Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

PROMOSI KESEHATAN DAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Daffa Surya Mahendra (1PA22005)

Inggrit ana jawa (1PA22034)

Irfa Rania Isara (1PA22002)

Desia Aulia (1PA22028)

Susilawati (1PA22001)

Sesilia Wada Tanggu (1PA22008)

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GRIYA HUSADA

SUMBAWA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Promosi Kesehatan Demam Berdarah Dengue (DBD) ini dengan lancar.

Makalah ini diperoleh dari sumber-sumber yang berkaitan dengan domain belajar
dari media internet dan dari sumber lainnya, tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu matakuliah Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Ana Lestari,
S.ST.,M.Kes. atas bimbingan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada teman-teman
mahasiswa khususnya teman satu kelompok yang telah mendukung sehingga dapat
diselesaikannya makalah ini.

Kami mengharapkan dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengena Promosi Kesehatan Demam
Berdarah Dengue (DBD). Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Agar bisa menjadi bahan koreksi diri dan untuk
menjadi yang lebih baik dikemudian hari.

Sumbawa, April 2023

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN.................................................................................................2
D. MANFAAT PENULISAN............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Demam Berdarah Dengue (DBD..................................................................................3


1. Pengertian Demam Berdarah Dengue...........................................................................3
2. Tempat Perkembangkiakan Nyamuk............................................................................3
3. Tanda-tanda Demam Berdarah Dengue........................................................................4
4. Fase-fase Demam Berdarah Dengue............................................................................. 4
B. Teknik-teknik Pengendalian Nyamuk...........................................................................5
1. Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus ...................................................................5
2. Secara Fisika................................................................................................................5
3. Secara Kimia................................................................................................................6
4. Manajemen Lingkungan..............................................................................................6

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN..............................................................................................................7
B. SARAN..........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue
yang tertular melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti, dengan ciri demam tinggi
mendadak disertai manifestasi pendarahan dan cenderung menimbulkan renjatan dan
kematian. Penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
penting di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya serta sering
menimbulkan ledakan Kejadian Luar Biasa dengan jumlah kematian tinggi (Depkes
RI,2004). Penyebaran penyakit DBD dipengaruhi olwh beberapa factor antara lain:
perilaku masyarakat, perubahan cuaca, pertumbuhan ekonomi, lingkungan, dan
ketersediaan air bersih.
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat kasus DBD tersebar di 10 Kabupaten/Kota.
Tercatat menurut data Dinas Kesehatan Provinsi NTB angka kasus DBD tertinggi dari
tahun 2019-2022 adalah pada tahun 2020 dengan jumlah 4.733 kasus. Pada awal
tahun 2023 kasus DBD Provinsi NTB tembus 386 kasus, diperkirakan pada bulan
maret hingga april akan menghalami peningkatan jumlah kasus. Hal ini dikarenakan
masuknya musim hujan pada bulan tersebut yang rawan akan meningkatnya
perkembangiakan nyamuk Aedes Aegpyti.
Angka kasus DBD dari tahun 2019-2022 mengalami jumlah yang masih naik
turun, oleh karena itu dibutuhkan peran serta tenaga kesehatan dalam pencegahan
penularan peyakit DBD. Pemberantasan sarang nyamuk merupakan kunci
keberhasilan dalam memutus penyebaran. Tetapi pada umumnya masyarakat belum
memahami secara benar pencegahan dan penanggulangan masalah penyakit
DBD. Oleh karenanya, pemberian informasi terkait dengan cara pencegahan
dan penanggulangan masih diperlukan.

iv
Metode promosi kesehatan yang dapat dilakukan diantaranya adalah
penyuluhan/ceramah dan eksperimental. Penyuluhan merupakan metode konvensional
yang umumnya dilakukan karena mudah dan murah tetapi memilki kelemahan
mudah dilupakan karena prosesnya berlangsung satu arah dan seringkali tidak
menarik. Penyuluhan seringkali dilaksanakan dengan jumlah peserta yang cukup
besar, sehingga peserta tidak memilki kesempatan untuk bertanya berdiskusi dalam
kedudukan yang sama. Namun demikian, metode ini juga memilki keunggulan yaitu
praktis, relatif murah, mudah dilakukan dan disesuaikan untuk berbagai kondisi.
Selain metode ceramah dapat juga dilakukan dengan metode eksperimental, yaitu
masyarakat dilatih untuk melakukan praktik pengendalian DBD.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan sebagai berikut:
1. Apa itu Penyakit DBD ?
2. Apa saja teknik pengendalian penyakit DBD?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui secara luas terkait penyakit DBD
2. Untuk mengetahui teknik-teknik yang bisa dilakukan untuk pengendalian penyakit
DBD

D. Manfaat Penulisan
1. Diharapkan mampu mengetahui dan mengetahui secara luas terkait penyakit
DBD
2. Diharapkan mampu memahami dan mengetahui teknik-teknik yang bisa
dilakukan untuk pengendalian penyakit DBD

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Demam Berdarah Dengue (DBD)


1. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan
pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan pendarahan-pendarahan.
Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India,
Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.

2. Tempat Perkembangbiakan Nyamuk


Tempat perkembangbiakan utama nyamuk Aedes aegypti adalah tempat-
tempat penampungan air bersih di dalam atau di sekitar rumah, berupa genangan air
yang tertampung di suatu tempat atau bak mandi, tempat minum burung, dan barang-
barang bekas yang dibuang sembarangan yang pada waktu hujan akan terisi air.
Nyamuk ini tidak dapat berkembang biak di genangan air yang langsung berhubungan
dengan tanah (Supartha, 2008).
Tempat perindukan utama tersebut dapat dikelompokkan menjadi: (1) Tempat
Penampungan Air (TPA) untuk keperluan sehari-hari seperti drum, bak mandi, bak
WC, ember, dan sejenisnya, (2) Tempat Penampungan Air (TPA) bukan untuk
keperluan sehari-hari seperti tempat minuman hewan, ban bekas, kaleng bekas, vas
bunga, perangkap semut, dan sebagainya, dan (3) Tempat Penampungan Air (TPA)
alamiah yang terdiri dari lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa,
kulit kerang, pangkal pohon pisang, dan lain-lain (Soegijanto, 2006).

vi
3. Tanda-tanda Demam Berdarah Dengue (DBD)
a. Demam tinggi yang mendadak (38 – 40 derajat Celsius).
b. Tekanan darah menurun hingga menyebabkan syok
c. Mual muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), diare,dan menggigil
d. Pegal/sakit pada persendian akibat demam yang dialami
e. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit
f. Mengalami pendarah pada hidung (mimisan) dan gusi

4. Fase-fase Demam Berdarah Dengue (DBD)

a. Fase demam (1-3 hari)


Pada fase ini penderita DBD akan merasakan beberapa gejala antara lain:
 Demam tinggi sampai 40 °C
 Nyeri otot/diseluruh tubuh, sakit kepala, nyeri sekitar bola mata, mual dan
muntah
b. Fase kritis (4-5 hari)
Disebabkan pada fase inilah penderita DBD harus melakukan rawat jalan, apabila
tidak dilakukan tindakan/pengobatan yang tepat maka akan terjadi gejala berikut:
 Penurunan suhu tubuh hingga 37°C
 Trombosit turun secara drastis dan pendarahan yang tidak disadari
c. Fase penyembuhan (6-7 hari)
Fase ini disebut juga fase pemulihan, karena pada fase ini penderita akan mulai
merasakan tubuhnya membaik. Dengan gejala sebagai berikut:
 Kembali merasakan demam
 Trombosit kembali naik/normal
 Nafsu makan kembali meningkat

vii
B. Teknik-teknik Pengendalian Nyamuk
1. Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus
Pengendalian DBD yang paling efisien dan efektif adalah dengan memutus
rantai penularan melalui pemberantasan jentik. Pelaksanaannya di masyarakat dapat
dilakukan melalui salah satu upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah
Dengue (PSN-DBD) dalam bentuk kegiatan 3 M plus. Untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan, kegiatan 3 M Plus ini harus dilakukan secara luas/serempak dan terus
menerus/berkesinambungan. 3M Plus adalah sebagai berikut:
 Menguras, merupakan kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering
menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat
penampungan air lainnya. Dinding bak maupun penampungan air juga harus
digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat
pada dinding tersebut. Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus
dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di
tempat kering selama 6 bulan.
 Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air
seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan
mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin
kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.
 Mendaur ulang limbah barang bekas yang bernilai ekonomis, disarankan untuk
memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi
menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.
 Plus, yang dimaksud plus adalah upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara
lain menggunakan obat anti nyamuk, gotong royong membersihkan lingkungan,
tidak menggantung pakaian terlalu banyak, memberikan larvasida pada
penampungan air, dsb.
2. Secara Fisik
Pengendalian terhadap nyamuk dewasa Aedes Aegypti.
 Tidak menggantung baju secara bertumpuk dalam rumah
 Pasang kawat pada ventilasi
 Perbaiki saluran air yang tidak lancar

viii
Pengendalian terhadap jentik nyamuk Aedes Aegypti.
 Rutin mengganti tempat-tempat yang memiliki genangan air
 Menggunakan kelambu pada saat tidur
3. Secara Kimia
Pengendalian terhadap nyamuk dewasa Aedes Aegypti.
Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu
teknik pengendalian yang populer di masyarakat, yaitu penggunaan insektisida.
Sasaran insektisida adalah dewasa dan pra dewasa. Karena insektisida adalah zat kimia
beracun, maka penggunaannya harus diperhatikan dampak terhadap lingkungan dan
organisme, yaitu masyarakat, tumbuhan dan hewan. Penentuan jenis insektisida, dosis
dan metode aplikasi merupakan syarat yang penting untuk dipahami masyarakat dalam
melakukan pengendalian. Selain penggunaan insektisida, masyarakat juga dapat
menggunakan obat nyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk dan menggunakan
lotion anti nyamuk.

Pengendalian terhadap jentik nyamuk Aedes Aegypti.


Pengendalian jentik nyamuk dapat dilakukan dengan menggunakan larvasida
terutama di daerah yang banyak menampung air dan pada penampungan air terbuka
yang sulit untuk dibersihkan/dikuras. Manfaat kegiatan larvasidasi adalah
memberantas jentik-jentik nyamuk aedes aegypti. Dengan menggunakan bubuk abate
terutama di daerah yg banyak menampung air/susah air dan pada penampungan air
terbuka yang susah dikuras/dibersihkan.
4. Manajemen Lingkungan
Manajemen lingkungan adalah upaya pengelolaan lingkungan sehingga tidak
kondusif sebagai habitat perkembangbiakan nyamuk aedes aegeptyi seperti gerakan
3M plus (menguras, menutup dan memanfaatkan barang bekas, dan plus: menyemprot,
memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida dll). Selain itu dapat juga
melakukan beberapa kegiatan untuk menghambat pertumbuhan/perkembangbiakan
jentik seperti (menjaga kebersihan lingkungan rumah, mengurangi tempat-tempat yang
gelap dan lembab di lingkungan rumah, tidak menggantung baju dll).

ix
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepyti dan Aedes
albopictus yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan
pada system pembekuan darah, sehingga mengakibatkan demam tinggi, trombosit
rendah, pendarahannya dan gejala lainnya.
2. Teknik-teknik pengendalian nyamuk dapat dilakukan mandiri oleh masyarakat,
antara lain:
 Kegiatan 3M Plus
 Secara fisik
 Kimia
 Manajemen lingkungan

B. Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan pembaca
mengenai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), terutama memahami cara
mengatasi untuk cara pengendalian nyamuk dewasa dan jentik nyamuk.

x
Daftar Pustaka
(2020). Kasus DBD Provinsi tahun 2019. Seksi Penganggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi
NTB.

Harvina Sawitri, N. M. (2022). Jurnal hasil-hasil Penerapan IPTEKS dan Pengabdian Kepada
Masyarakat. SOSIALISASI DAN PENDAMPINGAN ANAK SEKOLAH DASAR SEBAGAI TIM BURU
SERGAP JENTIK DI SD 3 MUARA DUA KOTA LHOKSEUMAWE.

Rosdiana. (2021). Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma. Sosialisasi Pencegahan Demam Berdarah
Dengue (DBD) pada Masa Pandemi Covid-19 di Desa Sebuntal, Kecamatan Marangkayu,
Kutai Kartanegara.

Tomi Tristono, S. a. (2020). Media Komunikasi Hasil Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat.
Korelasi Wabah ―Demam Berdarah Dengue/ DBD‖ dengan Tingkat Curah Hujan Rata –
Rata.

xi

Anda mungkin juga menyukai