Anda di halaman 1dari 3

Gangguan Waham Menetap

H. Diagnosis Banding : irfan


a. Skizofrenia paranoid (F20.0)
1. Harus memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
2. Sebagai tambahan :
i. Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;
ii. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit
(whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).
iii. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau
lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol.
iv. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau
“passivity” (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang
beraneka ragam, adalah yang paling khas.
3. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik
secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol.
b. Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham (F23.3)
1. Untuk diagnosis pasti harus terpenuhi:
i. Onset dari gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang dari
keadaan non prikotik sampai jelas psikotik);
ii. Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian waktu sejak
berkembangnya keadaan psikotik yang jelas; dan
iii. Baik kriteria untuk skizofrenia (F20.-), maupun untuk gangguan
psikotik polimorfik akut (F23,-) tidak terpenuhi
2. Kalau waham-waham menetap untuk lebih dari 3 bulan, maka diagnosis harus
diubah menjadi gangguan waham menetap (F22.-). Apabila hanya halusinasi
yang menetap untuk lebih dari 3 bulan lamanya, maka diagnosis harus diubah
menjadi Gangguan Psikotik Nonorganik Lainnya (F28)
Sumber:
MASLIM, Rusdi. Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas PPDGJ-III - Cetakan 2. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, 2013.
I. Komplikasi
Gangguan waham, jika tidak diobati, dapat menyebabkan depresi, sering kali sebagai
konsekuensi dari kesulitan yang terkait dengan waham. Waham juga dapat menyebabkan
kekerasan atau masalah hukum; misalnya, menguntit atau melecehkan objek waham, dapat
menyebabkan penangkapan. Lebih jauh lagi, pasien yang menderita gangguan ini dapat
diasingkan dari orang lain, terutama jika waham mereka mengganggu hubungan sosial
mereka.
Sumber:
Joseph SM, Siddiqui W. Delusional Disorder. [Updated 2023 Mar 27]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-
J. Prognosis
Prognosis gangguan waham lebih baik dengan pengobatan dan kepatuhan terhadap
pengobatan. Hampir 50% pasien memiliki respons yang baik terhadap pengobatan; lebih dari
20% pasien melaporkan penurunan gejala dan kurang dari 20% pasien melaporkan sedikit
atau tidak ada perubahan gejala. Prognosis yang baik juga terkait dengan fungsi sosial dan
pekerjaan yang lebih tinggi, onset awal sebelum usia 30 tahun, perempuan, gejala yang
muncul secara tiba-tiba, dan durasi yang singkat.
Sumber:
Joseph SM, Siddiqui W. Delusional Disorder. [Updated 2023 Mar 27]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-

PEMBAHASAN
AXIS I-1V : irfan
Aksis I
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis. Pasien didiagnosis dengan
F22.0 Gangguan Waham. Gejala yang ditemukan pada pasien adalah adanya gangguan
dengan waham yaitu waham kebesaran, waham kejar, waham rujukan, dan waham curiga
yang menjadi satu-satunya gejala yang didapatkan pada pasien, waham yang didapat telah
ada sejak 20 tahun yang lalu. Gangguan mental organik disingkirkan dengan tidak adanya
riwayat kejang, riwayat masuk rumah sakit umum, riwayat cidera kepala dan tidak ada
riwayat penurunan kesadaran. Tidak terdapat halusinasi auditorik dan tidak terdapat riwayat
gejala skizofrenia seperti waham dikendalikam, waham broascasting, penumpulan afek, dll.
Aksis II
Pasien memiliki kepribadian anankastik, dimana keluarga pasien mengatakan bahwa pasien
merupakan seseorang yang keras kepala, tidak mau mengalah dengan orang lain dan merasa
apapun yang dia lakukan adalah benar, serta merupakan seorang yang perfeksionis.
Aksis III
Pada anamnesis pasien tidak ada memiliki keluhan fisik yang bermakna dan tidak memiliki
riwayat penyakit fisik. Pada status generalis dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan.
Secara klinis tidak ditemukan adanya keluhan medis lainnya dari pasien.
Aksis IV
Pasien memiliki masalah dengan pekerjaan. Pasien memiliki hubungan buruk dengan
ayahnya, pasien juga sering ditinggal sendiri dirumah.
Aksis V
GAF 40 – 31: Pasien memiliki beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita &
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi

Kesimpulan : irfan
Pasien laki-laki, berusia 41 tahun, berdasarkan pedoman diagnosis pada PPDGJ III dari hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis didiagnosis mengalami F22.0
Gangguan Waham. Gejala waham yang ditemukan pada pasien adalah waham kebesaran,
waham kejar, waham rujukan, dan waham curiga. Pada pemeriksaan fisik, tidak didapat
kelainan. Tatalaksana psikofarmakoterapi yang diberikan pada pasien yaitu Haloperidol
tablet 2x5 mg, Trihexyphenidil 2x2 mg PO, dan Clozapine 1x25 mg PO

Anda mungkin juga menyukai