Anda di halaman 1dari 32

“Urgensi Pembiasaan Berbahasa Arab Terhadap

Prestasi Tahfidzul Qur’an bagi Santri Kelas 11


Pondok Pesantren Modern Baitussalam”

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas


Tarbiyah Institut Ilmu Al Qur’an An Nur Yogyakarta untuk
Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.)

Oleh:
Madinin Etahada Azzahra
NIM. 19.10.1643

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ILMU AL QUR’AN AN NUR YOGYAKARTA

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................I

A. Latar Belakang.....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................................4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................................................5

1. Tujuan Penelitian...........................................................................................................5

2. Manfaat Penelitian.........................................................................................................5

a. Manfaat Teoritis............................................................................................................5

b. Manfaat Praktis.............................................................................................................5

D. Tinjauan Pustaka..................................................................................................................6

E. Kerangka Teori...................................................................................................................11

1. Teori Pembiasaan........................................................................................................11

2. Berbahasa Arab...........................................................................................................13

3. Tahfidzul Qur’an.........................................................................................................14

F. Metode Penelitian...............................................................................................................17

1. Jenis, Metode, dan Pendekatan Penelitian..................................................................17

2. Sumber Data................................................................................................................18

3. Subjek dan Objek Penelitian.......................................................................................19

4. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................................19

5. Teknik Analisis Data...................................................................................................22

G. Sistematika Pembahasan....................................................................................................22

Daftar Pustaka................................................................................................................................24
A. Latar Belakang

Bahasa merupakan suatu kebutuhan dasar yang penting, karena dengan bahasa manusia

dapat menyampaikan gagasan, ide dan pikiran manusia dalam bentuk lisan atau pun tulisan agar

bisa dipahami orang lain.1 Bahasa menurut Soejono, suatu sarana perhubungan penting dalam

hidup bersama.2 Sedangkan menurut Syaiful Mustofa, bahasa adalah alat komunikasi yang

digunakan untuk berhubungani satu sama lain dan mengungkapkan pikiran, baik secara lisan

maupun tulisan.3 Dari beberapa penjelasan diatas bisa disimpulkan bahwa bahasa adalah alat

komunikasi manusia untuk bertukar atau berbagi pikiran dengan berbagai motivasi.

Pembelajaran di sekolah, pastinya menyediakan mata pelajaran bahasa. Dari bahasa

Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Inggris hingga bahasa Jepang, bahkan bahasa Arab. Namun,

ketersediaan bahasa tersebut berbeda-beda di setiap sekolahnya. Salah satu hal yang

melatarbelakangi mengapa bahasa asing diajarkan di sekolah sekolah adalah dengan

berkembang nya teknologi dan transportasi, masyarakat global tak lagi terbatas oleh jarak.

Masyarakat global berkembang menjadi masyarakat nir-batas, pembelajaran bahasa asing

tentunya akan membantu orang Indonesia agar leluasa berinteraksi dengan dunia luar. 4 Di

Indonesia, ada dua bahasa yang mendominasi pembelajaran saat ini, yaitu bahasa Inggris dan

Arab. Bahasa terakhir yang akan kita angkat dalam pembahasan penelitian ini.

1
Asna Andriani, “Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab Dalam Pendidikan Islam,” Ta’allum: Jurnal
Pendidikan Islam 3, no. 1 (2015): 39
2
Pengertian Bahasa Menurut Ahli (kompas.com) (diakses 19 Mei 2023)
3
Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, (Malang: UIN Maliki Press, 2011) hal. 3
4
Iman Santoso, Pembelajaran Bahasa Asing di Indonesia: Antara Globalisasi dan Hegemoni, bahasa &
sastra, Vol. 14, No.1, April 2014, hal 3

1
Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB yaitu UNESCO (United

Nations Educational, Scientific and Cultural Prganization) meresmikan bahasa Arab menjadi

salah satu bahasa Internasional pada tanggal 18 Desember 1973 dan menjadi bahasa ke 6 dari

urutan bahasa internasional UNESCO dari 22 bahasa Negara lain. Oleh sebab itu, bahasa Arab

sedunia diperingati pada tanggal 18 Desember.. Dan hingga saat ini bahasa Arab menjadi bahasa

komunikasi internasional yang semakin meluas dan berkembang pesat di kalangan umat muslim

atau pun non muslim.5

Pembelajaran bahasa Arab sudah menjadi materi wajib dibeberapa lembaga formal

maupun non formal, seperti MTs, SMP IT, MA, SMA IT, Pondok Pesantren ataupun boarding

school.6 Namun untuk pembiasaan berbahasa Arab itu sendiri belum menjadi hal yang wajib

untuk dilakukan. Pembiasaan berbahasa arab merupakan suatu usaha yang dilakukan agar santri

mempunyai penguasaan di bidang bahasa yang tentunya akan memberi manfaat di bidang

lainnya.7 Salah satunya adalah hafalan Al-Qur’an. Pembiasaan berbahasa Arab memiliki peran

yang krusial bagi para penghafal Al-Qur’an. Mengapa demikian, karena dengan terbiasa

menggunakan bahasa Arab untuk berkomunikasi, Al-Quran akan menjadi mudah dibaca dan

dipahami.8Menghafal Al-Qur’an bukan lah perkara mudah bagi sebagian orang. 9 Karena Al-

Qur’an memakai bahasa Arab di mana bukan bahasa ibu bagi sebagian orang itu sendiri.

5
Bahasa Arab Sebagai Alat Komunikasi Internasional (republika.co.id) (diakses 18 Mei 2023)
6
Alpan Nur Habib, dkk,Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab Bagi Hafizhul Qur’An, Muhadasah: Jurnal
Pendidikan Bahasa Arab, Volume 4, Nomor 1 Juni 2022, hal 3
7
Sabila Rosyadi, Ahmad Alim, Program pembiasaan berbahasa Arab di MTs Pondok Pesantren Al-
Ma’tuq Sukabumi, Tawazun : Jurnal Pendidikan Islam,Vol. 15, No. 3, 2022, hal 448-449
8
Ladun Hakim, Agustini, Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab Bagi Pendidikan Hafidzul Qur’An,
Educatia: Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol. 12, No. 2, 2022 hal 175
9
Noza Aflisia, Urgensi Bahasa Arab bagi Hafidz Quran, Fokus : Jurnal Kajian Keislaman dan
Kemasyarakatan, Vol.1, No. 01, 2016, hal 49

2
Dengan begitu, mempelajari bahasa arab ialah salah satu solusi yang bisa dilakukan untuk

mempermudah kegiatan menghafalkan Al-Qur’an.10

Mempelajari bahasa Arab menjadi penting untuk dipelajari karena bahasa pedoman kita,

Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab.11Saat ini, telah banyak instatnsi pendidikan, terutama

pendidikan Islam, seperti pesantren dan madrasah, yang mendidik siswa mereka selain

menguasai bahasa Arab, juga menghafal Alquran. . Salah satu nya yaitu Pondok Pesantren

Modern Baitussalam.

Pondok Pesantren Modern Baitussalam (PPM Baitussalam) merupakan instansi non

formal yang dibawah nya meliputi sekolah formal dari KB IT, TK IT, SMP IT, hingga SMA IT

Baitussalam. PPM Baitussalam berdiri sejak tahun 1986 di Taskombang, Prambanan, Klaten,

yang saat itu dipimpin oleh KH. Agus Hariadi. Dalam sejarahnya, KH. Agus Hariadi mengalami

sakit dan wafat, namun sebelum itu beliau sudah meyampaikan amanah kepada KH. Abdul

Hakim yang merupakan kakak iparnya untuk melanjutkan tonggak perjuangan pondok. 12 Pondok

pesantren ini merupakan salah satu pondok bahasa, dimana program utamanya yaitu berbahasa

Arab atau Inggris sebagai alat komunikasi sehari-hari. Selain itu PPM Baitussalam memiliki

Program tahfidz, yang mana target setiap tahun nya yaitu 1 juz. Namun dalam mencapai target

hafalan, terdapat beberapa hambatan yang dialami oleh santri, yaitu sulit mengatur waktu, malas,

dan kemampuan bahasa arab yang kurang, sehingga santri membutuhkan waktu yang lebih lama

guna menghafal dan sulit mencapai target yang sudah ditentukan pesantren .13
10
Alpan Nur Habib, dkk,Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab Bagi Hafizhul Qur’An, Muhadasah: Jurnal
Pendidikan Bahasa Arab, Volume 4, Nomor 1 Juni 2022, hal 2

Nufia N Nurjalilah, Pengaruh Kemampuan Bahasa Arab terhadap Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadist
11

Siswa SMP Tahfidz Al-Amien Prenduan Sumenep, SKRIPSI, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016, hal 18
12
Pondok Pesantren Modern Baitussalam Prambanan (Diakses 24 Mei 2023)
13
Irfan Fanani, Problematika Menghafal Al-Qur’an (Studi Komparasi di Pondok Pesantren Tahfidzul
Qur’an Al-Hasan Patihan Wetan dan Pondok Pesantren Nurul Quran Pakunden Ponorogo), SKRIPSI, IAIN

3
Peniliti memfokuskan penelitian pada kelas 11 dengan pertimbangan kelas 10 baru

mengenal bahasa Arab sehingga masih belajar dan baru membiasakan berkomunikasi dengan

berbahasa Arab, namun pada kelas 11 santri sudah terbiasa berbahasa arab dan menghafalkan

Al-Quran. Menurut Aurel, salah satu santri kelas 11 PPM Baitussalam, saat awal masuk, dia

merasa kesulitan dalam mengikuti pembiasaan berbahasa Arab dan hafalan Al-Qur’an, namun

sekarang ia telah merasa jauh lebih mudah dalam mengikuti dua kegiatan tersebut. 14

Bertolak dari penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “

Urgensi Pembiasaan Berbahasa Arab terhadap Prestasi Tahfidzul Quran Santri Kelas 11 Pondok

Pesantren Modern Baitussalam”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Implementasi Pembiasaan Berbahasa Arab di Pondok Pesantren Modern

Baitussalam ?

2. Bagaiamana Urgensi Pembiasaan Berbahasa Arab Terhadap Prestasi Tahfidz Al-Qur’An Santri

Kelas 11 Pondok Pesantren Modern Baitussalam?

3. Apa Faktor Pendukung dan Penghambat Santri dalam Pelaksanakan Kegiatan Berbahasa Arab

Di Pondok Pesantren Modern Baitussalam?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian antara lain sebagai berikut

Ponorogo, 2016, hal 8


14
Wawancara dengan santri kelas 11, Aurel, pada tanggal 17 Mei 2023

4
1. Untuk Mendeskripsikan Implementasi Kegiatan Pembiasaan Berbahasa Arab Di Pondok
Pesantren Modern Baitussalam

2. Untuk Mendeskripsikan Urgensi Pembiasaan Berbahasa Arab Terhadap Prestasi Tahfidzul


Qur’An Bagi Santri Kelas 11 Pondok Pesantren Modern Baitussalam

3. Untuk Mengetahui Apa Saja Faktor Pendukung dan Penghambat dalam melaksanakan
Kegiatan Berbahasa Arab di Pondok Pesantren Modern Baitussalam

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang sudah dipaparkan diatas, penelitian ini memiliki dua manfaat

penelitian, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis:

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini di harapkan mampu meemperluas refrensi ilmiah dan

motivasi bagi peneliti lain sehingga dapat lebih baik dalam mengkaji urgensi pembiasaan

berbahasa Arab terhadap prestasi hafalan Al-Qur’an.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini di harapkan dapat berkontribusi serta turut mengembangkan

ranah pendidikan Islam, terutama terkait urgensi pembiasaan berbahasa Arab terhadap prestasi

hafalan Al-Qur’an . Adapun manfaat yang lain, yaitu :

a)Bagi Peneliti

5
Penelitian ini akan menjadi pengalaman, wawasan serta gambaran bagi peneliti terkait

Urgensi Pembiasaan Berbahasa Arab terhadap Prestasi Tahfidzul Quran Santri Kelas 11 Pondok

Pesantren Modern Baitussalam

b) Bagi Pondok Pesantren Modern Baitussalam

Penelitian ini di harapkan dapat dijadikan sebagai panduan dan bahan evaluasi guna

meningkatkan mutu Urgensi Pembiasaan Berbahasa Arab terhadap Prestasi Tahfidzul Quran

Santri Kelas 11 Pondok Pesantren Modern Baitussalam

c)Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini di harapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi terkait

Urgensi Pembiasaan Berbahasa Arab terhadap Prestasi Tahfidzul Quran Santri Kelas 11 Pondok

Pesantren Modern Baitussalam

D. Tinjauan Pustaka

Salah satu sumber data yang dapat digunakan oleh penelitian adalah kepustakaan.

Meskipun ini adalah penelitian lapangan, kepustakaan dapat membantu dalam beberapa hal.

Untuk meningkatkan validitas dan keabsahan penelitian, penulis harus menunjukkan hasil

penelitian sebelumnya, baik skripsi maupun tulisan, seperti artikel dan jurnal. Menurut Gandas

yang dikutip oleh Gramedia Blog, tinjauan pustaka sebuah bab khusus yang membahas kajian

teori-teori dan yang berkaitan dengan topik yang diangkat dan yang bertujuan mengkaji hipotesis

atau menguji kebenaran teori dalam penelitian tersebut.15

15
Tinjauan Pustaka: Pengertian, Fungsi, Manfaat, dan Contoh-Nya! (gramedia.com) (Diakses 24 Mei 2023)

6
Penelitian ini mendeskripsikan berbagai karya yang relevan, berikut adalah karya-

karyanya:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Husna Rosidah mahasiswa program studi

Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2015

dengan judul skripsi “Pengaruh Kemampuan Menghafal Al-Qur’an terhadap Prestasi Belajar

Bahasa Arab Siswa Tahfidz MTs YAPI Pakem Sleman Yogyakarta ditinjau dari Perspektif Teori

Behaviorisme”. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif statistik dengan pendekatan

kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kemampuan

menghafal AL-Qur’an terhadap Prestasi Belajar Bahasa Arab khusus Siswa Tahfidz MTs YAPI

Pakem Sleman Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan tahfidz Al-Qur'an

yang dilakukan di pakem MTS YAPI dapat memengaruhi kemampuan belajar bahasa Arab

seseorang. Hal ini dibuktikan oleh data yang dikumpulkan oleh peneliti dari 32 siswa kelas

tahfidz MTs YAPI Pakem. Dengan menggunakan rumus korelasi produk momen, hasil penelitian

diperoleh dengan menggunakan analisis data penelitian. Hasil tersebut dibandingkan dengan

tabel momen produk dengan N=32 dan taraf signifikansi 5% diperoleh 0,349. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa rxy lebih besar dari r tabel (0,795> 0,349), yang menunjukkan bahwa

hafalan Al-Qur’an dan kemampuan belajar bahasa Arab siswa MTs YAPI Pakem baik.16

Perbedaan penelitian Husna dengan penelitian peneliti adalah, penelitian Husna menganalisis

Pengaruh Kemampuan Menghafal Al-Qur’an terhadap Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa

Tahfidz MTs YAPI Pakem Sleman Yogyakarta ditinjau dari Perspektif Teori Behaviorisme,

sedangkan penelitian peneliti menganalisis urgensi pembiasaan berbahasa Arab terhadap prestasi

tahfdzul Qur’an Pondok Pesantren Modern Baitussalam.


16
Husna Rosidah, Pengarh Kemampuan Mengahfal Al-Qur’an terhadap Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa
Tahfidz MTs YAPI Pakem Sleman Yogyakarta ditinjau dari Perspektif Teori Behaviorisme, SKRIPSI, UIN Sunan
Kalijaga, 2015, hal 7

7
Kedua, penelitian yang dilakukan Nufia N Nurjalilah mahasiswa program studi

Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tahun 2016

dengan judul skripsi “Pengaruh Kemampuan Bahasa Arab terhadap Prestasi Belajar Al-Qur’an

Hadist Siswa SMP Tahfidz Al-Amien Prenduan Sumenep”. Jenis penelitian ini menggunakan

penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan

observasi dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, berdasarkan uji hipotesis analisis

regresi linear sederhana, prestasi belajar Al-Qur'an dan Hadist siswa kelas VIII A SMP Tahfidz

Al-Amien Prenduan Sumenep Madura dipengaruhi oleh kemampuan bahasa Arab mereka.

Sesuai dengan nilai koefisien determinasi (R2) 0,385, pengaruh kemampuan bahasa Arab

terhadap hasil belajar Al-Qur'an dan Hadist siswa SMP Tahfidz Al-Amien Prenduan Sumenep

adalah 38,5%. Siswa kelas VIII A SMP Tahfidz Al-Amien Prenduan berada dalam tiga kategori

prestasi belajar Al-Qur'an Hadist, yaitu sedang, baik, dan sangat baik. Nilai prestasi belajar Al-

Qur'an Hadist siswa kelas VIII A SMP Tahfidz Al-Amien Prenduan adalah 10 siswi atau 31,25%

dalam kategori sangat baik, 20 siswi atau 62,5% dalam kategori baik, dan 2 siswa atau.17

Perbedaan penelitian Nufia dengan penelitian peneliti ialah penelitian Nufia menganalisis

pengaruh kemampuan bahasa Arab terhadap prestasi belajar Al-Qur’an Hadist, sedangkan

penelitian peneliti menganalisis urgensi pembiasaan berbahasa Arab terhadap prestasi tahfdzul

Qur’an Pondok Pesantren Modern Baitussalam.

Ketiga, penelitian yang dilakukan Iqo Istiqomah mahasiswa program studi Pendidikan

Bahasa Arab IAIN Purwokerto tahun 2018. dengan jurnal yang berjudul “Pengaruh Hafalan Al-

Qur’an terhadap Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas VIII SMP Al Irsyad Al Islamiyah

Purwokerto”. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan pendekatan

Nufia N Nurjalilah, Pengaruh Kemampuan Bahasa Arab terhadap Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadist
17

Siswa SMP Tahfidz Al-Amien Prenduan Sumenep, SKRIPSI, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016, hal xix

8
kuantitatif. Seluruh anggota populasi yang berjumlah 27 siswa yang menjadi sampel penelitian.

Pengumpulan data didapat melalui dokumentasi. Teknik analisis data adalah dengan

menggunakan analisis regresi linear sederhana.Hasil dari penelitian ini siswa SMP Al Irsyad Al

Islamiyah Purwokerto di kelas VIII tidak mengalami pengaruh hafalan al-Qur’an terhadap

kemampuan mereka dalam belajar bahasa Arab, menurut hasil pengujian analisis regresi. Besar

pengaruhnya adalah 6,8% karena koefisien determinasi atau R Squarenya adalah 0,068.

Persamaan regresi menunjukkan bahwa Y=9,479 + 0,843 X. Persamaan tersebut menyatakan

bahwa nilai variabel Y adalah 9,479 jika nilai variabel X tidak meningkat. Sebagai hasil dari

koefisien regresi sebesar 0,843, setiap penambahan satu nilai pada variabel X (hafalan al-Qur'an)

akan menghasilkan peningkatan sebesar 0,843 pada variabel Y (prestasi belajar bahasa Arab

siswa).18 Perbedaan penelitian Iqo Istiqomah dengan penelitian peneiti adalah penelitian Iqo

Istiqomah menganalisis Pengaruh Hafalan Al-Qur’an terhadap Prestasi Belajar Bahasa Arab

Siswa Kelas VIII SMP Al Irsyad Al Islamiyah Purwokerto, sedangkan penelitian peneliti

menganalisis urgensi pembiasaan berbahasa Arab terhadap prestasi tahfdzul Qur’an Pondok

Pesantren Modern Baitussalam.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Muh. Haris Zubaidillah, mahasiswa STIQ

Amuntai Kalimantan tahun 2018 dengan judul jurnal “ Hubungan Kemampuan Bahasa Arab

Dengan Prestasi Hafalan Al Quran”. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research),

dengan pendekatan kuantitatif, penelitian dilakukan untuk membuktikan atau menguji teori yang

telah dirumuskan melalui hipotesis.Adapun objek yang diteliti adalah siswa kelas X yang

berjumlah 160 orang, kemudian diambil sampel dengan teknik purposive sampling (pengambilan

sampel secara sengaja) 40 orang. Tujuan dari penelitian ini ialah mencari adakah hubungan

18
Iqo Istiqomah, “Pengaruh Hafalan Al-Qur’an terhadap Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas VIII
SMP Al Irsyad Al Islamiyah Purwokerto”, SKRIPSI, IAIN Purwokerto, 2020, hal v

9
antara kemampuan bahasa Arab dengan Prestasi Hafalan Al-Qur’an. Koefisien determinasi yang

ditemukan adalah 0,6812 = 0,4635. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengaruh kemampuan

berbicara bahasa Arab terhadap kemampuan menghafal Alquran adalah 46,35 %. Dengan

demikian, berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan

nyata antara kemampuan berbicara bahasa Arab dan kemampuan menghafal Al-Qur'an. 19

Perbedaan penelitian Muh. Haris Zubaidillah dengan peneliti yaitu penelitian Muh Haris

menganalisis hubungan antara kemampuan bahasa Arab dengan Prestasi hafalan Al-Qur’an,

sedangkan penelitian peneliti menganalisis urgensi pembiasaan berbahasa Arab terhadap prestasi

tahfdzul Qur’an Pondok Pesantren Modern Baitussalam.

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Yuniarti, mahasiswa Universitas Islam Negeri

Raden Fatah Palembang tahun 2021 dengan jurnal yang berjudul “Hubungan Menghafal Al

Quran Dengan Kemampuan Bahasa Arab Di Pesantren Dempo Darul Muttaqien“. Jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif ilmiah.

Teknik Pengumpulan data yang diakukan adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Informan dalam penelitian ini yaitu kepala madrasah Pondok Pesantren Dempo Darul Muttaqien

Pagar Alam, Waka kurikulum, beberapa guru Tahfidzul serta murid kelas 3 Madarasah Aliyah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kemampuan menghafal dan

kemampuan berbicara bahasa Arab. Banyak siswa yang menghafal Al-Quran tidak tahu arti kosa

kata yang dilafalkan.20 Perbedaan penelitian Yuniarti dengan penelitian peneliti adalah,

penelitian Yuniarti menganalisis hubungan antara menghafal Al-Qur’an dengan kemampuan

bahasa Arab dengan di Pesantren Dempo Darul Muttaqien, sedangkan penelitian peneliti
19
Muh. Haris Zubaidillah, Hubungan Kemampuan Bahasa Arab dengan Prestasi Hafalan Al-Qur’an,
Jurnal Al Mi’yar Vol. 1, No. 2 Oktober 2018, hal. 19
20
Yuniarti, Hubungan Menghafal Al Quran Dengan Kemampuan Bahasa Arab Di Pesantren Dempo Darul
Muttaqien, Al-Fathin Vol. 3, Edisi 2 Juli-Desember 2020, hal 21

10
menganalisis urgensi pembiasaan berbahasa Arab terhadap prestasi tahfdzul Qur’an Pondok

Pesantren Modern Baitussalam.

E. Kerangka Teori

1. Teori Pembiasaan

a. Pengertian Pembiasaan

Pembiasaan menurut KBBI adalah proses atau perbuatan pembiasaan. 21 Pembiasaan ialah

sesuatu yang dilakukan secara berulang dengan tujuan menjadi sebuah kebiasaan. Dikutip dari

Moh Ahsanulkhaq , pembiasaan adalah pengulangan.22 bisa diambil kesimpulan pembiasaan

adalah perbuatan yang di ulang agar menjadi sebuah kebiasaan.

Dalam konteks pembelajaran, pembiasaan dapat didefinisikan sebagai proses

pengembangan kebiasaan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pembiasaan adalah

tindakan yang dilakukan berulang kali. Dengan demikian, pembiasaan tidak hanya merupakan

pengetahuan kognitif, tetapi juga keterampilan yang diberikan oleh guru.23

b. Teori Pembiasaan

Pada ilmu psikologi terdapat teori tingkah laku yang sering disebut behaviorisme.

Behavirosme dalam psikologi merupakan aliran pemikiran yang menekankan pengendalian

perilaku lingkungan melalui pembelajaran. Behaviorisme ini muncul pada tahun 1913 dan

pencetus nya ialah John B. Watson. Menurut John B. Watson, subjek psikologi yang tepat adalah

21
Hasil Pencarian - KBBI Daring (kemdikbud.go.id) (diakses tanggal 27 Mei 2023)
22
Moh Ahsanulkhaq, Membentuk Karakter Religius PEserta Didik Melalui Metode Pembiasaan, Junral
Prakarsa paedagogia, Vol. 2N0. 1 2019, hal 24-15
23
Ibid… hal 29-30

11
perilaku yang dapat diamati, bukan kesadaran batin yang tidak dapat diamati. 24 Behaviorisme ini

lebih fokus pada tendensi respons yang dapat diamati. Pendekatan perilaku mengatakan bahwa

kepribadian seseorang terdiri dari kumpulan reaksi yang berkaitan dengan berbagai situasi

rangsangan. Pendekatan perilaku sangat memperhatikan perkembangan kepribadian, tetapi

kurang memperhatikan struktur kepribadian. Mereka menyatakan bahwa berkembang melalui

belajar. Pengalaman menyebabkan perubahan tingkah laku yang bertahan lama.25

Teori behaviorisme ini juga menjadi salah satu teori belajar, teori belajar behavioristik.

Tokoh pada teori belajar behavioristik ini ada John Locke, J.B Watson, E.R Guthrie dan lain-

lain. Secara umum teori belajar behavioristik mengemukakan perilaku yang dapat diukur secara

konkret. Menurut John Locke, mementingkan pengaruh lingkungan, memperhatikan aspek,

peran reaksi (respons), mekanisme pembentukan hasil belajar, pembentukan kebiasaan, dan
26
teknik coba-coba dan gagal (trial and error) adalah karakteristik teori belajar behavioristik.

