Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

penelitian kualitatif yakni penelitian yang di lakukan dengan berusaha

memberikan gambaran secara cermat tentang Intensitas pemahaman kosa kata

dalam Bahasa Arab dalam Upaya peningkatan berkomunikasi Kelas VIII di MTs

Nurul Islam Indonesia.

Desain yang digunakan penelitian ini menggunakan deskriftif kualitatif.

Oleh sebab itu, dalam desain ini pun dirancang berdasarkan pada prinsip metode

desain kualitatif, maksudnya data itu dikumpulkan, di olah dan dianalisis dan

diajukan secara objektif sesuai yang ada di lapangan.1 Penelitian ini juga

menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu metode yang dipakai untuk

meneliti objek yang berisi informasi faktual yang menggambar segala sesuatu

secara sistematik dan akurat mengenai peristiwa histori dan fikiran.2

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang diambil dalam pembahasan proposal ini adalah

MTs Nurul Islam Indonesia, yang terletak di Jl. Megawati No.20 B Pasar Merah

1
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, Yayasan Obor Indonesia: Jakarta, 2004,
hlm. 3
2
V. Wiratna Sujarweti, Metodologi Penelitian lengkap, praktis, dan mudah dipahami,
Pustaka Baru Press: Yogyakarta, 2014, hlm. 11

37
38

Timur, Kec. Medan Area, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, Dan Adapun

waktu penelitian, peneliti melakukannya di bulan Mei sampai Juli 2023.

1. Profil Sekolah

Tabel III.1 Profil Sekolah MTs Nurul Islam Indonesia Medan

Nama Sekolah MTs Nurul Islam Indonesia


NSM -
NPSN 10259121
Bentuk Pendidikan MTs
Status Kepemilikan Yayasan
Alamat Madrasah Jl. Megawati No.20 B Pasar Merah
Timur, Kecamatan Medan Area, Kota
Medan Provinsi Sumatera Utara
SK Pendirian Sekolah 29797/D/4/75
Tanggal SK Pendirian 1975-05-27
SK Izin Operasional 0014/0059/1/11/0901/02/2021
No Telp/Hp 061-73464024/081362075967
Sumber Listrik PLN
Daya Listrik 9500
Nomor Telp Yayasan 061-7364024
Akte Notaris Yayasan No.10
Tanggal 28 September 2015
Kepemilikan Tanah Yayasan
Status Tanah
Luas Tanah 180m2
Sumber: Data diolah, 2023

2. Sejarah Singkat MTs Nurul Islam Indonesia Medan


39

Berdirinya MTs Nurul Islam bermula dari keinginan masyarakat dan tokoh

masyarakat untuk mendirikan lembaga pendidikan tingkat lanjutan (MTs)

karena pada saat itu di desa bades hanya ada satu lembaga pendidikan tingkat

dasar (MI) sehingga lulusan MI kalau ingin melanjutkan ke tingkat lanjutan harus

ke kecamatan atau ke luar kota yang jaraknya 5-20 km. seiring dengan keinginan

masyarakat tersebut maka pada tahun 1990 pengurus Madrasah Nurul Islam (KH.

Abd. Hadi, KH. Thohir Sholihin, H. Rois Ach. Syukri. dan Muqoddar)

musyawarah untuk mempersiapkan pendirian MTs, dan hasail musyawarah

menetapkan dan mengutus beberapa orang untuk berkonsultasi dengan LP. Maarif

NU, orang-orang yang diutus antara lain: KH. Abd. Hadi, Ach. Syukri, Muqoddar,

H. Said Rohmatullah, dan H. Imron Mas’udi. Dari hasil konsultasi tersebut maka

Drs.H. Imron Mas’udi di beri mandate oleh pengurus untuk mempersiapkan

pendirian MTs Nurul Islam Kemudian pada awal tahun 1991 pada bulan Januari-

Maret H. Imron Mas’udi mempersiapkan pendirian MTs dengan membuat

proposal pengajuan pendirian MTs yang dibantu oleh beberapa orang antara lain:

Ach. Syukri, Muqoddar, Agus Muhaimin, dan Muhammad Zainuri, yang

kemudian menjadi team pendiri MTs Nurul Islam. Tugas team tersebut dibagi

menjadi dua. H. Imron Mas’udi bertugas untuk melobi dan mendaftarkan ke LP

Maarif dan yang lain bertugas untuk mengadakan pendekatan kepada tokoh

masyarakat dan pemerintah desa serta kecamatan.

Dari berbagai ujian dan cobaan yang dihadapi oleh team pendiri MTs,

maka pada awal Juli 1991 Drs.h. Imron Mas’udi mengumpulkan pengurus dan

calon-calon guru, yaitu H.A. Fadlan, Ach. Buchori, Agus Muhaimin, Hj.
40

Mawaddah. Jamaluddin BA, Drs. PAeni, Drs. Rubandi, FAdlori BA, dan Drs. Nur

Kholik diajak musyawarah untuk menetapkan waktu yang tepat untuk pendirian

MTs.

3. Visi dan Misi MTs Nurul Islam Indonesia Medan

Visi MTS Nurul Islam Indonesia Medan yaitu mendidik anakanak

umat/bangsa menjadi Insanul Kamil/Khairu, Ummah/Muttaqin (manusia

seutuhnya). Untuk mewujudkan masyarakat/negara Republik Indonesia yang di

Ridhoi Allah SWT.

Misi MTS Nurul Islam Indonesia Medan Area sebagai berikut:

a. Mengadakan pendidikan tingkat Dasar, Menengah dan Tinggi.

b. Menampilkan SDM (guru) profesional yang memiliki ilmu pengetahuan,

keterampilan yang luas dan dalam serta maju dan berkembang.

c. Mengadakan sarana/prasarana yang lengkap dan baik.

d. Melaksanakan kurikulum Harmonis (IMTAQ 100% - IPTEK 100%).

3. Tenaga Pendidik dan Siswa

Tabel III.2 Jumlah Siswa MTs Nurul Islam Indonesia


No. Kelas Jumlah Kelas Jumlah Siswa
1. VII-1 1 17
VII-2 1 17
2. VIII-1 1 21
VIII-2 1 21
VIII-3 1 21
3. IX-1 1 20
IX-2 1 20
Total 7 137
Sumber: Data diolah, 2023
41

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah keseluruhan siswa MTs

Nurul Islam Indonesia Medan tahun 2023 mencapai 119 orang, Siswa tersebut

menempati 6 rombongan belajar, yang terdiri dari kelas VII sampai dengan kelas

IX dan kelas VIII memiliki 3 Kelas.

4. Sarana dan Prasarana

Sarana yang tersedia cukup lengkap. Berikut sarana dan prasarana di MTs

Nurul Islam Indonesia Medan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel III.3 Sarana dan Prasaran MTs Nurul Islam Indonesia Medan

No. Nama Jumlah Kaadaan


1 Ruang Kepala Sekolah 8 Baik
2 Ruang Wakil Kepala Sekolah 5 Baik
3 Ruang Tata Usaha Dan Operator 9 Baik
4 Ruang Guru 20 Baik
5 Ruang BK 6 Baik
6 Ruang UKS 4 Baik
7 Ruang Rapat 11 Baik
8 Ruang Kelas 177 Baik
9 Laboratorium Komputer 99 Baik
10 Mushola 1 Baik
11 Kamar Mandi Guru 4 Baik
12 Kamar Mandi Siswa 4 Baik
13 Ruang Ekskul 11 Baik
14 Tempat Wudhu Siswa 2 Baik
15 Lapangan Sekolah 1 Baik
16 Lahan Parkir 1 Baik
17 Pos Satpam 3 Baik
18 Gerbang Sekolah 2 Baik
19 Perpustakaan 1 Baik
20 Labotarorium 1 Baik
Sumber: Data diolah, 2023
42

5. Keadaan Guru

Dibawah ini adalah tabel keadaan guru dan tenaga kependidikan sebagai

berikut:

Tabel III.4
Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan MTs Nurul Islam Medan

No NAMA L/P Pen. TTL Jabatan Mapel


Terakhir
1 Ervin L S1 Sei Marbau, 14 Kepala -
Marpaung, S. Mei 1984 Madrasah
Pd. I

2 Muhammad L S1 Medan, 12 WAKAMAD SKI


Fauzi, S. Pd. I November 1980

3 Septi P S1 Medan, 14 Tata Usaha Informatika


Rahmadiah, S. Januari 1990
Kom

4 Murrahmi, S. P S1 Desa Pulo, 22 Operator Inrofmatika


T Mei 1993
5 Khairunnisa, P S1 Medan 9 Agustus PKS B.Arab
S.S 1993

6 M. Nurul L S1 Pasar Maristak, 7 BK -


Zaman Lubis Oktober 1998
S. Pd

7 Mardha P S1 Aek Kanopan, 20 Guru B.Indonesia


Zulaina, S. Pd Oktober 1965

8 Dra. Salbiah P S1 Tajung Balai, 5 Guru Aqidah dan


Mei 1965 Fiqih

9 Sutri Gunara, L S1 Medan, 28 Guru B.Indonesia


S. Pd September 1966
43

10 Ir. Nurzannah P S1 Medan, 24 Guru IPA


November 1964

11 Lasmini P S1 Medan 18 Januari Guru IPS


Yudirma, S.Pd 1990

12 Lila Hemawati P S1 Suka Dame, 27 Guru Pjok


Nst, S. Pd Oktober 1988

13 Immasari, S. P S1 Medan, 23 Guru IPA


Pd Agustus 1995
14 M. Fadli, S.S L S1 Medan, 5 Guru B.Inggris
Februari 1995
15 Lely Isnaini, P S1 Medan, 14 Guru Qur’an
S. Pd.I Januari 1980 Hadis Dan
Fikih
16 Yesi Ramita, P S1 Medan, 9 Januari Guru PKN
S.Pd 1999
17 M. Zulfikri, L S1 Medan, 3 April Guru Matematika
S.Pd 1994
18 Trifina P S1 Kuala Simpang, 9 Guru Seni Budaya
Amanda, S. Pd Maret 1997
19 Ayu P S1 Medan, 13 Guru B.Inggris
Ramadhani Februari 1994
Chairul, S.Pd
20 Miskah Lubis, P S1 Jambur Padang Guru Elektronika
S.Pd Matinggi, 26 Juni
1994
21 Sri Lestari, P S1 Bandar Klippa, 2 Guru Prakarya
S.Pd Oktober 1991
Sumber: Data di Olah, 2023
44

6. Struktur Organisasi
MTs Nurul Islam Indonesia KANMENDIKBUD

KEPALA MTs

KOMITE TATA USAHA


SEKOLAH
WAKAMAD
Urusan Urusan Urusan Urusan
Sarana dan Kurikulum Pembianaan Hubungan
Prasarana Siswa Kerjasama
Masyarakat

Gambar 3.1 Struktur Organisasi MTs Nurul Islam Indonesian

Berdasarkan Gambar III.1 dapat kita lihat pahami jelas struktur organisasi

MTs Nurul Islam Indonesia Medan, dimana dipimpin oleh Kepala MTs yang

memiliki Wakil Kepala Sekolah (WAKAMAD) Serta Anggota lainnya seperti

koordinator mata pelajaran (MGMP), dan bagian siswa-siswi.

C. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang-orang yang dapat memberikan informasi.

Informan penelitian adalah sesuatu baik orang, benda ataupun lembaga

(organisasi), yang sifat keadaanya diteliti. Informan penelitian dalam penelitian

ini adalah MTs Nurul Islam Indonesia sendiri dipilih beberapa orang sebagai

informan utama, terdiri dari: Pertama, Bapak Kepala Sekolah, Guru Bahasa Arab,

Selanjutnya untuk mendukung data yang didapat peneliti memilih satu murid

Kelas VIII MTs Nurul Islam Indonesia, dan beberapa guru yang terlibat dalam

pembelajaran Bahasa Arab.


45

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah. Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam hal ini adalah instrumen

pokok dan instrumen penunjang. Instrumen pokok adalah manusia itu sendiri

sedangkan instrumen penunjang adalah pedoman observasi dan pedoman

wawancara.

Instrumen pokok dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti

sebagai instrumen dapat berhubungan langsung dengan responden dan mampu

memahami serta menilai berbagai bentuk dari interaksi di lapangan. Kedudukan

peneliti dalam penelitian kualitatif adalah ia sekaligus merupakan perencana,

pelaksana, pengumpulan data, analisis, penafsir data, pada akhirnya ia menjadi

pelapor hasil penelitiannya.

Untuk membantu peneliti sebagai instrumen pokok, maka peneliti

membuat instrumen penunjang. Dalam penyusunan instrumen penunjang tersebut,

pemilihan metode yang akan digunakan peneliti ditentukan oleh tujuan penelitian,

sampel penelitian, lokasi, pelaksana, biaya dan waktu, dan data yang ingin

diperoleh. Dari tujuan yang telah dikemukakan tersebut, dalam penelitian ini

menggunakan metode wawancara dan observasi. Setelah ditentukan metode yang

digunakan, maka peneliti menyusun instrumen pengumpul data yang diperlukan

untuk mengumpulkan data yang diperlukan.


46

E. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti telah menganalisis tema dan melakukan pemilihan tema pada awal

penelitian. Intinya pada proses pengumpulan data pada penelitian kualitatif tidak

memiliki segmen tersendiri, melainkan sepanjang penelitian yang dilakukan

proses pengumpulan data dapat dilakukan.3

1. Metode observasi

Observasi ialah metode pengumpulan data melalui lokasi untuk

mengamati secara langsung berbagai hal yang ada dilapangan. Dalam

penelitian ini peneliti berperan sebagai pengamat non partisipan atau

pengamat hanya berperan sebagai peneliti saja agar dapat mengamati

informan dan sumber data secara langsung. Penulis berlaku sebagai

pengamat dan tidak mengambil bagian kehidupan yang di observasi

dengan tujuan agar dapat memperoleh ketetrangan yang obyektif. Penulis

melakukan oservasi terhadap guru, siswa, dan kepala sekolah di MTs

Nurul Islam Indonesia.

2. Metode wawancara

Peneliti melakukan tanya jawab secara langsung dengan orang-orang yang

terlibat sebagai guru maupun siswanya dengan tujuan untuk mendapatkan

keterangan secara jelas berupa pola komunikasi dalam proses pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini. 4

Tanya jawab ini tidak hanya melibatkan kepada guru saja, tetapi juga

kepada siswa. Hanya membahas pokok-pokok masalah yang akan diteliti,


3
Denim, Menjadi Peneliti Kualitatif, Pustaka Setia, Bandung, 2002,Hlm.157.
4
Haris Ardiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial, Salemba
Humanika, Jakarta,2010, hlm. 117.
47

selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi.

Peneliti akan melakukan tanya jawab dengan orang-orang yang terlibat

sebagai guru Bahasa Arab di MTs Nurul Islam Indonesia, dengan tujuan

mendapatkan keterangan secara jelas bagaimana pola komunikasi dalam

proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan penelitian ini.

3. Metode Dokumentasi

Penelitian lapangan yang akan dilaksanakan, informasi yang berbentuk

dokumen yang sangat releven karena bisa menggunakan berbagai bentuk

dan dijadikan sebagai sumber data.5 Dokumentasi yang digunakan pada

penelitian ini Penellitian untuk menghimpun data tentang profil sekolah,

visi misi, struktur organisasi, tenaga kependidikan, keadaan siswa.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analitik, yaitu

mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan

angka. Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, dokuman,

dan sebagainya, kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan

terhadap kenyataan atau realitas.6 Analisis data versi Miles dan Huberman, bahwa

ada tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan

kesimpulan atau verifikasi.7

1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang

5
Ibid, hlm.144.
6
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hlm. 66.
7
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, PT Bumi
Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 85-89.
48

muncul dari catatan lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data,

dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, menulis

memo, dan lain sebagainya, dengan maksud menyisihkan data atau

informasi yang tidak relevan, kemudian data tersebut diverifikasi.

2. Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif,

dengan tujuan dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun

dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan akhir penelitian

kualitatif. Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan melakukan

verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang

disepakati oleh tempat penelitian itu dilaksanakan. Makna yang

dirumuskan peneliti dari data harus diuji kebenaran, kecocokan, dan

kekokohannya. Peneliti harus menyadari bahwa dalam mencari makna, ia

harus menggunakan pendektan emik, yaitu dari kacamata key information,

dan bukan penafsiran makna menurut pandangan peneliti (pandangan

etik).8

G. Teknik Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan

dengan uji credibility (validitas interbal), transferability (validitas eksternal),

8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Alfabeta,
Banudng, 2008, Cet. 6, hlm. 335-336.
49

dependability (reliabilitas).9 Untuk memeriksa keabsahan data mengenai

“Intensitas pemahaman kosa kata dalam Bahasa Arab dalam Upaya peningkatan

berkomunikasi Kelas VIII di MTs Nurul Islam Indonesia”. Berdasarkan data yang

sudah terkumpul, selanjutnya ditempuh beberapa teknik keabsahan data yang

meliputi: kredibilitas, tranferabelitas dan dependabilitas, adapun perincian dari

teknik diatas adalah sebagai berikut:

1. Uji Kredibilitas

Dalam penelitian kualitatif, uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap

data hasil penelitian dapat dilakukan dengan berbagai cara, anatara lain

dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan

dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus

negatif, dan member check.

2. Uji Tranferabelitas

Pengujian transferability ini merupakan validitas eksternal dalam

penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan

atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel

tersebut diambil. Nilai transfer ini berkaitan dengan pertayaan, sampai

mana penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Bagi

penelitian naturalistik, nilai transfer bergantung pada pemakai, sejauhmana

hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial

lain. Oleh karena itu, agar orang lain dapat memahami hasil penelitian

kualitatif ini sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian

9
Sugiyono, Metode Penelitiaan: Kualitatif, Kuantitatif. Alfabeta, Bandung, 2015, hlm.
335
50

tersebut, maka dalam menyusun laporan ini peneliti memberikan uraian

yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian, maka

pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini, sehingga dapat

memutuskan dapat atau tidaknya untuk diaplikasikan hasil penelitian ini di

tempat lain. Apabila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran

yang sedemikian jelasnya, seperti apa suatu hasil penelitian dapat

dberlakukan (transferability), maka laporan ini memenuhi standar

transferabilitas.

3. Uji Dependabilitas

Dalam penelitian kuatitatif, Dependabilitiy disebut sebagai reliabilitas.

Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi

atau mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji

dependebility dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan

proses penelitian. Dalam penelitian ini dependebility dilakukan oleh

auditor yang independen atau dosen pembimbing untuk mengaudit

keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.


18

Anda mungkin juga menyukai