Anda di halaman 1dari 19

Proposal Skripsi

IMPLEMENTASI MEDIA KISMIS DALAM PEMBELAJARAN


BAHASA ARAB KELAS III DI SDIP AL MADINAH

Disusun Oleh:
ARIQ AL HAIDAR
NIM. 190231611670

DEPARTEMEN SASTRA ARAB


FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

DESEMBER, 2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................


DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 3
1.4. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ........................ 5
2.1. Kajian Pustaka.............................................................................................. 5
2.2. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 7
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 14
3.1. Rancangan Penelitian ................................................................................. 14
3.2. Data Penelitian ........................................................................................... 14
3.3. Analisis Data Penelitian .............................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR RUJUKAN .......................................................................................... 17

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Peralihan masa pandemic ke normal menjadi masalah baru dalam dunia
Pendidikan. Bagaimana tidak, para murid dan guru perlu beradaptasi kembali
dalam melakukan pembelajaran tatap muka karena sebelumnya pembelajaran
berlangsung secara daring dan terjadi learning loss serta penurunan hasi
belajar. Karena itu untuk mengejar ketertinggalan siswa, guru harus memutar
otak sekali lagi untuk mengejar ketertinggalan tersebut, dan pada akhirnya
Lembaga Pendidikan Bersama kementrian Pendidikan Indonesia
menciptakan kurikulum merdeka belajar untuk membantu para guru dan
murid beradaptasi melakukan pembelajaran tatap muka setelah sekian lama
tertinggal dalam hasil belajarnya serta.
kurikulum merdeka belajar mengharuskan guru mampu menggunakan
berbagai perangkat ajar untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa (Ikhwan,
2022).
Mata pelajaran bahasa arab membahas kosakata tentang kehidupan sehari-
hari dan Menyusun sebuah kalimat lengkap dalam bahasa arab. Meskipun
sudah dikenalkan huruf hijaiyah di TPQ atau di sekolah, bahasa arab masih
terbilang asing dan sulit diucapkan oleh sebagian siswa. Pembelajaran yang
disampaikan guru tidak sesuai harapan dan kondisi siswa karena terpaku pada
buku materi.
pelajaran bahasa arab bisa dibilang cukup sulit untuk dipahami, bahkan
karena kesulitan tersebut, Sebagian siswa tidak antusias dan merasa berat hati
Ketika sudah memasuki waktu pelajaran bahasa arab.
Untuk mempermudah pembelajaran, perlu ada implementasi media
pembelajaran untuk menambah daya tarik siswa saat belajar. Salah satu jenis
media pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran bahasa arab adalah
media serba aneka, media yang menyesuaikan suatu potensi yang ada di
sekitar sekolah untuk menambah minat siswa dalam kegiatan belajar bahasa
arab (Nugraha, 2020).
1
Siswa kelas II SDIP Al Madinah pada pertengahan semester 1 ini masih
kesulitan dalam mengeja dan menulis huruf hijaiyah. Saat pembelajaran
masih daring, banyak dari siswa kelas II yang tidak memiliki alat elektronik
yang mumpuni sehingga terjadi ketertinggalan materi dan penurunan nilai di
mata pelajaran bahasa arab. Dengan media berjenis serba aneka, siswa dan
guru dituntut untuk aktif dan melibatkan semua indra tubuh sehingga
menghidupkan suasana pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran
bahasa arab.
Pada materi َ‫ َهََاَو ه َهََا‬mencakup submateri berupa macam-macam isim
isyaroh : َ‫ َهاَو ه َهاَ ه ذَلكَ ه ت ْلك‬, kalimat untuk bertanya, dan penggunaan isim
isyaroh dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti menautkan ketiga submateri
tersebut karena sering dijumpai pada soal bahasa arab kelas II, yang kedua
karena diperkirakan oleh peneliti jika siswa kelas II akan kesulitan untuk
menentukan isim isyaroh yang tepat pada suatu kalimat, karena selain dalam
perbedaan arti, kata tunjuk atau isim isyaroh juga memiliki perbedaan antara
mudzakar dengan mu’annas. Dan ketiga yakni pada dasarnya ilmu
pengetahuan adalah ilmu literasi yang mengedepankan kegunaan, maka
diperdalamlah penggunaan isim isyaroh dan macam-macamnya, yang mana
penggunaan kata tunjuk dalam bahasa arab lebih banyak digunakan dalam
kehidupan seshari-hari misalnya pada seperti film, majalah islami, al quran,
maupun contoh lainya yang masih menggunakan isim isyaroh pada
penggunaanya.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses penerapan media kismis pada pembelajaran bahasa arab
kelas II di SD Islam Plus Al Madinah Karangploso?
2. Bagaimana hasil penerapan media kismis kelas II di SD Islam Plus Al
Madinah Karangploso?

