Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 4

PERTANIAN BERKELANJUTAN
PENERAPAN LEISA DALAM POLA TANAM MULTIPLE CROPPING
( Desa Nyogan, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi)

Disusun Oleh :
Supriyanti (D1A020048)

Dosen Pengampu :
Ir. Irianto, M.P

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
Penerapan Leisa Dalam Pola Tanam Multiple cropping

Pola Tanam diklasifikasikan menjadi 2, yaitu monokultur dan multiple cropping. Monokultur
adalah pola tanam dengan menanam satu jenis tanaman pada lahan yang sama, sedangkan Multiple
cropping adalah suatu sistem pertanaman dengan menanam dua atau tiga tanaman yang dilakukan
setiap tahun dilahan yang sama (termasuk antar-tanam (inter cropping), tanam campuran (mixed
cropping), tanam sisipan (relay cropping), tanam bergilir (sequintial planting).

Pola tanam multiple cropping memiliki keuntungan atau tujuan sendiri diantaranya :
1. Peningkatan produktivitas total per unit luas lahan (Memberikan hasil tambahan per satuan luas
dari pada penanaman tunggal).
2. Mengurangi resiko kegagalan panen pada musim yang tidak normal.
3. Memberikan keteduhan dan dukungan untuk tanaman lain (pada Tumpangsari).
4. Sisa pupuk dari tanaman sebelumnya bermanfaat bagi tanaman berikutnya.
5. Residu tanaman ditambahkan di tanah dan karenanya lebih banyak bahan organik.
6. Pengurangan erosi dan kontrol gulma.
7. Menghemat tenaga kerja.

Kawan tanaman dalam multiple cropping :


1. Periode puncak pertumbuhan kedua spesies tanaman itu seharusnya tidak bersamaan. Biasanya
tanaman berdurasi pendek dan panjang ditanam bersama.
2. Legum dapat memberikan tambahan N
3. Tidak ada efek alelopati
4. Persaingan untuk cahaya, air, unsur hara harus minimal di antara komponen tanaman
5. Nilai ekonomi tinggi, dan lain- lain.

Relay cropping atau tanam sisipan adalah bercocok tanam dengan menyisipkan satu atau
beberapa jenis tanaman dimana tidak semua jenis tanaman ditanam pada waktu yang sama. Adapun
tujuan dari tanam sisipan yaitu memanfaatkan sisa kesuburan dan kelembaban dari tanaman pertama,
menghindari kekurangan air bagi tanaman kedua (terutama di daerah dengan CH rendah), dan
menghemat biaya dan tenaga kerja pengolahan tanah sehingga total biaya produksi dapat berkurang.

Rotasi tanam = tanam bergilir (Sequential Planting) merupakan penanaman dua jenis tanaman
atau lebih yang dilakukan secara bergiliran (setelah tanaman yang satu panen kemudian baru ditanam
tanaman berikutnya pada lahan tersebut). Adapun karakteristik rotasi tanaman yang baik yaitu :
1. Harus dapat beradaptasi dengan faktor-faktor tanah, iklim, dan menguntungkan secara ekonomi.
2. Urutan penanaman harus diatur sehingga hasil panen dapat dipertahankan/ ditingkatkan dan juga
menghasilkan kandungan bahan organik tanah
3. Dapat memutus siklus hama dan penyakit
4. Memfasilitasi pemerataan tenaga kerja, dan lain-lain.

Penerapan pola tanam multiple cropping sendiri sudah dilakukan di desa tempat saya bersama
tim berkegiatan. Hal ini dapat dilihat dari lahan- lahan milik warga desa yang menanam tanaman 2
sampai 3 jenis tanaman langsung pada satu lahan di saat yang bersamaan. Salah satu penerapannya
adalah menanam 3 jenis tanaman di satu lahan yaitu tanaman kacang panjang, cabe, dan kunyit.

Adapun program dari kegiatan saya bersama tim di desa Nyogan sendiri juga berupaya dalam
menerapkan pola tanam multiple cropping. Pola tanam yang diterapkan dalam budidaya adalah pola
tanam tumpang sari (intercropping) dan pola tanam sissipan (Relay cropping) dengan menanam
tanaman obat atau yang lebih dikenal dengan sebutan TOGA bersama dengan tanaman sayuran pada
waktu yang bersamaan atau selama periode tanaman pada satu tempat yang sama. Kegiatan ini
dilakukan dengan berkerjasama dengan kelompok wanita tani (KWT) yang ada di desa Nyogan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai