Anda di halaman 1dari 51

LARUTAN

Kimia dasar 2
definisi
Campuran homogen
Zat terlarut (solut) + pelarut (solvent)
pelarut :
biasanya jumlahnya lebih banyak
Sifat fisiknya sama dengan larutan
Zat terlarut:
Biasanya jumlahnya lebih kecil dibanding pelarut
Jenis larutan
Zat terlarut Pelarut Wujud larutan Contoh

Gas Gas Gas Udara

O 2 dalam Air. Air


Gas cairan Cairan
Soda(CO 2 dalam air).

Cairan cairan Cairan Alkohol dalam air

Padatan Cairan Cairan Garam dalam air

Kuningan (Tembaga +
Padatan Padatan Padatan
Seng)

Gas H 2 dalam Paladium.


Gas Padatan Padatan
Batu Apung.
Proses Pelarutan
tahapan pelarutan
3 cara proses pelarutan

1. zat terlarut bereaksi secara kimia dengan


pelarut dan membentuk zat yang baru.
2. Zat terlarut membentuk zat tersolvasi dengan
pelarut.
3. Terbentuknya larutan berdasarkan disperse
saja.
Satuan Konsentrasi
Molaritas
Molalitas
Normalitas
Fraksi mol
Persen (w/w; v/v; w/v)
Ppm, ppb, ppt
Kelarutan (s)
Definisi: jumlah maksimum zat terlarut yang
larut dalam sejumlah tertentu pelarut.

Zat terlarut yang berbeda akan memiliki


kelarutan berbeda, misalnya:
S NaCl = 39,12 g/100 mL air pada 100oC
S AgCl = 0,0021 g/100 mL air pada 100oC
Larutan liquid-liquid dan solid-liquid
Secara ilmiah : proses pelarutan antara zat terlarut
dalam pelarut cenderung like dissolves like
Air mampu melarutkan garam karena gaya ion-dipole
sama kuat dengan gaya ion-ion yang ada pada garam
sehingga mampu menggantikannya
Minyak tidak dapat larut dalam air karena gaya dipole-
dipole terinduksi yang lemah tidak dapat menggantikan
gaya dipole-dipole (ikatan-H) pada air sehingga minyak
tidak dapat menggantikan molekul air
Larutan yang memenuhi like dissolves like
mensyaratkan adanya kesetaraan kekuatan gaya untuk
dapat mengatasi gaya dalam solven dan solut
Larutan Gas-Liquid
Gas-gas yang bersifat non polar seperti N2 atau
hampir non polar seperti NO memiliki titik didih
rendah karena gaya antar molekulnya yang lemah
Hal ini menyebabkannya tidak larut dalam air dan
titik didihnya berkorelasi dengan kelarutan dalam
air tersebut
Gas non polar sebagian besar memiliki nilai
kelarutan kecil, kecuali jika gas ini berinteraksi
kimia dengan solven, seperti O2 dalam darah atau
CO2 dalam air (membentuk HCO3-)
Hubungan antara Titik Didih dan
Kelarutan dalam Air
Gas Kelarutan Titik didih
(M) (K)
He 4,2 x 10-4 4,2
Ne 6,6 x 10-4 27,1
N2 10,4 x 10-4 77,4
CO 15,6 x 10-4 81,6
O2 21,8 x 10-4 90,2
NO 32,7 x 10-4 121,4
Pengaruh suhu terhadap Kelarutan:
kelarutan zat padatan meningkat dengan meningkatnya
suhu.
Pengaruh tekanan terhadap kelarutan
Gas
hukum Henry:
kelarutan gas dalam cairan berbanding lurus dengan
tekanan gas diatas larutannya.
Tekanan gas di atas permukaan larutan berbanding
lurus dengan konsentrasi gas dalam larutan.
Pgas = k Cgas
Cgas =konsentrasi molar gas yang terlarut atau sebagai
fraksi mol
Pgas = tekanan gas (atm) diatas larutan
k = konstanta yang bergantung hanya pada suhu.
Pengaruh tekanan terhadap Kelarutan
Larutan Ideal
Definisi
larutan di mana gaya tarik-menarik antar molekul
yang tidak sejenis maupun yang sejenis besarnya
sama.
Akibatnya: tidak ada efek panas yang timbul saat
pelarutan & tidak terdapat perubahan volume.
tekanan uap, titik didih, densitas, indeks bias dan lain-
lain, dapat dihitung dari pukul rata sifat-sifat
komponen murni.
didekati sifatnya dari 2 zat yang sifatnya mirip:
methanol dan ethanol,
benzen dan toluena,
n heptan dan heptan dsbnya.
Tekanan uap suatu cairan :
kecepatan molekul-molekulnya meninggalkan
permukaan cairan.
Bila suatu cairan tersebut dicampur dengan
cairan lain : jumlah mol masing-masing zat akan
berkurang, berkurang pula kecepatan molekul
meninggalkan permukaan cairan.
Cairan ideal yang memiliki sifat seperti di atas.
Raoult,
tekanan uap dari masing-masing komponen
adalah berbanding lurus dengan fraksi komponen
tersebut dan tekanan uap murninya
Tekanan uap larutan
Larutan terdiri dari nA mol A dan nB mol B, tekanan
uapnya
n
P A Po X Po
A n n A A A
A B
n
P B Po X Po
B n n B B B
A B

P = tekanan uap A atau B


Po = tekanan uap murni A atau B
n = mol A atau B
Kurva tekanan uap larutan ideal
Menurut Raoult :
bila fraksi mol pelarut (solvent) >>>fraksi mol zat
terlarut(solut),
maka sifat larutan tidak jauh berbeda dari sifat-sifat
pelarut murni, sehingga berlaku
P .Po
pelarut pelarut pelarut

Untuk larutan yang pekat maka rumus tersebut


mengalami penyimpangan.
Titik didih larutan ideal
Jika titik didih pelarut dan zat terlarut dari suatu
larutan tidak sama, maka akan mengakibatkan fraksi
mol masing-masing komponen dalam cairan berbeda
dengan fraksi mol dalam keadaan uap.
Distilasi fraksinasi
Larutan Non-Ideal
Larutan non-ideal terdiri dari A dan B :
gtm molekul A dan molekul B berbeda dari gtm
molekul A-A atau molekul B-B.
Apabila gtm antar molekul A - B > dari gtm
molekul A A dan molekul B -B, maka tekanan
uap masing-masing komponen dalam larutan tsb
< dari persamaan Raoult.
Persamaan Raoult dapat ditulis:
PA < XA. PA0 atau PB < XB. PB0
Deviasi negatif deviasi positif
PA < XA. PA0 PA > XA. PA0
PB < XB. PB0 PB > XB. PB0
Sifat Koligatif Larutan
dipengaruhi oleh jumlah zat terlarut dalam
larutan
4 sifat koligatif :
penurunan tekanan uap,
kenaikan titik didih,
penurunan titik beku
tekanan osmotik
sifat koligatif digunakan untuk melihat pengaruh
zat terlarut elektrolit dan non elektrolit terhadap
sifat larutan
Penurunan Tekanan Uap
Zat terlarut (non volatil dan non elektrolit)
seperti gula, tidak terdisosiasi dan tidak
menguap
Larutan terdiri dari zat yang mudah menguap
(pelarut) dan zat tidak mudah menguap (zat
terlarut) dan tekanan uap pelarut murninya
pada temperatur tertentu adalah Po, maka
dengan adanya zat terlarut, tekanan uapnya
menjadi P.
Po lebih besar dari P (larutan) Sehingga terjadi
penurunan tekanan uapnya (P) sebesar Po - P.
Menurut Raoult, untuk larutan yang sangat encer,
maka penurunan tekanan uap relatifnya sama
dengan fraksi mol pelarut. Jadi :

Po P n1
X
P o n n 1
1 2

n1 adalah mol pelarut


n2 adalah mol zat terlarut
X1 adalah fraksi mol pelarut
Bila Xzat terlarut + Xpelarut = 1,

Maka persamaan di atas menjadi


P = Xpelarut . Po.

