• Daftar Isi :
• 1. Pengertian Sifat Koligatif Larutan
– # Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
– # Sifat Koligatif Larutan elektrolit
• 2. Molaritas, Molalitas dan Fraksi Mol
• 3. Contoh Soal Sifat Koligatif Larutan & Pembahasannya
1. Pengertian Sifat Koligatif Larutan
• Sifat koligatif larutan adalah suatu sifat larutan yang tidak tergantung
pada suatu jenis zat yang larut tetapi hanya tergantung pada konsentrasi
partikel zat larutannta. Kemudian Sifat koligatif larutan terdiri dari dua
jenis sifat yaitu, sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan
nonelektrolit.
Karbon
76,5 4,95
tetraklorida
• 4. Tekanan Osmotik
• Penurunan Tekanan Uap
• Jika zat terlarut bersifat non-volatil (tidak mudah menguap; tekanan
uapnya tidak dapat terukur), tekanan uap dari larutan akan selalu lebih
rendah dari tekanan uap pelarut murni yang volatil.
• Secara ideal, tekanan uap dari pelarut volatil di atas larutan yang
mengandung zat terlarut non-volatil berbanding lurus terhadap konsentrasi
pelarut dalam larutan.
• Hubungan dalam sifat koligatif larutan ini dinyatakan secara kuantitatif
dalam hukum Raoult: tekanan uap dari pelarut di atas larutan, Plarutan sama
dengan hasil kali fraksi mol dari pelarut, Xpelarut dengan tekanan uap dari
pelarut murni, P°pelarut. Penurunan tekanan uap, ΔP, yaitu
P°pelarut−Plarutan berbanding lurus terhadap fraksi mol dari Xterlarut.
P larutan = (1- X terlarut).PoPelarut
Terlarut
2. Kenaikan Titik Didih
• Titik didih dari suatu larutan adalah temperatur ketika tekanan uapnya sama
dengan tekanan eksternal. Oleh karena terjadinya penurunan tekanan uap
larutan oleh keberadaan zat terlarut non-volatil, dibutuhkan kenaikan
temperatur untuk menaikkan tekanan uap larutan hingga sama dengan
tekanan eksternal. Jadi, keberadaan zat terlarut dalam pelarut
mengakibatkan terjadinya kenaikan titik didih; titik didih larutan, Tb, lebih
tinggi dari titik didih pelarut murni, Tb°. Kenaikan titik didih, ΔTb, yaitu Tb−Tb°
berbanding lurus terhadap konsentrasi (molalitas, m) larutan, sebagaimana:
• di mana Kb adalah konstanta kenaikan titik didih molal (dalam satuan °C/m)
dan m adalah molalitas larutan.
3. Penurunan Titik Beku
• Pada larutan dengan pelarut volatil dan zat terlarut non-volatil, hanya partikel-partikel pelarut
yang dapat menguap dari larutan sehingga meninggalkan partikel-partikel zat terlarut. Hal
serupa juga terjadi dalam banyak kasus di mana hanya partikel-partikel pelarut yang memadat
(membeku), meninggalkan partikel-partikel zat terlarut membentuk larutan yang konsentrasinya
lebih pekat. Titik beku dari suatu larutan adalah temperatur di mana tekanan uap larutan sama
dengan tekanan uap pelarut murni. Pada temperatur ini, dua fasa – pelarut padat dan larutan
cair – berada dalam kesetimbangan.
• Oleh karena terjadinya penurunan tekanan uap larutan dari tekanan uap pelarut, larutan
membeku pada temperatur yang lebih rendah dibanding titik beku pelarut murni — titik beku
larutan, Tf, lebih rendah dari titik beku pelarut murni, Tf°. Dengan kata lain, jumlah partikel-
partikel pelarut yang keluar dan masuk padatan yang membeku per satuan waktu menjadi sama
pada temperatur yang lebih rendah. Sifat koligatif larutan berupa penurunan titik beku, ΔTf, yaitu
Tf° – Tf berbanding lurus terhadap konsentrasi (molalitas, m) larutan, sebagaimana:
• di mana Kf adalah konstanta penurunan titik beku molal (dalam satuan °C/m) dan m adalah
molalitas larutan.
4. Tekanan Osmosis
• Ketika dua larutan dengan konsentrasi yang berbeda dipisahkan oleh
suatu membran semipermeabel — membran yang hanya dapat dilewati
partikel pelarut namun tidak dapat dilewati partikel zat terlarut—maka
terjadilah fenomena osmosis. Osmosis adalah peristiwa perpindahan
selektif partikel-partikel pelarut melalui membran semipermeabel dari
larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah ke larutan
dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi.