Anda di halaman 1dari 75

NAMA :

ALAMAT :

ECOTECT ANALYSIS 2011

TIM PENYUSUN :

KK SAINS BANGUNAN
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |0
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................... 0
BAB I .......................................................................................................... 3
BAB II ......................................................................................................... 4
2.1. Bagian Utama ............................................................................ 4
2.2. Project Page ............................................................................... 5
2.3. 3D Editor .................................................................................... 5
2.4. Visualize ..................................................................................... 6
2.5. Analysis Page ............................................................................. 6
2.6. Report Page ............................................................................... 7
2.7. Panel .......................................................................................... 8
2.8. View ........................................................................................... 0
BAB III ........................................................................................................ 1
3.1. Konsep Modeling ....................................................................... 1
3.2. Material ..................................................................................... 5
BAB IV ........................................................................................................ 7
4.1. Modeling Bangunan Sederhana ................................................ 7
4.2. Setting Pendukung Modeling .................................................. 15
b. Longitude ..................................................................................... 16
c. Local Time Zone ........................................................................... 17
d. Find .............................................................................................. 17
MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |0
TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
e. Map.............................................................................................. 17
f. Use GoogleMap ........................................................................... 17
4.3. Zone Management .................................................................. 19
BAB V ....................................................................................................... 23
5.1. Menampilkan 3D Sun-path dan Bayangan .............................. 23
5.3. Mendesain Shading Device...................................................... 25
5.4. Membuat Animasi Bayangan................................................... 26
BAB VI ...................................................................................................... 28
BAB VII ..................................................................................................... 35
7.1. Urban Heat Island .................................................................... 35
7.2. Simulasi Mean Radiant Temperature ...................................... 37
7.3. Temperatur Harian di Dalam Ruang ........................................ 41
7.4. Persentase Periode Kenyamanan ............................................ 43
7.5. Zone Management .................................................................. 44
BAB VIII .................................................................................................... 47
8.1. Analisis Pencahayaan Dalam Ruang ........................................ 47
BAB IX ...................................................................................................... 56
9.1. Mempelajari Simulasi Akustika dari Contoh............................ 56
9.2. Membuat Sumber Suara / Speaker ......................................... 59
9.3. Membuat Reflektor Suara ....................................................... 59
9.4. Waktu Dengung (Reverberation Times) .................................. 60

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |1


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |2
TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
BAB I
OVERVIEW
Sofware Ecotect merupakan sebagai bagian program dari presentasi tesis
doktoral Dr. Andrew Marsh di School of Architecture and Fine Arts pada The
University of Western Australia. Tema utama dalam tesisnya yakni kinerja
bangunan yang dapat dikalkulasi pada tahap desain konseptual oleh arsitek dan
perencana, bila dilakukan pada tahap akhir biasanya akan terjadi proses
perbaikan dan revisi. Oleh karenanya waktu dan biaya dapat dihemat
sebagian besar dengan memperhitungkan segala sesuatu dari awal.

Ecotect 2011 merupakan software analisis bangunan paling komprehensif dan


paling inovatif. Dilengkapi dengan 3D modeling yang diintegrasikan dengan
berbagai fungsi analisis dan simulasi yang mudah dioperasikan bagi perancang
bangunan. Ciri khas Ecotect adalah perhitungan yang tervisualisasi dari proses
awal desain hingga desain final. Perancang memasukkan berbagai informasi
terlebih dahulu sebelum bangunan didesain. Informasi iklim pertama‐tama
dimasukkan untuk menghitung potensi berbagai strategi pasif dengan
mengoptimalkan penggunaan radiasi matahari dan cahaya. Setelah itu, menguji
berbagai model mulai dari bentukan awal hingga didapat bentuk final.

Ecotect merupakan kalkulator desain. Seperti layaknya kalkulator, tetap


diperlukan pengetahuan pengguna mengenai apa permasalahannya dan
bagaimana memformulasikannya ke dalam kalkulator. Oleh karena itu, Ecotect
tidak mungkin merekomendasikan solusi desain pasif yang paling tepat, namun
mampu memberikan informasi berapa banyak radiasi matahari yang melewati
jendela, kapan, dan dimana jatuhnya. Ini artinya dasar‐dasar fisika bangunan
harus dipahami para perancang yang notabene paling bertanggung jawab atas
keberhasilan suatu bangunan.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |3


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
BAB II
TAMPILAN ANTAR MUKA

2.1. Bagian Utama


2.1.1. Main Menu

2.1.2. Main Toolbar

2.1.3. Date/Time Toolbar

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |4


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
2.1.4. Snap Setting Toolbar

2.2. Project Page


Halaman ini berguna untuk menambahkan informasi pada proyek, yang
nantinya termuat juga dalam proses printout atau pada saat dieksport ke
software lain.

2.3. 3D Editor
3D editor adalah tempat dimana model dibuat. Drawing toolbar terletak di
sebelah kiri area gambar sedangkan manipulation tools terletak di atas area
gambar.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |5


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
2.4. Visualize
Layar ini merupakan halaman render dan camera view.

2.5. Analysis Page


Berbagai analisis terdapat di layar ini, yakni : Thermal analysis, Solar exposure,
Material Cost, Resource consumption, Reverbation Times dan Acoustic
Response.
MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |6
TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
2.6. Report Page
Layar ini diperuntukkan sebagai tabel data hasil kesimpulan dari model.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |7


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
2.7. Panel

2.7.1. Selection Information 2.7.3. Material Assignment

Informasi dan setting untuk obyek, Tampilan dan penentuan material


node atau zone terpilih untuk obyek terpilih

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |8


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
2.7.2. Zona Management 2.7.5. Visualization Settings

Daftar zone pada suatu model Mengatur tampilan rendering pada


(dalam Aotocad disebut layer) layar visualize

2.7.4. Display Setting


2.7.7. Analysis Grid
Fasilitas untuk mengatur
tampilan 3D model pada layar Mengatur letak dan kalkulasi
analisis analysis grid

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |9


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
2.7.6. Shadow Setting 2.7.9. Eksport Manager

Mengontrol tampilan sunpath Fasilitas untuk mengeksport model


diagram dan shading ke software lain

2.7.8. Scripts dan Wizards

Membuat obyek yang lebih


kompleks dan tampilan berbagai
scripts dan wizards

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 10


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
2.8. View

Ikon untuk mengatur view terdiri dari :

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |0


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
BAB III
DASAR-DASAR MODELING
Pembuatan model merupakan langkah penting dan mendasar yang dibutuhkan
dalam ecotect, karena bila salah dalam membuat model beserta parameternya
maka keseluruhan analisisnya akan salah juga.

3.1. Konsep Modeling

3.1.1. Zone

Fungsi zone dalam ecotect memiliki kesamaan dengan layer pada autocad.
Namun pada ecotect zone tidak hanya untuk menggabungkan beberapa objek
ke dalam satu group tapi bisa berarti satu ruang bisa disebut satu zone sebagai
syarat sebagai “ruang terlingkupi”. Ruang demikian biasa disebut Thermal zone.

Bila modeling diperuntukkan bagi analisis shadow dan pencahayaan, maka


model tidak memerlukan persyaratan sebagai sebuah thermal zone.Namun
untuk analisis termal dan akustik persyaratan sebagai thermal zone harus
dipenuhi.

a. Thermal Zone
Ruang terlingkupi yang bisa dikalkulasi secara volumetrik

b. Non Thermal Zone


Elemen-elemen yang tidak dikalkulasi
secara volumetrik seperti shading device.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |1


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
c. Outside Zone
Elemen-elemen yang tidak dikalkulasi secara volumetrik yang berada diluar
bangunan seperti pagar dan pohon.
d. Roof Zone
Zone khusus atap yang otomatis muncul bila
kita membuat geometri untuk atap

3.1.2. Mode Pengerjaan

Creation & modify mode Object mode

Node mode Measure mode

3.1.3. Selection and Information

pemilihan objects atau nodes mengukur dimensi

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |2


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
3.1.4. Obyek
3.1.4.1. Tipe

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |3


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
3.1.4.2. Parametric Object

3.1.5. Modifikasi Obyek

3.1.6. Surface Normal


Agar kalkulasi simulasi sesuai maka permukaan obyek harus dalam posisi
normal yakni menghadap keluar dari zonanya, untuk merubah status
permukaan dengan menggunakan Ctrl+ R.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |4


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
3.2. Material

Klik untuk menampilkan dialog box Material. Pada tab Properties


disajikan berbagai properti dasar dari material.

Pada tab Layers, ketebalan dan susunan material dapat di atur disertai properti
pendukungnya.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |5


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
3.2.1. Properti Material

3.2.1.1. Material Bangunan

a. General
Density : Kepadatan material yakni berat per satuan volume (kg/m3)
Sp. heat : Specific heat, Kemampuan menyimpan panas (J/Kg.K)
Conduct. : Termal Conductivity, kemampuan mentransfer panas per
satuan ketebalan (W/m.K).
U-value : Jumlah aliran panas per satuan luas (W/m2.K).
Admittance : Kemampuan material untuk menyerap dan memancarkan
panas dari dan ke udara (W/m2.K)
Reflectance : Tingkat pantulan
Emisivity : Koefisien Radiasi balik dari material yang terkena sinar
matahari.
Specularity : Tingkat glossy/kliauan.
Roughness : Tingkat kekasaran material.

b. Opaque Wall
Solar absorption : Tingkat penyerapan material

Thermal Decrement : Tingkat penuruan panas

Thermal Lag/time lag : Waktu yang diperlukan suatu aliran panas mencapai
ruang dalam (hours). (menggunakan software ESP
Timelag, Lihat Bab 3)

c. Glass
Solar heat gain factor : Koefisien tingkat panas yang ditransfer ke
dalam ruangan yang merupakan gabungan
antara panas yang ditransmisi maupun
yang diserap. (menggunakan software ESP
Window, Lihat Bab 3)
Refractive index of Glass : Tingkat refraksi kaca.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |6


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
BAB IV
MODELING
Modeling dalam Ecotect dapat dibuat langsung di ecotect, mentrace ulang dari
gambar 2d cad ataupun mengimport gambar 3d dari 3D software lain. Pada
modul ini difokuskan untuk 2 cara pertama sedangkan cara ke 3 tidak bisa
digunakan untuk simulasi termal karena tidak bersifat “volumetrik”.

4.1. Modeling Bangunan Sederhana


Pada bagian ini akan dibahas mengenai modeling untuk bangunan sederhana
seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |7


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
4.1.1. Membuat Ruangan

Buatlah 4 ruangan yang mengacu pada denah dibawah ini

1. R. TAMU
6 3 2 2. R. TIDUR 1
3. R. TIDUR 2
4. R. KELUARGA
5. TERAS DEPAN
4 5 6. TOILET
1

Langkah 1. Klik [ ZONE ] pada panel 3D editor

Langkah 2. Klik setiap sudut masing-masing ruang sesuai gambar di atas.

Langkah 3. Kemudian muncul


dialog box. Masukkan nama
zonanya (sesuai pada denah) > klik
OK.

4.1.2. Setting Zone


Terdapat dua tipe zone, yakni thermal zone dan non-thermal zone. Sangat
penting untuk tidak keliru dalam memilih status thermal setiap zone karena
akan mempengaruhi ketepatan simulasi. Status thermal dapat diketahui melalui
tanda yang berarti masuk kategori thermal zone, sedangkan tanda
masuk kategori non-thermal zone.
MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |8
TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
4.1.3. Membuat Pintu
Langkah 1. Aktifkan zone yang akan diedit. Klik
kanan zone yang akan diedit > klik Make
Current.

Langkah 2. Klik [ SNAP SETTING]. Muncul


popup menu, klik Settings.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP |9


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 3. Muncul dialog box, Cursor Snap setting. Ubah Snap distance menjadi
50 lalu klik OK.

Langkah 4. Klik dinding dimana pintu akan akan dibuat. Lalu klik
[ADDDOOR]

Langkah 5. Letakkan kursor pada garis dinding bagian bawah sebelah kiri. Geser
hingga terjadi penambahan jarak 50 unit. Kemudian klik.

Langkah 6. Geser kursor ke arah atas. ubah nilai dy menjadi 200 > kemudian klik
kiri/enter.

Langkah 7. Geser kursor ke arah


kanan. ubah nilai dy menjadi 900
kemudian klik enter. Geser ke
bawah hingga nilai dz -2000 lalu
enter. Untuk mengakhiri klik
kanan, pilih escape.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 10


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
4.1.4. Membuat Jendela
Langkah 1. Klik dinding dimana jendela akan dibuat.

Langkah 2. Klik [ ADD WINDOW]

Langkah 3. Buat jendela dengan posisi seperti pada gambar. Ukuran jendela
1500x700. Ukuran jendela bouvenlit 600x700.

4.1.5. Membuat Void


Langkah 1. Klik dinding dimana void akan dibuat.

Langkah 2. Klik [ADD VOID]

Langkah 3. Buat Void antara R. Tamu dengan R. Keluarga dengan ukuran


2000x800

4.1.6. Membuat Atap

Langkah 1. Klik [ PITCHED ROOF] . klik salah satu


ujung atas bangunan, lalu geser kursor ke arah ujung
diagonalnya.

Langkah 2. Klik panel [SCRIPT & WIZARD].


kemudian pilih Hip Roof pada scroll bar.

Langkah 3. Klik Create New Object. Object atap akan


muncul diatas dinding.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 11


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
4.1.7. Mengaplikasikan Material
a. Material Lantai
Langkah 1. Klik panel Material Assignment

Langkah 2. Klik elemen lantai > pilih


ConcSlab_Tile_OnGround> lalu doubleklik.

Langkah 3. Muncul Material Editor. Untuk


mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi
suatu analisis/simulasi, Klik tombol No Highlight.

Langkah 4. Klik pada tab Layers. Klik Calculate Thermal Properties. Hal ini akan
mengubah nilai U-value, Admittance & Thermal Decrement.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 12


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 5. Muncul Warning Box, klik OK.

Langkah 6. Ubah warna lantai dengan mengklik kiri pada Elemen Colour
(Reflect) > klik Edit Colour… kemudian muncul Colour Editor > isi nilai RGB. R =
237, G = 237, B =237. klik Apply to Both. Muncul dialog box, klik Yes. Proses ini
akan mengubah juga nilai Solar Absorption.

Langkah 8. Masukan nilai Timelag = 14, Emissivity = 0.86.

Langkah 9. Klik Apply Changes > klik Close.

b. Material Dinding
Langkah 1. Klik elemen dinding > pilih BrickPlaster> lalu doubleklik.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 13


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 2. Klik pada tab Layers. Ubah ketebalan Bata menjadi 100; Plaster
menjadi 25.

Langkah 3. Aktifkan ESP Timelag, masukan nilai-nilai yang ada pada tab layers
untuk mencari nilai Timelagnya. Kemudian Klik Calculate Thermal Properties.

Langkah 4. Ubah warna dinding dengan mengklik kiri pada Elemen Colour
(Reflect) > klik Edit Colour… kemudian muncul Colour Editor > isi nilai RGB. R =
224, G = 224, B =224. klik Apply to Both.

Langkah 5. Masukkan nilai Emissivity = 0.86 ; Timelag 4.1 jam.

Langkah 6. Klik Apply Changes > klik Close.

c. Material Kaca
Langkah 1. Klik elemen kaca > pilih SingleGlazed_TimberFrame > lalu doubleklik.

Langkah 2. Klik pada tab Layers. Kemudian Klik Calculate Thermal Properties.

Langkah 3. Masukkan nilai Emissivity = 0.95; Solar Heat Gain Coeff = 0.85.

Langkah 4. Klik Apply Changes > klik Close.


MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 14
TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
4.2. Setting Pendukung Modeling
4.2.1. Model Dimensions

Pilih menu File, dan pilih user preferences

Muncul menu User Preferences, pilih tab localization.


Ubah model dimensions menurut keinginan kita.
Kemudian klik tombol Apply to All Session untuk
aplikasi pada file saat ini.

4.2.2. Bckground Colour


Pilih menu File, dan pilih User Preferences.

Muncul menu User Preferences, pilih tab


modeling. Klik kanan pada text Editor
Background kemudian pilih warna hitam/putih.
Kemudian klik tombol This Session Only untuk
aplikasi pada file saat ini.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 15


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
4.2.3. Sketchines
Pada tab Visualisation Settings,
pilih Scales Lines to view di
bawah Outline Display.

Di bawah bagian Sketchiness,


aktifkan Sketchy Lines, Segment
Line dan Extend Line Ends.
Kemudian masukkan nilai Jitter,
Line Multiplier, Length nya
sesuai pada gambar di bawah.

4.2.3. Site Location

a. Latitude
Garis lintang, positif untuk lintang utara dan negatif
untuk lintang selatan
b. Longitude
Garis bujur mengacu pada titik Greenwich sebagai titik
0

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 16


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
c. Local Time Zone
Zona waktu berdasarkan GMT

d. Find
Bila informasi lokasi tidak
diketahui maka fasilitas Find dapat
digunakan untuk memunculkan
location tool. Kemudian ketik
nama kota yang dicari namun
hanya untuk ibukota suatu
Negara, selanjutnya akan muncul
informasi yang diperlukan.

e. Map
Fasilitas Map seperti
halnya fasilitas Find akan
tetapi tidak memerlukan
pengetikan, melainkan
tinggal mengklik +Ctrl
lokasi yang diinginkan.

f. Use GoogleMap
Penggunaan fasilitas Google map akan lebih sangat membantu untuk
mendapatkan lokasi yang tepat dan sesuai.

4.2.4. Site Spesifics


a. North offset/orientation
Mengatur posisi utara terhadap sumbu y
b. Local Terrain
Menetapkan jenis lingkungan disekitar site: urban,
suburban, rural, exposed (terbuka)

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 17


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
4.2.5. Weather File

Klik untuk menampilkan context


menu, dan pilih Load Weather File.

Pilih lokasi kota yang sesuai dengan lokasi


model

Untuk mengetahui profil iklim


suatu lokasi dapat dilihat dengan
mengklik menu Tools. Klik Run the
Weather Tool

Muncul jendela dari Weather Tool seperti berikut

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 18


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
4.3. Zone Management
Zone management adalah fitur untuk mengatur setting kondisi ruangan.
Terdapat 3 tab pada zone management dialog box, yakni General Settings,
Thermal Properties, Information.

Klik untuk menampilkan dialog box Zone Management

4.3.1. General Settings


Pada tab General Settings masukkan informasi yang diperlukan. Pada tab ini
dapat diatur pengkondisian ruang yang diinginkan.

A. Internal Design Condition


• Clothing (clo): adalah skala untuk mengukur tingkat panas pakaian
terhadap tubuh penggunanya di dalam ruangan.
• Humiduty (%): adalah kelembaban relatif
• Air Speed (m/s): kecepatan udara di dalam bangunan
• Lighting Level (lux): tingkat pencahayaan di dalam ruangan
MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 19
TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
B. Occupancy dan Operation
• Occupancy, atau tingkat hunian
- Jumlah penghuni: terdapat standar luas per orang untuk tipe ruang
tertentu
- Activity: atau jenis aktifitas
• Internal Gain, atau panas dari lampu dan peralatan elektronik lainnya
- Sensible Gain: panas output
- Laten Gain: panas untuk merubah wujud
• Infiltration Rate, jumlah udara yang masuk ke dalam bangunan
- Air change rate: tingkat pertukaran udara
- Wind Sensitivity: sensitifitas bangunan terhadap udara luar

4.3.2. Thermal Properties


Sedangkan pada tab Thermal Properties, diatur jenis pengkondisian udara
yang dipakai, kisaran kenyamanannya dan jam pemakaian.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 20


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
A. Heating, Ventilation & Air Conditioning (HVAC)
• Active System (S)
- Type of system: None, Natural Ventilation, Mixed Mode system,
Cooling Only
- Efficiency: persentase konsumsi energi listrik yang digunakan
untuk pengkondisian udara udara
• Comfort Band
- Lower Band: setting temperatur terendah
- Upper Band: setting temperatur tertinggi
B. Hours Of Operation
• Weekdays: Setiap hari dalam seminggu
• Weekeds: Setiap akhir perkan

4.3.3. Information
Berisi Zone Volume Calculation yang terdiri dari tingkat keakuratan kalkulasi
dan arah kalkulasi berdasarkan sumbu x, y atau z. Dan juga Calculated
Information, yang merinci hasil kalkulasi area maupun volume zone tertentu.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 21


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
4.3.4. Schedule
Bila pemakaian bangunan dibatasi waktu, dengan memakai schedule editor
dapat diatur waktu pemakaian bangunan.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 22


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
BAB V
SUN‐SHADING DESIGN
Elemen shading device ]membantu mereduksi sinar matahari langsung
namun akan mengurangi intensitas cahaya alami didalam ruang, oleh
karena itu hal ini menjadi perlu dipertimbangkan dalam desain.

5.1. Menampilkan 3D Sun-path dan Bayangan


Terlebih dahulu persiapkan model yang telah didesain

Langkah 1. Klik shadow settings pada panel > klik


checkbox daily sun path dan tombol display shadow

5.2. Mengontrol Tingkat Keteduhan


Langkah 1. Klik Panel Visualize

Langkah 2. Klik Panel Display Setting > Klik Plan View atau
tekan F5

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 23


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 3. Klik Panel

Visualisation Settings >


geser slide bar hingga muncul
bagian SECTION PLANE, Klik
checkbox Cut Away Section

Langkah 4. Klik Tombol Choose


Sectional Axis. Pilih 5. Z Axis
(+ve)

Langkah 5. Geser silde bar sesuai yang kita inginkan sehingga


menampilkan gambar seperti berikut

Langkah 6. Atur waktu yang diinginkan


Waktu representatif untuk mengecek bayangan adalah 22 Desember dan
22 Juni

Langkah 7. Pada bagian SHADING EFFECTS,


aktifkan Windows Cast Shadow, bandingkan
perbedaannya

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 24


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
5.3. Mendesain Shading Device
Langkah 1. Buat zone baru dengan nama Shading‐timur. Dan buat menjadi zone
aktif

Langkah 2. Klik [ Plane ]. Buat peneduh dengan lebar 40 cm

Langkah 3. Klik elemen shading > pilih kategori partition > klik salah satu
material >lalu doubleklik

Langkah 4. Ubah nama Material menjadi Shading > klik Add New Element

Langkah 5. Ubah parameter material sesuai acuan di bawah. Klik Apply Change.
Klik Close

Langkah 6. Ubah tanggal menjadi 21 Desember, jam 09.00

Langkah 7. Pada panel Shadow Settings. Klik Display Shadow

Langkah 8. Pilih
Dinding. Lalu Pada
panel Shadow
Settings. Pada
bagian Tag Objects
As, klik tombol
Shaded > klik Tag
Selected Objects.
Muncul bayangan
di dinding.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 25


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 9. Pilih shading device. Double‐Klik agar muncul node‐mode. Klik dua
buah

Langkah 10. Ubah waktu menjadi jam 15.00. Cek perbedaannya

Langkah 11. Buat shading device untuk setiap dinding

Langkah 12. Klik Panel Visualisation Setting. Pada bagian SHADING EFFECTS,
aktifkan Project Onto Windows. Lihat perbedaannya

Gambar hasil desain shading

5.4. Membuat Animasi Bayangan


Langkah 1. Atur jam menjadi jam 06.00

Langkah 2. Klik panel Display Settings

Langkah 3. Klik [New animation]. Muncul


dialog box ‐ Create Animation. Klik Application
Window. Klik Specific Size isi dengan 1024 x 768.
Klik On Each Redraw. Klik Save as AVI Movie

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 26


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 3. Klik Record. Muncul
Video Compresion. Pilih Full Frame
(Uncompressed). Klik Ok

Langkah 4. Klik panel Shadow


Settings. Pada bagian Shadow
Range. Isi untuk start jam 7; stop
jam 17; dan step 15 menit

Langkah 5. Klik panel Shadow Settings.


Pada bagian Animate Shadows. Klik
checkbox Use Shadow Range. Klik Hourly

Langkah 6. Setiap perubahan bayangan

akan direkam. Setelah selesai, klik

[finish recording] > klik [view


animation]

Langkah 7. Cobalah menganimasikan


bayangan untuk denahnya

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 27


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
BAB VI
SOLAR RADIATION
Radiasi matahari terdiri dari direct solar radiation (sinar langsung) dan diffuse
solar radiation (sinar langit). Radiasi yang menimpa material disebut insolation,
incident solar radiation.

Simulasi insolationi pada permukaan obyek diperlukan untuk mengetahui


bagian mana saja pada permukaan bangunan yang akan menerima radiasi
matahari lebih tinggi dibanding bagian permukaan lainnya, sehingga dapat
membantu dalam menentukan revisi desain.

Langkah 1. Buka file Model. Pilih semua bidang bangunan

Langkah 2. Pada menu Calculate, klik Solar Access Analysis. Lalu muncul wizard
Solar Access Analysis. Pilih opsi Incident Solar Radiation. Klik Next.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 28


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 3. Untuk calculation period, pilih For Specified Period. Klik Next

Langkah 4. Untuk Date Range, sesuai dengan default. Klik Next

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 29


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 5. Pada Period based values, pilih Cumulative Values. Klik Next

Langkah 6. Pada layar wizard berikutnya, pilih Objects in Model. Uncheck Use
Objects on Thermal zones. Check Only Use Selected Objects. Klik Next

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 30


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 7. Untuk Overshadowing, pilih Perform Detailed Shading Calculation
untuk mengetahui efek dari elemen peneduh. Klik Next.

Langkah 8. Shading Accuracy pilih medium. Klik Next

Langkah 9. Pada halaman Summary klik OK

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 31


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 10. Setelah simulasinya selesai. Klik Visualise page

Langkah 11. Klik pada menu Display > pilih Object Attribute Values > Klik
customize scale > Ubah nilai minimum menjadi 200.000 dan maksimum menjadi
2.000.000. Klik OK

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 32


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Hasil simulasi radiasi total dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Langkah 12. Klik Display > Klik Object Attribut Values > Klik Total Direct
Radiation

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 33


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Hasil simulasi direct radiation dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Hasil simulasi diffuse radiation dapat dilihat pada gambar di bawah ini

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 34


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
BAB VII
THERMAL ANALISYS
Simulasi termal merupakan simulasi panas yang diserap bangunan yang
memberikan pengaruh baik pada interior maupun eksterior. Pada bab ini akan
dipelajari mengenai simulasi Mean Radiant Temperatur pada grid, profil temperatur
harian, distribusi temperatur tahunan dan periode kenyamanan serta kalkulasi
cooling load.

7.1. Urban Heat Island


Urban Heat Island (UHI)
dicirikan seperti “pulau” udara
permukaan panas yang
terpusat di area urban dan
akan akan semakin turun
temperaturnya di daerah
sekelilingnya pada daerah
suburban/rural.

Urban Heat Island disebabkan oleh beberapa faktor yang membedakan daerah
urban dan non‐urban, termasuk: pelepasan energi panas dari sistem AC (Air
conditioning), emisi energi dari kegiatan perindustrian, kendaraan bermotor,
perbandingan banyaknya varian permukaan dan perbedaan kapasitas panas
dari material bangunan.

GREENSHIP : Iklim mikro, menggunakan berbagai material untuk menghindari


efek heat island pada atap sehingga nilai albedo minimal 0,3 (1 poin);
menggunakan berbagai material untuk menghindari efek heat island pada area
non‐atap sehingga nilai albedo minimal 0,3 (1 poin).

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 35


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Untuk mengetahui nilai albedo dalam Ecotect, cukup dengan mengecek nilai
reflektan setiap material.

Langkah 1. Buka file Model yang telah dibuat

Langkah 2. Untuk mengecek nilai albedo atap, klik elemen dak atap

Langkah 3. Pada panel Material Assignment, Nama materialnya ditandai warna


biru bernama MetalDeck_Insulated Klik 2x, hingga muncul material librarynya.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 36


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 4. Cek pada bagian Colour (Reflect), nilainya 0,7553. Cek untuk elemen
lainnya

Kesimpulan : Nilai albedo untuk atap lebih dari 0,3 berarti mendapatkan 1 poin.
Nilai albedo elemen lainnya lebih 0,3 berarti tambahan 1 poin.

7.2. Simulasi Mean Radiant Temperature


Untuk mengetahui interaksi panas berbagai permukaan material maka dapat
dilakukan simulasi termal yang dinamakan mean radiant temperature.

Langkah 1. Buka model bangunan

Langkah 2. Tipe active system yang dipakai adalah Natural Ventilation

Langkah 3. Klik panel [ANALYSIS GRID] > Klik tombol Display Analysis Grid

Langkah 4. Pilih semua obyek bangunan. Klik tombol Auto‐fit Grid to Objects....
Muncul Fit Grid Extens dialog box

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 37


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 5. Di bawah Type of Fit, pilih Around

Langkah 6. Di bawah Fit Grid To, pilih tombol selected objects dan untuk in
which axis pilih XZ axis. Lalu klik Grid Management

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 38


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 7. Pada bagian CALCULATION , pilih Spatial Comfort. Klik Perform
Calculation

Hasil simulasi jam 10.00

Langkah 14. Klik panel [Display Settings]. Klik [Side View]

Langkah 15. Kembali ke panel [ANALYSIS GRID]. Pada GRID SETTINGS,


aktifkan Shade Grid Square, Show Contour Lines, Show Node Values dan Show
Average Value

Langkah 16. Atur Tanggal dan jamnya, misalnya 8 Maret jam 14.00 saat
matahari melintas pada fasad bagian barat bangunan
MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 39
TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 17. Atur kisaran data untuk analisis pada bagian DATA & SCALE. Untuk
Mean Radiant Temp misalnya memakai kisaran 22– 32. Dengan contours 1

Hasil simulasi analisis grid

Cobalah ubah jenis datanya


dengan data lainnya misalnya
Predicted Mean Value, Percent
Dissatisfaction, Required Air
Velocity dan Solar Gain

Langkah 18. Cobalah ganti Atap dak dengan warna hitam. Lihat perbedaannya
Selanjutnya kombinasi dengan dinding warna hitam

Langkah 19. Cobalah juga menambah shading device di atas kaca saja. Lalu buat
percobaan ketiga dengan menambah shading device di sekeliling fasad

Langkah 20. Eksperimen terakhir tambahkan pohon di depan jendela kaca

Catatan : Dalam kalkulasi terkait radiasi matahari maka shading device harus
dalam satu zone dengan ruangannya. Demikian pula halnya dengan pohon

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 40


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
7.3. Temperatur Harian di Dalam Ruang
Temperatur ruang rata‐rata pada hari tertentu dapat diketahui melalui analysis
page.

Langkah 1. Buka File Model

Langkah 2. Klik Analysis page. Kemudian Di bawah Thermal Calculation pilih


Hourly Temperature Profile

Langkah 3. Geser silde bar pada Select


Date, ke 23 Juni

Langkah 4. Pilih ruang yang akan


dianalisis. Klik Calculate

Diagram temperatur ruang harian pada tanggal 22 Juni (Ruang Tidur)

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 41


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 5. Klik kanan pada area listbox, muncul menu pop up, klik Generate
Report...

Langkah 6. Muncul dialog box Report


Format. Pilih Formatted HTML Page. Klik
OK

Profil temperatur pada tanggal 23 juni


setiap jam

Kesimpulan : Temperatur internal dalam batas kenyamanan 22o – 28o C pada


tanggal 23 juni terjadi pada 18.00 malam hingga 09.00 pagi.
MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 42
TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
7.4. Persentase Periode Kenyamanan
Agar kita dapat mengetahui seberapa banyak temperatur internal yang masuk
ke dalam batas kenyamanan selama setahun, kita bisa melakukan simulasi
Temperature Distribution.

Langkah 1. Buka Zone

Management Pilih Zone yang


akan disimulasi. Klik Thermal
Properties, atur Comfort Band
menjadi 22 – 28 . Hours of
Operation 0 – 24. Klik OK.

Langkah 2. Klik Analysis page.


Kemudian Di bawah Thermal
Calculation pilih Temperature
Distribution.

Langkah 3. Pilih ruang yang akan dianalisis. Klik Calculate.

Diagram distribusi temperatur ruang tidur 1 tahunan

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 43


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 5. Klik kanan pada area listbox, muncul menu pop up, klik Generate
Report...

Kesimpulan : Di Ruang Tidur 1 Persentase periode kenyamanan (22o – 28o C)


selama setahun sebanyak 91,6% (8025 jam dari 8760 jam).

7.5. Zone Management


Menetapkan ruangan dengan sistem AC atau ventilasi alami/mekanik dapat
dilakukan dalam Zone Management dialog. Demikian pula halnya dengan tipe
infiltrasinya.

GREENSHIP : Ventilasi dan infiltrasi, tidak mengkondisikan (tidak ber AC) ruang
WC, tangga, koridor dan lobi lift dan melengkapi ruangan tersebut dengan
ventilasi alami ataupun sistem ventilasi mekanis (1 poin); Desain bukaan harus
kedap ketika dalam kondisi tertutup untuk menjaga infiltrasi udara luar
seminimal mungkin pada gambar rancangan (1 poin);

Langkah 1. Buka File Model

Langkah 2. Klik [zone management]

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 44


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 3. Klik Panel Thermal Properties. Atur sistem pengkondisian udara
pada Ruang Tangga, Koridor, Lobby Lift dan Ruang WC menjadi Natural
Ventilation

Langkah 4. Klik Panel General setting. Pilih ruangan yang disetting dengan
sistem AC

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 45


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 5. Pada bagian Infiltration Rate, di bawah Air Change Rate klik tanda
panah. Muncul menu pop‐up. Pilih Well Sealed (0,5ach) untuk mengindikasikan
desain bukaan yang kedap.

Kesimpulan : Ruang tamu dan keluarga serta WC telah diatur dengan sistem
ventilasi alami, berarti mendapat 1 poin. Desain bukaan cukup kedap mendapat
1 poin

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 46


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
BAB VIII
PENCAHAYAAN
8.1. Analisis Pencahayaan Dalam Ruang
8.1.1. Membuat Grid Analisis

Langkah 1. Buka file model

Langkah 2. Klik --> Grid Management. Klik AutoFit Grid to Objects.


Pada kotak dialog klik within, klik OK, maka Grid Analisis akan
menyesuaikan dengan bentuk denah

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 47


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 3. pastikan mengisi Number of Cells X=20 & Y=12, sedangkan
pada 2D Slice Position, pastikan Axis=XYaxis, dan Offset=10

8.1.2. Kalkulasi Intensitas Cahaya

Langkah 1. pada Analysis Grid -->


Calculations --> klik Lighting Levels, dan klik
Perform Calculations..., akan muncul kotak
dialog, pilih Natural Light Levels, klik Next

Langkah 2. Pilih Over the Analysis Grid, klik Next

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 48


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 3. Pilih Low, Medium, high, very high atau full (tergantung
kemampuan prosesor komputer anda), klik Next

Langkah 4. Masukkan nilai 8500 Lux (terang langit), klik Next

Langkah 5. Masukkan nilai (x 0.90)(kejernihan jendela), klik Next

Langkah 6. Pilih Regulatory Compliance Mode (sesuai aturan baku


perhitungan pencahayaan), klik Next
MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 49
TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 7. Maka akan didapat kotak dialog Summary seperti gambar di
bawah ini, klik OK

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 50


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Hasil kalkulasi pencahayaan alami

8.1.3. Desain Sistem Pencahayaan

Selanjutnya kita akan mendesain sistem pencahayaan untuk malam hari

Langkah 1. Sembunyikan terlebih dahulu Grid Analisis dengan menon-aktifkan


Display Analysis Grid

Langkah 2. Tekan F5 (Plan View) dan geser kedua Skylight masing-masing ke


arah +Y sejauh 500mm (0.50) dan ke arah –Y sejauh 500mm (-0.50)

Langkah 3. Jalankan lagi Perform Calculations..., klik OK, maka akan diperoleh
gambar seperti berikut:

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 51


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 4. Pada analysis grid -→ Data & Scale, Pilih internally reflected untuk
melihat persentase sebaran pantulan cahaya di dalam ruang

8.1.4. Pencahayaan Buatan

Untuk melakukan analisa pencahayaan buatan maka perlu melakukan langkah-


langkah berikut ini.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 52


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Langkah 1. Pilih Create Light untuk membuat titik lampu. Tempatkan pada
posisi ceilling, lau klik arah jatuh cahaya

Langkah 2. Posisikan titik lampu di tengah ruangan dengan sebelumnya


merubah display setiing pada plan view (F5)

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 53


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
8.1.5. Menentukan Jenis Lampu

Titik-titik lampu telah dibuat, namun jenis lampu untuk titik-titik tersebut belum
didefinisikan, untuk itu pilih seluruh titik-titik lampu yang telah dibuat.

Langkah 1. Kalkulasi ulang pencahayaan dengan cara Analysis Grid -->


Perform Calculation...

Langkah 2. pilih Overall Daylight and Electric Light Levels, klik OK

Langkah 3. Setelah kalkulasi selesai pada Analysis Grid --> Data & Scale -->
pilih Electric Light Levels.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 54


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Gambaran Hasil Analisis

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 55


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
BAB IX
AKUSTIK
Simulasi akustik pada bab ini adalah mengenai kualitas suara yang perlu
didengar. Suara yang dipancarkan dari sebuah sumber suara (dengan atau
tanpa pengeras suara) akan memantul-mantul pada seluruh elemen ruangan
(dinding, lantai, plafon, furnitur, manusia, dll). Semakin lama dia memantulan
maka akan semakin lama suara tersebut terdengar dan berakibat timbulnya
dengung/gema yang berlebihan dan dapat mengalahkan suara aslinya. Untuk
mengurangi waktu dengung (reverberation time), bahan bangunan yang lunak
dan dapat meredam suara diperlukan.

9.1. Mempelajari Simulasi Akustika dari Contoh


Untuk simulasi ini digunakan contoh file yang telah ada yaitu Acoustic Rays pada
folder dengan direktori C:/Program Files (x86)/Autodesk/Ecotect Analysis
2011/Examples

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 56


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Ketika dibuka, terlihat sebuah auditorium dengan kumpulan titik berwarna
ungu di bagian panggung yang menunjukkan sumber suara dan berkas-berkas
suara. Jika discroll akan terlihat gerak sebaran titik itu sesuai waktu. Pada

toolbar sebelah kanan, klik Rays and Particles untuk memunculkan


tombol-tombol operasi untuk berkas-berkas
suara tersebut. Hilangkan centang pada Mouse
Wheel Control agar fungsi scroll pada mouse
dapat digunakan untuk zoom pada gambar. Tekan

tombol play untuk melihat gerakan berkas-


berkas suara tersebut memantul dalam ruangan.

Pada kolom Tag Object As, kita dapat memilih


objek gambar sebelumnya dan menentukannya
sebagai Source (sumber suara) atau sebagai
Reflector (pemantul suara). Dalam modeling kita
bisa menentukan beberapa objek sebagai sumber
suara, namun dalam simulasi hanya 1 objek yang
dapat dijadikan sumber suara. Sehingga untuk
mensimulasikan beberapa sumber suara harus
dilakukan secara bergantian.

Perhatikan kolom Generate Rays. Pada pilihan


drop down kita dapat menentukan bagaimana
gerakan berkas suara menyebar. To Tagged
Reflector akan membuat berkas suara hanya
bergerak menuju reflector yang sudah kita
tentukan sebelumnya. Spherically-Random akan membuat berkas suara
menyebar dalam bentuk bola namun arahnya secara acak. Spherically-Even
mirip dengan yang model Random tapi sebarannya lebih merata, hasilnya lebih
akurat tapi proses simulasinya lebih lama. Circular Pattern akan menghasilkan

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 57


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
sebaran berkas suara dalam bentuk garis-garis lingkaran dengan jumlah titik
yang sedikit.

Nilai Azimuth Range akan menentukan sudut berkas suara yang dipancarkan,
makin besar nilainya maka akan seperti lingkaran penuh. Nilai Altitude Range
akan menentukan seberapa ‘tebal’ tinggi berkas suara yang dipancarkan.
Number of Rays adalah jumlah titik/berkas yang dipancarkan. Makin banyak
maka akan makin banyak pula titik yang kita lihat tersebar, sedangkan Bounces
adalah jumlah pantulan titik tersebut. Makin banyak nilainya maka akan makin
lama titik tersebut memantul. Jika Only Test Reflectors dicentang, maka hanya
berkas suara yang mengarah ke Reflector yang akan disimulasikan.

Berikutnya, perhatikan kolom Display Rays. Ada


berbagai pilihan bentuk berkas suara yang bisa
ditunjukkan. Static Rays akan menunjukkan
garis-garis hitam yang merupakan jalur gerakan
berkas suara dalam ruangan. Bagian yang paling
banyak area putihnya adalah bagian bangunan
yang kurang atau tidak sama sekali dilalui dan
disentuh berkas suara. Reflector Coverage adalah
lokasi titik-titik berkas suara hasil pantulan dari
reflektor suara. Surface Incidence menunjukkan
jumlah berkas suara yang datang pada satu objek
atau berbagai objek (tergantung seleksi).
Animated Particles menunjukkan animasi gerakan berkas suara dalam bentuk
titik / partikel. Sedangkan animated rays menunjukkan animasi gerakan berkas
suara dalam bentuk garis.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 58


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
9.2. Membuat Sumber Suara / Speaker
Langkah 1. Buka file model yang telah disebutkan di atas

Langkah 2. Klik panel 3D Editor, dan klik tombol speaker

(catatan: Layer pada file Acoustic Rays ada yang terkunci atau
tersembunyi, akibatnya setelah klik tombol speaker akan ada kotak
dialog yang menanyakan untuk mengaktifkan layer, klik ok pada kotak
kemudian matikan lampu pada layer openGL views)

Langkah 3. Klik pada lantai di ruang panggung dan arahkan speaker ke


tempat duduk.

Langkah 4. Klik pada speaker yang sudah terbentuk, kemudian klik


dan masukkan nilai 1500 pada dZ untuk menaikkan posisi speaker dari

lantai

9.3. Membuat Reflektor Suara


Langkah 1. Pilih plafon/dinding atau elemen bangunan lain yang akan
dijadikan sebagai reflector yang difungsikan sebagai pemantul suara.

Langkah 2. Setelah terpilih, klik kanan, pilih assign as dan pilih Acoustic
Reflector.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 59


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
9.4. Waktu Dengung (Reverberation Times)
Adalah waktu yang dibutuhkan untuk sebuah berkas suara menghilang.
Makin besar waktu dengung berarti makin lama untuk berkas suara
menghilang, dan akumulasi dari tiap berkas suara tersebut menghasilkan
kualitas suara yang buruk di telinga pendengar.

Nilai optimum untuk waktu dengung bergantung pada jenis penggunaan


ruang (ruang percakapan/pidato, pertunjukkan musik) dan volume
ruangannya.

Langkah 1. Buka Analysis pada toolbar di sebelah kiri, dan klik


Reverberation Times.

Langkah 2. Pada Selected Zone pilihlah ruang yang ingin kita simulasikan.

Langkah 3. Pada Auditorium Setting pilihlah jumlah tempat duduk yang


kita rancang untuk ruangan, kemudian jenis tempat duduknya
Upholstered (kursi dengan bantalan), Cloth covered (kursi terbungkus
kain), atau Hard Backed (kursi tanpa pembungkus). Pada Percentage
Occupied diisi dengan seberapa banyak kursi terpakai, 100% berarti
semua kursi digunakan / auditorium penuh orang.

Langkah 4. Pada Reverb. Time Algorithm pilihlah Automatic. Dengan


settingan ini maka akan dipilih metode perhitungan waktu dengung yang
terbaik sesuai dengan jenis material (penyerap atau pemantul suara)
pada ruangan.

Langkah 5. Kemudian klik Calculate.

Lihat hasil simulasi pada grafik. Ruangan dengan akustik yang baik
memiliki nilai waktu dengung yang optimum yaitu jika garis hasil simulasi
berada di dalam kotak biru. Waktu dengung untuk ruangan dengan
fungsi percakapan lebih kecil dibanding ruangan dengan fungsi musik
MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 60
TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
Gambar di atas adalah contoh hasil simulasi dimana waktu dengung
ruangan lebih rendah dari waktu dengung optimum. Perhatikan
khususnya nilai waktu dengung pada frekuensi 500-1000 Hz yang
merupakan frekuensi suara orang dewasa.

Untuk mengoptimalkan waktu dengung dapat dengan cara mengubah


properti akustika material bangunan. Jika waktu dengung lebih rendah
dari nilai optimum berarti membutuhkan material bangunan yang

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 61


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG
sifatnya reflector (memantulkan) sedangkan jika waktu dengung lebih
tinggi dari nilai optimum berarti membutuhkan material bangunan yang
sifatnya absorbent (menyerap). Material pemantul memiliki nilai
akustika mendekati 0, sedangkan material penyerap memiliki nilai
akustika mendekati 1.

MODUL BUILDING SCIENCE WORKSHOP | 62


TIM KK SAINS BANGUNAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNG

Anda mungkin juga menyukai