DI SUSUN OLEH :
Ilma Purna Aprilianti
(22311008)
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa
melimpahkan rahmat-nya berupa kesempatan,pengetahuan,kemampuan berpikir,dan
kesehatan sehingga saya mampu menyelesaikan laporan praktikum bakteri ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bakteriologi dan Mikologi
semester 3.Saya menyadari banyaknya kekurangan dari makalah yang saya susun,saya
berharap agar pembaca meberikan saran dan kritik yang membangun karena saran dan kritik
dari pembaca sangat berpengaruh untuk penyempurnaan penulisan makalahini untuk
kedepannya.
Akhir kata,saya berharap makalah ini bias bermanfaat dan membantu menambah
wawasan pembaca tentang bakteri BAKTERI ENTEROCOCCUS FAECALIS
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... 1
BAB 1 ..................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 4
1.2 Rumusan masalah .................................................................... 4
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………………..5
1.4Manfaat .................................................................................... 6
1.5Kerangka Berpikir……………………………………………7
BAB II
TIJAUAN PUSTAKA ……………………………………………8
BAB III
MATERI DAN METODE ..................................................................... 9
3.1 Pemeriksaan Enterococcus faecalis .............................................. 10
3.2 Identifikasi ................................................................................... 11
3.3 Pemeriksaan Mikroskopik ........................................................... 12
3.4 Uji bio kimia ................................................................................ 13
3.5 Uji Taknogenitas .......................................................................... 14
BAB IV
PEMBAHASAN .................................................................................... 15
4.1 Pengertian Enterococcus faecalis .................................................. 16
4.2 Klasifikasi Enterococcus faecalis ................................................. 17
4.3 Morfologi dan Karakteristik ......................................................... 18
4.4 Patogenesis ................................................................................... 19
4.5 Pemeriksaan Enterococcus faecalis .............................................. 19
4.6 Epideomologi ............................................................................... 19
4.7 Penyebaran dan Penularan Enterococcus faecalis ........................ 20
4.8 Pencegahan Enterococcus faecalis ................................................ 21
BAB V
KESIMPULAN .................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKAN .......................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB III
MATERI DAN METODE
Pemeriksaan Enterococcus faecalis penting untuk diagnosis dan penanganan infeksi yang
disebabkan oleh bakteri ini. Hasil pemeriksaan ini akan membantu dokter dalam merencanakan
perawatan yang tepat, terutama jika bakteri tersebut menunjukkan resistensi terhadap antibiotik
tertentu.
3.2 Identifikasi
Identifikasi Enterococcus faecalis adalah proses untuk mengenali dan mengidentifikasi
bakteri ini. Enterococcus faecalis adalah salah satu spesies bakteri Enterococcus yang dapat
ditemukan di berbagai lingkungan, termasuk dalam saluran pencernaan manusia dan hewan,
serta di lingkungan yang terkontaminasi oleh tinja. Beberapa langkah yang umum digunakan
untuk mengidentifikasi Enterococcus faecalis adalah:
1.Pemilihan Sampel:
Pertama, Anda perlu mengisolasi bakteri dari sampel yang relevan. Contoh sampel yang sering
digunakan untuk isolasi Enterococcus faecalis adalah sampel tinja manusia atau hewan,
makanan yang terkontaminasi, atau lingkungan yang mungkin terkontaminasi.
2.Pertumbuhan Bakteri:
Sampel yang diambil harus ditempatkan pada media pertumbuhan yang sesuai, seperti agar
darah atau agar enterococcus. Bakteri akan tumbuh pada media ini dalam kondisi yang sesuai.
3.Pewarnaan Gram:
Setelah pertumbuhan yang cukup, langkah selanjutnya adalah melakukan pewarnaan Gram.
Enterococcus faecalis adalah bakteri Gram-positif, yang berarti mereka memiliki dinding sel
tebal yang menahan pewarnaan kristal violet dalam tes pewarnaan Gram.
4.Karakteristik Mikroskopis:
Setelah pewarnaan Gram, Anda dapat memeriksa bakteri di bawah mikroskop. Enterococcus
faecalis biasanya berbentuk bulat atau oval, dan Anda dapat melihat karakteristik Gram-
positifnya.
5.Uji Biokimia
Uji biokimia digunakan untuk mengonfirmasi identifikasi bakteri. Beberapa tes biokimia yang
dapat dilakukan termasuk uji katalase, uji oksidase, dan uji uji fermentasi karbohidrat.
Enterococcus faecalis biasanya katalase-negatif dan oksidase-negatif.
6.Uji Serologi: Jika diperlukan, Anda dapat melakukan uji serologi untuk mengidentifikasi
spesies secara lebih spesifik.
7. Analisis Molekuler: Teknik-teknik seperti PCR (Reaksi Berantai Polimerase) atau
sekuensing DNA dapat digunakan untuk mengonfirmasi identifikasi secara molekuler.
Penting untuk diingat bahwa identifikasi bakteri Enterococcus faecalis harus dilakukan oleh
laboratorium yang kompeten dan terlatih, karena ada banyak spesies bakteri yang berbeda yang
dapat memiliki karakteristik serupa. Identifikasi yang akurat penting dalam konteks perawatan
kesehatan, khususnya dalam kasus infeksi yang terkait dengan bakteri ini.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menguji taknogenitas bakteri Enterococcus
faecalis meliputi:
1.Uji Patogenisitas: Uji ini melibatkan pemaparan bakteri Enterococcus faecalis pada model
organisme, seperti hewan percobaan (misalnya tikus atau mencit). Selama eksperimen ini,
peneliti akan memantau gejala infeksi, perkembangan penyakit, dan respons sistem kekebalan
tubuh. Hal ini bertujuan untuk menentukan apakah bakteri tersebut dapat menyebabkan
penyakit atau tidak.
2.Uji Virulensi: Virulensi merujuk pada tingkat keparahan infeksi yang dapat disebabkan oleh
bakteri. Uji ini dapat melibatkan analisis sejumlah faktor virulensi yang dimiliki oleh
Enterococcus faecalis, seperti kemampuan untuk melekat pada sel inang, produksi toksin, atau
resistensi terhadap sistem kekebalan tubuh. Virulensi bakteri dapat berbeda-beda, dan uji ini
membantu dalam menentukan sejauh mana bakteri tersebut berpotensi menjadi patogen.
3.Analisis Genetik: Sejumlah faktor virulensi dan sifat taknogenitas dapat diketahui melalui
analisis genetik bakteri. Penelitian ini dapat mencakup sekuensing genom Enterococcus
faecalis untuk mengidentifikasi gen atau kluster gen yang berhubungan dengan patogenisitas.
4.Uji Diagnostik: Uji diagnostik juga dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan bakteri
Enterococcus faecalis dalam sampel klinis, seperti darah atau urin, dari individu yang diduga
terinfeksi. Teknik seperti kultur bakteri, PCR (Polymerase Chain Reaction), atau serologi dapat
digunakan untuk ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Enterococcus faecalis
Jumlah rata-rata normal Enterococcus faecalis pada lumen usus manusia yang tidak
menyebabkan efek Enterococcus faecalis adalah spesies yang paling umum ditemukan dan
menyebabkan 85-90% infeksi enterococcal, Enterococcus faeccium menyebabkan 5-10%
infeksi. Enterococcus merupakan salah satu penyebab tersering infeksi nosokomial, khususnya
di unit perawatan intensif, dan terseleksi oleh terapi chepalosporin dan antibiotik lain dimana
mereka memiliki daya tahan. Enterococcus ditularkan dari satu pasien ke pasien lain terutama
melalui tangan petugas rumah sakit, beberapa di antaranya mungkin membawa bakteri ini
dalam saluran gastrointestinal. Enterococcus kadang-kadang ditularkan melalui peralatan
medis. Pada pasien, lokasi infeksi tersering adalah saluran kemih, luka, saluran empedu, dan
darah. Enterococcus dapat menyebabkan meningitis dan bakteremia pada neonatus. Pada orang
dewasa, Enterococcus dapat menyebabkan endokarditis. Namun, pada infeksi intraabdomen,
luka, saluran kemih, dan läinnya, Enterococcus biasanya terbiak bersama spesies bakteri
lainnya sehingga sulit untuk memastikan peran 13 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta patogenik
Enterococcus dalam situasi klinis tersebut (Carroll, dkk., 2017).
Enterococcus faecalis adalah bakteri Gram-positif yang biasanya ditemukan dalam saluran
pencernaan manusia dan hewan, serta dalam lingkungan yang terkontaminasi oleh kotoran
manusia atau hewan. Bakteri ini merupakan salah satu anggota dari genus Enterococcus, yang
termasuk dalam keluarga Enterococcaceae.
Enterococcus faecalis adalah bakteri kokus gram positif, fakultatif anaerob, fermentative dan
tidak membentuk spora. Enterococcus faecalis berbentuk ovoid dan dalam karakteristiknya kadang
tunggal, berpasangan atau membentuk rantai yang pendek dan biasanya mengalami elongasi pada
arah rantai dengan diameter 0,5-1µm. Kebanyakan strainnya nonhemolitik dan nonmotile. Pada agar
darah, permukaan koloni berbentuk bulat, menonjol, halus, agak cembung dan menyeluruh
(Wardhana, dkk., 2008). Koloni bakteri berwarna kelabu dan berukuran kecil 0,5 – 1 mm dengan
hemolisis-alfa kuat atau lemah.
Hemolisis-alfa merupakan suatu bentuk hemolisis yang tidak sempurna, menghasilkan suatu zona
hijau disekitar koloni. Bakteri Enterococcus faecalis bersifat fakultatif anaerob, mempunyai
kemampuan untuk hidup dan berkembang biak dengan oksigen maupun tanpa oksigen.
Enterococcus faecalis merupakan mikroorganisme yang dapat bertahan dalam lingkungan yang
sangat ekstrim, termasuk pH yang sangat alkalis dan konsentrasi garam yang tinggi. Bakteri ini
mengkatabolisme berbagai sumber energi antara lain karbohidrat, gliserol, laktat, malate, sitrat,
arginin, agmatin dan asam α keto lainnya.
Enterococcus faecalis memiliki dinding sel dengan struktur kimia yang lebih sederhana
dibandingkan dengan struktur kimia dinding sel bakteri gram positif lainnya. Dinding sel bakteri gram
positif pada umumnya terdiri dari 3 lapisan yaitu kapsul, peptidoglikan dan membran sitoplasma.
Namum, dinding sel bakteri Enterococcus.
Enterococcus faecalis adalah bakteri yang dapat ditemukan di dalam usus manusia dan hewan.
Mereka termasuk dalam genus Enterococcus, yang merupakan bagian dari keluarga Enterococcaceae.
Enterococcus faecalis adalah salah satu spesies Enterococcus yang paling sering diidentifikasi dalam
konteks kesehatan manusia dan mikrobiota usus.
Namun, dalam konteks bakteri, istilah "subspesies" atau "subspecies" biasanya digunakan untuk
menggambarkan variasi dalam suatu spesies yang mungkin memiliki karakteristik yang sedikit
berbeda, tetapi masih dianggap sebagai bagian dari spesies yang sama. Pada umumnya, Enterococcus
faecalis tidak dibagi lagi menjadi subspesies yang diakui secara luas, meskipun mungkin ada penelitian
terbaru yang mengidentifikasi variasi genetik dalam spesies ini.
Penting untuk diingat bahwa infeksi Enterococcus faecalis sering dikaitkan dengan layanan kesehatan,
karena bakteri ini dapat menjadi patogen oportunistik pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh
yang lemah atau mereka yang menjalani prosedur medis invasif.
Pengobatan infeksi Enterococcus faecalis dapat menjadi tantangan karena resistensi antibiotik.
Biasanya, pengobatan melibatkan antibiotik yang efektif melawan Enterococcus, seperti ampisilin,
vankomisin, atau linezolid. Pilihan antibiotik mungkin bergantung pada strain spesifik dan profil
kerentanannya.
Pencegahan infeksi Enterococcus faecalis melibatkan praktik kebersihan yang baik, terutama di
fasilitas kesehatan, dan penggunaan antibiotik yang tepat untuk mencegah munculnya strain yang
resistan terhadap antibiotik.
Enterococcus faecalis adalah jenis bakteri Gram positif yang umumnya ditemukan
dalam sistem pencernaan manusia dan hewan. Mereka merupakan bagian normal dari flora
mikrobiota usus, tetapi juga dapat menjadi patogen opportunis yang menyebabkan infeksi pada
manusia. Berikut ini adalah beberapa informasi epidemiologis tentang Enterococcus faecalis:
1.Penyebaran Umum:
• Enterococcus faecalis dapat ditemukan dalam tinja manusia dan hewan, tanah, air, serta
berbagai lingkungan lainnya.
• Bakteri ini dapat menyebar melalui kontak dengan feses yang terkontaminasi atau
melalui makanan dan air yang tercemar.
• Infeksi Enterococcus faecalis dapat terjadi pada individu yang memiliki sistem
kekebalan tubuh yang lemah atau rentan.
2.Infeksi Nosokomial:
• Enterococcus faecalis adalah penyebab umum infeksi nosokomial (infeksi yang didapat
di rumah sakit atau fasilitas perawatan kesehatan).
• Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, infeksi darah, endokarditis,
infeksi peritoneum, dan infeksi lainnya, terutama pada pasien yang mengalami prosedur
medis invasif atau memiliki sistem kekebalan yang melemah.
3.Resistensi Antibiotik:
• Beberapa strain Enterococcus faecalis telah menjadi resisten terhadap banyak
antibiotik, termasuk antibiotik yang umumnya digunakan untuk mengobati infeksi.
• Resistensi antibiotik dapat menyebabkan kesulitan dalam pengobatan infeksi
Enterococcus faecalis, terutama pada pasien dengan kondisi medis yang sudah
melemah.
4.Pengendalian Penyebaran:
• Pengendalian penyebaran Enterococcus faecalis di fasilitas perawatan kesehatan
penting untuk mencegah infeksi nosokomial.
• Langkah-langkah pengendalian infeksi termasuk praktik-praktik kebersihan tangan
yang baik, sterilisasi peralatan medis, penggunaan antibiotik secara bijak, dan isolasi
pasien yang terinfeksi.
5.Penelitian Epidemiologi:
• Epidemiologis mengkaji penyebaran dan karakteristik infeksi Enterococcus faecalis
untuk mengidentifikasi pola dan faktor-faktor risiko yang mungkin terlibat dalam
infeksi.
• Penelitian ini membantu dalam pengembangan strategi pengendalian dan pengobatan
yang lebih efektif.
Penting untuk diingat bahwa Enterococcus faecalis bukanlah bakteri yang selalu bersifat
patogen, tetapi dapat menyebabkan infeksi pada individu yang rentan. Pencegahan infeksi dan
pengendalian penyebarannya adalah langkah-langkah penting dalam manajemen kesehatan
masyarakat dan perawatan pasien.
Penyebaran: Bakteri Enterococcus faecalis secara alami ada di dalam saluran pencernaan
manusia dan hewan. Mereka juga dapat ditemukan di lingkungan sekitar, seperti tanah, air,
dan makanan. Penyebaran bakteri ini ke lingkungan lain dapat terjadi melalui tinja manusia
atau hewan yang terkontaminasi.
a. Higiene Pribadi: Menjaga kebersihan tangan adalah langkah penting dalam pencegahan.
Cucilah tangan dengan sabun dan air setelah menggunakan toilet, sebelum makan, dan
setelah berkontak dengan hewan atau lingkungan yang berpotensi terkontaminasi.
b. Pengelolaan Makanan: Pastikan makanan dan air minum telah dimasak atau diproses
dengan benar untuk membunuh bakteri. Hindari makanan mentah atau setengah matang
yang berisiko terkontaminasi.
e. Antibiotik dengan Hati-hati: Penggunaan antibiotik yang berlebihan atau tidak tepat
dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri resisten. Oleh karena itu, dokter harus
meresepkan antibiotik hanya jika benar-benar diperlukan.
f. Imunisasi: Meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan vaksinasi yang sesuai juga
dapat membantu mencegah beberapa infeksi yang disebabkan oleh bakteri, meskipun
vaksinasi khusus untuk Enterococcus faecalis tidak tersedia.
BAB V
KESIMPULAN
Enterococcus faecalis adalah bakteri Gram-positif yang biasanya ditemukan dalam
saluran pencernaan manusia dan hewan, serta dalam lingkungan yang terkontaminasi oleh
kotoran manusia atau hewan. Bakteri ini merupakan salah satu anggota dari genus
Enterococcus, yang termasuk dalam keluarga Enterococcaceae.
Namun, dalam konteks bakteri, istilah "subspesies" atau "subspecies" biasanya digunakan
untuk menggambarkan variasi dalam suatu spesies yang mungkin memiliki karakteristik yang sedikit
berbeda, tetapi masih dianggap sebagai bagian dari spesies yang sama. Pada umumnya, Enterococcus
faecalis tidak dibagi lagi menjadi subspesies yang diakui secara luas, meskipun mungkin ada penelitian
terbaru yang mengidentifikasi variasi genetik dalam spesies ini.
Mubarak, Zaki, Santi Chismirina, and Cut Aisa Qamari. "Aktivitas antibakteri ekstrak kayu manis
(Cinnamomum burmannii) terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis." Cakradonya Dental
Journal 8.1 (2016): 1-10. https://jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ/article/view/10456
Mubarak, Zaki, Santi Chismirina, and Hafizah Humairah Daulay. "Aktivitas antibakteri ekstrak propolis
alami dari sarang lebah terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis." Journal of Syiah Kuala
Dentistry Society 1.2 (2016): 175-186. https://jurnal.unsyiah.ac.id/JDS/article/download/5421/4507
Sari, Ernita, Dzanuar Rahmawan, and Meita Sahara. "Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Naga
Merah (Hylocerus Polyrhizus) Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis Secara In Vitro." Jurnal
Wiyata: Penelitian Sains dan Kesehatan 8.1 (2021): 95-102.
https://ojs.iik.ac.id/index.php/wiyata/article/view/422
Safitri, Risda Dwi. perbedaan hasil pertumbuhan bakteri enterococcus faecalis pada media agar
darah menggunakan pelarut air kelapa dan akuades. Diss. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, 2021.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/6369/
SAFITRI, Risda Dwi. perbedaan hasil pertumbuhan bakteri enterococcus faecalis pada media agar
darah menggunakan pelarut air kelapa dan akuades. 2021. PhD Thesis. Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/6369/9/4.%20Chapter%202.pdf.pdf
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/2245/
Syam, A. I. I. (2020). Potensi Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L) Terhadap Bakteri
Enterococcus Faecalis Dalam Saluran Akar. SYAM, Andi Iyanah Istiyanah. Potensi Ekstrak Bawang
Putih (Allium sativum L) Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis Dalam Saluran Akar. 2020.
https://journal.ugm.ac.id/jkg/article/view/27892
Kuntari, Lisna Mirna, Wignyo Hadriyanto, and Ema Mulyawati. "Perbedaan daya antibakteri
klorheksidin 2% dan berbagai konsentrasi sodium hipoklorit kombinasi omeprazole 8, 5% terhadap
Enterococcus faecalis." Jurnal Kedokteran Gigi 5.2 (2014): 139-149.
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/dentino/article/view/555
Ramadhinta, Talitha Maghfira, Muhammad Yanuar Ichrom Nahzi, and Lia Yulia Budiarti. "Uji
efektivitas antibakteri air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sebagai bahan irigasi saluran akar
alami terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis in vitro." Dentino: Jurnal Kedokteran Gigi 1.2
(2016): 17-21.
Imaniar, Ardiana Cahaya, et al. "Pengaruh Pemberian Asap Cair pada Berbagai Konsentrasi terhadap
Pertumbuhan Enterococcus faecalis Penyebab Gangren Pulpa." Jurnal Kedokteran Diponegoro
(DiponegoroMedicalJournal) 7.2(2018):424-432.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/20671