Anda di halaman 1dari 6

KLIPPING

ADAT ISTIADAT

DI

OLEH :

JUNARTI
KELAS : V

SD NEGERI 209 KAJAULALIDDONG


TAHUN PELAJARAN
2022
1. Sigajang Leleng Lipa

Sigajang Laleng Lipa, merupakan tradisi yang dijalani kaum lelaki


Bugis saat menyelesaikan masalah. Tradisi tersebut berupa
pertarungan antar dua laki-laki, namun dilakukan di dalam sarung.
Tradisi ini dilakukan pada masa kerajaan Bugis dahulu, dan ini
merupakan upaya terakhir menyelesaikan suatu masalah adat yang
tidak bisa diselesaikan.

Walaupun nyawa yang menjadi taruhannya, suku Bugis tetap


memiliki cara-cara khusus untuk menyelesaikan permasalahan
dengan bijak. Sebagaimana dalam pepatah Bugis Makassar yang
kira-kira maknanya “ketika badik telah keluar dari sarungnya
pantang diselip dipinggang sebelum terhujam ditubuh lawan”.

Makna filosofinya mengingatkan agar suatu masalah selalu dicari


solusi terbaik tanpa badik. Hal ini biasanya dilakukan dengan
musyawarah melibatkan dua belah pihak bermasalah serta dewan
adat.
2. Tradisi Pindah Rumah

Biasanya saat orang akan pindah rumah mereka akan disibukkan


dengan mengemasi barang untuk memindahkannya ke rumah yang
baru dari rumah lama. Kegiatan tersebut tidak terjadi pada
masyarakat suku Bugis. Ya, mereka memiliki tradisi sendiri dalam
pindahan rumah dengan benar-benar memindahkan rumah yang
sebenarnya tanpa membongkar. Tradisi ini disebut Mappalette Bola.
Tradisi ini melibatkan puluhan bahkan ratusan warga kampung untuk
membantu memindahkan rumah ke lokasi yang baru.
3. Massallo kawali

Atraksi budaya dari tanah Bugis yang berasal dari kabupaten Bone
yakni MASSALLO KAWALI atau bermain asing-asing/gobak sodor
menggunakan kawali/badik. Badik yang digunakan oleh para pemain
adalah badik asli bukan imitasi. Sebelum melaksanakan atraksi ini
dilakukan ritual-ritual khusus untuk menghindarkan peserta &
penonton dari hal-hal yang tidak diinginkan. Atraksi MASSALLO
KAWALI ini juga menyimbolkan semangat para pemuda Bugis untuk
melindungi atau mempertahankan harga diri & tanah kelahiran dari
rongrongan musuh atau penjajah.
4. Tarian Maggiri Atau Mabbisu

Tari maggiri merupakan tarian yang dipertunjukkan oleh seorang


atau beberapa orang bissu. Bissu adalah seorang wanita pria (waria)
dalam kepercayaan Bugis yang dipercayakan menjadi penghubung
antara dewa di langit dengan manusia biasa. Tari Maggiri ini,
diperkirakan telah ada sejak zaman pemerintahan Raja Bone ke 1,
yang bergelar To Manurung Ri Matajang yang memerintah sekitar
tahun 1326-1358, dan menjadi salah satu tarian yang berkembang
di dalam istana kerajaan Bone.
5. Angngaru

Pada catatan sejarah, Angngaru’ sesungguhnya merupakan ikrar


kesetiaan rakyat atau prajurit kepada raja yang bersifat pemimpin.
Raja yang bersifat pengayom disenangi rakyatnya. Saat genderan
perang ditabuh oleh sang Raja, maka rakyat serta merta
menyodorkan diri, rela mengobarkan jiwa raganya untuk tunaikan
titah sang Raja.

Anda mungkin juga menyukai