Anda di halaman 1dari 11

Akuntansi Perusahaan Dagang

Mata Kuliah Penghantar Akuntansi

Disusun oleh:
Kelompok 9
Anggota:
Daffa Ul Haq Mozzafar (11220930000029)
Naura Aulia (11220930000049)
Ibrahim Irsyad (11220930000118)

Program Studi Sistem Informasi


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2023
Kata Penghantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Akuntansi Perusahaan Dagang". Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas akhir dalam rangka memahami dan mendalami konsep-konsep
dasar akuntansi yang berkaitan dengan perusahaan dagang.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bu Nur Aeni Hidayah S.E.,M.M.S.I.
selaku dosen dari mata kuliah Pengantar Akuntansi yang telah mengajarkan kami,
hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada
teman-teman sekelas kami kelas 3B yang telah menyediakan tempat dan menjadi
forum diskusi yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini mencakup berbagai aspek penting dalam akuntansi perusahaan dagang, mulai dari
konsep dasar, pengertian, tujuan, hingga penerapan dalam praktik nyata. Semoga makalah ini
dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada pembaca mengenai peran penting
akuntansi dalam mengelola dan mengontrol keuangan perusahaan dagang.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menjadi referensi yang berguna bagi semua pihak
yang membacanya.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan menjadi
tambahan pengetahuan bagi pembaca. Terima kasih.

Tanggerang Selatan, 17 November 2023


BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perusahaan dagang

Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang proses kerja (bisnisnya) adalah


membeli barang dari pemasok lalu menjual lagi ke konsumen tanpa mengubah wujud
barang dagangnya. Mudahnya, bisa kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti toko kelontong, supermarket, minimarket dan yang lainnya. Jenis usaha tersebut
membeli stok barang kebutuhan sehari hari dari supplier atau pemasok kemudian
menjualkannya lagi ke konsumen.

Dengan kata lain Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan


utamanya adalah membeli, menyimpan dan menjual kembali barang dagangnya tanpa
memberikan nilai tambah terhadap produknya. Nilai tambah yang dimaksud berupa
mengolah atau mengubah bentuk dan sifat barang sedemikian rupa sehingga memiliki
nilai jual yang lebih tinggi.

2.2 Karakteristik Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang umumnya dibedakan dari ciri-cirinya. Adapun ciri-ciri dari


perusahaan dagang antara lain:

1. Pendapatannya berasal dari penjualan barang dagang

Perusahaan dagang menghasilkan pendapatan utamanya dari penjualan


barang dagang. Ini mencakup berbagai jenis barang yang diperoleh dari
produsen atau distributor dan dijual kepada konsumen atau pihak lain.

2. Biaya utamanya bersumber dari harga pokok barang yang terjual dan biaya
usaha lainnya

Biaya utama perusahaan dagang melibatkan harga pokok barang yang


terjual (HPP) yang mencakup biaya produksi, biaya pembelian barang, dan
biaya terkait lainnya. Selain itu, perusahaan juga menghadapi biaya
operasional seperti biaya penyimpanan, distribusi, pemasaran, dan
administratif.

3. Dalam pencatatan akuntansi terdapat akun persediaan barang dagang


Akun persediaan barang dagang digunakan dalam pencatatan akuntansi
perusahaan dagang. Akun ini mencatat nilai barang yang dimiliki
perusahaan pada suatu waktu tertentu, termasuk persediaan awal,
pembelian baru, dan persediaan akhir setelah penjualan.
4. Perusahaan dagang berperan sebagai perantara antara produsen dan konsumen

Perusahaan dagang bertindak sebagai perantara dalam rantai pasok,


menghubungkan produsen atau distributor dengan konsumen akhir.
Mereka memfasilitasi distribusi barang dari sumbernya hingga ke pasar,
menyediakan akses yang lebih mudah bagi konsumen untuk memperoleh
barang.

5. Antara barang yang dibeli sampai dijual tidak dibentuk dan dirubah sedemikian
rupa
Perusahaan dagang tidak terlibat dalam proses produksi atau perubahan
fisik signifikan pada barang dagangnya. Mereka membeli barang dalam
bentuk yang sudah jadi dari produsen atau distributor, dan kemudian
menjualnya ke konsumen tanpa melakukan modifikasi atau transformasi
yang substansial.
6. Tujuan perusahaan dagang adalah memperoleh laba dengan cara menjual
barang dagang dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga
belinya
Laba merupakan tujuan utama perusahaan dagang. Mereka berusaha
untuk memperoleh keuntungan dengan menjual barang dagang dengan
harga jual yang lebih tinggi daripada harga beli atau harga pokok barang.
Dalam bisnis ini, perolehan laba dihasilkan dari selisih antara pendapatan
penjualan dan biaya yang terkait dengan perolehan dan penjualan barang
dagang.