Menurut behaviorisme, belajar adalah sebuah perubahan tingkah laku yang dipengaruhi stimulus

dan mendapatkan respons.

2. Berbahasa Arab

a. Pengertian Berbahasa Arab

Berbahasa yaitu menggunakan bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi guna

menyampaiakan ide, gagasan pikiran seseorang untuk disampaikan kepada lawan bicara.

Michael W. Passer, PSYCHOLOGY The Science of Mind and Behavior, (New York : Mc-Graw-Hill,
24

2008), hal 9
25
Nurfarhanah,Pespektif Teori Behavioristik Dalam Belajar Dan Pembelajaran, artikel, 2018, hal 1

26
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, ( Yogjakarta Ar-Ruz Media, 2014)
hal 260

12
Berbahasa Arab berarti menggunakan bahasa Arab. Bahasa Arab kini sudah kerap ditemui

dimata pelajaran sekolah di Indonesia. Bahasa arab menjadi penting karena bahas Arab adalah

bahasa Al-Qur’an dimana Al-Qu’ran adalah pedoman hidup umat muslim. 27 Selain itu banyak

ilmu pengetahuan yang dibungkus buku dengan bahasa Arab, salah satunya kitab kuning.

Menurut Djiwandono yang dikutip oleh Abdul Wahab Rosyidi, tujuan utama dari belajar bahasa

adalah penguasaan kemampuan berbahasa. Acuan kemampuan berbahasa mengacu pada

kemampuan untuk menggunakan bahasa secara langsung. 28 Maharah al-istima' (menyimak),

maharah at-takallum (berbicara), maharah qiro'ah (membaca), dan maharoh al-kitabah adalah

contoh penguasaan berbahasa Arab.

b. Kegiatan berbahasa Arab

1) Mendengar

Santri terbiasa mendengarkan berita, pengumuman ataupun penjelasan dari guru

menggunakan bahasa Arab. Dengan begitu pendengaran mereka akan terlatih dan dapat

memahami pembicaraan yang dimaksud, gaya bahasa dan juga model komunikasi.

2) Berbicara

Setelah terbiasa mendengar dengan baik, selanjutnya santri dapat melafalkan kosa kata

bahasa Arab. Bisa juga dengan muhadasah atau percakapan bahasa Arab. Pidato atau

muhadloroh juga salah satu alternatif lain untuk melatih berbicara bahasa Arab.

Mustafa, Dinamika Metode Pembelajaran Bahasa Arab, Loghat Arabi: Jurnal Bahasa Arab & Pendidikan
27

Bahasa Arab, Vol. 1, No. 2, Desember 2020, hal 57


28
Abdul Wahab Rosyidi, Media pembelajaran bahasa Arab. (UIN-Maliki Press, 2009)

13
3) Membaca

Selanjutnya membaca kalimat atau teks bahasa Arab. Membaca disini bisa membaca

jelas, dalam hati dan juga membaca intensif. Bisa membaca teks buku ataupun kalimat-kalimat

bahasa arab secara umum.

4) Menulis

Terakhir menulis, santri bisa belajar menulis dengan imla’ atau dekte dan insya’

mengarang bebas. Bisa juga melatih menulis dengan membuat kalimat dari daftar kata baru yang

dibagikan.29

3. Tahfidzul Qur’an

a. Pengertian Tahfidzul Quran

Secara bahasa Tahfidzul Quran terdiri dari gabungan dua kata namun memiliki arti

yang sangat berbeda, yaitu kata tahfidz berasal dari bahasa arab hafidza-yuhafadzu-hifdzan

yang memiliki arti menghafalkan.30 Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Tahfidzul

Quran memiliki arti menghafal, berarti Tahfidzul Quran adalah usaha yang dilakukan

seseorang dalam proses mengingat bacaan yang dibaca yang kemudian diserap kedalam

pikiran agar selalu ingat.31 Dari pengertian di atas, Tahfidzul Quran yaitu aktifitas yang

dilakukan oleh seseorang dalam menghafalkan serta mengingat bacaan dan mengulang-ulang

bacaan tersebut agar tidak mudah terlupakan.

29
Subur, Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, Insania, Vol. 11, Jan-Apr, Tahun 2006, hal
5-7
30
Sucipto, Tahfidz Al-Quran Melejitkan Prestasi, (Sidoarjo:Guepedia, 2020), hal. 13
31
Arti kata tahfidz - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online (Diakses tanggal 27 Mei 2023)

14
Al-Quran berasal dari ‫ قرآن‬،‫ يقرأ‬،‫ قرأ‬artinya bacaan atau yang dibaca, serta Al-Quran

merupakan sinonim atau masdar dari qiroa’ah yang artinya bacaan. Sedang menurut istilah Al-

Quran adalah kalam Allah yang berisi mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw

melalui perantaraan malaikat Jibril.32 Al-Quran merupakan salah satu kitab suci yang Allah

turunkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, dengan tujuan menyempurnakan

kitab-kitab terdahulu, yang diturunkan kepada Nabi-nabi sebelumnya. Adapun kitab-kitab

terdahulu yaitu kitab Taurat, Zabur dan Injil. Sebagaimana pengertian yang telah disebutkan di

atas, Tahfidzul Quran adalah proses mengulang-ulang suatu bacaan baik dengan membaca

maupun mendengarkan, sehingga secara tidak langsung berupaya mengakrabkan pembaca

dengan penciptanya.

b. Metode Tahfidzul Quran

Metode merupakan cara yang digunakan oleh seseorang untuk mencapai target

serta tujuan yang diinginkan. Dalam proses membaca Al-Quran peran metode menghafal Al-

Quran sangatlah besar dalam mendukung keberhasilan seseorang dalam hafalan, serta

penggunaan metode yang tepat akan mempermudahkan seseorang saat proses menghafal

dengan cepat dan baik sesuai dengan hukum bacaan Al-Quran. 33 Metode menghafal Al-Quran

sangatlah banyak tergantung pada orang yang ingin menghafalkan Al-Quran, karena setiap

orang memiliki kadar hafalan serta kemampuan menghafal yang berbeda-beda. Menurut

sa’adulloh metode menghafal Al-Quran adalah sebagai berikut:

a) Bi-Nadzar, membaca ayat-ayat Al-Qur'an dengan teliti, yang dapat dihafal dengan

melihat mushaf berulang kali.

Ridhoul Wahidi & M. Syukron Maksum, Beli Surga dengan Al-Quran:Kumpulan Dalil dan Kisah Luar
32

Biasa Pembaca dan Penghafal Al-Quran, (Medpress,2013),hal 11


33
Sunhaji, Pengembangan Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Islam di Sekolah/Madrasah:
(Studi Teoritik dan Praktik di Sekolah/Madrasah) Buku II, (Purwokerto:Zahira Media Publisher, 2020). Hal. 146

15
b) Tahfidz, yaitu menghafal ayat-ayat Al-Qur'an secara bertahap yang telah dibaca secara

bin-nazhar.

c) Talaqqi adalah menyerahkan atau mendengarkan hafalan baru kepada seorang guru.

d) Takrir adalah mengulang atau menyima'kan hafalan yang telah dihafalkan atau

disima'kan kepada guru sebelumnya.

e) Tasmi: mendengarkan bacaan hafalan orang lain, baik individu maupun kelompok.34

c. Faktor Penghambat Menghafal Al-Quran

Beberapa faktor yang dapat menghambat hafalan AL-Quran ini bisa datang dari dalam

diri murid maupun faktor dari luar murid, adapun faktor-faktor yang sering dirasakan oleh

murid dalam menghafal Al-Quran antara lain sebagai berikut:

1. Munculnya sifat bermalas-malasan.

2. Waktu hafalan yang terbatas dan bentrok antara jam hafalan dan jam belajar sehingga

murid kurangnya fokus sehingga hafalan menjadi kurang maksimal.

3. Murid merasa malas apabila bertemu dengan ayat yang panjang, karena biasanya ayat

yang panjang akan membuat murid terbelit-belit dalam hafalannya.

4. Bermain/game adalah salah satu penghambat murid dalam menghafal Al-Quran, karena

dengan terlalu banyak waktu bermain akan mengurangi waktu murojaah.

5. Bosan dalam menghafal Al-Quran, hal ini biasanya diakibatkan karena ayat yang dibaca

susah untuk dihafalkan, sebab kalimat pada ayat yang jarang dijumpai atau banyaknya

ayat yang serupa.35

Waliko, Metode Tahfidz Al-Quran di Nusantara: disertai Rujukan Lembaga Pendidikan dan Pesantren
34

yang Menerapkan (Banyumas:wawasan ilmu, 2022), hlm. 123


35
Sakinah Assegaf, Meraih Prestasi Belajar dengan Tahfidz Al-Quran Tinjauan Sekolah Islam di Jakarta,
hal. 176-177

16
d. Indikasi Prestasi Tahfidzul Qur’an

Indikasi merupakan tanda-tanda atau petunjuk yang mengarah kepada sesuatu.

Sedangkan prestasi menurut KBBI adalah hasil yang telah dicapai. Hasil yang diperoleh dari

kegiatan belajar yang bersifat koginitif dan umumnya di tentukan dengan penilaian, atau juga

bisa dimaknai dengan penguasaan keterampilan. 36 Selanjutnya, tahfidz atau menghafal, atau

menjaga, seperti yang telah dijelaskan diatas, mengahafal adalah proses menghayati ayat-ayat

Al-Qur’an, lalu mengingat dan melekat dalam pikiran. Jadi indikasi prestasi tahfidzul Qur’an

adalah apa apa saja yang menunjukkan suatu hasil dalam usaha mengahafal Al-Qur’an.

Indikasi berprestasi dalam tahfidzul Qur’an ini sangat luas dan berbeda-beda setiap

intansinya, namun secara umum indikasi orang yang berprestasi dalam hafalan yaitu yang bacaan

Al-Qur’annya sesuai dengan tajwid dan makharijul huruf nya, memahami makna dari ayat yang

dihafal,dan mampu mengamalkan isi kandungan ayat yang dihafal.37

F. Metode Penelitian

1. Jenis, Metode, dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dimana

penelitian lapangan adalah penelitian yang menggunakan informasi yang diperoleh dari subjek

penelitian yang disebut responden dan informan melalui alat pengumpulan data dilapangan.

Selanjutnya peneliti memakai metode penelitian kualitatif deskriptif adalah jenis penelitian yang

mengumpulkan data deskriptif tentang individu atau perilaku mereka dalam bentuk kata-kata

tertulis atau lisan.38 Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena ditinjau dari
36
Arti Kata "prestasi" Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia | KBBI.co.id (Diakses 29 Mei 2023)

Wawancara dengan Musyrifah Tahfidz Pondok Pesantren Modern Baitussalam, Ustadzah Azizah, pada
37

Tanggal 29 Mei 2023


38
Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian, (Banjarmasin: Antasari Press, 2011). Hal. 14

17
permasalahan yang diteliti akan berkembang secara alami sesuai dengan situasi dan kondisi di

lapangan. Studi yang digunakan adalah studi fenomologi, yang mana studi fenomologi adalah

mengidentifikasi hakikat pengalaman manusia tentang suatu fenomena tertentu. 39 Sehingga

informasi yang akan didapat detail dan cocok karena penelitian ini membahas urgensi

pembiasaan berbahasa arab terhadap prestasi tahfidzul Qur’an bagi santri kelas 11 Pondok

Pesantren Modern Baitussalam.

2. Sumber Data

Penelitian ini memerlukan data yang tepat untuk dapat diuraikan dalam penelitian seperti

manusia, kejadian, dan dokumentasi. Untuk itu terdapat beberapa sumber data yang tercantum

dalam penelitian ini.

a. Sumber Data Primer

Dikutip dari Rahmadi, Bungin berpendapat data primer ialah data yang didapat tanpa

perantara dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. 40 Data diperoleh

langsung dari perorangan, kelompok, atau organisasi, sehingga dalam penelitian ini data primer

nya berasal dari santri kelas 11 PPM Baitussalam.

b. Sumber Data Sekunder

Berkebalikan dengan data primer, data sekunder bukan diperoleh dari sumber pertama.

Menurut Bungin, dikutip dari Rahmadi data sekunder ialah data yang diperoleh dari sumber

kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan. Menurut Amirin, data sekunder
39
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almansur, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Ar-Ruzz Media, 2012, hal 57
40
Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian,… hal 71

18
merupakan data yang bukan dimuat dari sumber asli informasi atau data penelitian. 41 Maka data

sekunder dari penelitian ini ialah dokumen, berkas dari objek penelitian ini seperti profil, struktur

Pondok Pesantren Modern Baitussalam, dan dokumen lainnya yang masih memilik sangkut paut

dengan penelitian ini.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek merupakan sesuatu atau seseorang yang dapat memberi informasi tentang situasi

atau kondisi tertentu yang diperlukan saat penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah santri

kelas 11 Pondok Pesantren Modern Baitussalam.

Sementara itu, menurut Sugiyono, objek adalah karakteristik, sifat, dan nilair dari orang,

objek, atau kegiatan dengan variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulan.42 Atau secara sederhana objek adalah pokok bahasan penelitian atau

permasalahan yang sedang diteliti, disini objek penelitiannya adalah seputar urgensi pembiasaan

berbahasa Arab terhadap prestasi tahfidzul Qur’an bagi santri kelas 11 Pondok Pesantren Modern

Baitussalam.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa teknik yang dirasa akan sesuai

dengan pencernaan penelitian sesuai topik permasalahan dan bisa melengkapi satu dengan yang

lainnya. Berikut adalah teknik pengumpulan data yang digunakan:

a. Observasi

41
Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian,… hal 71
42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Alfabeta, 2014

19
Observasi atau pengamatan ialah teknik pengumpulan data, dimana peneliti harus turun

ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-

benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan. 43 Peneliti akan menggunakan metode ini dan turun

langsung ke PPM Baitussalam untuk mengamati langsung serta mencatat apa saja hasil

pengamatan selama pengamatan berlangsung. Teknik observasi dibagi menjadi beberapa macam

yakni observasi partisipatif yang mana mengharuskan peneliti terlibat dalam kehidupan

masyarakat yang diteliti dan memahami gejala-gejala yang ada. Selanjutnya observasi terus

terang, sesuai namanya observasi ini sang peneliti menyatakan sedang melakukan penelitian dan

subjek penelitian sebagai sumber data. Yang berikutnya observasi tak berstruktur dimana fokus

penelitian belum jelas dan akan berkembang sejalan dengan berlangsungnya kegiatan observasi.

Yang terakhir adalah observasi terkendali, observasi ini subjek dan kondisi yang diamati di

seleksi terlebih dahulu dan selanjutnya dikendalikan oleh peneliti .44

Peneliti disini akan menggunakan observasi terus terang, karena peneliti akan

menjelaskan sejak awal bahwa peneliti sedang melakukan penelitian dan subjek penelitian yang

mana itu adalah santri kelas 11 diberitahu bahwa sedang menjadi sumber data. Pada

pengumpulan data ini, data yang akan dicari adalah seputar kegiatan pembiasaan berbahasa,

prestasi hafalan Al-Qur’an dan urgensi antar keduanya.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang paling khas dari penelitian kualitatif.

wawancara berlangsung dengan tanya jawab untuk mendapatkan informasi tertentu. Peneliti

sebagai pewawancara dan subjek sebagai informan wawancara. Dalam pelaksaanaan wawancara
43
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almansur, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Ar-Ruzz Media, 2012, hal. 165
44
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almansur, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Ar-Ruzz Media, 2012,
hal.166-174

20
ini, peneliti diharapkan bisa luwes, arahnya terbuka, dapat membuat percakapan terasa menarik

agar tidak jenuh agar mendapatkan informasi , data, dan keterangan yang lebih kaya.45

Peneliti akan menggunakan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur pada penelitian

ini. Wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara baku, merupakan wawancara yang

pertanyaanya sudah disiapkan sebelumnya, sedangkan wawancara tak terstruktur juga bisa

disebut wawancara mendalam, wawancara yang pada pelaksanaanya seperti percakapan

informal, yang tujuannya untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam dan bervariatif.

Wawancara tak terstruktur ini susunan kata dan urutanya menyesuaikan tiap-tiap informan. 46

Pada penelitian ini yang akan diwawancari adalah santri kelas 11 PPM Baitussalam,

adapun informasi yang akan didapat berkenaan dengan wawancara ini terkait urgensi

pembiasaan berbahasa Arab terhadap prestasi tahfidzul Qur’an bagi santri kelas 11 pondok

pesantren modern baitussalam.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu metode yang acap kali kurang maksimal dalam

pelaksanaannya. Dokumentasi adalah bahan tertulis atau film yang tidak dipersiapkan karena

adanya permintaan seseorang peneliti.47 Data yang akan peniliti dapat dari teknik dokumentasi

adalah foto dokumentasi kegiatan pembiasaan berbahasa Arab, berkas atau laporan prestasi

tahfidzul Qur’an serta gambaran umum Pondok Pesantren Modern Baitussalam.

45
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almansur, Metodelogi Penelitian Kualitatif,… hal 177-175

M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almansur, Metodelogi Penelitian Kualitatif,… hal 175-176
46

M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almansur, Metodelogi Penelitian Kualitatif,… hal 199
47

21
5. Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman mendefinisikan analisis data kualitatif sebagai analisis data yang

menggunakan kata-kata yang selalu disusun dalam sebuah teks yang kemudian diperluas atau

dideskripsikan. Adapun dalam proses menganalisis data ada tiga tahapan yang dilalui, yaitu

a. Reduksi Data, ialah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang didapat dari catatan atau hasil wawancara di

lokasi penelitian.

b. Penyajian Data, merupakan proses menyajikan sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data

bisa berupa bagan, chart, grafik, matriks dan sebagainya.

c. Penarikan Kesimpulan, pada tahap ini peneliti menyimpulkan hasil dari proses-proses

sebelumnya. Kesimpulan bisa berupa kesimpulan sementara ataupun mutlak mengikuti

berjalannya penelitian.48

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah menyusun dan memahami proposal ini, maka peneliti membentuk

sebuah sistematika pemahaman sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab I ini sebagai kerangka awal

dari penelitian yang akan dijelaskan pada bab selanjutnya.

48
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almansur, Metodelogi Penelitian Kualitatif,… hal 306

22
BAB II. LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN

Membahas tentang landasan teori, meliputi teori pendidikan Behavioristik yang

dicetuskan oleh John Locke. Bab II ini akan dijadikan sebagai kerangka berpikir untuk

membantu menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.

BAB III: GAMBARAN UMUM Pondok Pesantren Modern Baitussalam

Gambaran umum Pondok Pesantren Modern Baitussalam yang mencangkup letak

geografis Pondok Pesantren Modern Baitussalam, profil Pondok Pesantren Modern Baitussalam ,

sejarah singkat Pondok Pesantren Modern Baitussalam, visi misi dan tujuan Pondok Pesantren

Modern Baitussalam, struktur organisasi Pondok Pesantren Modern Baitussalam, kurikulum

Pondok Pesantren Modern Baitussalam, keadaan peserta didik, keadaan sarana dan prasarana dan

proses pembiasaan berbahasa Arab di ondok Pesantren Modern Baitussalam

BAB IV. PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang urgensi pembiasaan berbahasa Arab terhadap prestasi

tahfidzul Qur’an bagi santri kelas 11P ondok Pesantren Modern Baitussalam

BAB V. PENUTUP

Pada bab penutup terdapat kesimpulan dan saran. Namun setelah kesimpulan dan saran

terdapat lampiran-lampiran yang memiliki hubungan dengan penelitian dan riwayat hidup

peneliti.

23
DAFTAR PUSTAKA

Abdulwaly, C. (2020). Pedoman Muraja’ah Al-Quran. Farha Pustaka.

Aflisia, N. (2016). Urgensi Bahasa Arab bagi Hafizh Al-Qur’an. FOKUS Jurnal Kajian

Keislaman Dan Kemasyarakatan, 1(1), 47–66.

http://journal.iaincurup.ac.id/index.php/JF/article/view/64

Ahsanulkhaq, M. (2019). Membentuk Karakter Religius Peserta Didik Melalui Metode

Pembiasaan. Jurnal Prakarsa Paedagogia, 2(1). https://doi.org/10.24176/jpp.v2i1.4312

Andriani, A. (2015). Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab dalam Pendidikan Islam. Ta’allum:

Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 39–56. https://doi.org/10.21274/taalum.2015.3.1.39-56

Assegaf, S. (2020). Meraih Prestasi Belajar dengan Tahfidz Al-Qur’an Tinjauan Sekolah Islam

di Jakarta. A- Empat.

24
Arti kata tahfidz - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online (Di akses tanggal 27 Mei

2023)

Arti Kata "prestasi" Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia | KBBI.co.id (Di akses tanggal 29

Mei 2023)

Bahasa Arab Sebagai Alat Komunikasi Internasional (republika.co.id) (Di akses 18 Mei 2023)

Fanani, I. (2016). Problematika Menghafal Al- Qur’an (Studi Komparasi di Pondok Pesantren

Tahfidzul Qur’an Hasan Patihan Wetan dan Pondok Pesantren Nurul Qur’an Pakunden

Ponorogo). Skripsi, 1–96.

Ghony, M. D. (2012). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Ar-Ruz Media.

Hakim, L., Tinggi, S., Islam, A., Language, A., & Qur, H. (2022). Urgensi Pembelajaran Bahasa

Arab Bagi Pendidikan Hafidzul Qur ’ an. EDUCATIA: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Agama

…, 12(2), 173–199. https://jurnal.educatia.id/ojs3/index.php/educatia/article/view/29

Hasil Pencarian - KBBI Daring (kemdikbud.go.id) (di akses tanggal 27 Mei 2023)

Istiqomah, I. Q. O. (2018). Pengaruh Hafalan Al-Qur’an Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Arab

Siswa Kelas Viii Smp Al Irsy Al Islamiyah Purwokerto. Pendidikan Bahasa Arab, 67.

Mustafa, M. (2021). Dinamika Metode Pembelajaran Bahasa Arab. Loghat Arabi : Jurnal

Bahasa Arab Dan Pendidikan Bahasa Arab, 1(2), 56. https://doi.org/10.36915/la.v1i2.17

Mustofa, S. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. UIN Maliki Press.

Nasir, A. (2015). Sejarah Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Kota Pasuruan. CV. Sarnu

25
Untung.

Ningrum, N. N. (2016). Pengaruh kemampuan bahasa arab terhadap prestasi belajar al-quran

hadits siswa smp tahfidz al-amien prenduan sumenep. 134.

Nurfarhanah. (2018). Perspektif teori behavioristik dalam belajar dan pembelajaran. Jurnal

Bahana Manajemen Pendidikan, 8(November), 2–12.

Passer, M. W. (2008). PSYCHOLOGY The Science of Mind and Behavior. McGraw-Hill.

Pengertian Bahasa Menurut Ahli (kompas.com) (di akses 19 Mei 2023)

Pondok Pesantren Modern Baitussalam Prambanan (Di akses 24 Mei 2023)

Prawira, P. A. (2014). Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Ar-Ruz Media.

Rahmadi. (2011). Pengantar Metodelogi Penelitian. Antasari Press.

Rangkuti, A. N. H., Khairiyah, H., & ... (2022). Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab bagi

Hafizhul Qur’an. … Bahasa Arab, 4, 1–12.

https://ejournal.iaiskjmalang.ac.id/index.php/muhad/article/view/497

Rosidah, H. (2015). Pengaruh Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Terhadap Prestasi Belajar

Bahasa Arab Siswa Tahfidz MTs YAPI Pakem Yogyakarta Ditinjau dari Perspektif Teori

Behaviorisme. 1, 1–27.

Rosyadi, S., & Alim, A. (2022). Program pembiasaan berbahasa Arab di MTs Pondok Pesantren

Al-Ma’tuq Sukabumi. Tawazun: Jurnal Pendidikan Islam, 15(3), 447.

26
https://doi.org/10.32832/tawazun.v15i3.7499

Sa’adulloh. (2008). 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an. Gema Insani.

Santoso, I. (2014). Pembelajaran Bahasa Asing Di Indonesia: Antara Globalisasi Dan Hegemoni.

Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 14(1), 1.

https://doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v14i1.696

Subur, S. (1970). Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. INSANIA : Jurnal

Pemikiran Alternatif Kependidikan, 11(2), 164–175.

https://doi.org/10.24090/insania.v11i2.165.

Sucipto. (2020). Tahfid Al-Qur’an Melejitkan Prestasi. Guepedia.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta.

Sunhaji. (2022). Pengembangan Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah /

Madrasah. Zahira Media Publisher.

Tinjauan Pustaka: Pengertian, Fungsi, Manfaat, dan Contoh-Nya! (gramedia.com) (Di akses 24

Mei 2023)

Wahidi, R. (2013). Beli Surga dengan Al-Qur’an. medpress digital.

Waliko. (2022). Metode Tahfidz Al-Qur’an di Nusantara. Wawasan Ilmu.

Yuniarti. (2020). Hubungan Menghafal Al Quran dengan Kemampuan Bahasa Arab di Pesantren

Dempo Darul Muttaqien. Al-Fathin: Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab, 3(2), 220–228.

https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/al-fathin/article/view/3098

27
Wawancara dengan santri kelas 11, Aurel, pada tanggal 17 Mei 2023

Wawancara dengan Musyrifah Tahfidz Pondok Pesantren Modern Baitussalam, Ustadzah Azizah,

pada Tanggal 29 Mei 2023

28

Anda mungkin juga menyukai