Anda di halaman 1dari 10

UJIAN TENGAH SEMESTER

LITERASI ICT DAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH

Anggota Kelompok :M. Fauzan (2209988)


Phuja Fitriana (2207929)
Puput I. Giri (2201816)
Wildan Ramadhani (2202849)
Kelas : 3B
Pengampu : Dr. Tarunasena., M.Pd
Iing Yulianti., S.Pd., M.Pd

Pengertian, impelementasi, kendala, dan solusi literasi ICT, media pembelajaran


dan TPACK pada sekolah khususnya mata pelajaran sejarah

1. Pengertian Literasi ICT, media pembelajaran, dan TPACK


a. Literasi ICT dan media pembelajaran sejarah

Satu kajian telah dijalankan untuk menghuraikan bagaimanakah pembudayaan ICT


berlaku dalam kalangan mereka. Kajian ini memberi tumpuan utama terhadap asas
pengetahuan ICT yaitu (mengenal) pasti pengetahuan ICT dalam kalangan pelajar Orang
Asli, mengenal pasti pengetahuan literasi ICT dalam kalangan pelajar Orang Asli dan
meneliti pengetahuan kemahiran asas Internet dalam kalangan pelajar orang asli.
Kepentingan keperluan pengetahuan terhadap literasi ICT adalah untuk meningkatkan
pendedahan penggunaan dan penerimaan masyarakat kepada teknologi maklumat. Untuk
membudayakan ICT dalam kalangan pelajar Orang Asli, adalah penting mereka diberi
galakan dan pengukuhan berbentuk program pendek di perkampungan mereka sebagai
peneguhan kepada asas-asas yang dipelajari di sekolah. Di samping itu, turut boleh
mendedahkan penggunaan ICT kepada anak-anak Orang Asli yang keciciran di dalam
pelajaran. Kajian ini menunjukkan bahawa peralatan asas untuk ICT iaitu komputer masih
belum disediakan oleh semua keluarga terutama keluarga yang bekerja hanya dengan
mengutip hasil hutan sebagai sumber kewangan mereka. Daripada temu bual yang dijalankan
faktor penghalang untuk belajar ICT adalah kurangnya pendedahan di sekolah. Faktor
ekonomi keluarga juga menjadi punca pelajar tidak terdedah dengan penggunaan teknologi
komputer. Literasi ICT (Information and Communication Technology) adalah kemampuan
individu untuk mengakses, memahami, mengevaluasi, menggunakan, dan berkomunikasi
dengan teknologi informasi dan komunikasi. Ini mencakup kemampuan untuk bekerja dengan
perangkat keras dan perangkat lunak komputer, menggunakan internet dengan bijak,
memahami aspek-aspek keamanan dan etika dalam penggunaan teknologi, serta kemampuan
untuk memproses dan menganalisis informasi yang ditemukan secara online.
Media pembelajaran merujuk pada berbagai alat atau sumber yang digunakan dalam
konteks pendidikan untuk membantu siswa dalam memahami dan memproses informasi. Ini
dapat mencakup buku teks, multimedia, perangkat lunak pembelajaran, video, gambar, dan
banyak alat lainnya yang digunakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran.
b. Pengertian dari TPACK
Para peneliti dari berbagai negara telah mempublikasikan hasil penelitiannya terkait
“TPACK” sebagai bagian dari upaya pengembangan keterampilan guru. Seperti pencarian
Baran untuk. E, Chuang, H.H dan Thompson, A (2011) berjudul “TPACK: An Emerging
Research and Development Tool for Teacher Educators”. Hasilnya, TPACK menjadi alat dan
sarana yang efektif dalam mengetahui kapasitas guru dalam menguasai teknologi dan
kemampuan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Begitu pula dengan penelitian
Ersan (2016) yang bertajuk “Meningkatkan Pengetahuan Teknologi Konten Pedagogis
(TPACK) pada Guru Sarjana Bahasa Inggris”. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of
International Educational Research, Canadian Center for Science and Education,
mengungkapkan bahwa melalui kursus pelatihan/workshop pada aspek kesiswaan “TPACK”,
mahasiswa dapat meningkatkan skor pada aspek “TPACK” ". secara signifikan. Dari dua
contoh hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa penelitian “TPACK” Penelitian pada
berbagai mata pelajaran dapat meningkatkan kualitas guru dan siswa dari segi
kemampuannya menguasai konten, metode pedagogi dan teknologi . TPACK (Technological,
Instruksional, Content Knowledge) pertama kali dicetuskan oleh Shulman (1987) terkait PCK
menjelaskan pemahaman guru terhadap teknologi teknologi pendidikan dan interaksi PCK
satu sama lain untuk menciptakan pembelajaran yang efektif menggunakan teknologi. Dalam
model ini terdapat tiga komponen utama yang berkaitan dengan pengetahuan guru: konten,
pedagogi, dan teknologi. Desain TPACK yang dijelaskan di sini telah berkembang seiring
berjalannya waktu dan melalui serangkaian publikasi, deskripsi paling lengkap tentang
kerangka ditemukan di Mishra & Koehler (2006) dan publikasi lainnya dilanjutkan oleh
Koehler & Mishra (2008): 62).
TPACK adalah jenis pengetahuan baru yang harus dikuasai guru untuk
mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran. Selain menjadi jenis pengetahuan baru,
TPACK juga menjadi frameworkyang dapat digunakan untuk menganalisis pengetahuan guru
terkait integrasi teknologi dalam pembelajaran.
TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) adalah sebuah konsep yang
menggabungkan tiga jenis pengetahuan yang sangat penting dalam konteks pendidikan:
pengetahuan teknologi (Technological Knowledge), pengetahuan pedagogis (Pedagogical
Knowledge), dan pengetahuan konten (Content Knowledge). Konsep ini pertama kali
diperkenalkan oleh Mishra dan Koehler pada tahun 2006 dan telah menjadi dasar bagi
pengembangan kompetensi guru dalam menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran.
2. Implementasian Literasi ICT, media pembelajaran, TPACK pada mata pelajaran
sejarah
a. Implementasi Literasi ICT dan media pembelajaran dalam mata pelajaran sejarah
Dalam mata pelajaran sejarah literasi ICT merupakan suatu hal yang dapat membantu
dalam pembelajaran. Sesuai dengan perkembangan zaman yang teknologinya semakin
berkembang, sehingga dunia pendidikan pun menggunakan teknologi sebagai penunjang dan
alat bantu untuk proses pembelajaran sebagai media pembelajaran, khususnya dalam mata
pelajaran sejarah. Dengan adanya teknologi ini, peran guru harus semakin kuat dalam
mengawasi peserta didik sehingga perlunya literasi digital agar mengetahui baik, buruknya
teknologi dan pengimplementasiannya dengan baik. Terdapat implementasi terkait
pembelajaran sejarah disekolah yaitu:

