Anda di halaman 1dari 2

Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari novel "Bekisar Merah" karya Ahmad Tohari:

Kelebihan:

- Novel ini memiliki daya tarik tersendiri terutama bagi pencinta sastra di Indonesia

- Menceritakan kehidupan seorang wanita Jawa dengan lika-liku hidupnya, yang membuatnya menarik
untuk dipelajari

- Penulis mampu menyajikan karakter yang kuat, seperti Lasi yang begitu polos dan Kanjat yang
kompleks

- Menggambarkan wujud nyata manusia dalam cerita, sehingga pembaca dapat merasakan emosi dan
perjuangan tokoh-tokohnya

Kekurangan:

- Terlalu banyak menggunakan Bahasa Daerah, Bahasa Jawa, sehingga pembaca sulit untuk memahami
isi cerita, terutama bagi mereka yang bukan berasal dari Jawa

- Layout sampul kurang sesuai dengan judul novel dan kurang menarik

- Beberapa adegan dalam novel mungkin terlalu eksplisit, sehingga tidak cocok untuk semua pembaca[

Rangkuman

“Bekisar Merah” merupakan novel karya Ahmad Tohari yang diterbitkan pada tahun 1993 oleh
Gramedia Pustaka Utama. Ceritanya berkisar pada kehidupan Lasi, seorang wanita keturunan Indo-
Jepang yang tinggal di sebuah desa bernama Karangsonga, dekat Purwokerto, Jawa Tengah. Ayah Lasi
adalah orang Indonesia, sedangkan ibunya orang Jepang.

Novel ini mengikuti perjalanan Lasi melalui suka dan duka dalam hidupnya. Ia menikah dengan seorang
pria bernama Handarbeni, yang memperlakukannya hanya sebagai mainan belaka di rumah mewahnya
di Slipi, Jakarta[1]. Setelah dua tahun menikah, Lasi merasa tersiksa secara emosional, menyadari bahwa
dirinya hanyalah milik Handarbeni.

Eyang Mus, seorang tokoh bijak, menyarankan agar Lasi dan Kanjat, teman masa kecilnya, menikah
untuk menghindari gosip dan rumor. Mereka setuju, dan sebagai pasangan suami istri, mereka
berangkat ke Surabaya untuk naik kapal. Namun, pernikahan mereka berumur pendek karena anak buah
Lanting dan Bambung menemukan mereka dan dengan paksa membawa pergi Lasi[.

Dengan sedikit pengetahuan tentang keberadaan Lasi, Kanjat dan Blakasuta, seorang pengacara,
berhasil menemukan dan menyelamatkannya. Lasi yang saat itu sedang hamil akhirnya dibebaskan
namun dengan syarat tertentu. Dia pulang ke rumah dengan mobil dan sopir yang sama seperti saat dia
melarikan diri, bersama teman masa kecilnya, yang kini menjadi suaminya.

Judul “Bekisar Merah” merupakan metafora dari tokoh utama, Lasiyah. Ayam Bekisar merupakan hasil
persilangan antara ayam hutan dan ayam kampung yang dikenal karena penampilannya yang cantik,
bulunya, dan kokoknya. Warna "merah" (merah) melambangkan sesuatu yang menyenangkan secara
visual.

Pesan moral

Melalui novel "Bekisar Merah", Ahmad Tohari ingin menyampaikan beberapa pesan moral, antara lain:

- Nilai-nilai kemanusiaan yang beragam, termasuk nilai hedonik, nilai seni, nilai budaya, nilai etika, nilai
moral, nilai agama, dan nilai praktis.

- Dalam kehidupan yang penuh dengan dilema moral, cinta, dan kemiskinan, seseorang harus tetap
berjuang untuk membangun kembali dunianya sendiri yang sudah hancur.

- Kehidupan di kota yang makmur tapi ganjil dapat membingungkan seseorang, dan pada titik ini,
seseorang harus tetap setia pada dirinya sendiri dan tidak terjebak dalam kurungan kehidupan yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini.

- Seseorang harus tetap berusaha untuk memahami dan menghargai perbedaan, seperti yang terlihat
dalam karakter Lasiyah yang merupakan "hasil kawin silang" antara darah Jepang dan darah Jawa.

- Interaksi antara karakter-karakter dalam novel ini juga menunjukkan adanya ketimpangan sosial, yang
dapat dihasilkan dari ideologi dan modal yang dimiliki oleh masing-masing karakter.

Anda mungkin juga menyukai