Dengan kata lain,


tekanan uap pelarut dalam suatu larutan
adalah berbanding lurus dengan fraksi mol
pelarut (Hukum Raoult)

. Rumus tersebut dapat digunakan untuk


menghitung berat molekul senyawa.
Kenaikan Titik Didih Larutan
Karena P larutan lebih rendah (turun)
dibanding Po pelarut murni, maka
konsekuensinya larutan juga akan mendidih
pada suhu yang lebih tinggi
Titik didih larutan adalah suhu dimana
tekanan uap sama dengan tekanan eksternal
(1 atm)
Td m atau Td = Kd m
Dimana m molalitas larutan dan Kd adalah
konstanta kenaikan titik didih molal
Td = Td(larutan) Td(solven)
Diagram Fasa Solven dan Larutan
persamaan Clausius-Clayperon
dP H . P R T 2 dP
atau dT
dT R. T 2 H . P

H =panas penguapan molar , Hv. Po P n1


Larutan yang sangat encer, P = P dan Po n2
berakibat T sama dengan Td, maka persamaan di atas menjadi
R. Td 2 P o P
Td
H v Po

2
R. Tb n1
Tb
H v n2
jika konsentrasi pelarut dalam molalitas (m), dan berat pelarutnya
1000 gram, maka n1/n2 dapat ditulis sama dengan m. M2/1000
dengan M2 adalah berat molekui pelarut, sehingga :

2 R. Td 2 M 2
Td
R. Td m.M 2 kd
H v 1000 H v 1000

1000.W1
Td k d .m atau Td kd .
W2 .M 1

kd= tetapan kenaikan titik didih


m = molalitas larutan
W1 = berat zat terlarut
M1 =berat molekul zat terlarut
W2 = berat pelarut
Penurunan Titik Beku

Seperti halnya dalam penguapan hanya solven


yang menguap, dalam pembekuan juga hanya
senyawa solven yang membeku
Titik beku larutan adalah suhu dimana
tekanan uap larutan sama dengan tekanan
pelarut murni
Pada suhu ini solven beku dan larutan yang
masih mencair berada dalam kesetimbangan
Tb m atau Tb = Kb m
Tb = Tb (solven) Tb (larutan)
Konstanta Kenaikan Titik Didih Molal dan
penurunan Titik Beku beberapa Pelarut
Solven Titik Kb (oC/m) Titik Kf (oC/m)
Didih Leleh (oC)
(oC)

As. Asetat 117,9 3,07 16,6 3,90


Benzen 80,1 2,53 5,5 4,90
Karbon disulfid 46,2 2,34 -111,5 3,83
CCl4 76,5 5,03 -23 30
Kloroform 61,7 3,63 -63,5 4,70
Dietil Eter 34,5 2,02 -116,2 1,79
Etanol 78,5 1,22 -117,3 1,99
Air 100,0 0,512 0,0 1,86
Terjadinya Tekanan Osmotik
Tekanan osmotik
Definisi:
tekanan yang harus diberikan untuk mencegah
pergerakan air dari pelarut ke larutan .

Tekanan ini berbanding lurus dengan jumlah


zat terlarut dalam volume larutan
nzat terlarut/Vlarutan atau M
= (nzat terlarut/Vlarutan) RT = MRT
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit AB :
AB A + + B-
Mula-mula 1 mol
Terionisasi
Sisa (1-)

Jadi setelah ionisasi, terdapat (1-)+ n atau 1 + (n-1) .


Harga ini dinamakan faktor vant Hoff atau i.

Sifat koligatif untuk larutan elektrolit :

Tb i.kb .m
T f i.k f .m
i.MRT
Teori asam Basa
Teori Arrhenius
Dasar teorinya adalah pengionan dalam air
asam :jika melepaskan ion H+
contohnya: HCl, H2SO4, H2CO3, H3PO4
HCl H 2O H 3O Cl

basa :jika melepaskan ion OH-


contohnya: NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2
NaOH Na OH .
Teori Bronsted Lowry
Dasar teorinya adalah pertukaran proton (H+)
asam: jika sebagai donor proton
basa : jika sebagai akseptor proton
Asam yang lebih lemah, maka basa konjugatnya
bersifat basa kuat.
Basa yang lebih lemah, maka asam konjugatnya lebih
kuat.

air dapat dikatakan bersifat amphiprotik, yaitu dapat


menerima dan memberi proton.
Teori Lewis
Dasarnya adalah pemakaian pasangan elektron bebas
asam : jika menerima pasangan elektron
basa : jika memberikan pasangan elektron
Cara titrasi
Autoionisasi air
H OH O H O OH
2 2 3
Satu molekul H2O (asam) memberikan proton ke molekul
H2O lainnya (basa).
Molekul H2O yang memberikan proton menjadi ion OH-
sebagai basa konjugat air. Molekul H2O yang menerima
proton menjadi ion H3O+ .
Reaksi tersebut dapat disederhanakan menjadi:
H 2O H aq OH aq
Dengan demikian maka air dapat dikatakan bersifat
amphiprotik, yaitu dapat menerima dan memberi
proton.
Hasil kali ion air
Dengan menyatakan proton sebagai H3O+ atau H+, maka
dapat dituliskan konstanta kesetimbangan untuk
autoionisasi air adalah :

KC
H O OH
3

atau K C
H OH

H 2O2 H 2O
Karena fraksi molekul air yang terionisasi sangat kecil
dibanding konsentrasi air (55,5M) sehingga hampir tidak
berubah, maka :

K C H 2O K w H OH
Konstanta kesetimbangan Kw dinamakan konstanta
hasil kali ion, yakni hasil kali antara konsentrasi
molar ion H+ dan ion OH- pada suhu tertentu.
Pada suhu 25oC, [H+ ] = [OH-] = 1,0x10-7 M.
Jadi Kw =(1,0x10-7)(1,0x10-7)=1,0x10-14.
Harga Kw tersebut berlaku untuk air murni
atau untuk suatu larutan spesi terlarut pada
suhu 250C.
Bila [H+] = [OH-] netral.
[H+] > [OH-] bersifat asam,
[H+] < [OH-] bersifat basa.
Perhitungan keasaman (pH)
pH : logaritma negatif dari konsentrasi ion hidrogen
(dalam mol/ liter):

pH log 10 H 2O
pH log 10 H

Larutan asam : [H+]>1,0x10-7M, pH < 7,00


Larutan basa : [H+]<1,0x10-7M, pH > 7,00
Larutan netral: [H+]=1,0x10-7M, pH = 7,00
Analog dengan pH, maka : pOH log OH
10

pH + pOH =14,00 atau pH + pOH = pKw.


Kekuatan Asam Basa
Asam terionisasi sempurna = asam kuat, jika terion
sebagian = asam lemah.
Contoh asam kuat: HCl, HNO3, H2SO4, HClO4.
HCl dilarutkan dalam air maka akan terjadi reaksi:
HCl( aq) H 2O(l ) H 2O(aq) Cl(aq)
Asam asetat dilarutkan dalam air, maka reaksinya
adalah:
CH3COOH ( aq) H 2O( aq) CH3COO(aq) H3O(aq)

Jadi misalkan asam lemah disimbolkan HA yang


dilarutkan dalam air maka reaksinya:
HA( aq) H 2O(l ) H3O(aq) A(aq)
Atau dapat ditulis HA (aq)
H(aq)
A(aq)
Harga konstanta kesetimbangannya = konstanta ionisasi
asam, Ka :
atau

Jika basa amonia dilarutkan dalam air, maka akan


mengalami reaksi :
H2O(l) NH3(aq) NH4(aq) OH(aq)

Harga konstanta kesetimbangan untuk ionisasi basa :

Kekuatan asam atau basa dapat juga dilihat dari persen


ionisasi:
asam(basa ) yang terionkesetimbangan
% ionisasi x100%
asam(basa )mulamula
Hubungan Ionisasi Asam basa konjugat
Perhatikan ionisasi asam asetat:
CH3COOH ( aq) H 2O( aq) CH3COO(aq) H3O(aq)

Basa konjugatnya CH3COO- bereaksi dengan air:


CH3COO( aq) H 2O( aq) CH3COOH ( aq) OH (aq)

Hasil kali dua konstanta ionisasi Ka dan Kb adalah:


Hal tersebut dapat dibuktikan dari jumlahan
antara reaksi asam dan basa konjugatnya.
Kata pengaruh ion senama digunakan untuk
menggambarkan sifat larutan yang mempunyai
ion yang sama yang dihasilkan oleh dua senyawa
yang berbeda. Misalkan:
Larutan asam lemah ditambah garam ionik
terlarut dari asam lemah.
Larutan basa lemah ditambah garam ionik
terlarut dari basa lemah.
Campuran di atas disebut dengan LARUTAN
BUFFER. Larutan tersebut mampu
mempertahankan perubahan pH ketika terjadi
penambahan sedikit asam atau basa.
Autoionisasi air

Perhitungan keasaman
Kekuatan asam basa ( asam kuat, basa kuat,
asam lemah, basa lemah)
Larutan buffer ( buffer asam, buffer basa,
kapasitas buffer)
Hidrolisa
Hasil kali kelarutan ( kelarutan dalam air & dalam
ion senama)
Senyawa kompleks.

Anda mungkin juga menyukai