Disusun Oleh:
NISN : 0063854174
i
LEMBAR PENGESAHAN
PESERTA PKL
NAMA : SUSI SULAWATI
NISN : 0063854174
Hari/Tanggal :
Menyetujui
Mengetahui
NIP. 199602242019031005
ii
LEMBAR PENGESAHAN DUDIKA
PESERTA PKL
Nama NISN
SUSI SULAWATI 0063854174
Hari/Tanggal :
Menyetujui
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita limpahkan kepada Allah SWT. Karena karunianya laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat di selesaikan tepat waktu. Walaupun
demikian, penyusun berusaha dengan semaksimal mungkin demi kesempurnaan
penyusunan laporan ini baik dari hasil belajar mengajar di sekolah,Maupun dalam
menunaikan praktik kerja lapangan (PKL).kelancaran kegiatan PKL ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak ,baik secara langsung maupun tidak.oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu :
1. Bapak dan Ibu, orang tua saya yang telah mendukung dangan sabar.
2. Bapak Deddy Wara Susandi, M.Pd selaku kepala SMK Negeri 3
Pandeglang.
3. Ibu Titin Suryati, S.Hut selaku kepala program Kehutanan SMK Negeri 3
Pandeglang.
4. Ibu Titin Suryati, S.Hut selaku guru pembimbing pembuatan laporan praktik
kerja lapangan.
5. Bapak Ir.Irzal Azhar, M.Si selaku kepala Balai Taman Nasional Gunung
Halimun Salak.
6. Bapak Aganto Seno, S.Si,M,Sc selaku kepala Seksi I Lebak.
7. Bapak Agus Mulya Ma’mur, selaku kepala Resort PTNW Cisoka.
8. Bapak Wawan Hermawan, S,P selaku kepala Resort PTNW Gunung
Bongkok.
9. Bapak Beni Berliana selaku kepala Resort PTNW Cibedug.
10. Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan
ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna
untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan
ini penulis harapkan mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penyusun :
Susi Sulawati
iv
DAFTAR ISI
COVER..............................................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
DAFTAR TABEL..........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Tujuan....................................................................................................................
C. Manfaat..................................................................................................................
v
C. Pengetahuan dan Keterampilan Baru Yang Diperoleh........................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
LAMPIRAN...................................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 24. Proses Pencampuran Gula Jahe dan Kunyit ...............................................
ix
LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
sepenuhnya aspek-aspek kompetensi yang dituntut kurikulum sehingga siap
menjadi tenaga professional dan memiliki etos kerja yang tinggi.
B. Tujuan
2
b) Manfaat Bagi Sekolah
3
BAB II
KEGIATAN UMUM
Pengelolaan Taman Nasional di Indonesia saat ini dikelola oleh Balai Besar
Taman Nasional terkait yang berada di bawah Kementerian Kehutanandan
Lingkungan Hidup (KLHK). Contoh pengelola Taman Nasional Misalnya Balai
Besar Ujung Kulon, Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Balai
Taman Nasional Kepulauan Seribu, dsb.
Pengelolaan Kawasan Taman Nasional yang sangat luas menjadikan Balai Besar
biasanya membagi Kawasan menjadi beberapa bagian yang disebut dengan Resort
yang diketuai oleh Kepala Resort. Selain dibagi menjadi beberapa resort sub
pengelolaan, berdasarkan peruntukannya taman nasional juga dibagi berdasarkan
karakteristik dari Kawasan yang disebut dengan zonasi yang menjadi dasar dari
tindakan pengelolaan dalam taman nasional. Zonasi ini akan dibahas pada bagian
selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No 56 Tahun 2006 tentang
Pedoman Zonasi Taman Nasional Menteri Kehutanan, yang mendefinisikan
tentang zonasi.
4
Zonasi Taman Nasional adalah suatu proses pengaturan ruang dalam taman
nasional menjadi zona-zona yang mencakup kegiatan tahap persiapan,
pengumpulan dan analisis data, penyusunan draft rancangan-rancangan zonasi,
konsultasi publik, perancangan, tata batas, dan penetapan, dengan
mempertimbangkan kajian-kajian dari aspek-aspek ekologis, social, ekonomi, dan
budaya masyarakat. Zonasi ini dilakukan secara procedural mengikuti peraturan
yang berlaku, langkah-langkah penetapan zonasi pada taman nasional meliputi :
1. Persiapan
4. konsultasi publik
5. Pengiriman dokumen
6.Tata batas
7. Penetapan
Taman Nasional ini, ditetapkan sebagai salah satu taman nasional di Indonesia.
Berawal dari proses penunjukan taman nasional sebelumnya dengan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan No. 282/Kpts-II/1992 tanggal 28 Februari 1992
dengan luas 40.000 hektar sebagai Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH)
dan resmi ditetapkan pada tanggal 23 maret 1997 sebagai salah satu unit
pelaksana teknis di departemen kehutanan.
Selanjutnya atas dasar kondisi sumber daya alam hutan yang semakin terancam
rusak dan adanya desakan para pihak yang peduli konservasi alam, Kawasan
TNGH ditambah dengan Kawasan hutan Gunung Salak, Gunung Endut dan
Kawasan di sekitarnya yang status sebelumnya merupakan hutan produksi terbatas
dan hutan lindung yang dikelola perum perhutani diubah fungsinya menjadi hutan
konservasi. Menjadi satu kesatuan Kawasan konservasi Taman Nasional Gunung
Halimun Salak (TNGHS) melalui SK kehutanan No. 175/Kpts-II/2003 dengan
luas total 113.357 ha.
5
Dilihat dari bentuk kawasannya , TNGHS memiliki jalur batas yang Panjang. Juga
terdapat beberapa enclave berada di dalamnya. Seperti enclave perkebunan
Nirmala dan Cianten yang merupakan dua enclave perkebunan teh. Selain itu
terdapat pula beberapa lahan Garapan pertanian dan pemukiman.
Pada tahun 1995 sampai 2003 kawasan ini dipilih sebagai lokasi proyek
konservasi keanekaragaman hayati dan dilanjutkan pada tahun 2004 sampai 2009
oleh proyek pengelolaan Taman Nasional yang merupakan proyek kerjasama
antara pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah Jepang melalui Japan
Internasional Cooperation Agency (JICA).
Potensi biologis ataupun ekologis TNGHS dapat dipandang sebagai sesuatu yang
berharga dan menentukan bagi wilayah di sekelilingnya. Sehingga Kawasan ini
dapat dianggap sebagai stok air yang cukup besar untuk Kawasan utara dan jawa
barat maupun provinsi banten.
Daya Tarik lain, dari konservasi TNGHS juga adanya budaya tradisional
masyarakat setempat yaitu masyarakat kasepuhan dan baduy yang hidup selaras
dengan lingkungannya.
Pada tahun 2016 luas Kawasan TNGHS kembali mengalami perubahan menjadi
87.699 hektar sesuai dengan Surat Kementerian Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 327/Menlhk/Setjen.PLA.2/4/2016 tanggal 26 april 2016
tentang perubahan Fungsi sebagian Kawasan Hutan TNGHS.
Penunjukan Gunung Halimun, Gunung Salak, Gunung Endut dan Kawasan hutan
di sekitarnya sebagai salah satu taman nasional di Indonesia, karena Kawasan ini
mempunyai karakteristik Kawasan pegunungan yang masih memiliki ekosistem
hutan hujan tropis di jawa. Kawasan ini selain berfungsi sebagai Kawasan
tangkapan air juga merupakan habitat satwa yang unik, seperti owa jawa, elang
jawa dan macan tutul. Secara historis TNGHS sudah menjadi Kawasan lindung
dalam tradisi budaya masyarakat. Sedang secara administrasi sama halnya taman
nasional lain di Indonesia, TNGHS lahir dari pekembangan perubahan beberapa
status yaitu:
6
Tabel 1. TNGHS lahir dari perkembangan perubahan beberapa status
7
Gambar 1. Peta Zonasi TNGHS
8
Gambar 2. Struktur Organisasi BTNGHS
Sumber : Website resmi BTNGHS
1. Struktur Organisasi
9
2. Wilayah Administrasi
10
Resort PTN G.
Koneng
Resort PTN G. Bodas
No Zona Pengertian
11
manusia berupa daya Tarik alami/phenomena
beserta potensi pendukung lainya.
4. Zona Rehabilitas Bagian dari taman nasional yang karena
mengalami kerusakan sehingga perlu
dilakukan kegiatan pemulihan komunitas
hayati dan ekosistemnya yang mengalami
kerusakan areal dimaksud perlu dilakukan
rehabilitasi dengan menanam tanaman endemic
agar Kawasan dapat berungsi sebagaimana
mestinya..
5. Zona Tradisional Zona tradisional :
Bagian dari taman nasional yang ditetapkan
untuk kepentingan pemanfaatan tradisional
oleh Masyarakat sebagai bahan makanan, obat-
obatan, bahan baku kerajinan atau hasil hutan
non kayu lainya.. agar Kawasan dapat berungsi
sebagaimana mestinya.
6. Zona Budaya Bagian taman nasioanal yang memiliki potensi,
daya dukung, dan aman untuk pelepasliaran
Owa jawa, zona ini sangat dibutuhkan
mengingat Kawasan TNGGP merupakan salah
satu wilayah yang memiliki daya dukung yang
baik dalam pelestarian owa jawa.
7. Zona Khusus Bagian dari taman nasional karena kondisi
yang tidak dapat dihindarkan telah terdapat
kelompok Masyarakat dan saran penunjang
kehidupannya yang tinggal sebelum wilayah
tersebut ditetapkan sebagai taman nasional
antara lain sarana telekomunikasi, fasilitas
transportasi, dan listrik
12
Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Lebak ini salah satu SPTN yang
ada di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, yang memiliki Luas kawasan
sekitar 32.000 hekar, yang terbagi menjadi 5 Resort Pengelolan Taman Nasional.
1. Letak
2. Iklim
13
12℃ dan suhu tertinggi 33℃. Kelembapan udara rata-rata 80% dengan rata-rata
curah hujan yaitu 4000-6000 mm/tahun.
3. Topografi
4. Geologi
5. Hidrologi
Sungai utama yang berada di kawasan Resort PTNW Gunung Bongkok adalah
sungai Cisimeut, Cikawah, dan Ciminyak.
14
D. Profil Resort Cibedug
1. Letak
2. Iklim
15
3. Topografi
4. Geologi
5. Hidrologi
Sungai Utama yang berada di kawasan Resort PTNW Cibedug adalah sungai
Cimadur, Cisiih, Cihara, dan Cisiih letik. Sungai tersebut merupakan sungai yang
mengalir sepanjang tahun dan menjadi sumber air utama di wilayah Resort PTNW
Cibedug.
16
4. Altimeter 1 Buah Baik
5. Kamera Digital 1 Buah Baik
6. Binokuler 1 Buah Baik
2. Iklim
17
3. Topografi
4. Geologi
5. Hidrologi
Sungai Utama yang berada di kawasan Resort PTNW Cisoka adalah sungai
Ciberang, Cibandung, Ciladaeun, Cisimeut, Ciguha dan Cisitu. Sungai tersebut
merupakan sungai yang mengalir sepanjang tahun dan menjadi sumber air utama
di wilayah Resort PTNW Cisoka.
18
6. Binokuler 1 Buah Baik
Patroli rutin
Patroli rutin adalah patroli yang dilaksanakan secara tetap dan teratur, kegiatan
ini dilakukan rutin dan didampingi petugas.
Patroli rawan kebakaran
Patroli daerah rawan kebakaran adalah patroli ke daerah yang berpotensi
mengalami kebakaran. Bertujuan untuk mengetahui sumber mata air terdekat dari
daerah rawan kebakaran hutan tersebut.
19
Gambar 4. Patroli rawan kebakaran
Hasil Hutan adalah segala macam material yang di dapatkan dari hutan untuk
penggunakan komersial seperti kayu, kertas dan pakan hewan ternak. Hasil hutan
menurut UU 41 adalah benda hayati, non-hayati, dan turunannya serta jasa yang
berasal dari hutan.
Untuk mengetahui produk hasil kreatifitas hasil hutan hasil pemberdayaan
masyarakat, kami mengunjungi pabrik kreatif hasil hutan non baku berupa
pengelolaan gual aren yang berada di wilayah resort cisoka dan resort gunung
bongkok.
20
Gambar 6. Wawancara di resort gunung bongkok
21
3. Survei Kepuasan Pengunjung Wisata
22
Sumber : Dokumentasi pribadi 2023
5. Pendidikan Konservasi
a) Analisis Vegetasi
Analisis vegetasi adalah beragam tanaman atau tumbuhan yang menempati
suatu ekosistem. Analisis vegetasi merupakan cara untuk mempelajari komposisi
dan bentuk vegetasi dalam suatu ekosistem. Vegetasi menggambarkan perpaduan
berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah atau daerah.
Kegiatan analisis vegetasi di lakukan di 3 resort yaitu, RPTNW Cisoka, RPTNW
Gunung Bongkok, dan RPTNW Cibedug. Bertujuan untuk menghitung jenis
populasi tumbuhan dan kerapatan tegakan.
23
Gambar 12. Analisis vegetasi di Resort cisoka
Sumber : Dokumentasi pribadi 2023
24
b) Identifikasi Anggrek
Kegiata ini bertujuan untuk memngetahui beberapa jenis anggrek yang ada
di resort gunung bongkok dan mengetahui media tanam anggrek dengan cara
pakis.
2. Agrostophyllum laxum
3. Bulbophyllum violaceum
25
4. Dendrobium concinnum
5. Eria erecta
6. Sarcostoma javanica
blume
7. Huperzia phlegmaria
8. Dendrobium speciosum
9. Dendrobium crumenatum
26
10. Ocidium sphacelatum
11. Cymbidium
finlaysonianum
c) Pengamatan Elang
Pengamatan elang secara langsung ini dilakukan ketika tidak sengaja
menemukan elang ketika sedang berpatroli.
27
7. Membuat Peta Wilayah Kerja Resort
Kita juga membuat peta wilayah kerja yang berada di RPTNW Gunung
Bongkok dengan menggunakan aplikasi ArcGIS dan memindahkan titik koordinat
GPS ke ArcGIS menggunakan kabel data.
Potensi wisata alam adalah keadaan, jenis flora dan fauna suatu daerah,
bentang alam seperti alam, hutan, pegunungan, dan lain-lain. Tujuan dari
identifikasi potensi wisata ala mini untuk memahami dan mendeskripsikan
keberadaan berbagai jenis potensi lingkungan alam dengan segala karakteristik
nya untuk di jadikan sebagai daya tarik wisata.
28
Kami melakukan identifikasi potensi wisata ketiika berada di kawasan resort
PTNW Gunung Bongkok. Kami juga menemukan beberapa potensi wisata alam ,
sebagai berikut :
29
3. Wates Wates atau bisa
juga di sebut
hutan pinus
memiliki
potensi alam.
Daerah ini
berada di
Majasari Kec.
Sobang Kab.
Lebak. Untuk
menuju ke
daerah tersebut
di butuhkan
waktu sekitar 1
jam naik motor
dari Resort
Gunung
Bongkok.
4. Cepak Situ Cepak situ atau
maranti
memiliki
potensi wisata
alam. Daerah
ini berada di
Kp. Cepak Situ,
Jagaraksa, Kec.
Muncang Kab.
Lebak. Untuk
menuju kemari
membutuhkan
waktu sekitar
30 menit jalan
kaki dari Resort
Gunung
Bongkok.
30
BAB III
KEGIATAN KHUSUS
Pohon Aren atau Enau (Arenga pinnata) adalah salah satu tanaman
perkebunan yang memiliki potensi nilai ekonomi tinggi dan dapat tumbuh subur
di wilayah tropis seperti Indonesia. Tanaman aren bisa tumbuh pada segala
macam kondisi tanah, baik tanah berlempung, berkapur maupun tanah berpasir.
Aren termasuk suku Aracaceae (pinang-pinangan), merupakan tumbuhan berbiji
tertutup (Angiosperma) yaitu biji buahnya tertutup oleh daging buah. Batangnya
tidak berduri, tidak bercabang, tinggi dapat mencapai 25 meter dan diameter
pohon dapat mencapai 65 cm. Menurut Effendi (2010) pohon aren berdiri tegak
dan tinggi, berbatang bulat warna hijau kecoklatan, daun terbentuk dalam reset
batang dengan anak daun menyirip berwarna hijau muda/tua, bunga terdiri atas
bunga jantan yang menyatu dalam satu tongkol ukuran Panjang 1-1,2 cm. Bunga
betina pada tongkol yang lain bentuk bulat yang terdiri atas bakal tiga buah, warna
kuning keputihan. Buah yang telah terbentuk berentuk bulat Panjang dengan
ujung mekengkung ke dalam, diameter 3-5 cm. di dalam buah terdapat biji yang
berbentuk bulat dan apabila sudah matang warna hitam, penyerbukannya dibantu
oleh lebah. Biji aren memiliki masa dormasnsi yang cukup lama, yaitu bervariasi
dari 4-12 bulan yang terutama disebabkan oleh kulit biji yang keras dan
impermeabel sehingga menghambat terjadinya imbibisi air ke dalam biji.
Perkecambahan biji membutuhkan waktu paling cepat 5 bulan dengan perlakuan
31
pengikisan biji pada titik tumbuh. Benih aren termasuk ke dalam benih rekalsitran
karena kandungan airnya relatif tinggi pada pada waktu dipanen dan penurunan
kandungan air benih dapat menurunkan daya berkecambah benih tersebut. Pohon
aren akan mencapai tingkat kematangan pada umur 6-12 tahun. Kondisi
penyadapan terbaik pada umur 8-9 tahun saat mayang bunga sudah keluar.
Sebaran aren meliputi wilayah Asia Tenggara yang meliputi Indonesia, Serawak,
Filipina, Vietnam, Kamboja, Laos, Thailand, dan Burma serta sebagian wilayah
Asia Selatan meliputi Assam, Pakistan dan sepanjang psisir Timur India. di
Indonesia aren ditemukan hampir di seluruh wilayah terutama 14 provinsi: Papua,
Maluku, Maluku Utara, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Banten, Sulawesi Utara, Sulawesi selatan, Sulawesi Tenggara, Bengkulu,
Kalimantan Selatan, dan Nangroe Aceh Darussalam. Total luas areal di 14
provinsi sekitar 70.000 ha. Tanaman aren sangat cocok pada kondisi landau
dengan kondisi agroklimat beragam seperti daerah pegunungan dimana curah
hujan setinggi dengan tanah bertekstur liat berpasir. Dalam pertumbuhan tanaman
ini membutuhkan kisaran suhu 20-25℃, terutama untuk mendorong
perkembangan generatif agar dapat berbunga dan berbuah. Sedang untuk
pembentukan mahkota tanaman, kelembapan tanah dan ketersediaan air sangat
diperlukan dimana curah hujan yang dibutuhkan antara 1200-3500 mm/tahun agar
kelembapan tanah dapat dipertahankan. Tanaman aren dapat tumbuh pada
ketinggian 9-1400 m dari permukaan laut, namun yang paling baik
penumbuhannya pada ketinggian 500-800 m dari permukaan laut.
Di Taman Nasional Gunung Halimun Salak juga ada lahan pohon aren salah
satunya yang berada dikawasan Resort Gunung Bongkok, dengan melakukan
wawancara kepada masyarakat yang mengolah gula aren. Dari hasil wawancara
yang di dapatkan ada 2 cara untuk mengolah gula aren yaitu secara tradisional dan
secara modern.
1. Secara Tradisional
Setelah melakukan Wawancara kepada warga setempat di Kawasan PTN
Resort Gunung Bongkok di Blok Saung Pak Salim, Kecamatan Sobang, Desa
Hariang salah satunya dengan pak salim selaku pemilik pengolahan gula aren
secara tradisional, pak salim mengelola gula aren dari tahun 2002 sampai
sekarang dengan panen nira setiap bulannya menghasilkan 2-3 lodong, nira yang
dihasilkan akan dibuat menjadi gula yaitu gula aren. pak salim mengolah nira
untuk menjadi gula selama kurang lebih 8 jam dalam sekali mengolah pak salim
menghasilkan paling sedikit 20 biji gula dan paling banyak 50 biji gula aren dan
pemasaran gula aren tersebut di Masyarakat sekitar dengan penghasilan uang 100-
200 ribu. Ada beberapa alat & bahan yang di gunakan untuk membut gula aren
secara tradisional:
32
Air Nira
Wajan untuk memasak air nira menjadi gula
Penguis untuk mengaduk
Gayung untuk memindahkan gula ke cetakan
Batokan untuk mencetak gula
Gambar 18. Wajan yang berisi nira Gambar 19. Penguis dan gayung
33
2. Secara Modern
34
Gambar 22. Gula yang belum di ayak
35
Gambar 24. Proses pencampuran gula jahe & kunyit
36
Gambar 26. Hasil setelah di oven
37
Gambar 28. Hasil Gula Jahe merah Gambar 29. Hasil Gula Kunyit
38
C. Pengetahuan Dan Keterampilan baru yang di peroleh
39
BAB IV
a) Mendapat bimbingan dan arahan dari pendamping lapangan dalam setiap kegiatan
yang dilakukan sehingga kami memperoleh ilmu dan pengalaman baru yang dapat
meningkatkan kompetensi keahlian dibidang kehutanan.
b) Mendapatkan pengalaman kerja langsung (real) sehingga kami dapat mengikuti
dan melaksanakan iklim budaya kerja di Balai Taman Nasional Gunung Halimun
Salak.
c) Di tempat kaerja kami belajar menenanamkan etos kerja yang tinggi bersifat
profesional, jujur, disiplin, dan bertanggung jawab, dalam melaksanakan tugas.
d) Mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan softskill dalam bekerja yang belum
di dapatkan di bangku sekolah.
e) Dapat mengetahui HHBK yang berada di wilayah Resort Cisoka dan Gunung
Bongkok.
f) Mengetahui pabrik pengolahan Aren yang berada di Wilayah Resort Gunung
Bongkok.
40
B. Saran
a) Saran saya lebih baik pihak balai membantu pemasaran Gula Aren rumahan
masyarakat melalui media social atau sebagai-nya.
b) Saran saya untuk pihak balai dan pembimbing lapangan kedepannya lebih baik
membimbing para peserta PKL dengan baik tanpa ada rasa sungkan, tujuannya
supaya anak-anak PKL dapat bekerja dengan lebih maksimal serta efektif dan
efisien.
c) Bagi anak PKL diharapkan untuk tetap bersikap sopan dan melaksanakan setiap
kegiatan dengan semaksimal mungkin dan mematuhi setiap peraturan yang
ditetapkan oleh TNGHS, hal ini dilakukan demi menjaga nama baik almameter
sekolah.
41
DAFTAR PUSTAKA
42
LAMPIRAN
43