Secara garis besar, pada perusahaan dagang dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
jenis, yaitu:

1. Pedagang Besar
Yaitu pedagang yang membeli dan menjual barang-barang dalam partai
besar.

Contoh: agen, grosir, dll.

2. Pedagang Menengah

Yaitu pedagang yang membeli dan menjual barang dalam partai besar
tapi menjual kepada pengecer dalam jumlah sedang.

Contoh: penyalur, dan toko-toko besar.

3. Pedagang Kecil

Yaitu pedagang yang menjual barang langsung kepada konsumen.


Contoh: toko-toko kecil, warung, dll.

Pada perusahaan dagang juga mengenal istilah konsiyasi, yaitu suatu perjanjian
antara dua pihak dimana salah satu pihak sebagai pemilik barang menyerahkan
barangnya kepada pihak tertentu untuk menjualnya dan kemudian akan mendapatkan
komisi tertentu.

Pihak pemilik barang disebut consignor sementara pihak yang dititipi atau
menjual barang disebut dengan consignee.

Perusahaan dagang berdasarkan produk yang diperdayakan dibedakan menjadi


dua jenis yaitu :

1. Perusahaan dagang bahan baku

Perusahaan dagang yang memperjualkan produk bahan baku sebagai


bahan dasar dalam pembuatan produk atau alat produksi untuk
menghasilkan sebuah produk lain seperti kayu, mesin gergaji, dan bahan
baku lainnya.

2. Perusahaan dagang barang jadi

Ini merupakan perusahaan yang menjual sebauh produk jadi dalam


bentuk akhir yang siap digunakan manusia seperti buku, televisi, sepatu dan
lain sebagainya.
2.3 Jenis – Jenis Perusahaan

1. Perusahaan Jasa : perusahaan yang menghasilkan jasa dan bukan barang/produk


untuk pelanggan.
2. Perusahaan Dagang : perusahaan yang kegiatan usahanya adalah membeli
barang dagangan dari pemasok (supplier) kemudian menjual kembali kepada
pelanggan.

Perbedaan perusahaan dagang dan jasa adalah sebagai berikut :

karakteristik Perusahaan jasa Perusahaan dagang

Produk yang dijual Tidak berwujud (intangible), Berwujud (tangible) lazim


lazim disebut jasa (service) disebut barang dagangan
(goods)

Asal produk Jasa dari pemilik Pembelian dari pihakk lain


untuk dijual

Aktivitas pokok Penjualan jasa membeli atau - Pembelian barang


menyediakan fasilitas fasilitas - Penyimpanan barang
(faktor-faktor produksi) - Penjualan barang
pendukukg

Table 1 (Perbedaan perusahaan dagang dan perusahaan jasa)

2.4 Rekening – Rekening Perusahaan Dagang


Dalam konteks perusahaan dagang, istilah "rekening" merujuk pada catatan atau entri
dalam sistem pencatatan akuntansi yang mencatat transaksi dan kegiatan keuangan
perusahaan. Rekening digunakan untuk mengorganisir dan melacak informasi
keuangan secara terstruktur. Ada beberapa jenis rekening yang umumnya digunakan
dalam akuntansi perusahaan dagang. Berikut adalah penjelasan beberapa jenis rekening
penting:
1. Rekening Kas:
Mencatat semua transaksi yang melibatkan kas, baik itu penerimaan
maupun pengeluaran tunai.
2. Rekening Piutang Usaha:
Mencatat penjualan barang dagang yang belum dibayar oleh pelanggan. Ini
mencerminkan jumlah yang harus diterima oleh perusahaan dari penjualan
kredit.
3. Rekening Persediaan Barang Dagang:
Mencatat nilai persediaan atau stok barang dagang yang dimiliki oleh
perusahaan. Rekening ini mencatat pembelian, penjualan, dan nilai
persediaan yang masih ada.
4. Rekening Hutang Usaha:
Mencatat pembelian barang dagang yang belum dibayar kepada pemasok
atau kreditur. Ini mencerminkan jumlah yang harus dibayarkan oleh
perusahaan atas pembelian kredit.
5. Rekening Pendapatan Penjualan:
Mencatat pendapatan dari penjualan barang dagang. Ini mencakup total
pendapatan yang dihasilkan dari penjualan baik secara tunai maupun kredit.
Rekening Biaya Pokok Barang yang Terjual (COGS):
Mencatat biaya yang terkait dengan produksi atau perolehan barang dagang
yang dijual. Ini mencakup biaya produksi atau pembelian barang, seperti
harga pokok, biaya pengiriman, dan biaya lainnya.
6. Rekening Beban Operasional:
Mencatat biaya-biaya operasional yang tidak terkait langsung dengan
produksi barang, seperti biaya penyewaan, biaya utilitas, dan biaya
administratif.
7. Rekening Pendapatan Bersih:
Mencatat selisih antara pendapatan total dan biaya pokok barang yang
terjual dan beban operasional. Ini mencerminkan laba bersih yang
dihasilkan oleh perusahaan dagang.
8. Rekening Modal Pemilik:
Mencatat investasi awal pemilik, laba ditahan, atau penarikan modal
pemilik. Ini mencerminkan posisi keuangan pemilik dalam perusahaan.
9. Rekening Pajak Penjualan:
Mencatat jumlah pajak penjualan yang dikumpulkan oleh perusahaan dari
penjualan barang dagang dan yang harus disetor kepada otoritas pajak.

Rekening-rekening ini membantu perusahaan dagang untuk melacak dan menganalisis


kinerja keuangan mereka serta memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan. Pencatatan
akuntansi yang akurat dan sistematis melalui rekening-rekening ini sangat penting
untuk manajemen keuangan yang efektif.

2.5 perbedaan rekening perusahaan dagang dan perusaan jasa

Perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki perbedaan dalam jenis usaha
yang mereka jalankan, dan perbedaan ini tercermin dalam akun-akun atau rekening-
rekening yang digunakan dalam pencatatan akuntansi mereka. Berikut adalah beberapa
perbedaan dalam rekening-rekening yang umumnya digunakan oleh perusahaan jasa
dan perusahaan dagang:

Perusahaan Dagang:

1. Rekening Persediaan Barang Dagang:

Hanya relevan untuk perusahaan dagang. Mencatat nilai persediaan atau stok
barang dagang yang dimiliki oleh perusahaan.

2. Rekening Biaya Pokok Barang yang Terjual (COGS):

Mencatat biaya yang terkait dengan produksi atau perolehan barang dagang
yang dijual. Ini mencakup biaya produksi atau pembelian barang, seperti harga
pokok, biaya pengiriman, dan biaya lainnya.

3. Rekening Hutang Usaha dan Piutang Usaha:

Hutang usaha mencatat pembelian barang yang belum dibayar, sementara


piutang usaha mencatat penjualan barang yang belum dibayar. Kedua rekening
ini sangat terkait dengan transaksi barang dagang.

4. Rekening Persediaan Awal dan Persediaan Akhir:


Digunakan untuk menghitung biaya pokok barang yang terjual. Persediaan awal
adalah nilai persediaan di awal periode, sedangkan persediaan akhir adalah nilai
persediaan di akhir periode.

Perusahaan Jasa:

1. Rekening Pendapatan Jasa:

Mencatat pendapatan yang diterima dari penyediaan layanan jasa. Ini mencakup
pendapatan yang diperoleh dari layanan yang diberikan oleh perusahaan jasa
kepada pelanggan.

2. Rekening Beban Jasa:

Mencatat biaya yang terkait langsung dengan penyediaan layanan jasa. Ini
mencakup biaya-biaya seperti gaji karyawan, biaya operasional, dan biaya
lainnya yang terkait dengan operasional perusahaan jasa.

3. Rekening Pajak Jasa:

Mencatat jumlah pajak yang terkait dengan layanan jasa yang diberikan oleh
perusahaan. Pajak ini dapat mencakup berbagai jenis pajak, seperti pajak
layanan atau pajak penjualan atas jasa.

4. Rekening Pendapatan Bersih:

Mencatat selisih antara pendapatan total dari jasa yang diberikan dan biaya-
biaya yang terkait. Ini mencerminkan laba bersih yang dihasilkan oleh
perusahaan jasa.

Perusahaan jasa tidak memiliki rekening persediaan barang dagang atau biaya
pokok barang yang terjual karena mereka tidak terlibat dalam produksi atau penjualan
barang fisik. Sebaliknya, fokus utama mereka adalah pada penyediaan layanan dan
aspek-aspek terkaitnya.
Referensi
F Zamzami, ND Nusa (2017), akuntansi pengantar 1

Sofyanti, Devy, Murtiadi. Modul Dasar-Dasar Akuntansi; 2020.

Prasetyo, M. S.; Wulandari, E. Pengantar Akuntansi; 2020

Denny Erica, SE, MM 2019 MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN


DAGANG

Anda mungkin juga menyukai