1. Memanfaatkan teknologi dimasa kini untuk mempermudah guru dan peserta didik
yang digunakan sebagai media pembelajaran, seperti memanfaatkan internet untuk
menambah wawasan dan informasi peserta didik terkait mata pelajaran khususnya
mata pelajaran sejarah, menggunakan aplikasi meeting online untuk berdiskusi
kesejarahan dengan teman sekelas, digunakan untuk mendownload materi atau tugas
yang berkaitan dengan sejarah, melakukan browing internet untuk mencari refensi
atau sumber yang disertain dengan bukti-buktinya karena sejarah harus disertakan
dengan bukti, mengupdate informasi terkini melalui website agar siswa dapat
mengetahui informasi terbaru mengenai mata sejarah misalnya seperti ditemukan
prasasti baru dari peninggakan kerajaan Islam, fosil-fosil, dan lain sebagainya.
2. Mengembangkan sumber belajar untuk peserta didik, agar peserta didik mampu
menerima materi pembelajaran dengan baik.
3. Mengembangkan evaluasi agar dapat memberikan pembelajaran yang bermakna dan
menyenangkan bagi setiap siswa. Contohnya adalah dengan mengadakan kuis oline
untuk mengecek pemahaman peserta didik tentang pelajaran sejarah yang sudah di
pelajari, memberikan tugas-tugas mata pelajaran sejarah yang sudah di pelajari.
4. Dengan adanya ICT tenaga pendidik mencoba membuat suatu yang berbeda dalam
pembelajaran agar peserta didik tidak jenuh dam bersemangat dalam proses kegiatan
pembelajaran.
5. Untuk meningkatkan partisipasti pembelajaran pada peserta didik, khususnya
pembelajaran sejarah.

