Anda di halaman 1dari 12

PASAR TENAGA KERJA

A. Pengertian Pasar Tenaga Kerja


Pengertian pasar tenaga kerja adalah seluruh aktivitas dari pelakupelaku untuk mempertemukan pencari kerja dengan lowongan kerja, atau
proses terjadinya penempatan dan atau hubungan kerja melalui penyediaan
dan penempatan tenaga kerja. Pelaku-pelaku yang dimaksud di sini adalah
pengusaha, pencari kerja dan pihak ketiga yang membantu pengusaha dan
pencari kerja untuk dapat saling berhubungan.
Pasar tenaga kerja dapat pula diartikan sebagai suatu pasar yang
mempertemukan penjual dan pembeli tenaga kerja. Sebagai penjual tenaga
kerja di dalam pasar ini adalah para pencari kerja (Pemilik Tenaga Kerja),
sedangkan sebagai pembelinya adalah orang-orang atau lembaga yang
memerlukan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan
maksud untuk mengkoordinasi pertemuan antara para pencari kerja dan
orang-orang atau lembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga kerja. Dalam
rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari perusahaan, maka pasar
tenaga kerja ini dirasakan dapat memberikan jalan keluar bagi perusahaan
untuk memenuhinya. Dengan demikian tidak terkesan hanya pencari kerja
yang mendapat keuntungan dari adanya pasar ini. Untuk menciptakan kondisi
yang sinergi antara kedua belah pihak, yaitu antara penjual dan pemberi
tenaga kerja maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak yang
terkait, yaitu penjual tenaga kerja dan pembeli tenaga kerja.

51

Para pelaku di pasar tenaga kerja, terdiri dari:


1. Pencari kerja yaitu setiap orang yang mencari pekerjaan baik karena
menganggur, putus hubungan kerja maupun orang yang sudah bekerja
tetapi ingin mendapatkan pekerjaan lebih baik yang sesuai dengan
pendidikan, bakat, minat dan kemampuan yang dinyatakan melalui
aktivitasnya mencari pekerjaan.
2. Pemberi kerja yaitu perorangan, pengusaha, badan hukum, atau badanbadan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar
imbalan berupa upah atau gaji.
3. Perantara yaitu media atau lembaga yang mempertemukan pencari kerja
dan pemberi kerja, misalkan agen penyalur tenaga kerja, bursa kerja dan
head hunters (pihak ketiga yang menghubungkan pencari kerja dengan
perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi yang
dibutuhkan. Sebagai imbalan, head hunters akan memperoleh prosentasi
gaji dari orang yang diterima bekerja atau komisi dari perusahaan.
B. Penggolongan Pasar Tenaga Kerja
1.

Berdasarkan sifatnya
a.

Pasar kerja intern (Internal Labour Market)


Pasar kerja intern adalah pasar tenaga kerja yang diperoleh
dari dalam perusahaan itu sendiri. Pemenuhan kebutuhan karyawan
diambil dari dalam perusahaan melalui promosi maupun demosi
karyawan. Promosi adalah rotasi atau perpindahan karyawan ke
dalam jabatan yang lebih tinggi, misalkan dari asisten manajer

52

menjadi manajer. Sedangkan, demosi adalah rotasi karyawan ke


posisi yang lebih rendah dari jabatan sebelumnya, misalkan manajer
personalia diturunkan menjadi staff.
b.

Pasar kerja ekstern(Eksternal Labour Market)


Pasar kerja ekstern adalah pasar tenaga kerja yang diperoleh
dari luar perusahaan. Pemenuhan kebutuhan karyawan diperoleh
dari pihak luar, misalkan melalui iklan lowongan pekerjaan, agen
atau penyalur tenaga kerja atau melalui walk in interview.

2.

Berdasarkan prioritasnya
a.

Pasar kerja utama (Primary Labour Market)


Pasar kerja utama adalah pasar tenaga kerja yang
menawarkan jabatan atau posisi dengan tingkat upah atau gaji yang
tinggi, pekerjaan yang baik dan dengan kondisi yang stabil. Pasar ini
dapat ditemukan pada sektor usaha yang menggunakan padat modal.

b.

Pasar kerja Sekunder (Secondary Labour Market)


Pasar kerja Sekunder adalah pasar tenaga kerja yang
menawarkan jabatan atau posisi dengan tingkat upah atau gaji yang
rendah, posisi yang kurang stabil dan kurang memberi kesempatan
untuk pengembangan karir karyawan. Biasanya ini dapat dilihat pada
industri restoran dan jasa hotel, kasir dan penjualan ritel.

3.