2
1.3. Tujuan Penelitian
Dari uraian latar belakang masalah beserta rumusan masalah di atas,
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses penerapan media kismis kelas II di SD Islam
Plus Al Madinah Karangploso.
2. Untuk mengetahui hasil penerapan media kismis kelas II di SD Islam Plus
Al Madinah Karangploso.
1.4. Kegunaan Penelitian
Dari latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan
di atas, manfaat dari adanya penelitian menggunakan media Kismis ini adalah
yang pertama adalah dapat menghemat biaya dalam pembuatan media
pembelajaran karena media kismis memanfaatkan bahan-bahan dari sekitar
lingkungan belajar dalam pembuatan media tersebut, dan manfaat yang kedua
adalah adanya tampilan kosakata praktis yang akan mempermudah siswa
kelas II sekolah dasar dalam menghafal mufrodat bahasa arab.
Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini diantaranya
ialah:
1. Kegunaan Teoritis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan contoh media
kismis dalam pelajaran bahasa arab agar dapat meningkatkan minat
bakat serta akademik siswa.
b. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi jalan pembuka bagi peneliti
lain yang berkaitan dengan penerapan media kismis pada pelajaran
bahasa arab.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Jurusan
Dapat digunakan sebagai arsip dan bahan pustaka yang dapat
dipelajari oleh dosen dan/ mahasiswa Jurusan Sastra Arab di
Universitas Negeri Malang baik untuk keperluan penelitian ataupun
tugas kuliah, khususnya yang menyangkut penerapan media kismis.
b. Bagi Sekolah

3
Dapat digunakan sebagai acuan mengetahui media serta strategi
pembelajaran yang bisa digunakan siswa untuk mempelajari pelajaran
bahasa arab.
c. Bagi Guru
Sebagai masukan bagi guru guna meningkatkan inovasi dan
kreativitas dalam menerapkan media pembelajaran serta penggunaan
strategi pembelajaran agar hasil belajar atau kemampuan siswa dapat
meningkat.
d. Bagi Orang Tua
Dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam membantu
siswa untuk belajar bahasa arab agar hasil belajar siswa dapat
meningkat.
e. Bagi Peneliti
Sebagai sarana guna memperluas wawasan peneliti tentang
berbagai hal yang terkait dengan penerapan media kismis pada pelajaran
bahasa arab, serta untuk syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Universitas Negeri Malang.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1. Kajian Pustaka


Penelitian menerapkan media pembelajaran flashcard atau kartu
bergambar dalam peningkatan bahasa arab siswa secara umum sudah
banyak dilakukan, diantaranya Penelitian oleh Zahratun Fajriah (2015)
dengan penelitian yang berjudul “Peningkatan Penguasaan Kosakata
Bahasa Arab(Mufrodat) Melalui Penggunaan Media Kartu Kata
Bergambar”. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas I MI Nurul
Hakim Kediri dengan jumlah siswa 19 orang. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas (action research) yang dilakukan dengan 2 siklus
dan menggunakan pendekatan kualitatif. 2 siklus tersebut berupa aktivitas
Tindakan dan aktivitas penelitian dengan dilakukan oleh orang yang sama
atau orang yang berbeda dengan saling bekerja sama yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas I pada pelajaran Bahasa Arab di MI
Nurul Hakim Kediri. Hal ini merujuk pada keseluruhan persentase nilai
yang awalnya sebanyak 34,52 % meningkat drastis setelah siklus I yaitu
sebesar 52,20% dan naik lagi setelah siklus II sebesar 90% ketuntasan dari
batas 80% ketuntasan pada KKM yang ditentukan. Persamaan penelitian
Zahratun dengan penelitian ini adalah upaya meningkatkan penguasaan
kosakata siswa dari kemampuan berbicara, menulis, membaca dan
menyimak mufrodat bahasa arab dengan media pembelajaran bahasa
berbentuk kartu bergambar. Perbedaan penelitian Zahratun dengan
penelitian ini adalah subjek yang diteliti Zahratun adalah siswa kelas I,
sedangkan subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas II. Pada penelitian
Zahratun menggunakan metode penelitian tindakan kelas, sedangkan
penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif.
Selanjutnya Penelitian oleh Hasrian Rudi Setiawan , Abd. Mukti , dan
Syaukani (2021) yang berjudul “Peningkatan Kompetensi Berbahasa Arab
Siswa Melalui Model Manajemen Pembelajaran Poace” (Rudi Setiawan &
Mukti, 2021) Subjek pada penelitian ini adalah guru dan siswa di SMP Islam

5
Al-Ulum Terpadu Medan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
deskriptif. Penelitian Hasrian, Mukti, dan Syaukani menerapkan model
Poace yaitu Planning, Organizing, Actuating, Controlling, Evaluating
dalam pembelajaran bahasa arab agar pembelajaran berlangsung
sistematis, terencana tersruktur, dan terkontrol(WHY, 2012), dan peneliti
merekomendasikan guru untuk menerapkan Poace dengan harapan
kemampuan mengajar guru dan belajar siswa meningkat. Persamaan
penelitian Hasrian, Mukti, dan Syaukani dengan penelitian ini adalah
menggunakan metode penelitian yang sama yaitu kualitatif deskriptif dan
persamaan lainya yaitu proses pengumpulan data yang digunakan sama-
sama menggunakan triangulasi data, yaitu gabungan dari observasi,
wawancara, dan dokumentasi proses. Perbedaan penelitian Hasrian,
Mukti, dan Syaukani dengan penelitian ini adalah subjek penelitian yang
merupakan guru dan siswa SMP Islam Al-Ulum Terpadu Medan
sedangkan dalam penelitian ini menggunakan subjek penelitian siswa
kelas II SDIP Al Madinah.
Dan paparan terdahulu berikutnya terdapat Penelitian oleh Sri
Muryaningsih (2021) yang berjudul “Media Pembelajaran Berbahan
Loose Part dalam Pembelajaran Eksak di MI Kedungwuluh Lor”. Subjek
pada penelitian ini adalah siswa MI Muhammadiyah Kedungwuluh Lor.
Hasil dari penelitian ini adalah adanya pembelajaran bermakna yang
dilaksanakan oleh siswa dengan menggunakan media loose parts dapat
membuat siswa memiliki hasil belajar yang baik. Persamaan penelitian Sri
dengan penelitian ini adalah penerapan media pembelajaran digunakan
sabagai peningkatan pembelajaran. Perbedaan penelitian Sri dengan
penelitian ini adalah pada penelitian Sri penerapan media pembelajaran
dilakukan pada pelajaran eksak, sedangkan pada penelitian ini dilakukan
fokus pada mata pelajaran bahasa arab saja. Dan perbedaan lainya yaitu
bentuk media pembelajaran Sri berupa Loose Part sedangkan penelitian ini
menerapkan media pembelajaran kismis berbentuk kartu bergambar.

6
2.2.Kerangka Berpikir
2.2.1. Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum berasal dari dua kata media dan
pembelajaran, kata Media dari bahasa latin yang mempunyai arti antara
atau perantara yang bermakna sesuatu yang dapat menyampaikan
informasi antara sumber dan penerima informasi. Dalam bidang
komunikasi, alat komunikasi adalah alat yang membawa pesan dari
seorang individu ke individu lainnya (Rogers: 2003). Media juga
dipandang sebagai bentuk-bentuk komunikasi massa yang melibatkan
sistem simbol dan peralatan produksi dan distribusi (Palazon, 2000).
Media bisa disebut massa untuk menyampaikan informasi, seperti media
massa, koran, e-mail. radio, komputer, televisi, dan salah satunya media
pembelajaran.
Media pembelajaran bertujuan menyampaikan pesan untuk
merangsang perasaan siswa, pikiran, kemauan, dan perhatian serta
mendorong proses pembelajaran (Miarso, 2009). media pembelajaran juga
dalam bentuknya dapat berupa alat fisik dan non fisik yang digunakan oleh
guru dalam menyampaikan materi kepada siswa agar lebih efektif dan
efisien. (Musfiqon 2012).
Salah satu manfaat media pembelajaran adalah dapat meningkatkan
kemampuan belajar siswa dan mengembangkan cara mengajar guru dalam
memenuhi kebutuhan siswa(Puspitarini & Hanif, 2019). Media pembelajaran
juga membentuk siswa untuk menjadi lebih aktif dalam belajar karena
media pembelajaran melibatkan semua indera tubuh siswa. media
pembelajaran yang merangsang indera tubuh siswa ada 4 macam yaitu :
• Sensory mode: alat indera yang yang didorong oleh pesan-
pesan pembelajaran (mata, telinga, dan sebagainya).
• Channel of communication: alat indera yang digunakan
dalam suatu komunikasi ( visual, auditori, alat peraba,
kinestetik, alat penciuman, dan sebagainya).
• Type of Stimulus: peralatan tapi bukan mekanisme
komunikasi, yaitu
7
• kata-kata lisan (suara asli atau rekaman), penyajian kata
(yang ditulis dalam buku atau yang masih tertulis di papan
tulis), gambar bergerak (video atau film).
• Media: peralatan fisik komunikasi (buku, bahan cetak seperti
tulisan, naskah yang diprogramkan, komputer, slide, film,
video, dan sebagainya).
Merujuk penjelasan sebelumnya, media pembelajaran dapat diartikan
sebagai alat fisik (teks, bahan cetak, objek nyata, video, audio,
visual,Internet, dan berbagai media interaktif yang menggunakan android,
ios, dvd, dan Rom) yang didesain dengan sistematis dan sesuai planning
dan kemudian diterapkan kedepan siswa. Dari definisi tersebut, semua
peralatan dari berbagai tempat dapat dimanfaatkan untuk kemudian
dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar dan mengajar disebut media
pembelajaran. Dan dapat diartikan, media pembelajaran adalah semua
perangkat lunak (software) dan atau perangkat keras (hardware) yang
berfungsi sebagai media untuk menyalurkan pesan-pesan pembelajaran
dari dari guru kepada siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat peserta didik sehingga terjadi efektivitas dan efisiensi
proses pembelajaran.
2.2.2. Media pembelajaran flashcard pada isim isyaroh
2.2.3. Pembelajaran bahasa arab
Pembelajaran berasal dari kata “ajar” yang kemudian menjadi sebuah
kata kerja berupa “pembelajaran”. Pembelajaran adalah interaksi bolak-
balik antara dua pihak yang saling membutuhkan yaitu guru dan murid.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Degeng (1989),
Reigeluth (1983), pembelajaran adalah suatu disiplin ilmu menaruh
perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan
teori pembelajaran deskriptif. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar belajar dengan baik. Dalam
interaksi trsbut, terjadi komunikasi yang intens dan terarah menuju suatu
target yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Bahasa arab adalah
8
bahasa (lughah) yang berbentuk kumpulan sistem bunyi, nahwu, sharaf
