Anda di halaman 1dari 9

TRIAS POLITICA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan


Dosen Pengampu : Eva Nurmalasari, M.A.

Disusun oleh :

Azzahra Ghaisani Lowiswi (236151104)


Sakinatur Rizkiyah (236151077)
Farizzal Qurniawan H. S (236151095)
Anisatul Qolifah (236151085)
Nasya Nabila E. P (236151082)

TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS ADAB DAN BAHASA
UNIVERSITAS RADEN MAS SAID SURAKARTA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Pertama - tama puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang atas rahmat-Nya dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah
“TRIAS POLITICA”

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah
Civic Education / Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah
ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari
studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami terima demi kesempurnaan makalah ini. Kami harapkan
semoga makalah ini dapat berguna bagi khalayak umum dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.

Surakarta, 16 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN4

A. Latar Belakang Masalah 4

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan 4

BAB II 5

PEMBAHASAN 5

A. Pengertian Trias Politica 5

B. Aspek Utama dari Trias Politica 6

C. Sistem dari Trias Politica 7

D. Kasus-Kasus dari Trias Politica yang terjadi di Indonesia 8

BAB III 11

PENUTUP 11

A. KESIMPULAN 11

B. SARAN 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Beberapa Lembaga negara di Indonesia mempunyai keterkaitan antar Lembaga, yang membuat
Lembaga tersebut seakan mempunyai kekuasaan tersendiri. Teori Trias Politica merupakan teori yang
terbagi-bagi baik dari kekuasaan Lembaga eksekutif, Lembaga legislative, Lembaga yudikatif yang
merupakan Lembaga negara. Pemisahan Lembaga negara tersebut bukan tanpa sebab, karena melihat
beberapa pandangan dari pakar politik, hukum yang menjelaskan tentang pemisahan kekuasaaan oleh
para pakar untuk menggali lebih dalam teori Trias Politica.

Perbincangan dari suatu sisitem pemerintahan yang kita kenal di Indonesia menganut sisitem
trias politica sudah beberapa puluh tahun (terhitung sebelum 2019) Indonesia sesudah Merdeka tahun
1945 dengan memproklamasikan kemerdekaan, dan menjalankan roda pemerintahan. Dalam
menjalankan roda pemerintahan Indonesia mulai mengenal system Trias Politica yang terdiri atas tiga
kekuasaan Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Trias Politica?
2. Apa Aspek Utama dari Trias Politica?
3. Bagaimana Sistem dari Trias Politica?
4. Bagaimana Konsep dari Trias Politica?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa aitu Trias Politica
2. Memahami Aspek dari Trias Polotica
3. Memahami bagaimana Sistem Trias Politica
4. Mengetahui Konsep Trias Politica
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dari Trias Politica

Trias Politica adalah ajaran yang berpendapat bahwa kekuasaan dalam negara terdiri dari tiga
jenis kekuasaan yang berbeda, yaitu kekuasaan Eksekutif, kekuasaan Legislatif, dan kekuasaan
Yudikatif. Konsep ini bertujuan untuk menghindari di satu pihak dan mencegah penyalahgunaan
kekuasaan.

Gagasan kekuasaan ini pertama kali dikemukakan oleh seorang filsuf inggris Bernama John Locke
dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Montesquieu, dengan tiga cabang kekuasaan ini
negara akan menjadi lebih stabil dan pemerintahan akan lebih adil.

Kekuatan Trias Politica terhadap Keutuhan Negara memiliki peran sebagai berikut :

1. Penyelengaraan suatu system negara di lakukan sesuai prosedur yang berlaku.


2. Terbinanya setiap Lembaga Trias Politica sesuai aturan yang berlaku.
3. Saling terkaitnya setiap Lembaga negara (trias politica) tersebut.
4. Pelaksanaan kebutuhan Masyarakat.
5. Sebagai pendegar aspirasi rakyat.
6. Mengkomunikasikan antara Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif terjalin dengan baik.

B. Aspek Utama dari Trias Politica


Aspek utama dari konsep Trias Politica (pemisahan kekuasaan) adalah:

1.Pembagian Kekuasaan: Konsep ini mengamanatkan bahwa kekuasaan dalam pemerintahan harus
dibagi menjadi tiga cabang utama, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudisial. Masing-masing cabang memiliki
peran dan tanggung jawabnya sendiri.

2.Independensi Cabang Kekuasaan: Setiap cabang kekuasaan harus beroperasi secara independen, tanpa
campur tangan dari cabang lain. Hal ini bertujuan untuk mencegah akumulasi kekuasaan yang berlebihan
dalam satu tangan.

3.Saling Mengawasi: Cabang-cabang kekuasaan ini seharusnya memiliki mekanisme yang memungkinkan
mereka saling mengawasi dan seimbang. Contohnya, legislatif dapat mengawasi dan mengoreksi
tindakan eksekutif, sedangkan yudisial dapat memeriksa kesesuaian tindakan pemerintah dengan
hukum.

4.Perlindungan Hukum: Kekuasaan yudisial berperan dalam memastikan perlindungan hukum bagi warga
negara. Mereka memutuskan kasus-kasus hukum dan menafsirkan konstitusi.
5.Mencegah Penyalahgunaan Kekuasaan: Trias Politica bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan
kekuasaan dan melindungi hak-hak individu serta kebebasan masyarakat.

6.Menghindari Tirani: Konsep ini didasarkan pada pemikiran bahwa dengan memisahkan dan
seimbangkan kekuasaan, masyarakat akan lebih terlindungi dari potensi tirani atau otoritarianisme.

Aspek-aspek ini bekerja sama untuk menciptakan sistem pemerintahan yang lebih demokratis dan
terkendali, di mana pemerintah bertanggung jawab terhadap warga negara dan terbatas dalam tindakan
mereka.

C. Sistem dari Trias Politica

Sistem Trias Politica membagi pemerintahan menjadi tiga cabang utama yang memiliki fungsi dan
tanggung jawab yang berbeda. Sistem-sistem dalam Trias Politica adalah:

1.Kekuasaan Eksekutif: Kekuasaan eksekutif dipegang oleh kepala negara, seperti seorang presiden atau
perdana Menteri. Berperan sebagai menjalankan kebijakan dan program pemerintah,
mengimplementasikan undang-undang, menjaga keamanan nasional, dan menjalankan hubungan luar
negeri

2.Kekuasaan Legislatif: Kekuasaan legislatif berada di tangan lembaga legislatif, seperti parlemen atau
kongres. Mereka membuat undang-undang, mengawasi anggaran, dan melakukan fungsi-fungsi
perundang-undangan. Berperan untuk membuat undang-undang dan mengawasi pelaksanaan undang-
undang yang telah disetujui.

3.Kekuasaan Yudikatif: Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh sistem peradilan atau pengadilan. Mereka
memiliki wewenang untuk menafsirkan undang-undang dan mengadili kasus hukum. Berperan untuk
bertanggung jawab untuk menafsirkan hukum dan menegakkan keadilan.

Penerapan trias politica di implementasikan di Indonesia melalui pembagian kekuasaan antara tiga
cabang pemerintahan. Presiden dan kabinetnya bertugas sebagai cabang eksekutif, sementara DPR dan
DPD sebagai cabang legislative, dan Mahkamah Agung Bersama Lembaga peradilan lainnya sebagai
cabang yudikatif.

D. Kasus-Kasus dari Trias Politica yang terjadi di Indonesia


Ada beberapa contoh kasus permasalahan dalam trias politica dan penyelesaiannya, yaitu:
1. Konflik internal pada partai politik yang menunjukan ketidakmungkinan masing masing
anggota partai dalam meninggalkan keinginan pribadi dan memperjuangkan kepentingan
partai. Penyelesaiannya melalui Mahkamah partai politik maupun secara eksternal melalui
Pengadilan Negeri dan Kasasi di Mahkamah Agung.
2. Terjadinya penegakan kewenangan antarlembaga yang menunjukan ketidakberhasilan sisitem
trias politica dalam menjaga keseimbangan kekuasaan. Penyelesaiannya melalui Mahkamah
konstitusi yang memiliki kewenangan untuk penetapan antar Lembaga.
3. Tidak berfungsinya check dan balance dalam system pemerintahan daerah atau nasional, hal
ini mendorong lahirnya kekuasaan yang otoriter. Penyelesaiannya melalui mereposisi dan
memperkuat Lembaga Lembaga negara yang berperan dalam menjaga keseimbangan negara.
4. Kasus bangunan fisik yang dari sisi daya tahan dan keamanan tidak memenuhi standar yang
ditetapkan, namun tetap mendapatkan izin dari Lembaga legislative. Penyelesaiannya melalui
memperkuat Lembaga negara dan meningkatkan pengawasan terhadap Lembaga legislative.
5. Contoh kasus: Korupsi Trias Politika
Oleh: Firdaus Baderi Selasa, 28/11/2017
Oleh: Zainal C Airlangga

Ribuan tahun yang lalu, di Athena, Yunani, para pemikir jenius di muka bumi sudah mengembangkan
sistem kehidupan bernegara yang kemudian dikenal dengan istilah trias politika. Caranya, pembagian
kekuasaan pada tangan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Tujuannya mulia, memisahkan kekuasaan
dalam tiga poros utama agar terciptanya keseimbangan, saling mengontrol, dan menghindari tirani.

Konsep itu kemudian disempurnakan oleh pemikir Eropa pada abad ke-17 dan ke-18. John Locke dalam
bukunya Two Treaties of Government “membagi” kekuasaan ke dalam trias politika: legislatif (pembuat
undang-undang), eksekutif (pelaksana undang-undang), dan federatif (pemangku hubungan kemitraan
dengan negara lain).

Sedangkan Montesquieu yang bernama lengkap Charles-Louis de Secondat Baron de La Brède et de


Montesquieu, lewat karyanya L'esprit des Lois “memisahkan” kekuasaan ke dalam trias politika: legislatif
(membuat undang-undang), eksekutif (melaksanakan undang-undang), yudikatif (mengavasi undang-
undang). Montesquieu tidak memasukkan federatif ala John Lock ke dalam teorinya, karena menurutnya
pemangku hubungan diplomasi dengan negara luar adalah bagian dari kerja eksekutif.

Itulah intisari dari demokrasi yang dianut mayoritas negara di dunia saat ini. Negara kita Indonesia, juga
menganut sistem itu. Pelembagaan eksekutif diwujudkan dalam postur pemerintahan mulai dari
presiden, menteri, hingga para kepala daerah. Kemudian, ada lembaga legislatif yang diterjemahkan
melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Sedangkan yudikatif dilembagakan ke dalam Mahkamah Agung dan
Mahkamah Konstitusi. Mereka, para pemangku trias politika itu, adalah para penjaga marwah dan
keseimbangan negara.

Namun apa yang terjadi, sejarah trias politika di negeri ini noda satu sama lain dan pelanggaran atas
dirinya. Di era Orde Lama dan Orde Baru, sejarah mencatat tirani eksekutif mengebiri peran yudikatif dan
legislatif. Bahkan di masa Soekarno, lembaga eksekutif amat digdaya membentuk dan membubarkan
lembaga legislatif.

Di era reformasi sekarang ini, pelembagaan dan distribusi kekuasaan lebih merata. Namun, rupanya tidak
menjamin kelangsungan negara ini dan bebas penyimpangan. Pemerataan kekuasaan hanya menetapkan
tiga uang dengan tindakan pemerataan korupsi. Akhirya, trias politika, meminjam istilah pakar hukum
Todung Mulya Lubis, bergeser maknanya menjadi trias koruptika.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Trias Politica adalah konsep yang dikemukakan oleh Charles Louis de Secondat, Baron de
Montesquieu, yang mengemukakan bahwa kekuasaan negara harus terbagi menjadi tiga :
Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah konsentrasi kekuasaan
pada satu entitas dan memastikan adanya check dan balances antara cabang cabang tersebut agar
tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan. Kesimpulannya adalah bahwa pemisahan kekuasaan
ini diharapkan dapat mencegah tirani atau otoritarianisme dalam suatu pemerintahan.
B. Saran
Untuk kemandirian dan keseimbangan kekuasaan, transparansi dan akuntabilitas,
keharmonisan dan kerjasama, pengawasan public dan pembaruan adaptasi, ini
memastikan penerapan prinsip prinsip akan membantu menjaga keberhasilan trias
politica dalam memastikan pembagian kekuasaan yang seimbang dan pemerintahan yang
demokratis.
DAFTAR PUSTAKA

Trias Politica, Catur Pemerintahan Berdaulat, Pidana dan PerdataTerhadap Konstitusi


Negara. – Penulis: Extrix

https://fahum.umsu.ac.id/trias-politica-konsep-pemisahan-kekuasaan-dalam-negara/

https://journal.unrika.ac.id/index.php/jurnaltriaspolitika/article/download/4947/pdf

Korupsi Trias Politika | Neraca.co.id https://www.neraca.co.id/article/93551/korupsi-


trias-politika

Anda mungkin juga menyukai