paling sukses, yang sampai kini terbanyak digunakan di seluruh dunia. DI tahun 2014 telah
diproduksi di seluruh dunia sekitar 35.000 ton aspirin dan lebih dari 100 milyar tablet telah
dikonsumsi. Obat ini telah dikembangkan oleh ahli kimia dari Bayer di tahun 1899, yaitu Felix
Hoffmann, Arthur Eichengrun, dan ahli farmakologi Heinrich Dreser (Tjay dan Kirana, 2015 hal.
322)
Aspirin merupakan obat analgesik, anti-inflamasi dan antipiretik yang sangat luas
penggunaannya. Dalam dosis rendah, aspirin digunakan sebagai zat antitrombosis untuk
mencegah agregasi platelet melalui penghambatan enzim siklooksigenase. Aspirin diabsorpsi
secara cepat di saluran pencernaan bagian atas, terutama di bagian pertama duodenum. Setelah
pemberian secara oral, aspirin terhidrolisis secara cepat di dalam tubuh menghasilkan asam
salisilat sebagai metabolit utama. Bioavailabilitas aspirin rendah akibat first pass effect
metabolism dan hidrolisis menjadi salisilat di dinding usus (Siswanto dkk., 2016 hal. 69).
Asetosal termasuk produk over the counter (OTC) yang dapat diperoleh tanpa resep dokter dan
telah digunakan secara luas di masyarakat. Beberapa dekade terakhir ini, asetosal bukan lagi
merupakan pilihan utama sebagai analgesik dikarenakan efek sampingnya yang dapat mengiritasi
lambung. Untuk mengurangi efek iritasi lambung ini, asetosal biasanya dibuat dalam bentuk
tablet biasa (plain uncoated), buffered tablets, enteric coated tablets, dispersible tablets,
suppositoria dll. Khasiat lain yang dimiliki asetosal pada penggunaan dosis kecil adalah sebagai
anti platelet yang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya infark miokard pada orang dengan
resiko tinggi stroke atau ischemia cerebral, sehingga asetosal diproduksi dengan dosis sediaan
80 dan 160 mg/tablet dengan aturan pakai 1 tablet/hari (Annuryanti dkk, 2013 h.2).
Ester aromatik dibentuk oleh asam karboksilat aromatik dengan alkohol alifatik atau alkohol
aromatik. Seperti halnya ester alifatik, nama ester aromatik juga terdiri dari dua kata. Kata
pertama adalah gugus alkil atau asil dan terikat pada oksigen ester. Kata kedua adalah nama
asam karboksilatnya, dengan membuang kata asam. Etilbenzoat, fenil salisilat, dan asetil salisilat
adala tiga contoh ester aromatik. Asam salisilat mempunyai
dua radikal fungsi dalam struktur kimianya, yaitu radikal hidroksi fenolik dan radikal karboksil
yang langsung terikat pada inti benzene. Esterifikasi radikal hidroksi fenolik dengan fenol
diperoleh ester fenil salisilat yang dikenal dengan nama salol, sedangkan esterifikasi radikal
karboksilatnya dengan asetilklorida didapatkan ester asetilsalisilat yang dikenal dengan aspirin.
Salol dan aspirin banyak digunakan dalam bidang kedokteran karena mempunyai sifat analgetik
dan antipiretik (Sumardjo, 2009 hal. 113- 114).
METODE PERCOBAAN
°C) sambil diaduk dengan termometer selama 15 menit. Lalu keluarkan Erlenmeyer dari
penangas air.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan bahwa: