Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BAKTERIOLOGI DAN MIKOLOGI

BAKTERI ENTEROCOCCUS FAECALIS

DI SUSUN OLEH :
Ilma Purna Aprilianti
(22311008)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
PENDIDIKAN DOKTER HEWAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa
melimpahkan rahmat-nya berupa kesempatan,pengetahuan,kemampuan berpikir,dan
kesehatan sehingga saya mampu menyelesaikan laporan praktikum bakteri ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bakteriologi dan Mikologi
semester 3.Saya menyadari banyaknya kekurangan dari makalah yang saya susun,saya
berharap agar pembaca meberikan saran dan kritik yang membangun karena saran dan kritik
dari pembaca sangat berpengaruh untuk penyempurnaan penulisan makalahini untuk
kedepannya.
Akhir kata,saya berharap makalah ini bias bermanfaat dan membantu menambah
wawasan pembaca tentang bakteri BAKTERI ENTEROCOCCUS FAECALIS

Mataram 10 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... 1
BAB 1 ..................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 4
1.2 Rumusan masalah .................................................................... 4
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………………..5

1.4Manfaat .................................................................................... 6
1.5Kerangka Berpikir……………………………………………7
BAB II
TIJAUAN PUSTAKA ……………………………………………8
BAB III
MATERI DAN METODE ..................................................................... 9
3.1 Pemeriksaan Enterococcus faecalis .............................................. 10
3.2 Identifikasi ................................................................................... 11
3.3 Pemeriksaan Mikroskopik ........................................................... 12
3.4 Uji bio kimia ................................................................................ 13
3.5 Uji Taknogenitas .......................................................................... 14
BAB IV
PEMBAHASAN .................................................................................... 15
4.1 Pengertian Enterococcus faecalis .................................................. 16
4.2 Klasifikasi Enterococcus faecalis ................................................. 17
4.3 Morfologi dan Karakteristik ......................................................... 18
4.4 Patogenesis ................................................................................... 19
4.5 Pemeriksaan Enterococcus faecalis .............................................. 19
4.6 Epideomologi ............................................................................... 19
4.7 Penyebaran dan Penularan Enterococcus faecalis ........................ 20
4.8 Pencegahan Enterococcus faecalis ................................................ 21
BAB V
KESIMPULAN .................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKAN .......................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Enterococcus faecalis adalah bakteri yang menyebabkan 85-90% infeksi


enterococcal. Enterococcus merupakan salah satu penyebab tersering infeksi
nosokomial khususnya di unit perawatan intensif dan terseleksi oleh terapi sefalosporin.
Lokasi infeksi tersering pada pasien adalah saluran kemih, luka, saluran empedu, dan
darah. Enterococcus dapat menyebabkan meningitis dan bakteremia pada neonatus.
Sedangkan pada orang dewasa, Enterococcus dapat menyebabkan endokarditis
(Carroll, dkk., 2017).
Enterococcus faecalis merupakan flora intestinal yang kini menjadi patogen
nosokomial yang resisten terhadap antibiotika sehingga menjadi masalah kesehatan
global di berbagai negara. Enterococcus faecalis pada dasarnya merupakan flora normal
komensal yang habitatnya pada gastrointestinal dan rongga mulut. Akan tetapi, dapat
menjadi mikroorganisme patogen penyebab infeksi pada luka, bakteremia, endokarditis
dan meningitis. Bakteri ini juga memiliki peran 80-90% terhadap infeksi saluran akar.
Enterococcus faecalis merupakan mikroorganisme yang dapat bertahan dalam
lingkungan yang sangat ekstrim, termasuk pH yang sangat alkalis dan konsentrasi
garam yang tinggi (Evan, dkk., 2002).
Enterococcus faecalis adalah bakteri kokus Gram positif berbentuk ovoid
berdiameter antara 0,5 – 1 µm yang dapat berkoloni secara rantai, berpasangan 2
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta ataupun soliter. Bakteri ini bersifat fakultatif anaerob,
mempunyai kemampuan untuk hidup dan berkembang biak dengan maupun tanpa
oksigen. Koloni bakteri Enterooccus faecalis pada agar darah memiliki bentuk bulat,
menonjol, halus, agak cembung dan menyeluruh. Koloni bakteri tampak sebagai koloni
discoid berdiameter 0,5-1 mm dan berwarna kelabu dengan hemolisis-alfa kuat atau
lemah. Bakteri ini mengkatabolisme berbagai sumber energi antara lain karbohidrat,
gliserol, laktat, malate, sitrat, arginin, agmatin dan asam α keto lainnya (Evan, dkk.,
2002).
Pertumbuhan Enterococcus cenderung lambat pada media padat atau media cair
kecuali diperkaya dengan nutrisi diluar bahan medium yang digunakan. Bakteri yang
patogen pada manusia adalah yang paling sulit karena memerlukan berbagai faktor
pertumbuhan (Brooks, dkk., 2005). Dampaknya, penegakkan diagnosis dan identifikasi
bakteri tersebut menjadi terhambat. Bakteri Enterococcus faecalis merupakan
kelompok bakteri yang bersifat fastidious yaitu membutuhkan medium dengan nutrisi
kompleks untuk pertumbuhannya. Medium yang biasa digunakan untuk kultivasi
bakteri E.faecalis adalah.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :
a. Seperti apa bakteri Enterococcus faecalis ?
b. Bagaimana pemeriksaan Enterococcus faecalis ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui klasifikasi, morfologi dan patogenesis dari bakteri


Enterococcus faecalis ?
c. b. Untuk mengetahui pemeriksaan Enterococcus faecalis secara bertahap.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a.Sebagai pengetahuan bagi mahasiswa dan penulis mengenai klasifikasi,
morfologi, patogenesis dan pemeriksaan bakteri Enterococcus faecalis
1.5 Kerangka Berpikir
• Klasifikasi Bakteri: Enterococcus faecalis termasuk dalam kelompok
bakteri Enterococcus. Masuk ke dalam ordo Lactobacillales dan famili
Enterococcaceae.
• Morfologi dan Struktur: Bentuk bakteri ini adalah kokus (bulat). Mereka
biasanya berbentuk pasangan (diplokokus) atau berjajar (streptokokus).
Memiliki dinding sel yang tebal yang mengandung peptidoglikan.
• Habitat: Enterococcus faecalis adalah bakteri Gram-positif yang dapat
ditemukan dalam usus manusia dan hewan. Mereka juga dapat ditemukan
dalam tanah, air, dan beberapa lingkungan lainnya.
• Sifat-Sifat Biologis: Bakteri ini adalah mikroorganisme fakultatif anaerob,
yang berarti mereka dapat bertahan dalam kondisi oksigen atau tanpa
oksigen. Mereka memiliki kemampuan untuk tumbuh pada suhu yang
cukup tinggi, termasuk dalam rentang suhu tubuh manusia.
• Peran dalam Kesehatan dan Penyakit:Enterococcus faecalis adalah bagian
dari flora usus normal manusia, tetapi juga dapat menjadi patogen jika
masuk ke dalam aliran darah atau menginfeksi area lain di tubuh.Mereka
dapat menyebabkan infeksi nosokomial (infeksi yang terjadi di rumah
sakit) dan infeksi saluran kemih.
• Resistensi Antibiotik: Beberapa strain Enterococcus faecalis telah menjadi
resisten terhadap beberapa antibiotik, seperti vancomycin.
• Penting dalam Bidang Kedokteran: Enterococcus faecalis dapat digunakan
sebagai indikator kebersihan dalam pemrosesan makanan dan dalam
pengujian sterilisasi peralatan medis.
• Penggunaan dalam Industri: Beberapa strain Enterococcus faecalis
digunakan dalam produksi makanan fermentasi, seperti yoghurt dan keju.
Studi Lanjutan:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Enterococcus faecalis


Enterococcus faecalis adalah Grampositive fakultatif anaerob. Bakteri dengan faktor
virulensi yang kuat termasuk kemampuan untuk bersaing dengan mikroorganisme lain,
menyerang tubuli dentin, dan bertahan dari defisiensi nutrisi. Mengikuti dinding saluran akar,
terakumulasi untuk membentuk biofilm, dan menjadi lebih tahan untuk zat irigasi dan obat-
obatan Intracanal, akibatnya sering dikaitkan dengan infeksi persisten dan pengobatan
kegagalan saluran akar. Banyak tumbuhan herbal diketahui menunjukkan aktivitas antibakteri
yang kuat, oleh karena itu banyak peneliti memanfaatkan tumbuhan herbal untuk
menyembuhkan berbagai macam penyakit. Salah satu tanaman herbal yaitu
Allium sativum atau bawang putih adalah tanaman yang terbukti memiliki khasiat obat
dan memiliki sifat antibakteri, antijamur, dan antivirus. Ekstrak bawang putih dilaporkan
memiliki efek antibakteri yang luas terhadap bakteri, termasuk Escherichia coli, Salmonella
enteric, Shigella, Enterococcus faecalis, Staphylococcus aureus, Streptococcus (S. faecalis, S.
mutans, dan S. pyogenes), Klebsiella aerogenes, Pseudomonas aeruginosa, dan Proteus
vulgaris. Metode: Penelusuran literatur didapatkan dari beberapa sumber studi Pustaka.

BAB III
MATERI DAN METODE

3.1 Pemeriksaan Enterococcus faecalis


Pemeriksaan Enterococcus faecalis adalah metode laboratorium yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan menguji keberadaan bakteri Enterococcus faecalis dalam sampel biologis
atau lingkungan. Enterococcus faecalis adalah bakteri Gram-positif yang sering ditemukan
dalam sistem pencernaan manusia dan hewan, serta dapat ditemukan dalam lingkungan seperti
tanah dan air. Beberapa jenis Enterococcus juga dapat menjadi patogen yang menyebabkan
infeksi pada manusia.
Berikut adalah beberapa metode umum yang digunakan untuk pemeriksaan Enterococcus
faecalis:
• Kultur Bakteri: Pada langkah awal, sampel yang dicurigai mengandung Enterococcus
faecalis (seperti sampel feses, urine, atau darah) akan ditanam pada media pertumbuhan
yang sesuai. Media yang biasa digunakan untuk pertumbuhan Enterococcus termasuk
agar agar, agar darah, atau agar Esculin bile, yang dapat memfasilitasi pertumbuhan
Enterococcus Setelah ditumbuhkan dalam kondisi yang sesuai, koloni bakteri yang
tumbuh dapat diisolasi dan diidentifikasi lebih lanjut.
• Uji Biokimia: Setelah isolasi, koloni bakteri yang tumbuh akan diuji menggunakan
berbagai uji biokimia untuk mengonfirmasi identitasnya sebagai Enterococcus faecalis.
Uji ini dapat mencakup uji katalase, uji oksidase, dan uji enzim spesifik seperti uji
hidrolisis esculin.
• Pengujian Sensitivitas Antibiotik: Penting untuk menentukan sensitivitas Enterococcus
faecalis terhadap antibiotik tertentu, terutama jika bakteri tersebut diisolasi dari pasien
dengan infeksi.Uji sensitivitas antibiotik dapat membantu dokter dalam memilih
antibiotik yang paling efektif dalam pengobatan infeksi.
• Analisis Genetik: Metode analisis DNA seperti PCR (Polymerase Chain Reaction) juga
dapat digunakan untuk mengidentifikasi Enterococcus faecalis berdasarkan
sekuensinya.
• Uji Klinis: Selain metode laboratorium, pemeriksaan Enterococcus faecalis juga dapat
melibatkan pemeriksaan klinis pasien untuk mengidentifikasi gejala infeksi yang
mungkin terkait dengan bakteri ini.

Pemeriksaan Enterococcus faecalis penting untuk diagnosis dan penanganan infeksi yang
disebabkan oleh bakteri ini. Hasil pemeriksaan ini akan membantu dokter dalam merencanakan
perawatan yang tepat, terutama jika bakteri tersebut menunjukkan resistensi terhadap antibiotik
tertentu.

3.2 Identifikasi
Identifikasi Enterococcus faecalis adalah proses untuk mengenali dan mengidentifikasi
bakteri ini. Enterococcus faecalis adalah salah satu spesies bakteri Enterococcus yang dapat
ditemukan di berbagai lingkungan, termasuk dalam saluran pencernaan manusia dan hewan,
serta di lingkungan yang terkontaminasi oleh tinja. Beberapa langkah yang umum digunakan
untuk mengidentifikasi Enterococcus faecalis adalah:

1.Pemilihan Sampel:
Pertama, Anda perlu mengisolasi bakteri dari sampel yang relevan. Contoh sampel yang sering
digunakan untuk isolasi Enterococcus faecalis adalah sampel tinja manusia atau hewan,
makanan yang terkontaminasi, atau lingkungan yang mungkin terkontaminasi.
2.Pertumbuhan Bakteri:
Sampel yang diambil harus ditempatkan pada media pertumbuhan yang sesuai, seperti agar
darah atau agar enterococcus. Bakteri akan tumbuh pada media ini dalam kondisi yang sesuai.
3.Pewarnaan Gram:
Setelah pertumbuhan yang cukup, langkah selanjutnya adalah melakukan pewarnaan Gram.
Enterococcus faecalis adalah bakteri Gram-positif, yang berarti mereka memiliki dinding sel
tebal yang menahan pewarnaan kristal violet dalam tes pewarnaan Gram.
4.Karakteristik Mikroskopis:
Setelah pewarnaan Gram, Anda dapat memeriksa bakteri di bawah mikroskop. Enterococcus
faecalis biasanya berbentuk bulat atau oval, dan Anda dapat melihat karakteristik Gram-
positifnya.
5.Uji Biokimia
Uji biokimia digunakan untuk mengonfirmasi identifikasi bakteri. Beberapa tes biokimia yang
dapat dilakukan termasuk uji katalase, uji oksidase, dan uji uji fermentasi karbohidrat.
Enterococcus faecalis biasanya katalase-negatif dan oksidase-negatif.
6.Uji Serologi: Jika diperlukan, Anda dapat melakukan uji serologi untuk mengidentifikasi
spesies secara lebih spesifik.
7. Analisis Molekuler: Teknik-teknik seperti PCR (Reaksi Berantai Polimerase) atau
sekuensing DNA dapat digunakan untuk mengonfirmasi identifikasi secara molekuler.
Penting untuk diingat bahwa identifikasi bakteri Enterococcus faecalis harus dilakukan oleh
laboratorium yang kompeten dan terlatih, karena ada banyak spesies bakteri yang berbeda yang
dapat memiliki karakteristik serupa. Identifikasi yang akurat penting dalam konteks perawatan
kesehatan, khususnya dalam kasus infeksi yang terkait dengan bakteri ini.

3.3 Pemeriksaan Mikroskopik


Pemeriksaan mikroskopik bakteri Enterococcus faecalis biasanya dilakukan dalam
laboratorium mikrobiologi untuk mengidentifikasi dan menganalisis bakteri ini. Berikut adalah
langkah-langkah umum yang dilakukan dalam pemeriksaan mikroskopik bakteri Enterococcus
faecalis:
• Persiapan Sampel: Sampel Enterococcus faecalis biasanya berasal dari kultur bakteri
murni yang telah dibiakkan dalam medium yang sesuai seperti agar darah atau agar
Enterococcus agar. Sampel ini kemudian diambil dengan sterilitas yang ketat untuk
memastikan ketepatan hasil.
• Pengecatan Gram: Langkah pertama dalam pemeriksaan mikroskopik adalah
pewarnaan Gram. Enterococcus faecalis adalah bakteri Gram-positif, yang berarti
mereka akan menahan warna ungu setelah pewarnaan Gram. Ini berbeda dengan bakteri
Gram-negatif yang akan menahan warna merah.
• Pengamatan Mikroskopik: Setelah pewarnaan Gram, sampel akan diamati di bawah
mikroskop dengan perbesaran yang tinggi. Bakteri Enterococcus faecalis akan tampak
berbentuk bulat dan berkelompok dalam rantai atau bergerombol.
• Karakteristik Morfologi: Selama pengamatan mikroskopik, Anda dapat memperhatikan
beberapa karakteristik morfologi bakteri Enterococcus faecalis, seperti ukuran, bentuk,
dan tata letak selnya.
• Penilaian Gram-Positif: Pastikan bahwa bakteri ini menunjukkan sifat Gram-positif,
yaitu menahan warna ungu setelah pewarnaan Gram. Hal ini adalah salah satu ciri khas
dari Enterococcus faecalis.
• Membuat Catatan: Selama pengamatan mikroskopik, penting untuk mencatat hasil
pengamatan Anda, seperti bentuk, tata letak sel, dan karakteristik Gram.
Pemeriksaan mikroskopik adalah salah satu langkah awal dalam identifikasi bakteri,
dan hasilnya dapat memberikan petunjuk awal tentang jenis bakteri yang ada dalam sampel.
Namun, untuk mengkonfirmasi identifikasi Enterococcus faecalis dengan lebih pasti,
diperlukan uji tambahan, seperti uji biokimia atau uji molekuler.
pemeriksaan mikroskopik hanya merupakan salah satu langkah dalam proses identifikasi
bakteri, dan seringkali diperlukan uji tambahan untuk memastikan identifikasi yang akurat.
Selalu konsultasikan dengan laboratorium mikrobiologi yang kompeten untuk prosedur dan
pengujian yang lebih rinci.

3.4 Uji Biokimia


Pengujian biokimia adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis bakteri
berdasarkan karakteristik kimia mereka. Entercoccus faecalis adalah jenis bakteri yang sering
ditemukan dalam usus manusia dan hewan. Berikut adalah beberapa uji biokimia yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi E. faecalis:

1.Uji Pengecatan Gram:


E. faecalis adalah bakteri Gram-positif, yang berarti mereka akan menahan pewarnaan dengan
kristal violet dan iodin, dan akan tampak berwarna ungu atau biru ketika dilihat di bawah
mikroskop.
2.Uji Katalase:
E. faecalis adalah bakteri yang negatif katalase, yang berarti mereka tidak akan menghasilkan
gelembung oksigen ketika hidrogen peroksida (H2O2) diterapkan pada mereka.
3.Uji Oksidase:
E. faecalis adalah bakteri yang negatif oksidase, yang berarti mereka tidak menghasilkan warna
biru atau ungu ketika reagen oksidase diterapkan pada mereka.
4.Uji Fermentasi Karbohidrat:
E. faecalis dapat melakukan fermentasi beberapa karbohidrat, seperti glukosa. Ini dapat
diperiksa dengan mengamati perubahan warna medium agar khusus yang mengandung
karbohidrat setelah inkubasi.
5.Uji Esculin
E. faecalis dapat menghidrolisis esculin menjadi esculetin dan glukosa. Ini dapat diperiksa
dengan menggunakan medium esculin agar, yang akan berubah warna dari hijau menjadi hitam
jika esculin dihidrolisis.
6.Uji Manitol:
E. faecalis biasanya tidak dapat menggunkan manitol, sehingga pada medium manitol garam
agar, tidak akan menghasilkan perubahan warna atau pertumbuhan bakteri.
7.Uji Penguraian Gelatin:
E. faecalis mampu mencerna gelatin, sehingga jika ditanam dalam medium gelatin, bakteri
akan menghasilkan perubahan medium menjadi cair.
Pengujian ini dapat membantu dalam mengidentifikasi Entercoccus faecalis, tetapi penting
untuk diingat bahwa hasil pengujian biokimia harus dianalisis secara bersamaan dan
dipertimbangkan dengan hati-hati, karena beberapa bakteri memiliki karakteristik yang serupa.
Selain itu, penggunaan teknik molekuler seperti PCR atau sekuensing DNA dapat memberikan
identifikasi yang lebih pasti.

3.5 Uji Taknogenitas


Uji taknogenitas pada bakteri Enterococcus faecalis adalah suatu uji yang dilakukan untuk
menentukan apakah bakteri ini memiliki kemampuan untuk menyebabkan penyakit atau infeksi
pada organisme lain, khususnya pada manusia. Enterococcus faecalis adalah bakteri gram
positif yang biasanya ditemukan dalam saluran pencernaan manusia, tetapi juga dapat menjadi
patogen yang berpotensi menyebabkan infeksi jika masuk ke dalam area tubuh yang rentan,
seperti sistem saluran kemih, darah, atau jantung.

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menguji taknogenitas bakteri Enterococcus
faecalis meliputi:
1.Uji Patogenisitas: Uji ini melibatkan pemaparan bakteri Enterococcus faecalis pada model
organisme, seperti hewan percobaan (misalnya tikus atau mencit). Selama eksperimen ini,
peneliti akan memantau gejala infeksi, perkembangan penyakit, dan respons sistem kekebalan
tubuh. Hal ini bertujuan untuk menentukan apakah bakteri tersebut dapat menyebabkan
penyakit atau tidak.
2.Uji Virulensi: Virulensi merujuk pada tingkat keparahan infeksi yang dapat disebabkan oleh
bakteri. Uji ini dapat melibatkan analisis sejumlah faktor virulensi yang dimiliki oleh
Enterococcus faecalis, seperti kemampuan untuk melekat pada sel inang, produksi toksin, atau
resistensi terhadap sistem kekebalan tubuh. Virulensi bakteri dapat berbeda-beda, dan uji ini
membantu dalam menentukan sejauh mana bakteri tersebut berpotensi menjadi patogen.
3.Analisis Genetik: Sejumlah faktor virulensi dan sifat taknogenitas dapat diketahui melalui
analisis genetik bakteri. Penelitian ini dapat mencakup sekuensing genom Enterococcus
faecalis untuk mengidentifikasi gen atau kluster gen yang berhubungan dengan patogenisitas.
4.Uji Diagnostik: Uji diagnostik juga dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan bakteri
Enterococcus faecalis dalam sampel klinis, seperti darah atau urin, dari individu yang diduga
terinfeksi. Teknik seperti kultur bakteri, PCR (Polymerase Chain Reaction), atau serologi dapat
digunakan untuk ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Enterococcus faecalis
Jumlah rata-rata normal Enterococcus faecalis pada lumen usus manusia yang tidak
menyebabkan efek Enterococcus faecalis adalah spesies yang paling umum ditemukan dan
menyebabkan 85-90% infeksi enterococcal, Enterococcus faeccium menyebabkan 5-10%
infeksi. Enterococcus merupakan salah satu penyebab tersering infeksi nosokomial, khususnya
di unit perawatan intensif, dan terseleksi oleh terapi chepalosporin dan antibiotik lain dimana
mereka memiliki daya tahan. Enterococcus ditularkan dari satu pasien ke pasien lain terutama
melalui tangan petugas rumah sakit, beberapa di antaranya mungkin membawa bakteri ini
dalam saluran gastrointestinal. Enterococcus kadang-kadang ditularkan melalui peralatan
medis. Pada pasien, lokasi infeksi tersering adalah saluran kemih, luka, saluran empedu, dan
darah. Enterococcus dapat menyebabkan meningitis dan bakteremia pada neonatus. Pada orang
dewasa, Enterococcus dapat menyebabkan endokarditis. Namun, pada infeksi intraabdomen,
luka, saluran kemih, dan läinnya, Enterococcus biasanya terbiak bersama spesies bakteri
lainnya sehingga sulit untuk memastikan peran 13 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta patogenik
Enterococcus dalam situasi klinis tersebut (Carroll, dkk., 2017).
Enterococcus faecalis adalah bakteri Gram-positif yang biasanya ditemukan dalam saluran
pencernaan manusia dan hewan, serta dalam lingkungan yang terkontaminasi oleh kotoran
manusia atau hewan. Bakteri ini merupakan salah satu anggota dari genus Enterococcus, yang
termasuk dalam keluarga Enterococcaceae.

Enterococcus faecalis memiliki beberapa ciri-ciri biologis yang penting:


• Bentuk dan Warna: Enterococcus faecalis adalah bakteri kokus (bulat) dan biasanya
berwarna ungu atau biru ketika diwarnai dengan pewarna Gram.
• .Kemampuan Tahan Asam Lambung: Salah satu alasan mengapa Enterococcus faecalis
dapat ditemukan dalam saluran pencernaan adalah karena bakteri ini memiliki
kemampuan untuk bertahan dalam kondisi asam yang tinggi, seperti asam lambung.
Kemampuan ini memungkinkan bakteri ini untuk melewati saluran pencernaan dan
mencapai usus, di mana mereka dapat menjadi salah satu komponen normal mikrobiota
usus.

3.Ketahanan Terhadap Antibiotik:


Enterococcus faecalis memiliki kemampuan untuk mengembangkan resistensi terhadap
banyak jenis antibiotik, yang dapat membuat pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
ini menjadi lebih sulit.
4.Potensi Patogen:
Meskipun Enterococcus faecalis biasanya merupakan komponen normal mikrobiota usus,
mereka juga dapat menjadi patogen jika mereka masuk ke dalam aliran darah atau menginfeksi
organ-organ lain dalam tubuh. Infeksi yang disebabkan oleh Enterococcusfaecalis dapat terjadi
pada orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau pada mereka yang telah menjalani
prosedur medis tertentu, seperti operasi.
5.Peran dalam Infeksi Nosokomial:
Enterococcus faecalis sering dikaitkan dengan infeksi nosokomial (infeksi yang terjadi di
rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya), karena bakteri ini dapat bertahan di lingkungan
rumah sakit dan resisten terhadap beberapa jenis antibiotik.
Penting untuk diingat bahwa Enterococcus faecalis tidak selalu menjadi penyebab penyakit,
dan mereka juga memiliki peran yang penting dalam menjaga keseimbangan mikrobiota usus.
Namun, ketika mereka menjadi patogen, mereka dapat menyebabkan infeksi yang serius dan
memerlukan pengobatan yang tepat.
4.2 Klasifikasi Enterococcus faecalis
1. Bakteri Enterococcus faecalis
a. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacili
Ordo : Lactobacillales
Famili : Enterococcaceae
Genus : Enterococcus
Species : Enterococcus faecalis
4.3 Morfologi dan Karakteristik

Enterococcus faecalis adalah bakteri kokus gram positif, fakultatif anaerob, fermentative dan
tidak membentuk spora. Enterococcus faecalis berbentuk ovoid dan dalam karakteristiknya kadang
tunggal, berpasangan atau membentuk rantai yang pendek dan biasanya mengalami elongasi pada
arah rantai dengan diameter 0,5-1µm. Kebanyakan strainnya nonhemolitik dan nonmotile. Pada agar
darah, permukaan koloni berbentuk bulat, menonjol, halus, agak cembung dan menyeluruh
(Wardhana, dkk., 2008). Koloni bakteri berwarna kelabu dan berukuran kecil 0,5 – 1 mm dengan
hemolisis-alfa kuat atau lemah.

Hemolisis-alfa merupakan suatu bentuk hemolisis yang tidak sempurna, menghasilkan suatu zona
hijau disekitar koloni. Bakteri Enterococcus faecalis bersifat fakultatif anaerob, mempunyai
kemampuan untuk hidup dan berkembang biak dengan oksigen maupun tanpa oksigen.

Enterococcus faecalis merupakan mikroorganisme yang dapat bertahan dalam lingkungan yang
sangat ekstrim, termasuk pH yang sangat alkalis dan konsentrasi garam yang tinggi. Bakteri ini
mengkatabolisme berbagai sumber energi antara lain karbohidrat, gliserol, laktat, malate, sitrat,
arginin, agmatin dan asam α keto lainnya.

Enterococcus faecalis merupakan bakteri chemoreganotrophic, dengan kebutuhan nutrisi


umumnya kompleks. Bakteri memperoleh energi dari oksidasi senyawa anorganik tereduksi seperti
amonia, unsur sulfur, hidrogen, ion besi, nitrit dan sulfur. Bakteri dari genus Enterococcus memiliki
metabolisme fermentasi, mampu memfermentasi berbagai macam substrat. Rute utama produksi
energi adalah pembentukan asam laktat yang homofermentatif terutama dari glukosa. Dalam kondisi
aerob, glukosa dimetabolisme menjadi asam asetat, asetat, dan CO2 ( Nurdin dan Mieke, 2013).

Enterococcus faecalis memiliki dinding sel dengan struktur kimia yang lebih sederhana
dibandingkan dengan struktur kimia dinding sel bakteri gram positif lainnya. Dinding sel bakteri gram
positif pada umumnya terdiri dari 3 lapisan yaitu kapsul, peptidoglikan dan membran sitoplasma.
Namum, dinding sel bakteri Enterococcus.

4.4 Patogenesis Enterococcus faecalis

Enterococcus faecalis adalah bakteri yang dapat ditemukan di dalam usus manusia dan hewan.
Mereka termasuk dalam genus Enterococcus, yang merupakan bagian dari keluarga Enterococcaceae.
Enterococcus faecalis adalah salah satu spesies Enterococcus yang paling sering diidentifikasi dalam
konteks kesehatan manusia dan mikrobiota usus.

Namun, dalam konteks bakteri, istilah "subspesies" atau "subspecies" biasanya digunakan untuk
menggambarkan variasi dalam suatu spesies yang mungkin memiliki karakteristik yang sedikit
berbeda, tetapi masih dianggap sebagai bagian dari spesies yang sama. Pada umumnya, Enterococcus
faecalis tidak dibagi lagi menjadi subspesies yang diakui secara luas, meskipun mungkin ada penelitian
terbaru yang mengidentifikasi variasi genetik dalam spesies ini.

Patogenesis Enterococcus faecalis melibatkan beberapa faktor:

• Kepatuhan: Enterococcus faecalis dapat menempel pada permukaan mukosa saluran


pencernaan dan jaringan lain menggunakan berbagai adhesin dan protein permukaan.
Kepatuhan ini memungkinkan bakteri untuk membangun kolonisasi dan menolak
pembersihan mekanis.
• Pembentukan biofilm: Enterococcus faecalis dikenal karena kemampuannya membentuk
biofilm, yaitu komunitas bakteri kompleks yang terbungkus dalam matriks ekstraseluler
pelindung. Biofilm dapat membuat bakteri lebih resisten terhadap pertahanan kekebalan
tubuh dan antibiotik.
• Faktor virulensi: Enterococcus faecalis memiliki berbagai faktor virulensi yang berkontribusi
terhadap patogenisitasnya. Beberapa faktor tersebut antara lain hemolisin, gelatinase, dan
sitolisin, yang dapat merusak jaringan inang dan menghindari sistem kekebalan inang.
• Resistensi antibiotik: Enterococcus faecalis terkenal karena resistensinya terhadap banyak
antibiotik, termasuk strain yang resisten terhadap vankomisin (VRE). Resistensi ini
menyulitkan pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri ini.
• Penghindaran imun: Enterococcus faecalis memiliki mekanisme untuk menghindari sistem
imun inang, termasuk kemampuan untuk melawan fagositosis oleh sel imun dan bertahan
hidup di dalam sel fagosit.

Infeksi Umum yang Disebabkan oleh Enterococcus faecalis:

• Infeksi saluran kemih (ISK)


• Infeksi intra-abdomen
• Endokarditis bakterial
• Infeksi luka
• Bakteremia (infeksi aliran darah)
• Infeksi tempat bedah

Penting untuk diingat bahwa infeksi Enterococcus faecalis sering dikaitkan dengan layanan kesehatan,
karena bakteri ini dapat menjadi patogen oportunistik pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh
yang lemah atau mereka yang menjalani prosedur medis invasif.

Pengobatan infeksi Enterococcus faecalis dapat menjadi tantangan karena resistensi antibiotik.
Biasanya, pengobatan melibatkan antibiotik yang efektif melawan Enterococcus, seperti ampisilin,
vankomisin, atau linezolid. Pilihan antibiotik mungkin bergantung pada strain spesifik dan profil
kerentanannya.

Pencegahan infeksi Enterococcus faecalis melibatkan praktik kebersihan yang baik, terutama di
fasilitas kesehatan, dan penggunaan antibiotik yang tepat untuk mencegah munculnya strain yang
resistan terhadap antibiotik.

4.5 Pemeriksaan Enterococcus faecalis

Pemeriksaan Enterococcus faecalis adalah tes laboratorium yang digunakan untuk


mendeteksi dan mengidentifikasi bakteri Enterococcus faecalis. Enterococcus faecalis adalah
jenis bakteri gram-positif yang dapat ditemukan di saluran pencernaan manusia dan hewan,
serta di lingkungan yang terkontaminasi oleh limbah organik.
Pemeriksaan Enterococcus faecalis umumnya dilakukan dalam konteks laboratorium
mikrobiologi, khususnya ketika dicurigai adanya infeksi atau ketika diperlukan identifikasi
bakteri dalam sampel tertentu. Berikut adalah beberapa metode yang biasa digunakan untuk
pemeriksaan Enterococcus faecalis
Kultur Bakteri: Dalam pemeriksaan ini, sampel yang diambil dari tempat yang dicurigai
mengandung Enterococcus faecalis akan ditempatkan pada media kultur yang sesuai. Bakteri
ini akan tumbuh dan berkembang biak dalam media ini, dan kemudian dapat diidentifikasi
berdasarkan karakteristik morfologi, pewarnaan Gram, dan profil biokimia mereka.
Pewarnaan Gram: Enterococcus faecalis adalah bakteri gram-positif, yang berarti mereka
menampakkan warna ungu atau biru ketika diwarnai menggunakan pewarnaan Gram. Ini
adalah salah satu langkah awal dalam identifikasi bakteri ini.
Uji Biokimia: Pemeriksaan Enterococcus faecalis dapat melibatkan uji biokimia seperti uji
fermentasi glukosa, uji katalase, uji hidrolisis esculin, dan uji lainnya yang membantu
mengidentifikasi bakteri ini dan membedakannya dari bakteri lain.
Uji Molekuler: Teknik berbasis DNA seperti PCR (Polymerase Chain Reaction) juga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi Enterococcus faecalis dengan keakuratan yang tinggi.
Metode ini dapat mendeteksi fragmen DNA spesifik yang unik untuk bakteri ini.
Pemeriksaan Enterococcus faecalis penting dalam berbagai konteks, termasuk di bidang
kesehatan, makanan, air minum, dan sanitasi. Identifikasi bakteri ini dapat membantu dalam
penilaian risiko infeksi, pemantauan kebersihan lingkungan, serta pengendalian infeksi di
rumah sakit dan fasilitas perawatan kesehatan lainnya. Jika Anda memerlukan pemeriksaan
Enterococcus faecalis untuk tujuan tertentu, konsultasikan dengan profesional laboratorium
atau penyedia layanan kesehatan Anda untuk informasi lebih lanjut.
4.6 Epidemilogi Enterococcus faecalis

Enterococcus faecalis adalah jenis bakteri Gram positif yang umumnya ditemukan
dalam sistem pencernaan manusia dan hewan. Mereka merupakan bagian normal dari flora
mikrobiota usus, tetapi juga dapat menjadi patogen opportunis yang menyebabkan infeksi pada
manusia. Berikut ini adalah beberapa informasi epidemiologis tentang Enterococcus faecalis:

1.Penyebaran Umum:
• Enterococcus faecalis dapat ditemukan dalam tinja manusia dan hewan, tanah, air, serta
berbagai lingkungan lainnya.
• Bakteri ini dapat menyebar melalui kontak dengan feses yang terkontaminasi atau
melalui makanan dan air yang tercemar.
• Infeksi Enterococcus faecalis dapat terjadi pada individu yang memiliki sistem
kekebalan tubuh yang lemah atau rentan.

2.Infeksi Nosokomial:
• Enterococcus faecalis adalah penyebab umum infeksi nosokomial (infeksi yang didapat
di rumah sakit atau fasilitas perawatan kesehatan).
• Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, infeksi darah, endokarditis,
infeksi peritoneum, dan infeksi lainnya, terutama pada pasien yang mengalami prosedur
medis invasif atau memiliki sistem kekebalan yang melemah.

3.Resistensi Antibiotik:
• Beberapa strain Enterococcus faecalis telah menjadi resisten terhadap banyak
antibiotik, termasuk antibiotik yang umumnya digunakan untuk mengobati infeksi.
• Resistensi antibiotik dapat menyebabkan kesulitan dalam pengobatan infeksi
Enterococcus faecalis, terutama pada pasien dengan kondisi medis yang sudah
melemah.

4.Pengendalian Penyebaran:
• Pengendalian penyebaran Enterococcus faecalis di fasilitas perawatan kesehatan
penting untuk mencegah infeksi nosokomial.
• Langkah-langkah pengendalian infeksi termasuk praktik-praktik kebersihan tangan
yang baik, sterilisasi peralatan medis, penggunaan antibiotik secara bijak, dan isolasi
pasien yang terinfeksi.

5.Penelitian Epidemiologi:
• Epidemiologis mengkaji penyebaran dan karakteristik infeksi Enterococcus faecalis
untuk mengidentifikasi pola dan faktor-faktor risiko yang mungkin terlibat dalam
infeksi.
• Penelitian ini membantu dalam pengembangan strategi pengendalian dan pengobatan
yang lebih efektif.

Penting untuk diingat bahwa Enterococcus faecalis bukanlah bakteri yang selalu bersifat
patogen, tetapi dapat menyebabkan infeksi pada individu yang rentan. Pencegahan infeksi dan
pengendalian penyebarannya adalah langkah-langkah penting dalam manajemen kesehatan
masyarakat dan perawatan pasien.

4.7 Penyebaran Enterococcus faecalis

Enterococcus faecalis adalah bakteri gram-positif yang dapat ditemukan di dalam


usus manusia dan hewan. Bakteri ini biasanya tidak berbahaya dalam jumlah yang wajar di
saluran pencernaan, tetapi jika masuk ke dalam area tubuh yang tidak seharusnya, seperti
aliran darah atau sistem kemih, mereka dapat menyebabkan infeksi yang serius. Berikut
adalah informasi tentang penyebaran, penularan, dan pencegahan Enterococcus faecalis:

Penyebaran: Bakteri Enterococcus faecalis secara alami ada di dalam saluran pencernaan
manusia dan hewan. Mereka juga dapat ditemukan di lingkungan sekitar, seperti tanah, air,
dan makanan. Penyebaran bakteri ini ke lingkungan lain dapat terjadi melalui tinja manusia
atau hewan yang terkontaminasi.

Penularan: Penularan Enterococcus faecalis umumnya terjadi melalui kontak langsung


dengan manusia atau hewan yang terinfeksi, atau melalui lingkungan yang terkontaminasi
oleh tinja yang mengandung bakteri ini. Penularan dapat terjadi melalui berbagai cara,
seperti:
Kontak kulit dengan permukaan yang terkontaminasi.
Melalui makanan atau air yang terkontaminasi oleh tinja atau kotoran.
Melalui prosedur medis atau pembedahan jika tidak dijaga dengan baik untuk mencegah
infeksi.
4.8 Pencegahan

a. Higiene Pribadi: Menjaga kebersihan tangan adalah langkah penting dalam pencegahan.
Cucilah tangan dengan sabun dan air setelah menggunakan toilet, sebelum makan, dan
setelah berkontak dengan hewan atau lingkungan yang berpotensi terkontaminasi.
b. Pengelolaan Makanan: Pastikan makanan dan air minum telah dimasak atau diproses
dengan benar untuk membunuh bakteri. Hindari makanan mentah atau setengah matang
yang berisiko terkontaminasi.

c. Kebersihan Lingkungan: Jaga kebersihan lingkungan, terutama area-area yang sering


terkontaminasi, seperti kamar mandi, dapur, dan area penyimpanan makanan.

d. Pencegahan Penularan di Fasilitas Kesehatan: Di rumah sakit atau fasilitas kesehatan,


pencegahan infeksi sangat penting. Ini melibatkan praktik-praktik kebersihan yang ketat,
penggunaan sarung tangan, dan desinfeksi peralatan medis.

e. Antibiotik dengan Hati-hati: Penggunaan antibiotik yang berlebihan atau tidak tepat
dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri resisten. Oleh karena itu, dokter harus
meresepkan antibiotik hanya jika benar-benar diperlukan.

f. Imunisasi: Meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan vaksinasi yang sesuai juga
dapat membantu mencegah beberapa infeksi yang disebabkan oleh bakteri, meskipun
vaksinasi khusus untuk Enterococcus faecalis tidak tersedia.
BAB V
KESIMPULAN
Enterococcus faecalis adalah bakteri Gram-positif yang biasanya ditemukan dalam
saluran pencernaan manusia dan hewan, serta dalam lingkungan yang terkontaminasi oleh
kotoran manusia atau hewan. Bakteri ini merupakan salah satu anggota dari genus
Enterococcus, yang termasuk dalam keluarga Enterococcaceae.
Namun, dalam konteks bakteri, istilah "subspesies" atau "subspecies" biasanya digunakan
untuk menggambarkan variasi dalam suatu spesies yang mungkin memiliki karakteristik yang sedikit
berbeda, tetapi masih dianggap sebagai bagian dari spesies yang sama. Pada umumnya, Enterococcus
faecalis tidak dibagi lagi menjadi subspesies yang diakui secara luas, meskipun mungkin ada penelitian
terbaru yang mengidentifikasi variasi genetik dalam spesies ini.

Klasifikasi Kingdom : Bacteria,Filum : Firmicutes,Kelas : Bacili,Ordo :


Lactobacillales,Famili : Enterococcaceae,Genus : Enterococcus,Species : Enterococcus
faecalis.
Enterococcus faecalis adalah bakteri yang dapat bermanfaat dalam usus manusia, tetapi
juga dapat menjadi patogen yang menyebabkan infeksi. Penting untuk memahami potensial
patogeniknya dan menjaga praktik kebersihan yang baik untuk mencegah infeksi yang
disebabkan oleh bakteri ini. Pemilihan antibiotik yang bijak juga penting dalam pengobatan
infeksi yang mungkin terjadi.
Penyebaran: Bakteri Enterococcus faecalis secara alami ada di dalam saluran
pencernaan manusia dan hewan. Mereka juga dapat ditemukan di lingkungan sekitar, seperti
tanah, air, dan makanan. Penyebaran bakteri ini ke lingkungan lain dapat terjadi melalui tinja
manusia atau hewan yang terkontaminasi.
Penularan: Penularan Enterococcus faecalis umumnya terjadi melalui kontak langsung
dengan manusia atau hewan yang terinfeksi, atau melalui lingkungan yang terkontaminasi oleh
tinja yang mengandung bakteri ini. Penularan dapat terjadi melalui berbagai cara, seperti:
DAFTAR PUSTAKA
Putri, Yessi Widya, Andani Eka Putra, and Bobby Indra Utama. "Identifikasi dan karakteristik bakteri
asam laktat yang diisolasi dari vagina wanita usia subur." Jurnal kesehatan andalas 7 (2018): 20-25.
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/864

Mubarak, Zaki, Santi Chismirina, and Cut Aisa Qamari. "Aktivitas antibakteri ekstrak kayu manis
(Cinnamomum burmannii) terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis." Cakradonya Dental
Journal 8.1 (2016): 1-10. https://jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ/article/view/10456

Mubarak, Zaki, Santi Chismirina, and Hafizah Humairah Daulay. "Aktivitas antibakteri ekstrak propolis
alami dari sarang lebah terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis." Journal of Syiah Kuala
Dentistry Society 1.2 (2016): 175-186. https://jurnal.unsyiah.ac.id/JDS/article/download/5421/4507

Sari, Ernita, Dzanuar Rahmawan, and Meita Sahara. "Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Naga
Merah (Hylocerus Polyrhizus) Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis Secara In Vitro." Jurnal
Wiyata: Penelitian Sains dan Kesehatan 8.1 (2021): 95-102.
https://ojs.iik.ac.id/index.php/wiyata/article/view/422

Safitri, Risda Dwi. perbedaan hasil pertumbuhan bakteri enterococcus faecalis pada media agar
darah menggunakan pelarut air kelapa dan akuades. Diss. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, 2021.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/6369/

SAFITRI, Risda Dwi. perbedaan hasil pertumbuhan bakteri enterococcus faecalis pada media agar
darah menggunakan pelarut air kelapa dan akuades. 2021. PhD Thesis. Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/6369/9/4.%20Chapter%202.pdf.pdf

http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/2245/

Syam, A. I. I. (2020). Potensi Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L) Terhadap Bakteri
Enterococcus Faecalis Dalam Saluran Akar. SYAM, Andi Iyanah Istiyanah. Potensi Ekstrak Bawang
Putih (Allium sativum L) Terhadap Bakteri Enterococcus Faecalis Dalam Saluran Akar. 2020.

https://journal.ugm.ac.id/jkg/article/view/27892
Kuntari, Lisna Mirna, Wignyo Hadriyanto, and Ema Mulyawati. "Perbedaan daya antibakteri
klorheksidin 2% dan berbagai konsentrasi sodium hipoklorit kombinasi omeprazole 8, 5% terhadap
Enterococcus faecalis." Jurnal Kedokteran Gigi 5.2 (2014): 139-149.

https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/dentino/article/view/555
Ramadhinta, Talitha Maghfira, Muhammad Yanuar Ichrom Nahzi, and Lia Yulia Budiarti. "Uji
efektivitas antibakteri air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sebagai bahan irigasi saluran akar
alami terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis in vitro." Dentino: Jurnal Kedokteran Gigi 1.2
(2016): 17-21.

Imaniar, Ardiana Cahaya, et al. "Pengaruh Pemberian Asap Cair pada Berbagai Konsentrasi terhadap
Pertumbuhan Enterococcus faecalis Penyebab Gangren Pulpa." Jurnal Kedokteran Diponegoro
(DiponegoroMedicalJournal) 7.2(2018):424-432.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/20671

Anda mungkin juga menyukai