Anda di halaman 1dari 23

Bab Empat : SINONIM, ANTONIM, HOMONIM

4.1 Pengantar
Kata-kata sinonim, antonim, dan homonim diturunkan
dari akar kata bahbsa Yunani onim atauonuma yang berarti "nama".
. Kata sinonim terdiri dari sin ("sama" atau serupa") dan
akar kata onim "nama" yang bermakna "sebuah kata yang
dikelornpokkan dengan kata-kata lain di dalam klasifikasi yang
sama berdasarkan makna umum. Dengan perkataan lain: sinonim
adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang sama tetapi
berheda dalam nilai kata. Atau secara singkat: sinonim adalah
kata-kata yang mempunyai denotasi yang sama tetapi berbeda
kono
dalam tasi. Contoh :
(a) mati, meninggal dunia, berpulang ke rakhmatullah,
menutup
mata buat selama-lamanya, berpindah dari alam fana ke
alam baka, mangkat, wafat, mampus.
(b) cantik, molek, indah, permai, bagus.
(c) bodoh, tolol, dungu, goblok, otak udang.

Sinonim tidak hanya menolong kita untuk menyampaikan


gagasan-gagasan umum, tetapi juga membantu kita untuk membuat
perbedaan-perbedaan yang tajam dan tepat antara makna kata-
kata itu. Sekalipun makna kata-kata cantik, molek, indah,
permai, bagus lama atau semua kata itu bersinonim, kita tidak
wajar atau tidak pernah mengatakan
* wanita itu indah
* gadis itu permai, tetapi
wanita itu cantik
gadis itu molek.
antonim,
Berkontras dengan sinonim adalah (yang terdiri
onim
dari anti atau ant yang berarti "lawan" ditambah akar kata
atau onuma yang berarti "nama") yaitu kata yang mengandung
makna yang berkebalikan atau berlawanan dengan kata yang lain.
Contoh : -►'
kuat - lemah kiri - kanan
jauh - dekat muka - belakapg
pintar bodoh atas - bawah o,
kaya - miskin besar kecil V'
pria - wanita panjang pendek.

Seperti juga halnya telaah sinonim, m1ka telaah antonim ini


pun dapat menolong para siswa mempelajari kata-kata melalui
proses pengklasifikasian.
Homonim (homo "sama" + onim atau
onurna "nama")
adalah kata-kata yang sama bunyinya tetapi berlainan maknanya.
Dengan perkataan lain, kata-kata yang bunyinya sama tetapi
maknanya berlainan disebut homonim.
Contoh :
tanjung "sejenis kembang"
tanjung "tanah yang menjorok ke lautt'
kukur "bunyi burung balam"
kukur "alat untuk memarut kelapa"

Seperti juga halnya telaah sinonim dan antonim yang


telah kita utarakan di atas, maka telaah homonim pun dapat
pula menolong para siswa mempelajari kata-kata melalui proses
klasifikasi.
Demikianlah sepintas kilas uraian mengenai etimologi serta
makna istilah-istilah sinonim, antonim, dan homonim yang
merupakan butir-butir pokok bahasan kita pada bab ini.

