Disusun oleh:
Kelompok 9
Anggota:
Daffa Ul Haq Mozzafar (11220930000029)
Naura Aulia (11220930000049)
Ibrahim Irsyad (11220930000118)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Akuntansi Perusahaan Dagang". Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas akhir dalam rangka memahami dan mendalami konsep-konsep
dasar akuntansi yang berkaitan dengan perusahaan dagang.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bu Nur Aeni Hidayah S.E.,M.M.S.I.
selaku dosen dari mata kuliah Pengantar Akuntansi yang telah mengajarkan kami,
hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada
teman-teman sekelas kami kelas 3B yang telah menyediakan tempat dan menjadi
forum diskusi yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini mencakup berbagai aspek penting dalam akuntansi perusahaan dagang, mulai dari
konsep dasar, pengertian, tujuan, hingga penerapan dalam praktik nyata. Semoga makalah ini
dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada pembaca mengenai peran penting
akuntansi dalam mengelola dan mengontrol keuangan perusahaan dagang.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menjadi referensi yang berguna bagi semua pihak
yang membacanya.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan menjadi
tambahan pengetahuan bagi pembaca. Terima kasih.
2. Biaya utamanya bersumber dari harga pokok barang yang terjual dan biaya
usaha lainnya
5. Antara barang yang dibeli sampai dijual tidak dibentuk dan dirubah sedemikian
rupa
Perusahaan dagang tidak terlibat dalam proses produksi atau perubahan
fisik signifikan pada barang dagangnya. Mereka membeli barang dalam
bentuk yang sudah jadi dari produsen atau distributor, dan kemudian
menjualnya ke konsumen tanpa melakukan modifikasi atau transformasi
yang substansial.
6. Tujuan perusahaan dagang adalah memperoleh laba dengan cara menjual
barang dagang dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga
belinya
Laba merupakan tujuan utama perusahaan dagang. Mereka berusaha
untuk memperoleh keuntungan dengan menjual barang dagang dengan
harga jual yang lebih tinggi daripada harga beli atau harga pokok barang.
Dalam bisnis ini, perolehan laba dihasilkan dari selisih antara pendapatan
penjualan dan biaya yang terkait dengan perolehan dan penjualan barang
dagang.
Secara garis besar, pada perusahaan dagang dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
jenis, yaitu:
1. Pedagang Besar
Yaitu pedagang yang membeli dan menjual barang-barang dalam partai
besar.
2. Pedagang Menengah
Yaitu pedagang yang membeli dan menjual barang dalam partai besar
tapi menjual kepada pengecer dalam jumlah sedang.
3. Pedagang Kecil
Pada perusahaan dagang juga mengenal istilah konsiyasi, yaitu suatu perjanjian
antara dua pihak dimana salah satu pihak sebagai pemilik barang menyerahkan
barangnya kepada pihak tertentu untuk menjualnya dan kemudian akan mendapatkan
komisi tertentu.
Pihak pemilik barang disebut consignor sementara pihak yang dititipi atau
menjual barang disebut dengan consignee.
Perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki perbedaan dalam jenis usaha
yang mereka jalankan, dan perbedaan ini tercermin dalam akun-akun atau rekening-
rekening yang digunakan dalam pencatatan akuntansi mereka. Berikut adalah beberapa
perbedaan dalam rekening-rekening yang umumnya digunakan oleh perusahaan jasa
dan perusahaan dagang:
Perusahaan Dagang:
Hanya relevan untuk perusahaan dagang. Mencatat nilai persediaan atau stok
barang dagang yang dimiliki oleh perusahaan.
Mencatat biaya yang terkait dengan produksi atau perolehan barang dagang
yang dijual. Ini mencakup biaya produksi atau pembelian barang, seperti harga
pokok, biaya pengiriman, dan biaya lainnya.
Perusahaan Jasa:
Mencatat pendapatan yang diterima dari penyediaan layanan jasa. Ini mencakup
pendapatan yang diperoleh dari layanan yang diberikan oleh perusahaan jasa
kepada pelanggan.
Mencatat biaya yang terkait langsung dengan penyediaan layanan jasa. Ini
mencakup biaya-biaya seperti gaji karyawan, biaya operasional, dan biaya
lainnya yang terkait dengan operasional perusahaan jasa.
Mencatat jumlah pajak yang terkait dengan layanan jasa yang diberikan oleh
perusahaan. Pajak ini dapat mencakup berbagai jenis pajak, seperti pajak
layanan atau pajak penjualan atas jasa.
Mencatat selisih antara pendapatan total dari jasa yang diberikan dan biaya-
biaya yang terkait. Ini mencerminkan laba bersih yang dihasilkan oleh
perusahaan jasa.
Perusahaan jasa tidak memiliki rekening persediaan barang dagang atau biaya
pokok barang yang terjual karena mereka tidak terlibat dalam produksi atau penjualan
barang fisik. Sebaliknya, fokus utama mereka adalah pada penyediaan layanan dan
aspek-aspek terkaitnya.
Referensi
F Zamzami, ND Nusa (2017), akuntansi pengantar 1