Makalah Kelapa Sawit
Makalah Kelapa Sawit
Disusun oleh :
Diyahayu Putri (H0713055)
E. A Lintang Wardyani (H0713059)
G’lora Jayantie (H0713076)
Gendro Indri W (H0713079)
Hannura Hosea (H0713083)
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan salaha satu
jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian
umumnya dan sektor perkebunan khususnya. Hal ini disebabkan karena dari sekian
banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lem,ak, kelapa sawit yang
menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia
Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan
datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit,
maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kuantitas dan kualitas produksi kelapa sawit
secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu diantaranya
adalah pengendalian hama dan penyakit.
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat
menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan
manusia. Kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional Indonesia.
Selain menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat,
juga sebagai sumber devisa negara. Penyebaran perkebunan kelapa sawit di Indonesia
saat ini, sudah berkembang di 22 daerah propinsi. Luas perkebunan kelapa sawit
tahun 1968 seluas 105.88 ha dengan produksi 167.669 ton, pada tahun 2007
meningkat menjadi 6,6 juta ha dengan prosuksi sekitar 17,3 juta ton CPO.
Tanaman kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan primadona
Indonesia. Di tengah krisis global yang melanda dunia saat ini, industri sawit tetap
bertahan dan memberi sumbangan besar terhadap perekonomian negara. Selain
mampu menciptakan kesempatan kerja yang luas, industri sawit menjadi sumber
devisa terbesar bagi Indonesia. Data dari Direktorat Perkebunan (2008) menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia, dari
4.713.435 ha pada tahun 2001 menjadi 7.363.847 ha pada tahun 2008 dan luas areal
perkebunan kelapa sawit terus mengalami peningkatan. Peningkatan luas areal
tersebut juga diimbangi dengan peningkatan produktifitas. Produktifitas kelapa sawit
adalah 178 ton/ha pada tahun 2001 dan meningkat menjadi 217 ton/ha tahun 2005.
Hal ini merupakan kecenderungan yang positif dan harus dipertahankan. Untuk
mempertahankan produktifitas tanaman tetap tinggi diperlukan pemeliharaan yang
tepat dan salah satu unsur pemeliharaan Tanaman Mengasilkan (TM) adalah
pengendalian hama dan penyakuit.
Sektor perkebunan merupakan salah satu potensi dari subsektor pertanian
yang berpeluang besar meningkatkan perkonomian rakyat dalam pembangunan
perekonomian Indonesia. Pada saat ini, sektor perkebunan dapat menjadi penggerak
pembangunan nasional karena dengan adanya dukungan sumber daya yang besar,
orientasi pada ekspor dan komponen impor yang kecil dapat menghasilkan devisa
non migas dalam jumlah yang besar. Produktifitas kelapa sawit sangat dipengaruhi
oleh teknik budidaya yang diterapkan. Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu
kegiatan budidaya yang sangat penting dan menentukan masa produktif tanaman.
Salah satu aspek pemeliharaan tanaman yang perlu diperhatikan dalam kegiatan
budidaya kelapa sawit adalah pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama
dan penyakit yang baik dapat meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman.
BAB II
ISI
A. Syarat Tumbuh
Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit memerlukan
kondisi lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat
berproduksi secara maksimal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor
yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor genetis,
perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi.
a. Iklim
1) Curah Hujan dan Kelembaban
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah tropik, dataran
rendah yang panas, dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2.500-3.000
mm per tahun yang turun merata sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang
ideal untuk bertanam kelapa sawit adalah dataran rendah yakni antara 200-
400 meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian tempat lebih 500 meter
di atas permukaan laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan terhambat dan
produksinya pun akan rendah.
2) Penyinaran Matahari
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7-5 jam per
hari.pertumbuhan kelapa sawit di Sumatera Utara terkanal baik karena
berkat iklim yang sesuai yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi dan
curah hujan yang cukup. Umumnya turun pada sore atau malam hari.
3) Suhu
Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit.
Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada
antara 25-27 0C, yang menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik
jangan terlalu tinggi. Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yang
diperoleh. Suhu, dingin dapat membuat tandan bunga mengalami merata
sepanjang tahun.
b. Tanah
Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung pada
karakter lingkungan fisik tempat pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan.
Jenis tanah yang baik untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol,
podsolik merah kuning, hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut tipis.
Kesesuaian tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal,
yaitu sifat-sifat fisis dan kimia tanah.
1) Sifat Fisik Tanah
Pertumbuhan kelapa sawit akan baik pada tanah yang datar atau
sedikit miring, solum dalam dan mempunyai drainase yang baik, tanah
gembur, subur, permeabilitas sedang, dan lapisan padas tidak terlalu dekat
dengan permukaan tanah. Tanah yang baik bagi pertumbuhan juga harus
mampu menahan air yang cukup dan hara yang tinggi secara alamiah
maupun hara tambahan. Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai
berpasir dan tanah gambut tebal. Dalam menentukan batas-batas yang tajam
mengenai kesesuaian sifat fisis tanah di antara tipe-tipe tanah memang
relatif sulit.
2) Sifat Kimia Tanah
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada tanah pH 4,0-6,5 dan
pH optimumnya antara 5,0-5,5. Tanah yang memiliki pH rendah biasanya
dijumpai pada daerah pasang surut, terutama tanah gambut. Tanah
organosol atau gambut mengandung lapisan yang terdiri atas lapisan
mineral dengan lapisan bahan organik yang belum terhumifikasi lebih lanjut
memiliki pH rendah.
B. Teknis Budidaya
1. Persiapan Lahan
Pembukaan lahan merupakan salah satu tahapan kegiatan dalam budidaya
Kelapa Sawit yang sudah ditentukan jadwalnya berdasarkan tahapan
pekerjaan yang akan dilakukan sesuai dengan jenis lahannya (areal) hutan,
areal alang-alang, areal gambut. Supaya areal tersebut dapat ditanami Kelapa
sawit maka areal tersebut harus bersih dari vegetasi atau semak belukar yang
akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman pokok.
Sedangkan untuk memudahkan dalam pengelolaan tanaman Kelapa sawit
dibutuhkan suatu perencanaan tata ruang kebun yang direncanakan pada saat
pembukaan lahan dan sebelum penanaman Kelapa sawit.
2. Pemasangan Ajir
3. Lubang Tanam
4. Penanaman
D. PEMELIHARAAN.
1. Pengendalian Gulma
Gulma (rumput pengganggu) di perkebunan kelapa sawit harus
dikendalikan karena gulma menjadi pesaing tanaman kelapa sawit alam
menyerap unsur hara dan air, serta kemungkinan gulma menjadi tanaman
inang hama danpenyakit. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual
menggunakan parang ataupun cangkul, dan juga dapat dilakukan dengan cara
kimia, yaitu dengan menyemprotkan larutan herbisida (racun rumput).
Pengendalian gulma dilakukan tergantung pada banyaknya gulma di areal
perkebunan.
2. Kastrasi
Kastrasi yaitu membuang semua bunga yang ada pada tanaman kelapa
sawit muda atau TBM (Tanamam Belum Menghasilkan). Kastrasi dilakukan
kira-kira ketika tanaman berumur 20 – 30 bulan. Kastrasi perlu dilakukan
karena buah yang dihasilkan berat tandannyahanya 0,5 – 1 kg. Kadar minyak
sangat kecil, dan secara fisiologis, kastrasi menguntungkan karena semua
hasil fotosintesis akan tersalurkan untuk pertumbuhan batang sehingga batang
lebih tegap dan sehat.
3. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk dalam piringan
yang dibuat melingkar di sekitar tanaman. Untuk waktu aplikasi dan dosis
pemupukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Fungsi dan peranan setiap unsur hara terdapat pertumbuhan dan
produksi tanaman kelapa sawit sebagai berikut :
Nitrogen (N)
Fosfor (P)
Fosfor (P) berperan dalam setiap proses fisiologis tanaman, baik yang
menyangkut pertumbuhan vegetative maupun pertumbuhan generatif. Fosfor
merupakan komponen utama asam nukleat yang berperan dalam pembentukan
akar. Fungsi lain unsurfosfor adalah membentuk ikatan fosfolipid dalam
minyak. Kekurangan unsur fosfor akan menghambat pertumbuhan,
melemahkan jaringan,serta memperlambat proses fisiologis. Kebutuhan unsur
P lebih sedikit dibandingkan dengan N danK. Untuk menambah produksi
tandan buah, unsur P tidak dapat bekerja sendiri, tetapi akan berkombinasi
dengan unsur-unsur lainnya.
Kalium (K)
Magnesium (Mg)
PENUTUP
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat
menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan
manusia. Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh
di daerah antara 120º Lintang Utara 120º Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang
dikehendaki antara 2.000-2.500 mm per tahun dengan pembagian yang merata
sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari yang optimum antara 5-7 jam per hari
dan suhu optimum berkisar 240-380oC
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan
setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya
60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen.
Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan
yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan
yang beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah
brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman dengan umur lebih 10 tahun, jumlah
brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman kelapa sawit akan menghasilkan tandan
buah segar (TBS) yang dapat dipanen pada saat tanaman berumur 3 atau 4
tahun. Unsur hara yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman kelapa
sawit adalah N, P, K dan Magnesium.
DAFTAR PUSTAKA
Andoko Agus., Widodoro . 2013. Berkebun Kelapa Sawit “Si Emas Cair” Panduan
Praktis dari Nol. AgroMedia Pustaka. Jakarta
http://www.scribd.com/doc/52248685/TEKNIK-BUDIDAYA-KELAPA-SAWIT
Diakses pada 1 November 2014