4.2 Sinonim dalam Pengembangan Kosakata


Menelaah sinonim merupakan suatu pendekatan yang sangat
baik dan jugs menghemat waktu bagi telaah kosakata. Memper-
bandingkan sinonim-sinonim membantu para siswa melihat
hubungan antara kata-kata yang bersamaan makna. Selain itu juga
menolong para siswa menggeneralisasikan serta mengklasifikan
kata-kata dan konsep-konsep.
Pada dasarnya, sinonim adalah penggantian kata-kata. Si-
nonim memberi kita kesempatan untuk mengekspresikan gagasan
yang sama dalam berbagai cara, walaupun konteks, latar, suasana
hati, dan nada si pembicara (atau si penulis) sebagai suatu kese-
luruhan dapat saja mengendalikan pemilihan sinonim yang akan
dipergunakan. Walaupun telaah daftar sinonim dapat menolong
para siswa untuk mengklasifikasikan konsep-konsep umum
(seperti : kaya - miskin, jauh - dekat, siang - malam,
terang -
gelap, panjang - pendek), tetapi nilainya yang lebih tinggi
adalah dalam pengembangan kemampuan para siswa membuat
pembedaan-pembedaan yang tajam antara sinonim yang satu
dengan sinonim yang lainnya.
Harus kita sadari benar-benar bahwa membuat pembedaan-
pembedaan yang tepat dan tajam tidaklah gampang. Para (maha)
siswa dapat belajar dengan baik membedakan perbedaan makna
kata-kata dengan tepat dengan cara : (i) memperhatikan kata-
kata yang termasuk ke dalam kelas atau kelompok tertentu,
seperti "sedikit" (sekelumit, secuil, sejemput, setetes, sejentik),
dan kemudian (ii) memakainya sesuai dengan tuntutan situasi,
seperti :
(a) Sediakanlah waktumu sekelumit untuk menulis surat padaku
(b) Bubuhi secuil garam ke sup ini.
(c) Dia menaruh sejemput beras ke kantong pengemis itu.
(d) Setetes minyak tanah dapat membuat makanan itu terbuang
(e) Merica sejentik, garam secuil disediakan buat bumbu telur
setengah matang itu.

4.2.1 Denotasi dan Konotasi


Telaah sinonim memberi kesempatan yang baik bagi sang
guru untuk mengajarkan konsep-konsep yang ada kaitannya
dengan aspek-aspek denotatif dan konotatif dalam pengembangan
kosakata. Kamus-kamus pada umumnya mendaftarkan denotasi
(atau makna kalamiah) sesuatu kata. Batasan-batasan dengan sino-
nim seperti itu dapat pula diperluas dengan sarana ilustratif se-
perti gambar-gambar.
Perlu diingatkan bahwa batasan dengan sinonim hanya
bermanfaat kalau sinonim itu lebih mudah daripada kata yang
dibatasi ; misalnya :
si raja siang adalah matahari
wanita tuna susila adalah pelacur
otak udang. adalah (orang) bodoh
akal kancil adalah (orang) pin tar
tenaga kerbau adalah kuat
berada adalah kaya
tuna rungu adalah tuli
tuna karya adalah penganggur
Dalam contoh di atas kata-kata pada jalur kanan lebih mudah
daripada kata-kata pada jalur kiri.

Makna denotatif sesuatu kata kerapkali pula direntangkan


dengan makna konotatif, yaitu makna tambahan yang tersirat
dalam kata tersebut. Sebagai contoh kata besar yang berarti
'gede, gemuk", dapat pula kita perluas secara konotatif sehingga
bermakna "ban yak "; seperti dalam (kelompok) kata "besar
inulut" yang berarti "banyak omong".
Sebagai lawan dari denotasi, maka konotasi sesuatu kata
merupakan lingkaran gagasan-gagasan dan perasaan yang meling-
kungi kata tersebut serta emosi-emosi yang ditimbulkannya.
Dengan perkataan lain, konotasi adalah pikiran dan perasaan
yang terkandung dalam sesuatu kata. Kita dapat melihat dan
merasakan perbedaan antara denotasi dan konotasi dalam sino-
nim-sinonim bagi suatu kata tertentu. Setiap sinonim bagi kata
wanita berikut ini mengandung konotasi yang berbeda : perem-
1)uan, puteri,cewek, betina, ibu, permaisuri, istri.
Perlu juga kita catat bahwa makna-makna konotatif ini
nielibatkan pula aneka ragam pengalaman. Setiap sinonim bagi
kata guru misalnya mengandung konotasi tersendiri sebagai
tambahan terhadap denotasinya : pengajar, pelatih,
penatar,
instruktur, pembimbing, dosen, mahaguru,
pendidik; begitu pula sinonim bagi kata melihat berikut ini :
memandang, me-
natap, menonton, menyaksikan, melirik,
mengerdip, membelalaki.

4.2.2 MembuatDiskriminasi
Tidak perlu disangsikan lagi bahwa para siswa takkan dapat
dengan mudah membuat diskriminasi yang tajam atau mengada-
kan pembedaan-pembedaan yang tepat antara satu sinonim dengan
yang lainnya tanpa pengalaman dan latihan yang cukup memadai.
Dalam telaah kosakata, adalah tidak masuk di akal bila kita
beranggapan bahwa diskriminasi-diskriminasi yang baik akan dapat
diadakan sebelum diskriminasi-diskriminasi yang menyolok dapat
dipahami. Oleh karena itu, maka alangkah baiknya bila para siswa
diberi kesempatan yang baik untuk berlatih mengadakan diskrimi-
nasi-diskriminasi yang menyolok terlebih dahulu. Para siswa perlu
mendengar serta melihat hubungan-hubungan yang luas antara
sinonim-sinonim, melihat bagaimana caranya kata-kata dapat
diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori yang luas ataupun
ke dalam sistem-sistem pengarsipan. Para siswa perlu
menyelesaikan berbagai bentuk latihan pengklasifikasian.
Penjelasan di atas mengandung makna bahwa kelompok-
kelompok kata yang bersamaan haruslah disajikan agar para
siswa dapat mengklasifikasikannya ke dalam topik-topik umum.
senang dapatlah kita
Sebagai contoh, sinonim-sinonim bagi kata
daftarkan sebagai berikut ini
: suka, gembira, ria, ceria, riang,
suka cita, suka ria, riang gembira, gembira ria, suka
Dengan
hati. cara ini Para siswa memperoleh suatu perbendaharaan
umum serta sarana yang ampuh untuk mengingat kata-kata.
Pemilihan sinonim dan diskriminasi yang tepat akan muncul dengan
adanya penerap-
an yang praktis. Sebagai contoh lain, maka sinonim-sinonim
mendidik dapatlah kita daftarkan sebagai berikut :
mengajar,
membimbing, melatih, menyuluh, menatar,
Mari kita andaikan bahwa para siswa ingin membuat
memimpin.
perbedaan antara kata
mendidik dan kata mengajar. Penelitian
dari berbagai sumber akan memperlihatkan kepada mereka
mendidik
bahwa baik maupun mengajar mengandung
makna memimpin. Mendidik mengandung konotasi kasih-
sayang, sabar, hubungan yang akrab, selain menanamkan ilmu
pengetahuan juga menanamkan moral yang tinggi; sedangkan
mengajar mengandung konotasi yang agak berbeda, yaitu
konotasi tugas yang telah ditetapkan, kalau perlu boleh dengan
paksaan, hubungan kurang akrab, melulu menanam-
takkan
kan ilmu; moral kurang diperhatikan. Seorang pendidik
mengajar anak didiknya menggarong atau membongkar rumah
orang; tetapi seorang pengajar besar kemungkinan mengajar anak
buahnya membongkar bank dan mencuri uang dari lemari besi.
Dari keterangan di atas, dapat ditarik kesimpulan umum
bahwa mendidik, pendidik mengandung konotasi "baik";
sedang-
kan mengajar, pengajar mengandung konotasi "kurang
baik". Itulah sebabnya maka seorang guru di muka kelas, di
samping mengajar harus juga mendidik murid-muridnya.
Dalam kata mendidik telah terkandung makna mengajar;
sedangkan sebalik-

82
nya dalam kata mengajar belum tentu terkandung makna
mendidik.
Untuk mencapai tujuan kita agar para siswa dapat mengadakan
diskriminasi yang tepat maka dalam uraian-uraian selanjutnya kita
akan
(i) memperkenalkan kepada para siswa kata-kata tertentu
serta penggunaannya yang umum ; dan
(ii) memberi mereka cara yang terbaik bagi pengarsipan, meng-
ingat, memperoleh atau mendapatkan kembali, serta penggu-
naan sinonim-sinonim tanpa penekanan yang tidak selayak-
nya buat pertama kalinya pada makna yang tepat. Keakraban
dengan makna konotatif akan datang dengan sendirinya
dengan latihan pemakaian kata-kata dalam konteks, dengan
pemanfaatan aneka model penulisan, dan dengan adanya
diskusi dalam kelas mengenai pembedaan-pembedaan yang
tepat mengenai penggunaan makna sesuatu kata. Prosedur
umum dalam pengembangan kosakata dalam perkembangan
bahasa, biasanya beranjak dari yang umum ke arah yang
khusus; jadi bersifat deduktif.

4.2.3 Mengklasifikasikan Sinonim


Proses klasifikasi seperti yang dapat kita jumpai dalam kamus
rrt,au ensiklopedia memberi kesempatan kepada para siswa untuk
n►elihat secara sepintas kilas aneka ragam sinonim yang diperguna kan
untuk mengekspresikan suatu gagasan tertentu. Hal ini justru dapat
merupakan suatu pengantar yang efektif dan juga menjadi Mrratu
motivasi yang kuat bagi telaah kamus.
Penyajian kelompok-kelompok sinonim yang representatif
Magi suatu konsep umum juga memberi kepada para siswa manfaat
tarrnbahan dalam melihat hubungan-hubungan komparatif dan
perbedaan-perbedaan yang tajam antara kata-kata yang mempu-
rryai makna yang lebih sempit dan lebih khusus daripada topik
urnum yang mendasari klasifikasi itu. Pada istilah umum pandai,
nrisalnya, para pembaca akan mencatat lebih banyak konsep
kliusus lagi seperti pintar, bijaksana, tindakan cepat dan
tepat, rr'rdas, berpikir logis, obyektif, cakap, cerdik,
cekatan, dan lain-
111in.
Susunan sinonim yang berencana dan bersistem dapat
mendurong para siswa :
(i) untuk membuat generalisasi; dan
(ii) untuk mengadakan pembedaan-pembedaan antara satu kata
dengan kata lain; yang terlihat jelas dalam pilihan yang
berbeda-beda. Tetapi sebenarnya menelaah sinonim-sinonim
lebih daripada sekedar membuat generalisasi dan pembedaan-
pembedaan yang tajam. Dalam kegiatan bekerja dengan sino-
nim-sinonim ini pars siswa semakin terlibat dalam telaah
kamus yang efektif, memperhatikan pemakaian kata-kata,
konotasi, sejarah kata-kata, aneka kias pada prosa dan puisi,
tokoh-tokoh historis dan fiktif, kejadian-kejadian historis
dan mutakhir. Demikianlah jelas bagi kits bahwa telaah sino-
nim jauh lebih luas daripada telaah kata-kata yang bersamaan
makna. Telaah sinonim juga merupakan telaah hubungan
kata-kata, dan oleh karena itu juga menyangkut hubungan
konsep-konsep. Selanjutnya telaah sinonim pun mencakup
pula kualitas-kualitas konotatif, gagasan-gagasan dan emosi-
emosi yang halus dan tajam yang mengitari kata-kata tersebut
sebagai penafsir dan penterjemah pengalaman-pengalaman.

Latihan berikut ini akan dapat menolong para siswa mem-


bangun kosakata diskriminatif bagi dirinya masing-masing. Para
siswa disuruh menaruh tanda X di sebelah kiri kata dalam setiap
pasangan yang biasanya mengandung nilai kata atau konotasi
jelek.

1. pintar 6. X cowok
X licik -- pria
2. --wanita 7. --tuna karya
X cewek X penganggur

3. --hamil 8. --wanita tuna susila


X bunting X wanita pelacur
4. X mampus 9. --kurang waras
menin l dgga unia X gila
5. X goblok 10 X pencuri
--bodoh --panjang tangan.

Berikut ini disajikan pula sejumlah pasangan kata yang perlu


didiskusikan oleh bapak/ibu guru dengan para siswa di dalam
kelas.

84
penjara nenek
lembaga pemasyara- kakek
katan
tawa membujuk
senyum memaksa
mendengar takboros
mendengarkan hemat

meminta rajin
mengemis giat
bertengkar kaya
berdebat berada

makan bau
sarapan busuk
kotor perempuan
tidak bersih betina
iri hati jantan
cemburu laki-laki

4.3 Antonim dalam Pengembangan Kosakata


Cara efektif lain untuk meningkatkan keterampilan kosakata
para siswa adalah melalui telaah antonim. Walaupun istilah
antonim
mungkin belum dapat dipakai pada kelas-kelas
permulaan di Sekolah Dasar, tetapi pada dasarnya murid-murid
kelas satu dan kelas dua di Sekolah Dasar telah memahami
konsep lawan Data seperti :

atas - bawah kiri - kanan


besar - kecil tinggi - rendah
panas - dingin ayah - ibu
siang - malam pintar - bodoh
terang - gelap laki-laki - perempuan
Antonim dapat pula diurutkan dari yang mudah (seperti yang
tertera di atas) ke yang lebih sulit seperti :
moral - amoral pre-tes - pos-tes
internal - eksternal intensif ekstensif
subyektif obyektif prolog epilog.

