Anda di halaman 1dari 5

Nama : Hanifah Salsabila

Nim : 22060118
Matkul : Ekonomi Sumber Daya Manusia
Sesi : 026

Tugas Pertemuan 11
Jawab pertanyaan berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan diskriminasi sebelum masuk pasar tenaga kerja dan
diskriminasi pada pasar tenaga kerja?
2. Apa dampak diskriminasi oleh konsumen, sesama pekerja dan perusahaan menurut
teori diskriminasi yang didasarkan pada masalah rasa?
3. Bagaimana perilaku diskriminatif pada pasar monopoli dan monopsoni serta
dampak dari diskriminasi pada kedua pasar tersebut?
4. Apa perbedaan antara diskriminasi kelompok dan diskriminasi individual?
5. Apa hubungan antara tingkat reliabilitas pengukuran produktivitas dengan potensi
terjadinya diskriminasi?
6. Bagaimana anal isis statistik perbedaan tingkat upah dalam menjelaskan potensi
diskriminasi?
7. Apa yang dimaksud dengan comparable worth doctrine kaitannya dengan perilaku
diskriminatif terhadap tenaga kerja perempuan?
JAWABAN

1. Diskriminasi sebelum masuk pasar tenaga kerja


Adalah diskriminasi yang dilakukan sebelum seorang calon kerja masuk ke pasar
kerja. Contoh dari diskriminasi ini adalah membatasi akses bagi penduduk tertentu
terhadap bidang bidang pekerjaan tertentu. Struktur pasar tertentu misalnya monopoli dan
Monopsoni dapat mempengaruhi pola diskriminasi

Diskriminasi pada pasar tenaga kerja


Diskriminasi pada pasar tenaga kerja adalah perlakuan pasar tenaga kerja yang
dikaitkan dengan karakter pribadi bekerja di mana karakter tersebut tidak ada
keterkaitannya dengan produktivitas mereka, karakteristik pribadi tersebut misalnya warna
kulit, suku agama, dan jenis kelamin. Meskipun demikian masih sangat mungkin bahwa
karakteristik pribadi juga terkait dengan produktivitas terutama pada bidang-bidang
pekerjaan tertentu

2. Diskriminasi oleh Konsumen


Seandainya sebagian besar konsumen dari produk yang dihasilkan oleh kedua jenis
pekerja tersebut adalah konsumen berkulit putih dan mereka memiliki sifat diskriminatif,
maka konsumen kulit putih hanya akan membeli barang seharga P untuk barang yang
diproduksi oleh pekerja berkulit putih. Konsumen juga akan membeli seharga P apabila
konsumen tidak tahu sama sekali mengenai warna kulit pekerja yang menghasilkan barang
yang dijual. Namun jika konsumen mengetahui bahwa suatu barang dihasilkan oleh pekerja
berkulit hitam maka konsumen tersebut hanya mau membeli dengan harga yang lebih
rendah yaitu sebesar P-d saja. Nilai d menunjukkan ukuran diskriminasi yang dilakukan
oleh konsumen.

Diskriminasi oleh Sesama Pekerja


Pada kasus di mana diskriminasi dilakukan oleh sesama pekerja, pekerja berkulit
putih akan meminta upah sebesar w apabila mereka bekerja dengan pekerja berkulit putih
juga. Sementara itu, bila terdapat teman kerja berkulit hitam, pekerja berkulit putih akan
meminta upah yang lebih tinggi yaitu sebesar w + d. Nilai d menunjukkan pajak
diskriminasi (discrimination tax), di mana nilai ini bersifat seperti pajak artinya pekerja
berkulit putih meminta kompensasi lebih tinggi karena telah dicampur bekerja dengan
pekerja berkulit hitam. Apabila struktur pasar tenaga kerja bersifat persaingan sempurna,
adanya diskriminasi tersebut menyebabkan pekerja berkulit putih akan berpindah kerja
pada pasar tenaga kerja yang semuanya terdiri dari kulit putih. Sebagai akibatnya upah
rata-rata pekerja berkulit putih sebesar w, sedangkan upah rata-rata pekerja berkulit hitam
sebesar w. Perpindahan akan terus berlangsung sampai suatu ketika akan terhenti dengan
sendirinya pada saat upah ww Dengan demikian, pada akhirnya tidak terdapat diskriminasi
pasar tenaga kerja lagi atau nilai d=0, namun yang terjadi adalah segregasi pasar tenaga
kerja di mana masing-masing perusahaan hanya akan memiliki pekerja berkulit putih saja
atau sebaliknya semua pekerjanya berkulit hitam.

Diskriminasi oleh Pemberi Kerja atau Perusahaan


Misalnya pada suatu individu perusahaan, biaya untuk mempekerjakan tenaga kerja
berkulit putih adalah w. sedangkan biaya untuk mempekerjakan tenaga kerja kulit hitam
adalah w (1 + d) di mana d adalah koefisien diskriminasi. Jika semua perusahaan
melakukan hal yang sama maka secara total pada pasar tenaga kerja, diskriminasi telah
menyebabkan tenaga kerja kulit putih mendapatkan rata-rata upah lebih tinggi sebesar D%
daripada rata-rata upah tenaga kerja kulit hitam. Dengan kondisi ini, maka telah terjadi
diskriminasi pada pasar tenaga kerja.

3. Pasar Monopoli
Terdapat anggapan apabila suatu perusahaan memiliki keuntungan monopoli, maka
perusahaan tersebut harus mengorbankan sejumlah keuntungannya untuk bisa berlaku
diskriminatif dan tidak keluar dari pasar monopoli tersebut. Anggapan tersebut memiliki
beberapa permasalahan antara lain :
 Monopoli tidak dapat memperlakukan pembedaan upah antara pekerja berkulit putih
dengan berkulit hitam (ww) karena monopoli pada pasar barang tidak secara otomatis
memiliki kekuatan monopsoni pada pasar tenaga kerja.
 Kalaupun perusahaan tidak terpental keluar dari pasar monopoli, maka perusahaan
tersebut akan tetap bisa diambil alih oleh perusahaan lain yang memiliki tingkat
diskriminasi yang lebih rendah.
 Perusahaan monopoli yang diskriminatif seharusnya turun bermain pada pasar yang
tidak terdapat pekerja yang didiskriminasi. Contoh kasus ini adalah perusahaan yang
memiliki sifat diskriminatif terhadap kulit hitam sebaiknya tidak beroperasi pada pasar
tenaga kerja yang terdapat calon pekerja kulit hitam.
 Tujuan memaksimalkan keuntungan bukan merupakan satu- satunya tujuan perusahaan
terlebih pada situasi di mana terdapat regulasi pemerintah terhadap monopoli ataupun
monopoli pemerintah.

Pasar Monopsoni
Pada pasar monopsoni terdapat eksploitasi terhadap tenaga kerja karena tingkat
upah yang diberikan lebih rendah daripada tingkat produktivitasnya atau w< MRP,
Meskipun demikian, kondisi monopsonis tersebut tidak dapat menjelaskan perlakuan
diskriminasi terhadap jenis kelamin, terutama perlakuan perusahaan yang lebih suka
mempekerjakan tenaga kerja laki-laki daripada perempuan. Namun secara empiris tenaga
kerja perempuan memiliki kurva penawaran tenaga kerja yang lebih elastis sehingga
eksploitasi terhadap pekerja perempuan seharusnya berdampak lebih kecil jika dibanding
kan dengan pekerja pria. Namun hal ini secara empiris tidak terjadi.

4. Diskriminasi secara individu berarti memperlakukan upah secara berbeda terhadap dua
orang tenaga kerja dengan tingkat produktivitas sama yang terdapat pada dua kelompok
yang berbeda (Kelompok A dan Kelompok B).
Sedangkan diskriminasi kelompok terjadi apabila rata-rata upah tidak sama dengan rata-
rata produktivitas di dalam suatu kelompok tertentu.

5. Tingkat upah dapat ditentukan besarnya melalui indikator produktivitas. Meskipun


demikian, tidak semua indikator produktivitas dapat dipercaya kebenarannya atau tidak
semua indikator memiliki reliabilitas. Dalam konteks ini, dikriminasi timbul bukan karena
selera atau rasa. Untuk menganalisisnya terdapat asumsi :
 Kelompok A dan B memiliki rata-rata produktivitas yang sama.
 Perusahaan memiliki beberapa indikator mengenai produktivitas pekerja.

6. Tingkat upah pekerja dapat dipengaruhi oleh:


 Karakteristik produktivitas seperti pendidikan, pengalaman, pelatihan, jenis pekerjaan.
Karakteristik produktivitas ini disimbolkan dengan X.
 Hasil (return) dari karakteristik produktivitas tersebut. Simbol dari faktor ini adalah B.

Misalnya terdapat dua kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B. Sementara itu
daribahasan human capital sudah dipelajari persamaan Mincer yaitu:

In w = a + a₁edu + a2exp + az exp² + ε

Atau diringkas menjadi:

In w = XB + &

Selisih rata-rata upah antara kelompok 4 dengan kelompok B adalah:

In wA-In wXABA XEBE

Sisi kiri persamaan ditambah dengan XBBA-XBBA di mana nilai ini sama dengan nol.
Dengan demikian tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap total persamaan, namun
bermanfaat untuk memanipulasi persamaan.

In wa-In wg = XAPA - XBPB +XBPA - XBPA


In WA - In WB = (XA-XB)ẞA + (BA-BB)XB

Di mana persamaan (9.8) tersebut dapat dirinci komponennya menjadi:

In WA- In WB adalah perbedaan rata-rata upah antara kelompok A dan kelompok B.

(XA-XB)BA adalah perbedaan rata-rata karakteristik produktivitas.

(BA-BB)XB adalah perbedaan pada hasil karakteristik produktivitas.

Perbedaan hasil karakteristik produktivitas merupakan variable yang tidak dapat


diobservasi atau tidak dapat dijelaskan. Akibatnya perbedaan ini dapat menjadi indikator
potensi munculnya diskriminasi. Secara empiris, sebesar 14-20% perbedaan rata-rata upah
sebanyak 8-27%-nya dapat dijelaskan oleh (XA-XB)BA atau perbedaan rata-rata
karakteristik produktivitas.

7. Comparable worth doctrine


Adalah doktrin yang menyebutkan tenaga kerja perempuan pada suatu pekerjaan
tertentu seharusnya menerima tingkat upah yang sama seperti tenaga kerja pria yang
bekerja pada pekerjaan lain jika tingkat keterampilan, etos kerja, kondisi pekerjaan dan
tanggungjawab pada dua jenis pekerjaan tersebut dapat dibandingkan. Selama ini
disebutkan bahwa tingkat upah ditentukan oleh mekanisme pasar tenaga kerja yang
merupakan interaksi antara permintaan tenaga kerja dengan penawaran tenaga kerja.
Namun menurut doktrin ini, tingkat upah dikaitkan dengan penilaian terhadap atribut atau
sifat pekerjaan seperti keterampilan, etos kerja, kondisi pekerjaan dan tanggungjawab.
Kemudian atribut ini dibobot untuk menghasilkan suatu skor tertentu untuk menentukan
tingkat upah masing-masing jenis pekerjaan.
Pada sisi lainnya menurut comparable worth doctrine bahwa tingkat upah
seharusnya ditentukan oleh bobot penilaian terhadap atribut atau sifat suatu pekerjaan.
Seorang pekerja perempuan seharusnya memiliki tingkat upah yang sama dengan tingkat
upah seorang pekerja laki-laki pada bidang pekerjaan tertentu sepanjang kedua bidang
pekerjaan tersebut memiliki sifat atau karakteristik yang sama.

Anda mungkin juga menyukai