
• Tekanan osmosis dari larutan KI 0,01 M pada 25°C adalah 0,465 atm. Hitunglah
faktor van’t Hoff untuk KI pada konsentrasi ini.
• Pembahasan:

Anda mungkin juga menyukai