Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN KOPERASI

PARTISIPASI ANGGOTA
PADA KOPERASI

Disusun oleh:
Arin Hartiwi (22020010)
Heru Mustopa Kamal (22020032)
Eki Adis Saputra (22021001)

UNIVERSITAS AL - KHAIRIYAH
TAHUN 2022 – 2023
ii

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Partisipasi Anggota
Pada Koperasi ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Manajemen Koperasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Koperasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen, selaku dosen mata
kuliah Manajemen Koperasi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Cilegon, 19 Oktober 2023


iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………....ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………......1

1.1 Latar Belakang……………………………………………….…....1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………....1

1.3 Tujuan……………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………….....3

2.1 Partisipasi Anggota Koperasi……………………………………..3

2.2 Jenis-jenis Partisipasi Anggota Koperasi…………………………4

2.3 Peranan Partisipasi Anggota Koperasi …………………………... 6

2.4 Cara Meningkatkan Partisipasi……………………………………8

BAB III PENUTUP………………………………………………………..10

3.1 Kesimpulan………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................11
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Partisipasi merupakan faktor yang paling penting dalam mendukung keberhasilan atau
perkembangan suatu organisasi. Melalui partisipasi segala aspek yang berhubungan
dengan pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan direalisasikan. Semua program yang
harus dilaksanakan oleh manajemen perlu memperoleh dukungan dari semua unsur atau
komponen yang ada dalam organisasi.
Dalam kehidupan koperasi, sukses tidaknya, berkembang tidaknya, bermanfaat
tidaknya, dan maju mundurnya suatu koperasi akan sangat tergantung sekali pada peran
partisipasi aktif dari para anggotanya, dimana Anggota = Pemilik = Pelanggan (seperti
yang tergambar dalam segitiga Tri-Angle Identity of Cooperative).
Dalam partisipasi, harus ada kesesuaian kualitas antara anggota dan program yaitu
adanya kesepakatan antara kebutuhan anggota dan keluaran program koperasi.
Kesesuaian antara manajemen dan anggota adalah jika anggota mempunyai kemampuan
dan kemauan dalam mengemukakan hasrat kebutuhannya yang kemudian harus
direfleksikan atau diterjemahkan dalam keputusan manajemen. Kesesuaian antara
program dan manajemen adalah tugas dari program harus sesuai dengan kemampuan
manajemen untuk melaksanakan dan menyelesaikannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Partisipasi Anggota Koperasi?
2. Apa saja Jenis-jenis Partisipasi Anggota Koperasi?
3. Bagaimana Partisipasi Anggota Dalam Menggunakan Jasa Koperasi?
4. Bagaimana Cara Meningkatkan Partisipasi?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui Partisipasi Anggota Koperasi
2

2. Untuk mengetahui Jenis-jenis Partisipasi Angota Koperasi.


3. Untuk mengetahui Partisipasi Anggota Dalam Menggunakan Jasa Koperasi.
4. Untuk mengetahui Cara Meningkatkan Partisipasi.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pratisipasi Anggota Koperasi


Partisipasi pada dasarnya merupakan keikut sertaan seseorang baik secara mental
maupun emosional terhadap kegitan tertentu. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh
Winardi (1996:63) bahwa partisipasi anggota adalah turut sertanya seseorang baik secara
mental maupun emosional untuk memberikan sumbangan terhadap proses pembuatan
keputusan, terutama mengenai persoalan-persoalan di mana keterlibatan pribadi yang
bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya melakukan hal tersebut.
Isbandi (2007:27) mengemukakan bahwa partisipasi anggota adalah keikutsertaan
masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat
pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk mengenai masalah,
pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses
mengevaluasi perubahan yang terjadi.
Partisipasi anggota memegang peranan yang menentukan dalam perkembangan
koperasi. Partisipasi anggota dapat menimbulkan rangkaian kegiatan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban mereka sebagai pemilik koperasi. Kurangnya partisipasi
anggota akan mengakibatkan kemiskinan ide-ide dari anggota yang pada akhirnya akan
menghambat perkembangan koperasi.
Widianti (1996:199) mengemukakan bahwa partisipasi anggota dapat diukur dari
kesediaan anggota untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaannya
secara bertanggung jawab, dengan demikian maka partisispasi anggota dapat dikatakan
baik. Akan tetapi jika ternyata hanya sedikit anggota yang menunaikan kewajiban dan
melaksanakan haknya secara bertanggung jawab maka partisipasi anggota dapat
dikatakan rendah.
Partisipasi anggota merupakan keterlibatan mental dan emosional dari anggota
koperasi dalam memberikan insentif terhadap kegiatan yang dilakukan koperasi dalam
rangka mencapai tujuan koperasi.
4

2.2 Jenis-jenis Partisipasi Anggota Koperasi


Pendapat mengenai partisipasi anggota dalam koperasi. Kartasapoetra (2003:126)
mengemukakan bahwa partisipasi anggota koperasi dapat diwujudkan dalam bentuk hal-
hal sebagai berikut:
a. Membayar iuran wajib secara tertib dan teratur
b. Menabung secara sukarela sehingga akan dapat menambah modal koperasi
c. Memanfaatkan jasa koperasi dalam bentuk menggunakan barang atau jasa yang
disediakan koperasi
d. Memanfaatkan dana pinjaman koperasi dengan taat mengangsur
e. Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan secara aktif
Winardi (1996:63) bahwa beberapa indikasi yang muncul sebagai ciri-ciri anggota
yang berpartisipasi secara baik adalah:
a. Melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib secara tertib dan teratur
b. Membantu modal koperasi di samping simpanan pokok dan simpanan wajib sesuai
dengan kemampuan masing-masing
c. Menjadi langganan koperasi yang setia
d. Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan secara aktif
e. Menggunakan hak untuk mengawasi jalannya usaha koperasi menurut Anggaran Dasar
Rumah Tangga, peraturan-peraturan lainnya dan keputusan-keputusan bersama lainnya.
Rusidin (1992:18) bahwa partisipasi anggota berdasarkan statusnya dapat dirincikan
menjadi:
a. Partisipasi anggota dalam RAT
b. Partisipasi anggota dalam penanaman modal melalui berbagai macam simpanan
c. Partisipasi anggota dalam memanfaatkan pelayanan yang disediakan oleh koperasi
(sebagai pelanggan)
Kesimpulan dari semua pendapat di atas adalah:
1. Partisipasi Anggota Dalam Demokrasi Ekonomi Koperasi
Partisipasi anggota dalam demokrasi ekonomi koperasi dapat dilakukan dalam rapat
anggota, baik rapat anggota tahunan maupun rapat-rapat anggota yang dilakukan
sewaktu-waktu apabila diperlukan. Dalam koperasi rapat anggota merupakan kekuasaan
5

tertinggi di mana dalam rapat ini semua anggota berhak menghadirinya. Menurut
Undang-Undang No.25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, bahwa dalam rapat anggota
menetapkan hal-hal sebagai berikut:
• Anggaran dasar
• Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi
• Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan pengawas
• Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta
pengesahan laporan keuangan
• Pengesahan pertanggung jawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya
• Pembagian sisa hasil usaha
• Penabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.
Rapat anggota itulah para anggota koperasi menggunakan hak demokrasinya untuk
mengemukakan pendapat dan gagasannya demi perbaikan, kemajuan, dan perkembangan
koperasi sebagai wahana yang baik untuk kemakmuran dan kesejahteraan bersama.
2. Partisipasi Anggota Dalam Permodalan
Permodalan koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri
dapat bersumber dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah.
Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota koperasi lainnya, penerbitan
obligasi dan surat utang lainnya atau sumber-sumber lain yang sah.
Bentuk partisipasi anggota dalam permodalan dapat dilakukan melalui berbagai
simpanan yang ada dalam koperasi. Menurut Swasono (1996:83) simpanan-simpanan
tersebut antara lain:
• Simpanan pokok
• Simpanan sukarela
• Simpanan wajib
• Cadangan-cadangan
3. Partisipasi Anggota Dalam Menggunakan Jasa Koperasi
Menurut Soesilo dan Swasono (1996:84) bahwa prinsip kegiatan koperasi adalah
berorientasi pada kepentingan anggota. Hal ini sangat berkaitan dengan fungsi ganda
6

anggota sebagai pemilik sekaligus sebagai pelanggan dari koperasi. Fungsi ganda
koperasi ini merupakan ciri khas suatu koperasi yang membedakan dengan perusahaan
lain non koperasi.
Sukamdiyo (1996:102) menjelaskan bahwa salah satu tujuan pendidikan
perkoperasian yaitu mengubah perilaku dan kepercayaan serta menumbuhkan kesadaran
pada masyarakat, khususnya para anggota koperasi tentang arti penting atau manfaat
untuk bergabung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha dan pengambilan
keputusan koperasi sebagai perbaikan terhadap kondisi sosial ekonomi mereka.

2.3 Peranan Partisipasi Anggota Koperasi


Kartasapoetra (2003:128) menjelaskan bahwa partisipasi anggota merupakan kunci
keberhasilan organisasi dan usaha koperasi. Secara harfiah, partisipasi merupakan peran
serta yang mempunyai visi dan misi yang sama bagi perkembangan organisasi maupun
usaha koperasi. Pendirian koperasi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan anggota,
artinya perusahaan koperasi sejatinya mampu memenuhi kebutuhan anggotanya,
perhatian dan bertanggung jawab terhadap perusahaan koperasi dalam bentuk kontribusi
berbagai bentuk simpanan maupun ikut menanggung resiko usaha koperasi, serta secara
proaktif ikut serta dalam berbagai bentuk maupun proses pengambilan keputusan usaha
koperasi.
Prinsip identitas ganda (dual identity), yaitu anggota sebagai pemilik, sekaligus
sebagai pengguna. Sebagai pemilik, anggota wajib berpartisipasi dalam penyertaan
modal, pegawasan dan membuat keputusan; sedangkan sebagai pengguna/pelanggan,
anggota koperasi wajib memanfaatkan fasilitas, layanan, barang, maupun jasa yang
disediakan oleh koperasi. Derajat ketergantungan antara anggota dengan perusahaan
koperasi atau sebaliknya akan menentukan baik buruknya perkembangan organisasi
maupun usaha koperasi, sehingga koperasi merasakan manfaat keberadaan koperasi dan
koperasi semakin sehat berkembang sebagai badan usaha atas dukungan anggota secara
penuh. Koperasi memberikan manfaat (cooperative effect) secara ekonomi langsung
maupun tidak langsung bagi anggota, dan anggota mendukung, berinteraksi, dan proaktif
bagi perkembangan usaha koperasi (Winardi, 1996:72).
7

Swasono (1996: 82) mengemukakan bahwa koperasi sebagai perusahaan harus


mampu meningkatkan partisipasi anggotanya dengan cara memenuhi kebutuhan anggota
dengan berbagai variasinya maupun keterpercayaan jarak anggota dalam proses
pelayanan atas kebutuhan anggota. Koperasi diharuskan meningkatkan pelayanan kepada
anggota-anggotanya, mengingat pelayanan terkait dengan adanya tekanan persaingan dari
organisasi perusahaan lain ( non koperasi ). Jika perusahaan koperasi memberi pelayanan
kepada anggota yang jauh lebih besar, lebih menarik, dan lebih prima dibanding dengan
dari perusahaan non koperasi, maka koperasi akan mendapat partisipasi penuh dari
anggota. Demikian pula sebaliknya, partisipasi anggota yang tinggi dalam memanfaatkan
segala layanan barang, jasa, yang tersedia dikoperasi pada akhirnya meningkatkan
kualitas dan kuantitas pelayanan terbaik dan prima oleh perusahaan koperasi.
Partisipasi anggota meliputi : (1) partisipasi anggota dalam mengikuti RAT, (2)
partisipasi anggota dalam penanaman modal dan (3) partisipasi anggota dalam
memanfaatkan pelayanan yang disediakan oleh koperasi. Ketiga bentuk partisipasi
anggota koperasi tersebut sangat berperan dalam menentukan keberhasilan usaha
koperasi.
a. Partisipasi anggota dalam mengikuti RAT
Partisipasi anggota dalam mengikuti rapat anggota tahunan (RAT) secara tidak
langsung dapat menentukan jumlah sisa hasil usaha (SHU) yang diperoleh koperasi. Hal
ini disebabkan karena setiap keputusan yang diambil melalui rapat anggota tahunan
(RAT) dapat mempengaruhi sikap anggota dalam menggunakan jasa/layanan yang
disediakan koperasi. Bila keputusan diambil sesuai dengan keinginan anggota, maka
anggota akan berpatisipasi aktif dalam menggunakan jasa/layanan yang disediakan
koperasi sehingga dapat meningkatkan jumlah SHU yang diperoleh koperasi, sebaliknya
jika keputusan yang diambil tidak sesuai dengan keinginan anggota, maka partisipasi
anggota dalam menggunakan jasa/layanan yang disediakan koperasi akan berkurang,
sehingga dapat mengurangi jumlah SHU yang diperoleh koperasi.
b. Partisipasi anggota dalam penanaman modal
Partisipasi anggota dalam penanaman modal secara tidak langsung dapat menentukan
jumlah sisa hasil usaha (SHU) yang diperoleh koperasi. Hal ini disebabkan karena dengan
8

tersedianya jumlah modal yang cukup memungkinkan bagi koperasi untuk melayani para
anggotanya, serta dapat memungkinkan bagi koperasi untuk memberikan jumlah kredit
sesuai dengan pemohonan yang diajukan anggotanya. Dengan meningkatkan aktivitas
usaha yang dikelola koperasi, maka jumlah hasil usaha (SHU) yang diperoleh koperasi
pun akan semakin meningkat.
c. Partisipasi anggota dalam memanfaatkan pelayanan yang disediakan oleh koperasi
Partisipasi anggota dalam menggunakan jasa/layanan yang disediakan koperasi
sangat diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan usaha koperasi. Hal ini disebabkan
karena dengan meningkatkan partisipasi anggota dalam menggunakan layanan yang
disediakan oleh koperasi, maka jumlah sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh koperasi
pun akan semakin meningkat. Selain itu fungsi anggota dalam koperasi selain sebagai
pemilik juga sebagai pelanggan, sehingga diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif
dalam menggunakan jasa/layanan yang telah disediakan.
Berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa partisipasi anggota sangat penting bagi
keberhasilan usaha koperasi, sehingga pengurus koperasi harus mampu memberikan
pelayanan secara maksimal untuk meningkatkan partisipasi anggotanya.

2.4 Cara Meningkatkan Partisipasi


1. Meningkatkan manfaat keanggotaan
• Menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh anggota
• Meningkatkan harga pelayanan pada anggota
• Menyediakan barang yang tidak tersedia di pasar bebas
2. Meningkatkan kontributif anggota dalam pengambilan keputusan
• Menjelaskan tentang maksud, tujuan perencanaan dan keputusan yang akan dikeluarkan
• Meminta tanggapan dan saran tentang perencanaan dan keputusan yang akan dikeluarkan
• Meminta informasi tentang segala sesuatu dari semua anggota dalam usaha membuat dan
mengambil keputusan
3. Meningkatkan partisipasi kontributif keuangan
• Memperbesar peranan koperasi dalam usaha anggota
9

• Memperbesar rate of return


• Membangun dan meningkatkan kepercayaan anggota terhadap manajemen koperasi
10

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa meningkatkan partisipasi anggota


adalah suatu upaya yang baik dalam menuju koperasi mandiri, karena dengan adanya
partisipasi anggota dalam posisi sebagai pemilik ataupun sebagai pemakai jasa secara
optimal, maka kemandirian koperasi akan tercapai. Tentu saja hal itu tidak mudah karena
memerlukan waktu yang cukup panjang untuk mencapainya.

Meningkatkan kualitas partisipasi anggota dengan cara mengubah sikap anggota


koperasi untuk yakin dan percaya bahwa sebagai individu mereka mempunyai
kemampuan untuk memperbaiki dirinya melalui kerja sama dan kesetiakawanan dalam
wadah koperasi. Merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan oleh manajemen
untuk mencapai koperasi mandiri yaitu dengan membuat program operasional
koperasi yang senantiasa memenuhi keinginan dan kebutuhan anggota sehingga anggota
akan melakukan partisipasi total untuk koperasinya.
11

DAFTAR PUSTAKA

1. Triwitarsih. 2009. Kriteria Keberhasialan Usaha Koperasi. Diakses (19 Oktober


2023).
2. http://ksupoiter.com/Kriteria- keberhasialan-koperasi. Diakses (19 Oktober 2023).
3. Winardi.1996.Koperasi Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta. Diakses (19 Oktober 2023).
4. Suwandi,1998. Koperasi Organisasi Ekonomi yang Berwatak Sosial. FEUI. Jakarta.
Diakses (19 Oktober 2023).
5. Swasono, Edi S. 1996. Koperasi di Dalam Orde Ekonomi Indonesia. UI-Press.
Jakarta. Diakses (19 Oktober 2023).

Anda mungkin juga menyukai