Berdasarkan pendidikannya
a.

Pasar tenaga kerja terdidik (Skilled Labour Market)

53

Pasar tenaga kerja terdidik adalah pasar tenaga kerja yang


membutuhkan

karyawan

yang

berpendidikan

dan

memiliki

keterampilan yang memadai. Pasar tenaga kerja ini biasanya


dibutuhkan pada sektor usaha formal, misalnya, dokter, akuntan,
pengacara, dan sebagainya.
b.

Pasar tenaga kerja tidak terdidik (Unskilled Labour Market)


Pasar tenaga kerja tidak terdidik adalah pasar tenaga kerja
yang menawarkan pekerjaan yang tidak mementingkan pendidikan
maupun keterampilan-keterampilan khusus tertentu. Pasar tenaga
kerja ini biasanya ditemui pada sektor usaha informal, misalnya,
pedagang asongan, loper koran dan majalah, juru parkir dan
sebagainya.

C. Pasar Tenaga Kerja Persaingan Sempurna


Pasar persaingan sempurna dalam pasar tenaga kerja berarti didalam
pasar terdapat banyak perusahaan yang memerlukan tenaga kerja, dan tenaga
kerja yang ada dalam pasar tidak menyatukan diri didalam serikat-serikat
buruh yang akan bertindak sebagai wali mereka. Sifat permintaan dan
penawaran tenaga kerja tidak berbeda dengan sifat permintaan dan penawaran
di pasar barang. Kurva permintaan ke atas tenaga kerja seperti juga kurva
permintaan ke atas suatu barang bersifat menurun dari kiri atas ke kanan
bawah. Berarti permintaaan keatas tenaga kerja bersifat : semakin
tinggi/rendah upah tenaga kerja, semakin sedikit/banyak permintaan keatas

54

tenaga kerja. Begitupula untuk kurva penawaran berlaku sebaliknya sama


seperti penawaran barang.

Apabila perusahaan ingin menambah tenaga kerja, maka jumlah biaya


yang dikeluarkan untuk membayar upah juga meningkat, sebaliknya apabila

55

serikat pekerja menginginkan gajinya naik, maka akan terjadi PHK atau
menambah jumlah pengangguran, karena perusahaan tidak bisa meningkatkan
biaya untuk membayar upah, sehingga akan berdampak pada pengurangan
tenaga kerja, dan hal ini tenaga kerja yang paling kena dampak tenaga kerja
yang kurang berkompeten atau keahliannya kurang.
D. Pasar Tenaga Kerja Persaingan Tidak Sempurna (Monopsoni)
Pasar monopsoni digambarkan sebagai sebuah pasar yang hanya
memiliki satu pembeli dan banyak penjual. Dalam pasar tenaga kerja, hal ini
bermakna hanya satu perusahaan yang membutuhkan jasa pekerja, akan tetapi
ada banyak sekali tenaga kerja yang membutuhkan pekerjaan.
Pengertian "satu perusahaan" bukan berarti secara fisik, tetapi
perusahaan-perusahaan tergabung dalam "satu asosiasi perusahaan" yang
membuat perilaku seragam diantara anggotanya. Dengan demikian
"perusahaan monopsoni" (satu perusahaan tadi) memiliki kekuatan nyata
dalam pasar untuk menentukan tingkat upah. Dalam situasi ini upah
buruh/pekerja sering berada dibawah tingkat produktivitasnya atau dengan
kata lain terjadi eksploitasi tenaga kerja.

56

Pasar kerja monopsonistik, diilustrasikan pada Gambar 2, Dimana


Kurva MCL tidak lagi identik dengan kurva S. Kurva MCL berada diatas kurva
S, sementara kurva D tetap identik dengan MPL. Dalam pasar persaingan
sempurna keseimbangan akan terjadi ketika MCL= MPL, dimana upah sama
dengan marginal produktivitas tenaga kerja (MPL). Sedang pada situasi pasar
monopsoni keseimbangan berada pada titik E, dimana upah sebesar W*,
sedangkan penyerapan tenaga kerja adalah sebanyak L*. Terlihat di sini,
bahwa pada kondisi L*, tingkat produktivitas buruh adalah MPL yang lebih
tinggi daripada W* atau keseimbangan upah berada di bawah marginal
produktivitasnya.

Ini

berarti,

dalam

keseimbangan

pasar

tenaga

kerja

yang

monopsonistik, buruh dibayar lebih rendah dibandingkan produktivitasnya.


Selisih antara produktivitas buruh dengan upah yang diterima ini sering
disebut sebagai eksploitasi. Dalam kondisi demikian, cukup alasan bagi
pemerintah untuk menetapkan kebijakan upah minimum, misalnya sebesar Wm.
Dengan kebijakan ini, keseimbangan akan bergeser dari E ke F. Dengan mudah
bisa dilihat, bahwa upah akan naik dari W* ke Wm, dan penyerapan tenaga
kerja juga akan naik dari L* ke Lm. Jelas bahwa, tidak seperti dalam kasus
pasar kompetitif, penetapan upah minimum justru berdampak positif terhadap
penyerapan tenaga kerja. Itulah mengapa, pasar tenaga kerja yang
monopsonistik dianggap sebagai justifikasi teoritis bagi pemberlakuan upah
minimum.

57

E. Pasar Tenaga Kerja Persaingan Tidak Sempurna (Monopoli)


Pasar monopoli secara sederhana digambarkan terdapat banyak
perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja tetapi hanya ada satu pencari
kerja.
Pengertian "satu pencari kerja" bukan berarti secara fisik, tetapi satu
serikat buruh/pekerja yang sangat kuat sehingga membentuk keseragaman

58

perilaku tenaga kerja. Dengan demikian satu Serikat Buruh memiliki kekuatan
untuk menentukan tingkat upah dalam pasar tenaga kerja. Dalam situasi ini
upah pekerja adalah upah maksimum dan kenaikan upah mendorong
peningkatan pengangguran. Pasar kerja di mana Serikat Pekerja memiliki
kekuatan monopoli diilustrasikan pada Gambar dibawah ini..

Apabila pasar kerja bersaing sempurna keseimbangan akan tercapai di


titik E. Dalam keseimbangan seperti ini upah akan mencapai sebesar W* dan
jumlah tenaga kerja yang di minta perusahaan adalah sejumlah L*. Pada
tingkat upah sebesar W*, ini belum memuaskan para buruh. Maka SB kemudian
menuntut upah yang lebih tinggi yaitu W1. Pada tingkat upah itu perusahaanperusahaan hanya bersedia mempekerjakan tenaga kerja sebanyak L1,
sedangkan penawaran tenaga kerja pada tingkat upah W1 adalah sebesar L2.
Maka terdapat pengangguran dalam pasar kerja sebanyak L1 L2.

59

F. Pasar Tenaga Kerja Persaingan Tidak Sempurna (Monopoli Bilateral)


Pasar tenaga kerja monopoli bilateral terjadi bila terdapat dua
kekuatan yang saling bertentangan. Kekuatan pertama berasal dari para
tenaga kerja yang bersatu dalam serikat pekerja, dan kekuatan kedua berasal
dari satu perusahaan yang merupakan satu-satunya perusahaan yang
menggunakan tenaga kerja. Serikat pekerja yang memberikan penawaran
tenaga kerja memiliki posisi yang sama kuat dengan perusahaan yang
melakukan permintaan tenaga kerja, sehingga terjadilah keadaan saling
memonopoli, yang disebut monopoli bilateral. Keadaan ini dapat digambarkan,
sebagai berikut.

Penentuan tingkat upah didalam pasar tenaga kerja dimana tenaga


kerja bersatu dalam satu serikat buruh, dan didalam pasar hanya terdapat satu
perusahaan saja yang menggunakan tenaga kerja.

60

Tingkat upah yang terjadi bisa lebih tinggi/rendah dari pasar


persaingan sempurna tergantung mana yang lebih kuat, tenaga kerja atau
perusahaan.
Faktor-faktor yang menimbulkan perbedaan upah:
1.

Perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis


pekerjaan.

2.

Perbedaan dalam jenis-jenis pekerjaan.

3.

Perbedaan kemampuan, keahlian dan pendidikan.

4.

Terdapatnya pertimbangan bukan keuangan dalam memilih pekerjaan.

5.

Ketidaksempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja.

61

Nama : Fian Metal Angga P.


NIM : 2014020129
Kelas : Manajemen Semester 5 B1
Referensi:

Catur Sugiyanto. 2002. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE


Farid Wijaya. 2000. Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE UGM
Lincolin Arsyad. 2015. Ekonomi Manajerial, Ekonomi Mikro Terapan Untuk
Manajemen Bisnis. Yogyakarta: BPFE
Sugiarto Dkk. 2005. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensip. Jakarta:
PT.SUN
Suparmoko. 2000. Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE UGM
Supawi Pawenang. 2016. Modul Ekonomi Manajerial. Surakarta: Uniba
Vincent Gaspersz. 2003. Ekonomi Manajerial, Pembuatan Keputusan Bisnis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

62

Anda mungkin juga menyukai