Penegasan SPT PPN & FakturPjk Tepat Waktu
Penegasan SPT PPN & FakturPjk Tepat Waktu
Kp PJ.021/PJ.0201/2018
-2-
c. Di sisi lain, pada saat pemeriksaan WP tidak pernah dikenakan sanksi Pasal 14 ayat
(4) atas faktur pajak yang tidak dilaporkan di SPT normal namun dilaporkan di SPT
pembetulan (yang dilaporkan setelah akhir bulan berikutnya setelah masa pajak
berakhir), dengan alasan bahwa WP telah melaporkan faktur pajak tepat waktu.
2. Ketentuan terkait permasalahan di atas sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2009 (selanjutnya disebut Undang-Undang KUP), antara lain
mengatur:
1) Pasal 3 ayat (1), Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan
benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf
Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta
menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak
terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pajak.
2) Penjelasan Pasal 3 ayat (1), Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi Surat
Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang dan untuk
melaporkan tentang:
a. pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran; dan
b. pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh
Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
3) Pasal 8 ayat (1), mengatur bahwa Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat
membetulkan Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan
menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum
melakukan tindakan pemeriksaan.
4) Pasal 8 ayat (2a), mengatur bahwa dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri
Surat Pemberitahuan Masa yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar,
kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per
bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo
pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung
penuh 1 (satu) bulan.
5) Pasal 14 ayat (1) huruf d, e, dan f, mengatur bahwa Direktur Jenderal Pajak dapat
menerbitkan Surat Tagihan Pajak apabila:
a. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak
membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu;
b. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak yang tidak
mengisi faktur pajak secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (5) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya,
selain:
1) identitas
Kp. : PJ.021/PJ.0201/2018
-3-
Kp PJ 021/PJ 0201/2018
-4-
masa ...
Kp : PJ.021/PJ.0201/2018
-5-
masa Agustus 2017 kemudian melaporkan Faktur Pajak dimaksud dalam SPT PPN
masa pembetulan Agustus 2017 yang dilakukan pada bulan November 2017, maka
kondisi tersebut juga termasuk dalam kategori "melaporkan faktur pajak tidak tepat
waktu" sehingga juga dapat dikenakan sanksi Pasal 14 ayat (4) Undang-Undang KUP.
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Direki
rikrif YanuarC
NIP 19670128 199503 1 001
Kp. : PJ.021/PJ.0201/2018