Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

Teori Pembelajaran

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Eveline Siregar, M.Pd. / Mita Septiani, M.Pd

Nama : Ghattan Fadhillah herdian


Nim : 11012622023
Tes penguasaan “BELAJAR”

1.Apa yang dimaksud dengan belajar? Apa buktinya bahwa seseorang telah belajar, berikan
contohnya dengan merujuk kepada ciri-ciri belajar!

2.Salah satu ciri belajar adalah adanya perubahan tingkah laku baik bersifat pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif) & keterampilan (psikomotor). Berikan masing2 contohnya!

3. Apa yang dimaksud dengan deep learning? Bedakan dengan surface learning, dan berikan
contoh untuk memperjelas!

4.Ambillah salah satu artikel pd jurnal yang membahas tentang belajar. Lakukan kajian/
analisis meliputi: belajar menurut aliran psikologi apakah yang diterapkan (behaviorisme,
kognitivistisme, humanistisme, konstruktivistisme)? Apa tujuan belajarnya, ciri khas yang
ditunjukkannya dan bagaimana hasilnya?

JAWABAN
1.
Belajar mempunyai banyak sekali definisi dari berbagai teori teori yang ada, seperti contohnya
menurut teori kognitivistik belajar adalah suatu proses berpikir yang sangat kompleks,
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya sangat menentukan hasil belajar. Sedangkan
menurut teori konstrukivisme belajar merupakan suatu proses pembentukan (konstruksi)
pengetahuan oleh si belajar itu sendiri. Dan masih banyak lagi definisi dari belajar menurut
teori lainnya.. Namun dari semua definisi belajar pada teori teori yang berbeda terdapat satu
garis besar yang menjelaskan apa inti definisi dari belajar. Definisi belajar secara garis besarnya
adalah Sebuah proses perubahan yang terjadi akibat interaksi dengan lingkungan, pengalaman,
dan Dilakukan secara sadar (ada usaha) juga Ditandai dengan adanya perubahan perilaku
(kognitif, afektif, psikomotor).
Lalu selanjutnya apa tanda seseorang telah belajar ? jawabannya merujuk pada semua definisi
diatas maka tanda seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan dari yang semula asing
menjadi tidak asing, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang belum tahu menjadi tahu.
Seperti contoh seorang pegawai Perusahaan A yang berposisi sebagai penjaga Gudang
diangkat menjadi staff administrasi, sebelumnya pegawai tersebut tidak begitu mahir
menggunakan perangkat lunak Microsoft excel sehingga pekerjaan yang dilakukan kurang
maksimal, lalu setelahnya diadakan training oleh Perusahaan A untuk melatih para karyawan
agar dapat memaksimalkan potensi bekerja menggunakan perangkat lunak tersebut. Kemudian
mulailah pegawai tersebut mengenal rumus rumus yang baru diketahui pada perangkat lunak
tersebut dan mulai mencoba sendiri untuk memasukan rumus rumus kedalam perangkat lunak
tersebut, hal ini dinamakan sebuah proses dari yang tidak tahu menjadi tahu seperti yang
disebutkan dalam satu ciri belajar adalah terdapat sebuah proses.dan lalu terjadi perubahan
dari yang tidak tahu menjadi tahu atau bahkan mahir dalam menggunakan perangkat lunak
tersebut. Dan semua hal yang terjadi selama proses belajar itulah yang disebut dengan
pengalaman.

2.
Perubahan tingkah laku kognitif:
*Seorang siswa yang sebelumnya tidak tahu cara menyelesaikan soal matematika, setelah
belajar dan berlatih, menjadi mampu menyelesaikan soal matematika dengan baik.
*Seorang mahasiswa yang sebelumnya tidak tahu apa itu teori evolusi, setelah belajar dan
membaca buku, menjadi memahami dan mengerti teori evolusi dengan baik.
Perubahan tingkah laku afektif:
*Seorang siswa yang sebelumnya tidak tertarik dengan pelajaran sejarah, setelah belajar dan
diajarkan oleh guru yang menyenangkan, menjadi tertarik dan menyukai pelajaran sejarah.
*Seorang siswa yang sebelumnya tidak peduli dengan lingkungan, setelah belajar tentang
pentingnya menjaga lingkungan, menjadi peduli dan mulai melakukan aksi nyata untuk
menjaga lingkungan.
Perubahan tingkah laku psikomotor:
*Seorang siswa yang sebelumnya tidak bisa bermain gitar, setelah belajar dan berlatih, menjadi
mampu bermain gitar dengan baik.
*Seorang siswa yang sebelumnya tidak bisa berenang, setelah belajar dan berlatih, menjadi
mampu berenang dengan baik.

3.
Pada intinya deep learning adalah proses yang menghasilkan sebuah keterampilan dengan
memahami secara mendalam suatu hal yang ingin didalami, sementara surface learning adalah
proses mengenal secara general dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Contohnya seorang siswa dikenalkan pada sebuah alat bernama seismograph lalu siswa
tersebut kemudian dari yang sebelumnya tidak tahu apa itu seismograph menjadi mengetahui
apa itu seismograph dan kegunaan alat tersebut. Yang artinya proses tersebut hanya
menghasilkan output berupa pengetahuan general yaitu Surface Learning, Namun Ketika
siswa tersebut diajarkan tentang bagaimana mekanisme kerja lebih dalam dari seismograph dan
bagaimana mengumpulkan data dan mengolahnya untuk observasi suatu gunung maka dari
proses tersebut kemudian tercipta sebuah keterampilan untuk dapat menggunakan dan
mengolah apa yang alat tersebut sediakan dan hal tersebut dinamakan Deep Learning.
4.
Untuk artikel yang akan di lakukan analisis kali ini berjudul : “Pendekatan Konstruktivisme
Dan Dampaknnya Bagi Hasil Belajar Matematika Siswa SD” pada artikel tersebut
menggunakan aliran psikologi konstruktivistisme yang dimana menjelaskan bahwa belajar
pada dasarnya merupakan suatu proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh si belajar
itu sendiri. Lalu Berdasarkan artikel yang ditemukan dengan judul "Pendekatan
Konstruktivisme Dan Dampaknnya Bagi Hasil Belajar Matematika Siswa SD", dapat
disimpulkan bahwa tujuan belajar dalam artikel ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa SD melalui pendekatan konstruktivisme. Ciri khas belajar dalam pendekatan
konstruktivisme adalah siswa menjadi aktif dalam membangun pengetahuan mereka sendiri
melalui pengalaman dan refleksi. Hasil belajar yang diharapkan adalah terjadinya peningkatan
hasil belajar matematika siswa SD. Dalam artikel tersebut, ditemukan bahwa pendekatan
konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa SD. Siswa yang belajar
dengan pendekatan konstruktivisme memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih baik,
mampu memecahkan masalah dengan lebih baik, dan memiliki motivasi belajar yang lebih
tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pendekatan konstruktivisme dapat
memberikan dampak positif bagi hasil belajar matematika siswa SD.

Anda mungkin juga menyukai