dan leksikal yang menjadi satu dan berhubungan satu sama lain untuk
menghasilkan ungkapan atau kalimat yang mempunyai makna diantara
sekelompok umat manusia.
Bisa diartikan bahwa bahasa Arab merupakan kata-kata yang disusun
dan digunakan oleh orang-orang Arab untuk mengungkapkan tujuan-
tujuan mereka.Syaikh Musthafa al Ghulayaini mengemukakan:
‫ هي الكلمات التي يعبر بها العرب عن أغراضهم‬: ‫اللغة العربية‬
(Bahasa Arab adalah kata-kata yang dipergunakan orang Arab untuk
mengungkapkan segala tujuan atau maksud mereka). Dari kedua
pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran bahasa Arab
adalah proses interaksi antara peserta didik dan guru dalam proses belajar
bahasa arab dengan tujuan memudahkan peserta didik memahami bahasa
Arab beserta ruang lingkupnya(Mustofa et al., 2022).
2.2.4. Metode Pembelajaran Bahasa Arab
Metode ( al thariqah ) adalah langkah-langkah umum tentang
penerapan teori-teori yang ada pada pendekatan tertentu. Menurut Azhar
Arsyad, metode adalah rencana menyeluruh yang berkenaan dengan
penyajian materi bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang
bertentangan dengan yang lain dan semuanya berdasarkan atas approach
yang telah dipilihSelain itu metode dapat didefinisikan sebagai
seperangkat cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan ilmu
atau transfer ilmu kepada anakdidiknya yang berlangsung dalam proses
belajar dan mengajar atau proses pembelajaran. Adapun metode
pembelajaran adalah suatu model dan cara yang dapat dilakukan untuk
menggelar aktivitas belajar-mengajar agar berjalan dengan baik.(Mustofa
et al., 2022).
Dikarenakan metode merupakan rencana terkait penyajian materi
maka ada berbagai metode dalam pembelajaran bahasa Arab, diantaranya:
1. Metode Gramatika-Terjemah
Adalah metode yang berasumsikan bahwa semua bahasa di dunia
dasarnya sama, dan tata bahasa adalah cabang dari logika. Metode ini
9
didasari oleh pendekatan teori tradisional. Teori ini melihat bahasa secara
preskriptif, artinya bahasa yang baik dan benar adalah menurut para ahli
bahasa, bukan yang digunakan oleh penutur asli di lapangan. Sehingga
metode kaidah dan terjemah melihat bahasa secara preskriptif, dengan
demikian kebenaran bahasa brpedoman pada petunjuk tertulis, yaitu
aturan-aturan gramatikal yang ditulis oleh ahli bahasa, bukan menurut
ukuran guru.
2. Metode Langsung
Metode ini berasumsi bahwa belajar bahasa asing sama dengan
belajar bahasa ibu, yakni penggunaan bahasa secara langsung dan intensif
dalam komunikasi.[10] Selain itu, metode ini juga didasarkan atas asumsi
yang brsumber dari hasil-hasil kajian psikologi asosiatif. Berdasarkan
kedua asumsi tersebut, pengajaran bahasa khususnya pengajaran kata dan
kalimat harus dihubungkan langsung dengan benda, sampl atau
gambarnya, atau melalui peragaan, permainan peran dan lain sebagainya
Metode ini mempunyai tujuan agar para pelajar mampu berkomunikasi
dengan bahasa asing yang dipelajarinya seperti pemilik bahasa ini.metode
ini dinamakan metode langsung, sebab guru langsung menggunakan
bahasa asing (bahasa Arab) yang sedang diajarkan selama pelajaran,
sedangkan bahasa murid tidak boleh digunakannya.
3. Metode Audiolingual
Metode ini mendasarkan diri kepada pendekatan struktual dalam
pengajaran bahasa. Metode ini berasumsi bahwa bahasa itu pertama-tama
adalah ujaran dan bahasa itu kebiasaan. Sebagai implikasinya metode ini
menekankan penelaahan dan pendeskripsian suatu bahasa yang akan
dipelajari dengan memulainya dari sisitem bunyi (fonologi), kemudian
system pembentukan kata ( morfologi), dan system pembentukan kalimat
(sintaksis). Maka bahasa tujuan diajarkan dengan mencurahkan perhatian
lafal kata, dan pada latihan berkali-kali (drill) secara intensif. Bahakan
drill inilah yang biasanya dijadikan teknik utama dalam proses belajar
mengajar Teori structural bersifat deskriptif yang berpandangan bahwa

10
bahasa yang baik dan benar adalah yang digunakan oleh penutur asli dan
bukan apa yang dikatakan oleh ahli tata bahasa.
4. Metode Komunikatif
Metode komunikatif memiliki landasan toritis yang kuat yaitu hakekat
dan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi social. Metode
ini juga didasarkan atas asumsi bahwa setiap manusi memiliki
kemampuan bawaan yang disebut dengan “pemerolehan bahasa”
(language acquisition device). Oleh karena itu kemampuan berbahasa
bersifat kreatif dan lebih ditentukan oleh factor internal. Dengan
demikian, relevansi dan efektivitas kegiatan pembiasaan dengan model
latihan stimulus-response-inforcment dipersoalkan. Dalam proses belajar
mengajar, siswa bertindak sebagai komunikator yang berperan aktif
dalam aktivitas komunikatif yang sesungguhnya.
2.2.5. Penggunaan Media Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Kata media berasal dari kata Latin ”medius” yang artinya “tengah”.
Secara umum, media adalah semua bentuk perantara untuk menyebar,
membawa atau menyampaikan sesuatu pesan (message) dan gagasan
kepada penerima. Media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat
membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan pelajar sehingga
dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri pelajar.
Pendek kata media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan
untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran.
Proses pembelajaran adalah kegiatan komunikasi yang melibatkan
banayak unsur. Penggunaan media dalam pengajaran bahasa brtitik tolak
dari teori yang mengatakan bahwa totalitas persntase banyaknya ilmu
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki oleh seseorang
terbanyak dan tertinggi melalui indra lihat dan pengalaman langsung
melakukan sendiri, sedangkan selebihnya melalui indra dengar dan indra
lainnya. Lebih lanjut (Mudjiono1980:2-3) menambahkan bahwa media
pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar serta memberikan
stimulus bagi kemauan belajar. Dengan demikian, apapun materi
11
pembelajarannya, khusussnya bahasa Arab, penggunaan media itu
penting sekali, karena membuat proses pembelajaran akan semakin
mudah bermakna bagi para pelajar.
Secara garis besar, media pembelajaran bahasa Arab dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu :
1. Media Audio
Media audio adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan
untuk memudahkan pembelajaran bahasa yang dapat ditangkap dan
dierna melalui indra penglihatan. Misalnya, bahasa. Tape recoerder,
radio transistor, televise, laboratorium bahasa, dan sebagainya.
2. Media visual
Media visual adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan
untuk memudahkan proses pembelajaran bahasa yang dapat
ditangkap dan dicerna oleh indra penglihatan. Misalnya benda asli,
benda tiruan, gambar, papan tulis dan sebagainya.
3. Media audio-visual
Adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk
memudahkan pembelajaran bahasa yang ditangkap dan dicerna
melalui indra pendegaran dan penglihatan. Misalnya telvisi, video
CD, film, laboratorium bahasa dan lain sebagainya.
Ketiga jenis media tersebut dapat dipergunakan dalam proses
pembelajaran bahasa Arab. Media tersebut menjadi factor pendukung
keberhailan pembelajaran bahasa Arab. Aplikasi dari tiap-tiap media
tersebut dengan menyesuaikan aspek kebahasaan bahasa Arab yakni
empat ketrampilan bahasa Arab sangat membantu pemahaman dalam
pembelajaran bahasa Arab.
Kerangka acuan berpikir pada penelitian “Implementasi Media Kismis
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab Kelas II di SDIP AL
Madinah Karangploso” adalah sebagai berikut:

12
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir

Pendidikan tidak lepas dari


kemampuan siswa dalam proses
pembelajaran.

Permasalahan:
1. Kurangnya kemampuan siswa kelas II SD Islam Al Madinah
Karangploso dalam pelajaran bahasa arab materi .
2. Kurangnya kemampuan siswa kelas II SD Islam Al Madinah
Karangploso dalam menghafal mufrodat.

Penerapan media pembelajaran


yang dapat mendukung
pembelajaran bahasa arab dan
membantu siswa dalam menghafal
mufrodat.

Penerapan media pembelajaran kismis di


kelas II di SD Islam Plus Al Madinah
Karangploso

13
BAB III
METODE

3.1. Rancangan Penelitian


Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan ialah pendekatan
deskriptif karena yang menjadi fokus dalam penelitian adalah penerapan
media Kismis pada pelajaran Bahasa Arab kelas II di SD Islam Plus Al
Madinah Karangploso.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
penggunaan pendekatan deskriptif, yang mana peneliti telah mendeskripsikan
mengenai penerapan media Kismis pada pelajaran bahasa arab kelas II di SD
Islam Plus Al Madinah Karangploso. Penelitian kualitatif merupakan metode
penelitian yang dipergunakan untuk meneliti suatu hal pada kondisi alamiah,
yang mana peneliti merupakan instrumen kunci.(Sugiyono, 2016)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan serta hasil
penerapan dari media kismis pada pelajaran bahasa arab kelas II di SD Islam
Plus Al Madinah Karangploso. Untuk itu digunakan penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif karena hasil penelitian berbentuk data deskripsi
dan tertulis.
3.2. Data Penelitian
Penelitian ini bersubjek pada kelas II SD Islam Plus Al Madinah
Karangploso yang berjumlah 13 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan
3 siswa perempuan. Alasan pengambilan subjek ini karena pada kelas II
merupakan awal pemberian materi pengukuran pada pembelajaran bahasa
arab yang mana hal itu menjadi bekal pada jenjang selanjutnya.
3.3. Analisis Data Penelitian
Sumber data adalah semua hal yang mampu memberikan informasi
yang dibtuhkan saat penelitian. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer diperoleh dari sumber asli yang berisi informasi
mengenai data tersebut. Data primer yang dibutuhkan berasal dari
14
observasi dan wawancara langsung terhadap guru bahasa arab kelas II dan
siswa siswa kelas II.
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh bukan dari sumber utama. Data sekunder
yang dibutuhkan diantaranya adalah kepala sekolah, angket, dokumen
yang berupa nilai siswa kelas II pada pelajaran matematika, data tentang
SD Islam Plus Al Madinah Karangploso, data studi kepustakaan dari teori-
teori mengenai topik penelitian.
Tujuan dari sebuah penelitian adalah untuk memperoleh data,
untuk itu tehnik pengumpulan data adalah langkah utama pada proses
penelitian. Tehnik pengumpulan data yang digunakan ialah triangulasi data,
yaitu gabungan dari observasi, wawacara, dan dokumentasi.
1. Observasi
Jenis observasi dalam penelitian ini adalah partisipasi aktif (active
participation), yang mana peneliti juga melakukan kegiatan yang
dilkaukan pula oleh narasumber. Observasi dilakukan saat pembelajaran
berlangsung, karena peneliti ingin mengetahui penerapan serta hasil
penerapan dari media kismis yang kemudian akan dideskripsikan oleh
peneliti.
2. Wawancara
Wawancara merupakan bertemunya dua orang guna saling bertukar
informasi dengan proses tanya jawab, yang kemudian dapat diambil
kesimpulan dari topik wawancara.( Ibid., hal. 231) Jenis wawancara pada
penelitian ini adalah wawancara semistruktur (semistructure interview),
dimana wawancara berjalan lebih bebas sehingga data yang diperoleh
lebih bermakna dan mendalam. Sebelum melakukan wawancara, peneliti
harus membuat instrumen wawancara agar wawancara lebih terarah dan
tetap pada konteks yakni mengenai penerapan media kismis pada pelajaran
bahasa arab kelas II di SD Islam Plus Al Madinah Karangploso.
Wawanacara ini dilakukan kepada guru mata pelajaran bahasa arab kelas
II.

15
3. Dokumentasi
Dokumen adalah catatan kejadian atau peristiwa yang telah berlalu.
(Ibid., hal. 240) Dokumen dalam penelitian ini adalah nilai siswa pada mata
pelajaran bahasa arab materi sebelumnya, gambar yang berkaitan dengan
aktivitas siswa saat pembelajaran, serta nilai yang dicapai siswa sebelum
dan sesudah penerapan media kismis.
4. Triangulasi data
Triangulasi data merupakan gabungan dari beberapa teknik
pengumpulan data.( Ibid., hal. 240) Penelitian ini menggunakan triangulasi
berjenis triangulasi teknik yakni penggabungan beberapa teknik penelitian
guna mendapatkan data dari sumber data. Teknik penelitian tesebut terdiri
dari observasi, wawancara, dan dokumentasi yang digunakan secara
bersamaan untuk mendapatkan data.
5. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
memberikan pertanyaan yang tertulis yang akan dijawab secara tertulis
pula oleh responden untuk mendapatkan informasi mengenai topik
penelitian. (Wikipedia, Angket) Pada penelitian ini angket digunakan untuk
mencari informasi dan tanggapan siswa sebelum dan sesudah penerapan
media kismis pada pelajaran bahasa arab kelas II di SD Islam Plus Al
Madinah Karangploso.

16
DAFTAR RUJUKAN

Mustofa, S., Desrani, A., & Ritonga, A. W. (2022). HOTS in Arabic Learning: A
Study of The Implementation of HOTS on Students’ Critical Thinking Ability.
Al-Ta’rib : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab IAIN
Palangka Raya, 10(2), 133–144. https://doi.org/10.23971/altarib.v10i2.4088

Nugraha, J. (2020, June 3). 6 Jenis Media Pembelajaran Beserta Contoh dan
Manfaatnya. Merdeka.Com.

Prof_dr_sugiyono_metode_penelitian_kuant. (n.d.).

Puspitarini, Y. D., & Hanif, M. (2019). Using Learning Media to Increase Learning
Motivation in Elementary School. Anatolian Journal of Education, 4(2), 53–
60. https://doi.org/10.29333/aje.2019.426a

Rudi Setiawan, H., & Mukti, A. (2021). PENINGKATAN KOMPETENSI


BERBAHASA ARAB SISWA MELALUI MODEL MANAJEMEN
PEMBELAJARAN POACE. Journal of Arabic Studies, 6(2), 191–204.
https://doi.org/10.24865/ajas.v6i2.384

WHY. (2012, April 16). Poace : Planning, Organizing, Actuating, Controlling,


Evaluating. Anotherday26.Weebly.Com.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Penerbit Alfabeta.

Sunuphy, Cheppy. Media Pembelajaran.

Wikipedia, Angket (https://id.wikipedia.org/wiki/Angket)

17

Anda mungkin juga menyukai