Dalam penerapan-penerapan ini terdapat empat tahap yang digunakan, yaitu:

a. Tahap Emerging
Tahap ini siswa memberikan pemahaman atau transfer knowledge mengenai
pentingnya literasi digital terkhususnya pada implementasi TIK dalam proses
pembelajarannya khususnya dalam pembelajaran sejarah. Seperti contohnya
memberitahu bagaimana memilih dan mengolah informasi dari internet, mencerna
bacaan-bacaan yang ada di internet, benar atau tidaknya bacaan yang di baca oleh
peserta didik, sehingga peserta didik mengetahui sumber-sumber yang benar serta
terhindar dari bacaan-bacaan yang belum benar atau hoax.
b. Tahap Applying

Dalam pembelajaran sering kali diberi tugas dari gurunya, contohnya adalah
tugas membuat video pembelajaran yang berisikan materi sejarah. Peserta didik akan
menggunakan pemahamannya tentang teknologi, mengedit video agar menarik,
memilih kata-kata yang tepat agar para pendengar mengerti apa yang dijelaskan, dari
mencari sumber-sumbernya pun peserta didik agar belajar mengolah dan memahami
sumber-sumber asli yang disertakan bukti-bukti

c. Tahap Infusing

Dengan adanya tahap ini dapat menghasilkan pembelajaran berbasis teknologi


speerti e-learning, e-assignment, dan lain sebagainya yang dapat dijadikan media
pembelajaran yang bermanfaat bagi guru dan juga peserta didik guna mencapai tujuan
pembelajaran. Khususnya dalam Pelajaran sejarah, agar tidak terlihat membosankan
dapat menggunakan TIK dalam pembelajaran. Banyak yang berpendapat bahwa
sejarah adalah mata pelajaran yang membosankan, memanfaatkan TIK sebagai media
pembelajaran dikemas dengan hal-hal menarik adalah salah satu upaya agar mata
Pelajaran sejarah dapat diterima dengan baik oleh peserta didik.

d. Tahap Transforming

Pada tahap ini diharapkan penggunaan teknologi informasi dapat mempermudah


proses pembelajaran di kelas, baik dari sisi guru maupun peserta didik. Dengan adanya TIK
ini diharapkan pembelajaran sejarah akan mudah diterima oleh peserta didik serta senang
dalam mendalami materi-materi pelajaran sejarah. Selain itu juga hal ini dapat dijadikan
kesempatan oleh tenaga pendidik jika ada keperluan mendadak dan tidak bisa menghadiri
kelas, soal-soal yang harud di kerjakan oleh peserta didik dapat langsung dikirimkan melalui
email atau whatsapp group. Pada tapat transformasi ini juga merupakan salah satu
pembiasaan bagi para peserta didik agar mampu menerapkan hal-hal baru atau pembaharuan
di dalam kegiatan sehari-harinya dengan menggunakan penalaran kritis serta berpikir kreatif
yang sesuai dengan pembelajaran sejarah untuk kebaikan di masa yang akan datang bagi para
peserta didik.

b. Implementasi TPACK dalam mata pelajaran sejarah

Pendekatan pembelajaran berbasis TPACK merupakan salah satu metode dan model
pembelajaran yang digunakan dalam merancang proses pembelajaran. Gagasan yang terdapat
didalam TPACK salah satunya adalah guna memperbaiki pendidikan di abad ke-21 ini
melalui integritas teknoologi dalam bidang informasi dan komunikasi, serta pengetahuan
konten pedagogis Teknik. TPACK dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, penerapan
pembelajaran berbasis TPACK adalah:

1. Implementasi pembelajaran bebasis TPACK yang dilakukan dipersekolahan


memalui cara atau pendekatan yang menggabungkan antara pengetahuan dan
teknologi. Sebagai contoh guru menerangkan materi ajar sejarah pendidikan pada
zaman Hindu-Budha yang didalamnya terdapat penjelasan bagaimana agama
Hindu-Budha masuk, cara belajar pendekatan yang digunakan, serta buktii-bukti
yang sesuai untuk membuatnya tertasa yakin yang dimasukan kedalam suatu
video, sehingga siswapun dapat mengkontruksikannya secara mandiri.
2. Adanya penerapan pembelajaran berbasis TPACK dalam mata pelajaran sejarah
disekolah, siswa akan mengalami peningkatan kompetensi mengenai suatu hal
seperti komunikasi, mengagaskan sebuah ide, dan lainnya untuk kehidupan sehari-
hari yang dihasilkan dari sebuah pembelajaran. Pembelajaran sejarah
menggunakan model TPACK ini akan membuat siswa dapat bernalar kritis dan
berpikir kreatif sesuai dengan perkembangan zamannya. Ketika pembelajaran
sejarah sedang berlangsung seorang guru harus mendampingi agar guru dapat
mengontrol peserta didiknya. Jika peserta didik memiliki pertanyaan pada materi
mata pelajaran sejarah akan bertanya kepada guru dan mencari informasi
tambahan dari bahan bacaan di internet yang ditemukannya, hal ini di dorong
dengan rasa keingintahuan yang besar.
3. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran khususnya
pembelajaran sejarah. Peserta didik akan terlibat dari mulai perencanaan,
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil kegiatan dari pembelajaran yang
dilakukan. Sehingga disini peserta didik dan guru saling bekerja sama antara satu
dengan lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran dan menciptakan proses
pembelajaran dan diskusi kelas yang menyenangkan.
4. Dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa khususnya dalam mata pelajaran
sejarah. Dengan pembelajaran berbasis TPACK ini akan meningkatkan minat dan
motivasi peserta didik karena dizaman sekarang pembelajaran akan semakin
mudah dengan hadirnya teknologi sebagai penunjang pembelajaran. Dengan
adanya visual dan audio yang ditampilkan akan menambah ketertarikan siswa
terhadap pemabalajarn sejarah dan materi yang mudah menyerap serta diingat
oleh peserta didik.
5. Melalui pembelajaran berbasis TPACK akan meningkatkan keberhasilan peserta
didik dalam mata pelajaran sejarah agar mencapai tujuan pembelajaran. Dengan
adanya pembelajaran berbasis TPACK ini siswa diharapkan tidak hanya
mengetahui saja namun juga bisa memahami dan mengimplementasikannya
dalamm kehidupan sehari-hari. Sejarah bukan hanya mata pelajaran yang belajar
tentang masa yang sudah lalu saja, didalamnya terdapat pesan-pesan tersirat yang
dapat kita ambil dan di jadikan pembelajaran untuk masa sekarang agar kejadian-
kejadian serupa dapat tertangani dengan tepat.
3. Kendala dan Solusi untuk Literasi ICT, media pembelajaran, dan TPACK dalam mata
pelajaran sejarah

Tantangan atau kendala dalam menghubungkan kerangka kerja TPACK dengan


keterampilan ICT dan pembelajaran media dalam topik sejarah meliputi:
a. keterampilan keterampilan ICT terbatas: Guru mungkin tidak memiliki keterampilan
dan pengetahuan yang diperlukan untuk secara efektif mengintegrasikan teknologi ke
dalam pelajaran sejarah. Hal ini dapat menghalangi kemampuan mereka untuk
menggunakan alat dan sumber daya digital untuk meningkatkan pembelajaran siswa.

(SOLUSI: 1) Memotivasi guru untuk melek dengan perkembangan teknologi pada


abad ke 21 ini. 2) Mendorong guru untuk membuat konten pendidikan dengan
teknologi saat ini, sehingga secara tidak sadar guru mendapat pengalaman eksplorasi
dan perluasan ilmu di bidang teknologi sekarang.

b. Kurangnya akses ke teknologi: Beberapa sekolah mungkin tidak memiliki sumber


daya teknologi yang cukup, seperti komputer atau akses internet, yang dapat membuat
sulit bagi para guru untuk mengintegrasikan ICT dan pembelajaran media ke dalam
pelajaran sejarah.

(SOLUSI: Menggunakan Blended learning yang artinya pembelajaran yang


dikombinasikan atau di gabungkan dari berbagai teknologi yang berbasis web yang
digunakan guna mencapai tujuan pendidikan.Penerapan blended learning dalam
komponen-komponen TPACK diantaranya yaitu dalam komponen teknologi,
komponen teknologi ini berkaitan dengan penggunaan teknologi digital seperti
handphone maupun laptop dalam kegiatan pembelajaran daring dan Luring. Di era
pandemi covid-19 komponen teknologi digunakan pada kegiatan pembelajaran Secara
daring dengan menggunakan classroom,zoom dan google meet. Untuk komponen
teknologi pada pembelajaran Luring itu sendiri salah satunya dengan menggunakan
LCD maupun proyektor.)

c. Ketersediaan konten digital yang relevan terbatas: Menemukan konten digital relevan
dan berkualitas tinggi yang terkait dengan sejarah dapat menjadi tantangan. Guru
mungkin berjuang untuk menemukan sumber daya yang selaras dengan kurikulum
dan memberikan informasi historis yang akurat.

(SOLUSI: 1) Membangun Repositori Konten Digital: Sekolah atau lembaga


pendidikan dapat membangun repositori konten digital yang berisi sumber daya,
artikel, video, dan buku elektronik sejarah yang terkait dengan kurikulum. Ini akan
membantu guru dalam menemukan sumber daya yang relevan. 2) Pemanfaatan
Sumber Daya Eksternal: Menggandeng perpustakaan, museum, dan lembaga sejarah
untuk memberikan akses ke koleksi digital mereka. Hal ini dapat memperkaya materi
pembelajaran. 3) Pengembangan Konten Digital Sendiri: Guru dapat diajari cara
membuat konten digital yang relevan dengan materi sejarah. Ini akan memberi
mereka fleksibilitas dalam menciptakan sumber daya sesuai kebutuhan.

d. Menyeimbangkan konten dan teknologi: Guru perlu menemukan keseimbangan antara


mengajarkan konten sejarah dan mengintegrasikan teknologi secara efektif. Ini bisa
menjadi tantangan untuk menemukan kombinasi yang tepat dari pengetahuan konten,
strategi pedagogis, dan alat teknologi untuk menciptakan pelajaran sejarah yang
menarik dan berarti.

(SOLUSI: 1) Pengembangan Kurikulum Terintegrasi: Membuat kurikulum yang


terintegrasi dengan baik, yang mencakup konten sejarah yang relevan dan metode
pengajaran dengan teknologi. Ini memastikan bahwa teknologi digunakan untuk
mendukung pembelajaran sejarah, bukan sebagai pengganti konten. 2) Pelatihan
Guru: Memberikan pelatihan kepada guru tentang penggunaan alat teknologi yang
tersedia dan cara mengintegrasikannya dalam pengajaran sejarah. Guru perlu merasa
nyaman dalam menggunakan teknologi. 3) Kolaborasi antara Guru: Mendorong
kolaborasi antara guru dalam mengembangkan strategi pengajaran sejarah yang
mencakup penggunaan teknologi. Mereka dapat saling berbagi ide dan pengalaman.
4)Evaluasi Terus-Menerus: Melakukan evaluasi berkala terhadap penggunaan
teknologi dalam pengajaran sejarah untuk memastikan bahwa itu memenuhi tujuan
pendidikan atau tidak 5)Pemilihan Alat Teknologi yang Tepat: Memilih alat teknologi
yang paling cocok dengan tujuan pembelajaran. Bukan semua teknologi harus
digunakan, tetapi yang relevan dan efektif untuk mengajar sejarah.

e. Resistensi terhadap perubahan: Beberapa guru mungkin menolak untuk


mengintegrasikan teknologi ke dalam praktik pengajaran mereka karena kurangnya
pengetahuan atau kenyamanan dengan menggunakan alat digital. Mengatasi resistensi
ini dan mempromosikan pergeseran pikiran menuju integrasi teknologi dapat menjadi
tantangan.

(SOLUSI: 1) Pelatihan dan Pengembangan Profesional: Memberikan pelatihan dan


pengembangan profesional kepada guru untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan mereka dalam menggunakan teknologi dalam pengajaran. Ini harus
mencakup pelatihan praktis tentang alat-alat yang relevan. 2) Perencanaan yang
Terarah: Mengintegrasikan teknologi ke dalam rencana pelajaran dan kurikulum
secara sistematis. Ini dapat membantu guru melihat bagaimana teknologi dapat
meningkatkan pengalaman belajar.

Secara keseluruhan, menghubungkan kerangka kerja TPACK dengan keterampilan


ICT dan pembelajaran media dalam topik sejarah mengharuskan untuk mengatasi tantangan
ini dan memberikan dukungan dan pelatihan bagi para guru untuk mengembangkan
keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.

Referensi

Nur, Muhammad. (2022). Pembelajaran Berbasis Literasi Digital. Jurnal Ilmu Pendidikan
dan Kearifan Lokal (JIPKL) Vol. 2 No. 6, 338-339
Nofrion1. (2018). ANALISIS TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL AND CONTENT.
jurnal.unimed.ac.id.
Salleh, N. S. (2015). PEMBUDAYAAN LITERASI ICT DALAM KALANGAN
PELAJARAN PRIBADI. https://spaj.ukm.my/.
Sandika, I., Bisane, I., & Monny, M. (2022). Implementasi Pembelajaran TIK Dalam
Peningkatan Literasi Digital Siswa SDN 6 Desa Pecatu. Jurnal Pendidikan dan Sastra
Inggris, 3-4.
Spilka, R. (2010). Digital Literacy for Technical Communication: 21st Century Theory and
Practice. Routledge.
Widaningsih, Irianto, Yuniarti. (2023). Pembelajaran Berbasis TPACK Untuk Meningkatkan
Kemampuan Numerasi dan Hasil Belajar Peserta Didik. Jurnal Review Pendidikan
Dasar: Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Pendidikan, 14

Anda mungkin juga menyukai