85
Seperti juga halnya tidak ada dua sinonim yang sama benar-
benar maknanya, maka sedikit sekali antonim yang benar-benar
merupakan lawan dari kata-kata lain. Tetapi seperti juga halnya
kita dapat mengelompokkan sinonim dengan tepat berdasarkan
makna umumnya, maka kita pun dapat pula mengklasifikasikan
istilah-istilah tertentu sebagai lawan atau hampir berlawanan
dalam makna. Selain itu menolong para siswa mempelajari "konsep
lawan kata", berarti pula membantu mereka memperluas konsep
negativisme dalam bahasa, konsep yang pertama sekali
ditemui dalam penggunaan konjungsi atau kata sambung tetapi,
akan tetapi, dan lain-lain. Oleh karena itu, mengklasifikasikan
antonim-antonim jelas membantu para siswa berpikir dalam
istilah-istilah yang memperbedakan atau konsep-konsep serta
pernyataan-pernyataan pertentangan.
Dal am mempelajari suatu kata baru maka para siswa,
bilamana saja mungkin, hendaknya mempelajari lawan kata tersebut.
Dengan demikian maka kata pria harus diajarkan serentak dengan
kata wanita, ayah dengan ibu, paman dengan bibi, suami
dengan istri, tuan dengan nyonya, jantan dengan betina,
laki-laki dengan perempuan.
Pada tingkatan yang lebih tinggi dan lebih sulit kita ajarkan:
optimis dengan pesimis
al fa dengan omega
fana dengan baka
induksi dengan deduksi, dan lain-lain.

Menelaah antonim dapat pula merupakan satu bagian dari


analisis kata. Sebagai contoh, sang guru dapat menyajikan pa-
sangan-pasangan kata untuk menjelaskan serta mengilustrasikan
bagaimana caranya antonim-antonimnya berkembang dari penam-
bahan awalan dan akhiran tertentu pada akar kata atau kata dasar.

A. Antonim yang terbentuk dari prefiks


progresif - regresif
pretes - postes
prolog - epilog
moral - amoral
prefiks - sufiks (< sub + fix)
esa - taksa (< tak + esa) "ambiguitas".
B. Sufiks yang menyatakan perbedaan atau pertentangan
jenis kelamin :
a) w.artawan - wartawati
sastrawan - sastrawati
seniman - seniwati
olahragawan - olahragawati
peragawan - peragawati
b) pemuda - pemudi
putra - putri
siswa - siswi
mahasiswa - mahasiswi
muda mudi
c) Syarif Syarifah
Aziz Azizah
Komar Komariah
Paul Paulina
Agust Agustina
Yosef Yosefina

Mempergunakan antonim-antonim sebagai bagian dari analisis


kata, jelas melibatkan penggunaan pergantian dan peninjauan
(transfer dan review) secara kontinyu, menghubungkan
satu konsep dengan konsep lain, mengadakan asosiasi-asosiasi,
mern-
Bangun serta membentuk pengetahuan baru berdasarkan penge-
tahuan lama. Dalam menggunakan konsep perlawanan ini, para
guru dapat memberi penekanan pada gagasan perbandingan
sampai pertentangan, gagasan komparasi sampai kontras. Untuk
mencapai tujuan ini memang dapat dilakukan dengan berbagai
pendekatan. Salah satu di antaranya adalah mendaftarkan kata-
kata yang perlu diketahui oleh para siswa dalam bidang studi :
Bahasa, pendidikan moral pancasila, kesehatan, sejarah, dan
lain-lain. Dalam salah satu latihan dalam bidang sastra, misalnya,
para siswa dapat mencatat perbedaan antara
fiksi - fakta
denotasi - konotasi
prosy - puisi
tragedi - komedi
suka carita - duka carita
ekspresi - impresi
Pengajaran Kosakata 7 87
Antonim dapat pula ditelaah sebagai adjektif atau kata
keadaan, misalnya :
kuat - lemah
pandai - bodoh
jauh dekat
tebal - tipis
gemuk - kurus
cantik - jelek
manis - asam
masak - mentah
senang - susah
mudah - sulit
tua - muda
rajin - malas
sakit - sembuh
mahal - murah
berat - ringan
bersih - kotor
jernih - keruh
panas - dingin
basah - kering
subur - gersang

Dari pembicaraan di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa


untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kosakata para siswa,
maka sepantasnyalah sang guru membuat latihan-latihan yang ter-
atur dan terpimpin mengenai konsep-konsep yang sama dan yang
tidak sama. Para guru dapat memanfaatkan penggunaan sinonim
dan antonim sebagai suatu metode telaah kosakata dengan me-
nyajikan kepada para siswa contoh-contoh yang cukup banyak
dan beraneka ragam. Dengan metode tersebut dapat diharapkan
kosakata para siswa kian bertambah kaya baik kuantitas maupun
kualitasnya.

4.3.1 MengenalAntonim dalam Konteks


Secara menyolok, para siswa dapat meningkatkan kemam-
puan mereka mengenal kata-kata dengan cara mencatat bukan
hanya kata-kata yang sama tetapi juga kata-kata yang tidak sama
maknanya. Dalam latihan berikut ini mereka harus memilih kata
yang mengandung makna yang berlawanan dengan kata-kata lain
dalam kelompok itu. Latihan dapat disajikan dalam konteks
kelompok-kelompok kata atau dalam kalimat. Latihan berikut
ini cocok buat Para siswa sekolah dasar. Para siswa disuruh
menggarisbawahi antonim pada setiap kelompok
Jawaban
kurus 1. besar gemuk kurus gendut
pintar 2. tolol pintar dungu goblok
pilu 3. suka gembira pilu riang
lambat 4. lam bat cepat lekas ligat
berangkat 5. datang tiba sampai berangkat
bibi 6. ayah paman bibi pakcik
ular 7. ular burung merpati balam
nanti 8. kini sekarang nanti saat ini
pria 9. wanita gadis pria perempuan
meja 10. koran meja buku majalah
angkuh 11.sopan ramah angkuh hormat
batu 12. padi beras nasi batu
lamban 13. lincah lam ban rajin cekatan

Dalam latihan berikut ini Para siswa menggarisbawahi kata


dalam tanda kurung yang tidak dapat menyempurnakan kalimat
tersebut dengan baik dan tepat.

Jawaban

tenteram 1. Perang biasanya mendatangkan kehidupan yang


(gelisah, resah, tenteram).
pria 2. (Wanita, pria, gadis) termasuk ke dalam kelompok
perempuan.
angkuh 3.Orarg yang (angkuh, sopan, hormat) akan dise-
nangi tetangga.
sembahyang 4. Agama Islam, melarang ummatnya (mencuri,
berzinah, sembahyang).
kekeringan 5. Hujan lebat selama dua hari mengakibatkan
desa ini (banjir, kekeringan, terendam).

lancar 6. Kabut tebal menyebabkan lalu lintas (lancar,


ter-
halang, macet) di Puncak.

ngarai 7. Mahasiswa Jurusan Geografi sering mendaki


(bukit, ngarai, gunung) yang terdapat di daerah
ini.
kepanasan 8. Udara dingin dan lembab menyebabkan
rom-
bongan itu (kepanasan, kedinginan, menggigil).
saling
mencaci 9. (Gotong-royong, tolong-menolong, saling men-
caci) adalah ciri masyarakat desa di Nusantara
ini.
menyedih-
kan 10. Hasil panen yang meningkat tentu saja
(menye-
nangkan, menyedihkan, menggembirakan)
hati para petani.

Memakai kata-kata yang sesuai dengan tingkatan kelas dan


pokok-pokok bahasan yang sedang ditelaah, sang guru dapat me-
nyajikan latihan-latihan, yang di dalamnya para siswa dapat
berlatih menemukan antonim-antonim. Secara tidak langsung
latihan-latihan tersebut juga memberi kesempatan kepada para
siswa mempelajari serta mengingat sinonim-sinonim yang serasi.
Para siswa membaca setiap kalimat dalam latihan berikut ini
dan memilih kata yang paling tepat dapat melengkapinya, yaitu
antonim kata yang digarisbawahi atau dicetak miring.

Ja wa ban
lemah 1. Orang yang sehat adalah kebalikan dari orang
yang segar bugar -, lemah -, penuh gairah -,
dalam melaksanakan sesuatu.

gagal 2. Karena dia rajin belajar dan menyelesaikan


pekerjaan rumah, maka kami yakin bahwa dalam
ujian akhir nanti dia akan lulus -, mendapat
nilai baik -, gagal -.
hemat 3. Anak yang boros adalah kebalikan dari anak yang
suka jajan -, tidak mau menabung , hemat-
dilarang 4. Penebangan hutan secara semberono pasti
dianjur-
kan -, disuruh -, dilarang petugas kehutanan.
tidak ber-
disiplin 5. Orang yang selalu terlam bat datang ke kantor
adalah orang yang terpuji -, rajin -, tidak
berdisiplin -.
merugikan 6. Tidak masuk akal kalau ada orang yang menga-
takan bahwa udara segar itu baik -
merugikan -
menguntungkan - bagi kesehatan.

Dalam latihan berikut ini para siswa disuruh


menggarisbawahi kata yang tidak termasuk ke dalam setiap
kelompok.

Jawaban
penipuan 1. kebaikan kejujuran penipuan kesetiaan
biasa 2. malu segan kaku biasa
bodoh 3. bodoh pintar pandai bijaksana
pulang 4. tiba pulang sampai datang
jelek 5. cantik menarik jelek memikat

kotor 6. segar kotor nyaman bersih


malas 7. malas aktif rajin cekatan
salah 8. benar nyata salah faktual
dijajah 9. bebas merdeka lepas dijajah
kelam 10. kelam terang sinar cahaya.

4.4 Homonim dalam Pengembangan•Kosakata


Dalam "Ensiklopedi Indonesia", jilid 3, terdapat keterangan
sebagai berikut :
"Homonim (dari Yun: homos = sejenis, sama ; onoma
=
nama). Dalam ilmu bahasa: kata-kata yang sama bunyinya tetapi
mengandung arti clan pengertian berbeda. Misalnya: buku =
sendi bambu, buku = kitab ; kali = sungai, kali = lipat." (Shadily
[red. um]; 1982 : 1330).
Dalam kamus, biasanya dipergunakan angka Rumawi di
belakang kata untuk menandai homonim, contoh :
karang I sebangsa batu kapur di laut yang terjadi
oleh binatang kecil-kecil yang mengeluarkan
zat sebangsa kasur.
karang II berkarang : digubah (bunga) ; dicocok (mer-
jan); diikat (permata, intan).

karang III : pekarangan tanah kampung. halaman


rumah.

karang IV: tempat kediaman ; misalnya : karang kepu-


teraan, tempat kediaman putra-putra raja.
(Poerwadarminta; 1976 : 445).

Contoh homonim lainnya adalah :

aci I umpama, andaikata


aci II sah, benar
aci III t kakak, bibi
aci IV pati

alah I kalah ; tewas


alah II tebat ; empang ; selokan.

bang I azan
bang II kependekan abang
bang III bank
bang IV tiruan bunyi barang yang jatuh, meletup,
dan sebagainya.

Pengetahuan mengenai homonim jelas turut memperkaya


serta memperkembang kosakata para siswa dan jugs pengetahuan
mengenai praktek penggunaan kamus. Salah satu latihan yang
baik dilaksanakan oleh para siswa ialah melihat dalam kamus
homonim-homonim kata-kata berikut ini
abu-abu dara lata pasang
beradu daya lindung kembung
alah gua pijar tambang
basi guna pinang taruk
basung jangkar ragam tas
batil jarak ragi tegal
bau keling rusuk telah
dadu kukus seraya titik

Anda mungkin juga menyukai