Anda di halaman 1dari 5

Nama : Haposan Felix Marcel Siregar

NIM : 2311102210
Kelas : S1IF-11-F

Identifikasi dan analisislah kesalahan berbahasa dari segi; 1) ejaan, 2) pemilihan kata, 3)
keefektifan kalimat, 4) kriteria kelengkapan, kesatuan pikiran, dan kepaduan paragraf pada
karangan berikut ini.
a. Dalam pengertian yang paling klasik, musik adalah nada atau suara yang disusun sedimikian
rupa, sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat
yang dapat menghasilkan bunyi). Dengan berkembangnya zaman, pengertian meskipun
mengalamai pelebaran makna, semua ini didasarkan pada hasil eksperimen yang sangat inovatif
dari para komponis (penggubah lagu atau musik). Sehingga pengertian musik kelak tidak terbatas
pada susunan bunyi yang teratur dan indah semata, nada-nada sumbang adalah juga musik. Hal
demikian terjadi karena fleksibilitas musik itu sendiri. tidak hanya itu, kreasi manusia dibidang
meskipu terus menerus berkembang dan melahirkan berbagai jenis musik.
Jawaban

1. Ejaan:
• "mengalamai" seharusnya "mengalami".
• "kelak" seharusnya "nanti".
• "dibidang" seharusnya "di bidang".
• "meskipu" seharusnya "meskipun".
2. Pemilihan Kata:
• "nada-nada sumbang" mungkin tidak sepenuhnya sesuai dalam konteks ini.
Kata-kata seperti "cacat" atau "tidak harmonis" mungkin lebih tepat.
• "Hal demikian terjadi karena fleksibilitas musik itu sendiri." dapat diperjelas
dengan kata-kata yang lebih deskriptif, seperti "Ini terjadi karena musik
memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi."
3. Keefektifan Kalimat:
• Kalimat "Dengan berkembangnya zaman, pengertian meskipun
mengalamai pelebaran makna, semua ini didasarkan pada hasil eksperimen
yang sangat inovatif dari para komponis (penggubah lagu atau musik)"
terasa panjang dan kurang efektif. Perlu dipisah menjadi beberapa kalimat
yang lebih ringkas dan jelas.
4. Kriteria Kelengkapan, Kesatuan Pikiran, dan Kepaduan Paragraf:
• Paragraf ini terdiri dari beberapa gagasan yang terpisah dan tidak selalu
berhubungan secara langsung. Ini membuat kesan bahwa paragraf ini
kurang terorganisir dan tidak terlalu bersatu dalam penyampaian pesan.

b. Perkawinan dalam Islam merupakan suatu akad atau transaksi. Hal itu terlihat dari adanya unsur
ijab (tawaran) dan qabul (penerimaan). Suatu akad atau transaksi seyogyanya melibatkan dua
pihak yang setara sehingga mencapai suatu kata sepakat atau konsensus. Tidak salah jika
didefinisikan bahwa pernikahan adalah suatu akad atau kontrak yang mengikat dua pihak yang
setara, yaitu laki-laki dan perempuan yang masing-masing telah memenuhi persyaratan
berdasarkan hukum yanag berlaku atas dasar kerelaaan dan kesukaan kedua belah pihak untuk
membentuk keluarga.
Jawaban

1. Ejaan:
• Tidak ada kesalahan ejaan dalam karangan tersebut.
2. Pemilihan Kata:
• Kata "hukum yanag berlaku" seharusnya "hukum yang berlaku". Ini adalah
kesalahan penulisan yang perlu diperbaiki.
3. Keefektifan Kalimat:
• Kalimat-kalimat dalam paragraf ini cukup jelas dan efektif. Mereka
menggambarkan konsep pernikahan dalam Islam dengan baik tanpa terlalu
rumit.
4. Kriteria Kelengkapan, Kesatuan Pikiran, dan Kepaduan Paragraf:
• Paragraf ini memiliki kesatuan pikiran yang baik. Ia menjelaskan konsep
pernikahan dalam Islam, termasuk unsur-unsur seperti ijab dan qabul,
persyaratan, dan kerelaan kedua belah pihak, secara terstruktur. Namun,
untuk lebih memperjelas, mungkin bisa ditambahkan beberapa contoh atau
ilustrasi.

c. Memang yang dimaksud prinsip kesetaraan alam bukanlah menyamakan secara fisik antara laki-
laki dan perempuan. Dan ini dibantah keras oleh kalangan feminis. Persamaan atau kesetaraan
adalah meyamakan hak dan kewajiban antara laki-laki di depan Allah SWT, sebab ketidaksetaraan
laki-laki dan perempuan dalam agama banyak diciptakan oleh konstruksi sosial kultural, bukan
ajaran agama itu sendiri. allah sendiri menyatakan bahwa semua hamba allah adalah setara
dihadapannya. Yang membedakannya adalah nilai taqwanya. Ketaqwaaan bukanlah istilah yang
bias gender sebab semua orang diberi hak untuk mencapainya.
Jawaban

1. Ejaan:
• "alam" seharusnya "jenis kelamin."
• "kewajiban antara laki-laki di depan Allah SWT" seharusnya "kewajiban
antara laki-laki dan perempuan di hadapan Allah SWT."
• "ketidaksetaraan" seharusnya "ketidaksetaraan antara laki-laki dan
perempuan dalam agama."
2. Pemilihan Kata:
• Kalimat pertama terdengar agak tidak jelas. "Prinsip kesetaraan alam"
mungkin perlu dijelaskan lebih rinci untuk memastikan pemahaman yang
lebih baik.
• Kalimat kedua mungkin bisa diperbaiki dengan kata-kata yang lebih tepat,
seperti "Persamaan atau kesetaraan adalah tentang menyamakan hak dan
kewajiban antara laki-laki dan perempuan di hadapan Allah SWT."
3. Keefektifan Kalimat:
• Kalimat pertama cukup ambigu dan membingungkan. Perlu dijelaskan
dengan lebih jelas agar pesan yang disampaikan menjadi lebih tepat.
• Kalimat kedua juga perlu diperbaiki untuk menghindari ambiguitas dan
memastikan bahwa pesan disampaikan dengan jelas.
4. Kriteria Kelengkapan, Kesatuan Pikiran, dan Kepaduan Paragraf:
• Paragraf ini memiliki kesatuan pikiran yang baik dalam menjelaskan konsep
kesetaraan dalam agama dan mengklarifikasi perbedaan antara konstruksi
sosial budaya dan ajaran agama. Namun, ada beberapa masalah dalam
kalimat-kalimat individual yang perlu diperbaiki agar pesan menjadi lebih
jelas dan efektif.

d. Islam adalah agama yang menghendaki kebahagiaan dalam setiap kehidupan, termasuk
keluarga. Karena keluarga adalah peletak fondasi kehidupan yang cukup mendasar dalam
perjalanan hidup manusia. Keluarga juga merupkan suatu lembaga yang dibangun atas dasar
kerkawinan antara suami istri, dari sinilah terdapat anggota lain yang bernama anak, dan terkadang
ikut hadir pada saudara-saudara yang lain. Keluarga adalah paranata dan etika kehidupan sebagai
titik awal keberagkatan dan modal dasar kehidupan dipilih, disosialisasikan dan ditanamkan dalam
keluarga. Orang tua mempunyai kedudukan yang paling urgent dalam menjalankan roda
kehidupan, sehingga keluarga berfungsi secara optimal dan dinamis.
Jawaban

1. Ejaan:
•Tidak ada kesalahan ejaan dalam karangan tersebut.
2. Pemilihan Kata:
• Kata "kerkawinan" seharusnya "pernikahan". Ini adalah kesalahan penulisan
yang perlu diperbaiki.
• Kalimat "Keluarga adalah paranata dan etika kehidupan sebagai titik awal
keberagkatan dan modal dasar kehidupan dipilih, disosialisasikan dan
ditanamkan dalam keluarga." terasa agak rumit dan sulit dimengerti.
Pemilihan kata dan struktur kalimat yang lebih sederhana dapat
memperbaiki kejelasan.
3. Keefektifan Kalimat:
• Sebagian kalimat dalam paragraf tersebut agak kompleks dan sulit
dimengerti, seperti kalimat terakhir. Ini bisa merusak kejelasan dan
efektivitas komunikasi.
4. Kriteria Kelengkapan, Kesatuan Pikiran, dan Kepaduan Paragraf:
• Paragraf ini membahas pentingnya keluarga dalam Islam dan peran orang
tua dalam menjalankan keluarga. Namun, beberapa kalimat terasa kurang
tersambung secara mulus. Misalnya, kalimat "Keluarga adalah paranata dan
etika kehidupan sebagai titik awal keberagkatan dan modal dasar
kehidupan dipilih, disosialisasikan dan ditanamkan dalam keluarga."
tampaknya tidak terkait dengan konteks sebelumnya dan bisa diperjelas.

e. Terdapat berbagai macam bentuk tindakan kekerasan orang tua terhadap anak dalam keluarga
yang kemudian dapat dibagai menjadi empat, yaitu kekerasan fisik, kekerasan emosional,
kekerasan ekonomi dan kekerasan seksual, yang semuanya dapat mengakibatkan luka fisik
ataupun psikis, baik secara langsung dpat dikenali atau tidak secara langsung dikenali kecuali oleh
korbannya sendiri. Sedang paksaan dapat diartikan sebagai sifat atau hal keras, paksaaan dan
ketakutan. Sedang paksaan berarti tekanan, desakan yang keras, dan kata ini bersinonim dengan
kata memperkosa. Khusus untuk kekerasan seksual dapat mengakibatkan dampak yang
berkebalikan dan kontrasosial, di mana korban menjadi sosok yang cenderung menyukai aktifitas
seksual, seperti mudah terangsang dan senang kapada pelaku karena menyukai aktifitas berikut.
Jawaban

1. Ejaan:
•Kata "dibagai" seharusnya "dibagi."
• Kata "dpat" seharusnya "dapat."
• Kata "paksaaan" seharusnya "paksaan."
• Kata "berkebalikan" seharusnya "berkebalik."
• Kata "kontrasosial" seharusnya "kontrasosial."
• Kata "kapada" seharusnya "kepada."
2. Pemilihan Kata:
• Kalimat "dapat dikenali atau tidak secara langsung dikenali kecuali oleh
korbannya sendiri" kurang efektif dalam menyampaikan pesan. Mungkin
bisa dinyatakan lebih sederhana seperti "biasanya hanya diketahui oleh
korban sendiri."
• Kalimat "Sedang paksaan dapat diartikan sebagai sifat atau hal keras,
paksaaan dan ketakutan" juga bisa disusun lebih jelas. Misalnya, "Paksaan
dapat didefinisikan sebagai sifat atau perilaku keras, tekanan, atau
ketakutan."
3. Keefektifan Kalimat:
• Kalimat-kalimat dalam paragraf ini cukup jelas, tetapi ada beberapa kalimat
yang mungkin dapat disusun lebih sederhana dan langsung ke intinya.
4. Kriteria Kelengkapan, Kesatuan Pikiran, dan Kepaduan Paragraf:
• Paragraf ini membahas berbagai bentuk kekerasan dalam keluarga dan
mencoba menjelaskan beberapa konsep dengan baik. Namun, ada
beberapa kalimat yang terasa agak panjang dan rumit, yang dapat
mengganggu pemahaman keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai