Anda di halaman 1dari 18

ISSN: 2715-3797

https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/issue/view/189
JIEM Vol. 5 No. (1) 2020

Pengaruh Pendidikan dan Pendapatan serta Penggunaan Alat Kontrasepsi terhadap Jumlah
Kelahiran di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara

Rahmah Hayati1, Rachmad Budi Suharto2*


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman, Samarinda.
*Email: rahcmad.budi.suharto@feb.unmul.ac.id

Penelitian ini bertujuan untuk membahas pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Serta
Penggunaan Alat Kontrasepsi Terhadap Jumlah Kelahiran Di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten
Kutai Kartanegara mengambil sampel pada Pasangan Usia Subur (PUS) dengan golongan umur 15-49
tahun. Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Berganda dengan model Dummy yang
dikerjakan melalui program statistik SPSS. Hasil penelitian menyatakan (1) Pendidikan Suami tidak
berpengaruh negatif terhadap Fertilitas (2) Pendidikan Istri tidak berpengaruh positif terhadap
Fertilitas. (3) Pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Fertilitas. (4) Alat Kontrasepsi
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Fertilitas.
Kata Kunci: Pendidikan Suami, Pendidikan Istri, Pendapatan, Alat Kontrasepsi dan Fertilitas

I. PENDAHULUAN
Kesejahteraan penduduk atau penanggulangan kelahiran seperti
merupakan sasaran utama dari kondom, pil, IUD dan sebagainya.
pembangunan. Sasaran ini tidak mungkin Penyebab meningkatnya jumlah
tercapai bila pemerintahan tidak dapat penduduk adalah tingginya tingkat
memecahkan masalah kependudukan kelahiran (fertilitas). Setiap keluarga
seperti besarnya jumlah penduduk mendambakan setiap anak karena anak
Indonesia dan tidak meratanya penyebaran adalah harapan atau cita-cta dari sebuah
penduduk di Indonesia. Jumlah penduduk perkawinan. Beberapa jumlah yang
yang makin bertambah setiap tahun tidak diinginkan tergantung keluarga itu sendri,
diimbangin dengan pemerataan apakah satu atau lebih dari satu anak yang
penyebaran penduduk, upaya pemerintah mana pilihan tersebut yang sangat
menekan laju pertumbuhan penduduk mempengaruhi oleh nilai yang dianggap
tinggi dengan melalui berbagai program sebagai satu harapan atas setiap keinginan
KB dimulai sejak awal 1970-an. yang orang tua inginkan.
Dalam menekan laju pertumbuhan Dilihat dari sisi pendidikan,
penduduk BKKBN (Badan Kependudukan Pendidikan dapat mempengaruhi fertilitas
dan Keluarga Berencana Nasional) juga melalui pengetahuan, sikap atau
merangkul Generasi Muda lewat upaya pandangan pribadi, dan usia kawin.
Genre (Generasi Berencana) diharapkan Pengetahuan yang dimaksud disini
remaja memiliki pengetahuan, sikap dan terutama meliputi pengetahuan tentang
perilaku sebagian kalangan muda yang kontrasepsi, pengetahuan tentang siklus
penuh dengan perencanaan matang. haid, pengetahuan tentang aborsi.
Diantaranya melangsungkan pendidikan Sedangkan sikap dan pandangan pribadi
secara terencana, berkarir dalam pekerjaan dapat mencangkup sikap terhadap manfaat
secara terencana serta menikah sepenuh ekonomi dari anak, pandangan mengenai
perencanaan sesuai siklus produksi. pilihan jenis kelamin anak, dan pandangan
Salah satu usaha untuk mengenai pembatasan kelahiran atau
menurunkan fertilitas dan melembagakan keluarga berencana (Harihanto,2011).
keluarga kecil bahagia dan sejahtera adalah Dilihat dari segi pendapatan,
pemasyarakatan pemakaian alat hubungannya dengan fertilitas adalah
konstrasepsi dalam pelaksanaan Program dengan pendapatan yang tinggi tentu
Keluarga Berencana Nasional. Pada keinginan untuk berumah tangga dapat
hakikatnya Keluarga Berencana (KB) tercapai karena sudah mampu untuk
adalah gerakan untuk membentuk keluarga menuju pernikahan. Semakin banyak
yang sehat dan serta membatasi kelahiran penduduk berpenghasilan tentu semakin
dengan pembatasan yang bisa dilakuan banyak pula penduduk yang menikah
dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi
1
ISSN: 2715-3797
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/issue/view/189
JIEM Vol. 5 No. (1) 2020

sehingga memberikan alasan untuk dengan luas wilayah 127.263,10 km2 ini
bertambahnya akan fertilitas. dibagi dalam 18 wilayah Kecamatan dan
Terakhir dilihat dari sisi status 225 Desa/Kelurahan. Jumlah penduduk
pemakaian kontrasepsi. Usia antara 15-64 Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun
tahun merupakan usia subur dan produktif 2013 sebesar 683.131 jiwa, pada tahun
bagi seseorang wanita karena pada rentang 2014 meningkat menjadi 700.439 jiwa dan
usia tersebut kemungkinan wanita 717.789 jiwa pada tahun 2015 dan 2016-
melahirkan anak cukup besar. Salah satu 2017 jumlah penduduk semakin meningat.
cara untuk menekan laju penduduk adalah Kecamatan Kota Bangun
melalui program Keluarga Berencana merupakan sebuah Kecamatan yang
(KB). Palmore dan Bulatao, dengan teori terletak di wilayah pedalaman Kabupaten
Contrcevtive Choice (pemilihan alat Kutai Kartanegara. yang terbagi dalam 21
kontrasepsi), berpendapat bahwa dengan desa dengan jumlah penduduk dari tahun
menggunakan alat kontrasepsi dapat ke tahun selalu mengalami perubahan.
menjarangkan atau membatasi kelahiran Berikut disajikan data jumlah penduduk
(Suyonto,2006). Kecamatan Kota Bangun tahun 2013-
Kabupaten Kutai Kartanegara, 2017.yang selalu meningkat setiap
merupakan salah satu Kabupaten yang tahunnya.
terdapat di Kalimantan Timur. Kabupaten

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Kota Bangun, Tahun 2013-2017


No Desa/Kelurahan 2013 2014 2015 2016 2017
1 Kota Bangun III 2.759 2875 2909 2.957 2.969
2 Kota Bangun II 2.378 2.393 2.390 2.432 2.437
3 Kota Bangun I 1.141 1.151 1.223 1.201 1.150
4 Wonosari 451 502 508 507 520
5 Kedang Ipil 1.373 1.353 1.373 1.406 1.418
6 Benua Baru 307 300 310 317 318
7 Sedulang 330 347 352 362 367
8 Suka Bumi 1.135 1.231 1.322 1.401 1.381
9 Sarinadi 1.662 1.692 1.692 1.701 1.654
10 Sumber Sari 1.150 1.335 1.366 1.366 1.366
11 Kota Bangun Ulu 4.607 4.610 4.610 5.719 5.747
12 Loleng 1.683 1.683 2.260 2.208 2.239
13 Liang 2.390 2.367 2.298 2.350 2.346
14 Kota Bangun Ilir 3.184 3.192 3.276 3.361 3.425
15 Pela 475 474 510 526 556
16 Muhuran 688 670 659 668 667
Kota Bangun
17 2.480 2.501 2.531 2.534 2.538
Seberang
18 Kedang Murung 2.414 2.414 2.582 2.571 2.635
19 Liang Ulu 2.231 2.231 2.233 2.233 2.353
20 Sebelimbingan 476 516 517 573 583
21 Sangkuliman 789 816 848 861 885
Kecamatan Kota
34.104 34.653 35.769 37.254 37.555
Bangun
Sumber : Kantor Kecamatan Kota Bangun

2
ISSN: 2715-3797
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/issue/view/189
JIEM Vol. 5 No. (1) 2020

Penduduk Kecamatan Kota biasanya timbul karena natalitas (fertilitas),


Bangun semakin tahun semakin mortalitas, garak territorial (migrasi) dan
meningkat, Jumlah penduduknya mencapai mobilitas sosial (perubahan status)
34.104 jiwa pada tahun 2013 kemudian (Mantra, 2003:2).
meningkat menjadi 34.653 pada tahun Jadi dapat disimpulkan bahwa
2014 dan 35.769 jiwa pada tahun 2015 dan demografi mempelajari struktur dan proses
semakin meningat ditahun 2016-2017 . Hal penduduk disuatu wilayah. Struktur
ini disebabkan olah masih tinggi dan tidak penduduk meliputi: jumlah, persebaran,
stabilnya jumlah anak yang lahir yang dan komposisi penduduk. Struktur ini
terjadi. Jika dilihat dari perkembangan sering berubah-ubah, dan perubahan
penduduk, apabila tidak ada pengetahuan tersebut disebabkan karena proses
pasangan suami istri tentang fertilitas serta demografi, yaitu: Kelahiran (fertalitas),
upaya pemerintah dalam menekan laju kematian (mortalitas), dan migrasi
pertumbuhan penduduk, ledakan penduduk penduduk.
mungkin saja akan terjadi dimasa yang 2.2 Pengertian Fertilitas atau
akan datang. Kelahiran
Berdasarkan uraian dari latar Menurut Polland, Farhat Yusuf
belakang tersebut, penulis mencoba dan GN (1991: 141) Fertilitas adalah
mengadakan penelitian dengan memilih jumlah anak yang benar-benar dilahirkan
judul “ Pengaruh Pendidikan dan hidup, jumlah kelahiran hidup yang,
Pendapatan Serta Penggunaan Alat jumlah kelahiran hidup yang terjadi setiap
Kontrasepsi terhadap Jumlah Kelahiran didalam suatu penduduk tertentu sebagian
di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten ditentukan oleh berbagai factor
Kutai Kartanegara ’’. demografis, misalnya distribusi umur
dengan jenis kelamin, jumlah pasangan
1.1 RUMUSAN MASALAH pria dan wanita yang menikah maupun
Berdasarkan latar belakang yang distribusi umurnya, lama perkawinan dan
dikemukakan, maka permasalahan yang jumlah anak yang dilahirkan.
dihadapi dalam penelitian ini adalah: Secara umum penurunan fertilitas
1. Apakah jumlah Pendidikan dikaitkan dengan kemajuan sosial ekonomi
berpengaruh signifikan terhadap jumlah dan modernisasi. Seperti yang
Kelahiran di Kecamatan Kota Bangun diungkapkan oleh Davis dan Blake yang
Kabupaten Kutai Kartanegara ? dikutip oleh Singarimbun (1998: 7) bahwa
2. Apakah jumlah Pendapatan faktor-faktor dan cultural yang
berpengaruh signifikan terhadap jumlah mempengaruhi fertilitas melalui variabel
Kelahiran di Kecamatan Kota Bangun anatar yang digolongkan dalam 3 (tiga)
Kabupaten Kutai Kartanegara? kelompo yaitu variabel hubungan seks,
3. Apakah Penggunaan Alat Kontrasepsi variabel konsepsi dan variabel gentasi.
berpengaruh signifikan terhadap jumlah 2.3 Pendidikan
Kelahiran di Kecamatan Kota Bangun Pendidikan merupakan indicator
Kabupaten Kutai Kartanegara? utama pembangunan dan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) suatu bangsa.
II. KAJIAN PUSTAKA Sementara itu,menurut Tirtarahardja
2.1 Demografi (2005:303) berpendapat bahwa : “Sebagai
Plilip M. Hauser dan Duddley objek pembangunan manusia dipandang
Dunca berpendapat bahwa demografi sebagai sasaran yang dibangun. Dalam hal
merupakan ilmu yang mempelajari jumlah, ini pembangunan meliputi ikhtiar kedalam
persebaran, territorial dan komposisi diri manusia, berupa pembinaan
penduduk serta perubahan-perubahanya pertumbuhan jasmani dan perkembangan
dan sebab-sebab perubahan itu, yang rohani yang meliputi kemampuan

3
ISSN: 2715-3797
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/issue/view/189
JIEM Vol. 5 No. (1) 2020

penalaran,sikap diri,sikap sosial,dan sikap dapat dianggap sebagai metode kontrasepsi


terhadap lingkungan, tekad hidup yang modern.
positif serta keterampilan kerja”. 1. Sterilisasi (Kemandulan)
Manusia sebagai objek David Lucas yang dikutip oleh Nin
pembangunan juga harus mempersiapkan Bahdi Sumanto dan Riningsih Saladi
dirinya untuk masuk kedalam dimensi (1992:60) memberikan definisi sterilisasi
pembangunan dengan melalui proses sebagai berikut : “Sterilisasi berarti
pembelajaran sehingga lebih siap dalam kemampuan tidak memiliki seorang anak
menghadapi berbagai perubahan yang laki-laki, seorang anak perempuan, atau
terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat. sepasang suami istri tidak mampu
Tingkat pendidikan merupakan mempunyai anak lahir hidup”.
komposisi penduduk yang klasifikasikan Umur adalah salah satu faktor
berdasarkan keadaan sosial. Ciri penduduk sterilisasi terpaksa yang penting pada awal
(komposisi penduduk) tersebut penting reproduksinya, seorang wanita kurang
diketahui karena dapat memberikan subur karena ovulasinya tidak teratur dan
gambaran dasar mengenai keadaan ini menyebabkan sterilisasi masa remaja.
penduduk serta mutunya sebagai Kesuburan dan tingkat fertilitas mmenurut
persediaan sumber daya manusia. umur mencapai puncak pada usia wanita
Komposisi penduduk menurut tingkat 20-29 tahun, kemudian sampai saat mati
pendidikan akan menentukan jenis haid yaitu kira-kira umur 50 tahun, dan
pekerjaan yang pada gilirannya akan wanita menjadi steril untuk seterusnya.
menentukan tingkat pendapatan dan 2. Kontrasepsi
produktivitasnya. Menurut Indan Entjang (1986:77)
2.4 Pendapatan dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan
Pendapatan merupakan salah satu Kependudukan dan Keluarga berencana”.
indicator ekonomi untuk mengukur tingkat Bahwa kontrasepsi adalah pencegahan
kemajuan ekonomi dan kemakmuran suatu kontrasepsi (pembuahan) atau mencegah
masyarakat, oleh karena itu betapa terjadinya pertemuan antara sel telur
pentingnya untuk meningkatkan (ovum) dari wanita dengan sel mani
pendapatan masyarakat. (sperma) dari pria sekitar persetubuhan,
Tingkat pendapatan dalam sehingga tidak terjadi pembuahan.
kaitannya terhadap jumlah anak dalam satu Sedangkan alat kontrasepsi adalah
keluarga, yaitu semakin tinggi tingkat suatu alat yang digunakan untuk mencegah
pendapatan maka jumlah anak dalam terjadinya kehamilan atau membatasi
keluarga cenderung bertambah, hal ini kehamilan. Bentuk dari alat kontrasepsi
berlaku juga sebaliknya jika tingkat bermacam-macam dan kecocokann
pendapatan rendah maka jumlah anak juga masyarakat. Adapun maksud dari
cenderung menurun. Hal ini terjadi karena penggunaan alat kontrasepsi adalah untuk
dengan tingkat pendapatan yang semakin mencegah kehamilan. (Indan
tinggi mempengaruhi kebutuhan Entjang,1989:81).
pemenuhan gizi ibu hamil dan anak dalam 3. Masa Mengakhiri Kesuburan atau
kandungan sehingga kemungkinan anak Tidak Hamil Lagi
melahirkan selamat. Pada umumnya setelah keluarga
2.5 Variabel-variabel Konsepsi mempunyai dua orang anak dan umur istri
Dalam kelompok ini termasuk melebihi 30 tahun sebaiknya tidak hamil
variabel sterilisasi (kemandulan) dan lagi karena resiko kematian bagi ibu dan
kontrasepsi yang mengurangi bayi sangat tinggi.
kemungkinan pembuahan jika terjadi seks. A . H. Pollard (1993 : 150) dalam
Sterilisasi dapat disengaja ataupun tidak bukunya “Teknik Demografi”
disengaja, dan sterilisasi yang sengaja menggambarkan pola Tingkat Kelahiran

4
ISSN: 2715-3797
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/issue/view/189
JIEM Vol. 5 No. (1) 2020

dan bukan fakunditas dimulai dari nol kira- laku tradisonal orang tuanya atau tokoh
kira pada umur 15-19 tahun kemudian naik orang tua yang lain (Suharto, 2010).
mencapai puncaknya pada kelompok umur 2.7 Pengaruh Pendapatan terhadap
20-29 tahun, sesudah itu menurun sampai jumlah Kelahiran
tingkat yang cukup lemah (sedang) pada Ketika pendapatan seseorang
kelompok umur 30-39 tahun dan akhirinya cenderung meningkat, maka semakin besar
menurun sampai nol lagi kira-kira pada pengaruhnya pada penurunan Tingkat
kelompok umur 40-50 tahun.” Kelahiran. Secara ekonomi, seseorang
akan berpikir apakah pendapatan yang dia
2.6 Pengaruh Pendidikan terhadap miliki dapat mencukupi
jumlah Kelahiran kebutuhankeluarganya. Seseorang akan
Pendidikan dapat mempengaruhi mempertimbangkan pendapatan yang
pola pikir seseorang. Orang yang dimilikinya dalam menentukan keputusan
berpendidikan akan lebih terbuka dalam dalam menambah jumlah anak.
menerima pemikiran-pemikiran baru yang Setiap anak yang lahir orang tua pasti
berdampak pada perubahan yang mereka berusaha untuk meningkatkan
alami. Mereka lebih cenderung untuk lebih pendapatannya dimana pengeluaran akan
mementingkan kualitas anak mereka dari bertambah untuk anak dari orang tua
pada kuantitas anak. Mereka pun lebih meliputi biaya untuk membesarkan, biaya
berpikir modern dimana pemahaman pendidikan, biaya kesehatan dan lain-lain.
banyak anak banyak rejeki mulai mereka Jika pendapatan orang tua
tinggalkan. Mereka lebih dapat berpikir meningkat, aspirasi akan berubah,orang tua
secara rasional. menginginkan anak dengan kualitas yang
Kesempatan perempuan untuk baik. Ini akan meningkatkan biaya untuk
memperoleh pendidikan yang lebih tinggi anak . jadi biaya untuk membesarkan anak
semakin terbuka pada saat ini,sehingga akan memaksa orang tua untuk
menyebabkan banyak perempuan menunda meningkatkan pendapatannya (LIPI,
perkawinan. Perempuan yang lebih lama 2011).
menghabiskan waktu untuk pendidikan 2.8 Pengaruh Penggunaan Alat
akan memperpendek tahun resiko Kontrasepsi terhadap jumlah
kehamilan karena menghabiskan periode Kelahiran
panjang disekolah. Selain itu perempuan Dari berbagai studi yang pernah
berpendidikan tinggi cenderung memilih dilakukan menunjukan bahwa pemakaian
terjun kepasar kerjaerlebih dahulu sebelum alat kontrasepsi terbukti mampu
memasuki perkawinan. Pendidikan juga menurunkan angka kelahiran (ananta, et.al,
dapat meningkatkan pengetauhan 1993; Bongaart, 1978; Hull, 1976; Becker,
perempuan dalam proses informasi 1960; Easterlin, 1958).
mengenai pilihan fertilitas dan perilaku Palmore dan Bulatao dengan teori
kehamilan (Soetrisno, 1997). Contraceptive choice (plihan kontrasepsi
Melihat studi kasus dibeberapa wilayah berpendapat bahwa dengan menggunakan
Indonesia, meluasnya kepandaian baca- alat kontrasepsi dapat menjarangkan
tulis mengurangi anaknya kira-kira 1,5 ataumembatasi kelahiran. Pada teori
atau kiira-kira sepertiga. Ada beberapa Malthus dan Neo Malthus juga dijelaskan
penjelasan yang diketengahkan mengenai penggunaaan kontrasepsi untuk
peran pendidikan dan menurunkan besar mengurangi jumlah kelahiran. Menurut
keluarga. Pendidikan dapat mempengaruhi Malthus, pembatasan pertumbuhan
pandangan hidup dan tata nilai orang penduduk dapat dilaksanakan dengan
sedemikian rupa sehingga ia tidak begitu berbagai cara,salah satunya melakukan
saja lagi menerima tata cara bertingkah vice restraint (pengurangan kelahiran)
yakni melalui penggunaan alat kontrasepsi,

5
ISSN: 2715-3797
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/issue/view/189
JIEM Vol. 5 No. (1) 2020

penguguran kandungan dan lain-lainnya. α= Konstanta


Menurut Ronald Freedman yakni β1,β2,β3= Koefisien Regresi
intermediate variable (variaabel e= Error atau variabel pengganggu
intermediasi) sangat erat hubunggannya
dengan norma-norma social/masyarakat. Persamaan koefisien D = 1 (Menggunakan
Jadi pada akhirnya perilaku seseorang Alat Kontrasepsi)
dipengaruhi oleh norma yang ada Y1= (α + β3D=1) + β1X1 + β2X2 + e
(Hatmadji, 2004).
Persamaan koefisien D = 0 (Tidak
2.9 Hipotesis Menggunakan Alat Kontrasepsi)
Hipotesis yang dapat ditarik dalam Y0= (α + β3D=0) + β1X1 + β2X2 + e
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan berpengaruh negatif
terhadap jumlah Kelahiran di 4.1.2 Uji Kelayakan Model
Kecamatan Kota Bangun Kabupaten a. Perhitungan Koefisien Korelasi (R)
Kutai Kartanegara . Perhitungan koefisien korelasi
2. Pendapatan berpengaruh positif digunakan untuk mengetahui keeratan
terhadap jumlah Kelahiran di hubungan antara dua variabel atau
Kecamatan Kota Bangun Kabupaten lebih.Semakin besar nilai R, maka semakin
Kutai Kartanegara. erat hubungan antara variabel tidak bebas
3. Penggunaan Alat Kontrasepsi dengan variabel bebas. Untuk menghitung
berpengaruh negatif terhadap jumlah koefisien korelasi digunakan rumus
Kelahiran di Kecamatan Kota Bangun sebagai berikut: (Hasan, 2004:61)
Kabupaten Kutai Kartanegara. 𝑟𝑦12 +𝑟𝑦22−2𝑟𝑦1𝑟𝑦2𝑟12
Ry1.2 =√ 1−𝑟122
Di mana:
III. METODE PENELITIAN ry1.2 : koefisien linier 3 variabel
4.1.1 Analisis Regresi Linier ry1 : koefisien korelasi y dan X1
Berganda dengan Dummy ry2 : koefisien korelasi variable Y dan
Metode analisis yang digunakan pada X2
penelitian ini adalah dengan metode r1.2 : koefisien korelasi variable X1 dan
Analisis Regresi Linier Berganda melalui X2
pendekatan Ordinary Least Square (OLS).
Alat analisis yang digunakan dalam b. Perhitungan Koefisien Determinasi
penelitian ini adalah SPSS Statistik Versi (R2)
23. Dalam menganalisis Pengaruh Perhitungan koefisien determinasi
Pendidikan dan Pendapatan serta digunakan untuk mengetahui besarnya
Penggunaan Alat Kontrasepsi terhadap pengaruh antara variabel tidak bebas
Tingkat Kelahiran di Kecamatan Kota dengan variabel bebas. Semakin besar nilai
Bangun digunakan model penelitian R2, maka semakin tepat model regresi yang
sebagai berikut ini : dipakai sebagai alat analisis, karena total
Y= α + β1X1+ β2X2 + β3D + e variasi dapat menjelaskan variabel tidak
Dimana : bebas. Untuk menghitung digunakan
Y= Jumlah anak dalam keluarga rumus sebagai berikut: (Hasan: 2004: 63)
X1= Pendidikan R2 = (KK)2 x 100%
X2= Pendapatan Dimana:
D= Penggunaan Alat Kontrasepsi KK = Koefisien Korelasi
D= 1 = Menggunakan Alat Kontrasepsi
D=0= Tidak Menggunakan Alat c. Uji F
Kontrasepsi

6
ISSN: 2715-3797
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/issue/view/189
JIEM Vol. 5 No. (1) 2020

Pengujian F adalah untuk mengetahui Adanya multikolinieritas dalam


apakah koefisien regresi variabel bebas regresi dapat diketahui dengan
secara bersama-sama mempunyai menganalisis nilaivarian inflaction factor
pengaruh atau tidak terhadap variabel tidak (VIF) lebih besar dari 10 maka variabel
bebas. Untuk memperoleh hasil uji F ini, bebas tersebut memiliki persoalan
maka digunakan rumus: (Hasan, 2004: multikolinieritas, dan juga dapat
107) menggunakan TOL (Tolerance) untuk
R2 /k mendeteksi apakah suatu model terkena
Fhitung = (1−R2 )/(n−k−1)
multikolinearitas atau tidak, jika TOL
Dimana: (Tolerance) lebih besar dari 0,10, maka
Fhitung = Nilai F yang dihitung variabel bebas tersebut tidak memiliki
R2 = Koefisien determinasi persoalan multikolinieritas. Selain itu
k = Jumlah variabel bebas dengan caramenganalisis matrik korelasi
n = Jumlah sampel variabel-variabel independent. Jika antar
Kaidah pengujian signifikansi: variabel independent ada korelasi yang
Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak, artinya cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka
signifikan hal ini merupakan indikasi adanya
Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima, multikolinearitas.
artinya tidak signifikan c. Uji Heteroskedastisitas
Mencari nilai Ftabel dengan Untuk mendeteksi keberadaan
menggunakan tabel F dengan taraf heteroskedastisitas digunakan grafik
signifikan α= 0,05. scatter plot, uji White, dimana apabila nilai
probabilitas (p value) observasi R2 lebih
4.1.3 Uji Asumsi Klasik besar dibandingkan tingkat resiko
Pengujian penyimpangan asumsi kesalahan yang diambil, maka residual
klasik dimaksud untuk menjamin bahwa digolongkan homokedastisitas. Selain itu
model yang diestimasi bebas dari juga dapat menggunakan uji glejser.
gangguan normalitas, autokorelasi, Dasar Pengambilan Keputusan:
multikolinearitas, dan heteroskedasitas. a. Tidak terjadi heteroskedastisitas, jika
Pengujian terhadap gangguan diatas nilai thitung lebih kecil dari ttabel dan nilai
adalah sebagai berikut. signifikansi lebih besar dari 0,05.
a. Uji Normalitas b. Terjadi heteroskedastisitas, jika nilai
Uji normalitas dideteksi dengan thitung lebih besar dari ttabel dan nilai
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu signifikansi lebih kecil dari 0,05.
diagonal dari grafik dan dengan melihat
histogram dari residualnya. Jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan d. Uji Autokorelasi
mengikuti arah garis diagonal atau grafik Uji Autokorelasi digunakan untuk
histogramnya maka data menunjukkan melihat apakah hubungan linier antara
pola distribusi normal, sehingga model error serangkaian observasi yang
regresi memenuhi asumsi normalitas. diurutkan menurut waktu (data time siries).
Selain dari grafik dan histogram yang
tesaji, normalitas dapat dideteksi dengan
uji Kolmogorov-Smirnov.
Data berdistribusi normal, jika nilai sig Dimana:
(signifikansi) > 0,05 d = nilai Durbin Watson
Data berdistribusi tidak normal, jika ∑en = jumlah kuadrat sisa
nilai sig (signifikansi) < 0,05 Nilai Durbin Watson kemudian
dibandingkan dengan nilai dtabel. Hasil
perbandingan akan menghasilkan
b. Uji Multikolinearitas kesimpulan seperti kriteria sebagai berikut:

7
ISSN: 2715-3797
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/issue/view/189
JIEM Vol. 5 No. (1) 2020

1. Jika d < dl, berarti terdapat autokorelasi bebas. Pengujian t dapat diperoleh dengan
positif. menggunakan rumus: (Hasan: 2004, 108)
2. Jika d > (4 - dl), berarti terdapat thitung =
autokorelasi negatif.
3. Jika du < d < (4 - dl), berarti tidak Dimana:
terdapat autokorelasi. thitung = Nilai t yang dihitung
Jika dl < d < du atau (4 - du), berarti tidak R = Nilai koefisien korelasi
dapat disimpulkan. n = Jumlah sampel
Kaidah pengujian signifikansi:
4.1.4 Pengujian Hipotesis a. Jika thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak,
Setelah menguji apakah variabel artinya signifikan.
bebas secara bersama-sama memiliki b. Jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima,
pengaruh atau tidak berpengaruh terhadap artinya tidak signifikan.
variabel tidak bebas, selanjutnya menguji c. Mencari nilai ttabel dengan menggunakan
variabel-variabel tersebut satu persatu. tabel t dengan taraf signifikan α=0,05.
Pengujian secara parsial digunakan untuk Segala penyelesaian analisis
menguji apakah setiap koefisien regresi dilakukan dengan menggunakan
variabel bebas mempunyai pengaruh atau bantuan software, yaitu program
tidak berpengaruh terhadap variabel tidak SPSS.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Analisis Regresi Berganda Dengan Dummy
Tabel 4.8 Koefisien Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardiz Standardi T Sig. Correlations Collinearity
ed zed Statistics
Coefficients Coefficie
nts
B Std. Beta Zero- Parti Part Toler VIF
Error order al ance
,04
(Constant) ,583 ,288 2,024
6
,43 1,73
P_SUAMI ,023 ,030 ,080 ,792 ,443 ,082 ,056 ,492
1 3
- ,12 1,58
P_ISTRI -,047 ,030 -,138 ,231 -,159 -,109 ,629
1 1,550 5 9
7,119
PENDAPAT ,00 1,53
E- ,000 ,587 6,718 ,675 ,572 ,474 ,652
AN 3 3
007
KONTRAS - ,00 1,20
-,611 ,163 -,291 -,473 -,363 -,265 ,828
EPSI 3,752 1 7
a. Dependent Variable: FERTILITAS
Dari Tabel 4.8 diatas maka diperoleh bertambah sebesar 0,023 dengan asumsi
persamaan : bahwa variabel pendidikan istri X2,
Y = 0,583 + 0,023 X1 – 0,047 X2 + 7,011 pendapatan X3 dan penggunaan alat
X3 - 0,611 D kontrasepsi (D) adalah konstan.
Nilai koefisien b1 = 0,023 menunjukan arti Nilai koefisien b2 = -0,047 menunjukan
bahwa tingkat pendidikan suami naik satu arti bahwa tingkat pendidikan istri naik
tahun maka jumlah fertilitas akan satu tahun maka jumlah fertilitas akan

8
ISSN: 2715-3797
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/issue/view/189
JIEM Vol. 5 No. (1) 2020

berkurang sebesar -0,047 dengan asumsi


bahwa variabel pendidikan suami X1, Persamaan regresi untuk penggunaan alat
pendapatan X3 dan penggunaan alat kontrasepsi D=1 (menggunakan alat
kontrasepsi (D) adalah konstan. kontrasepsi) adalah sebagai berikut :
Nilai koefisien b3 = 7,011 menunjukan arti Y1 = (α+β4=1) + β1X1 = β2X2+ β3X3
bahwa jika pendapatan naik 1 persen maka Y1 = (0,583-0,611) + 0,023 X1 – 0,047 X2
jumlah fertilitas akan bertambah sebesar + 7,011 X3
7,011 dengan asumsi bahwa variabel Y1 = -0,028 + 0,023 X1 – 0,047 X2 + 7,011
pendidikan istri X2, Pendidikan suami X1 X3
dan penggunaan alat kontrasepsi (D)
adalah konstan. Persamaan regresi untuk penggunaan alat
Nilai koefisien b4 = -0,611 menunjukan kontrasepsi D=0 (tidak menggunakan alat
arti bahwa jika kontrasepsi (D) naik 1 kontrasepsi) adalah sebagai berikut “
persen maka jumlah fertilitas akan Y0 = α + β1X1 = β2X2+ β3X3
berkurang sebesar 0,611 dengan asumsi Y0 = 0,583 + 0,023 X1 – 0,047 X2 + 7,011
bahwa variabel pendidikan suami X1 X3
pendidikan istri X2, pendapatan X3 adalah
konstan.

4.2 Perhitungan Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2)


Tabel. 4.9
Model Summaryb
Model R R Adjust Std. Change Statistics Durbi
Squar ed R Error R F df1 df2 Sig. F n-
e Squar of the Squar Chang Chang Watso
e Estim e e e n
ate Chang
e
26,99
1 ,733a ,537 ,517 ,529 ,537 4 93 ,000 1,984
0
a. Predictors: (Constant), KONTRASEPSI, P_ISTRI, PENDAPATAN, P_SUAMI
b. Dependent Variable: FERTILITAS
Pada tabel 4.9. model summary termasuk pada tingkat hubungan yang
menunjukan bahwa korelasi (R) yang sedang.
secara stimultan antara pendidikan suami, Sedangkan besarannya angka
pendidikan istri, pendapatan dan koefisien determinasi dalam perhitungan
penggunaan alat kontrasepsi terhadap diatas sebesar 0,537 atau 53,70 persen. Hal
fertilitas diperoleh sebesar 0,733 atau ini berarti kontribusi yang diberikan oleh
73,10 persen yang berarti tingkat hubungan keempat variabel bebas terhadap variabel
antar variabel pendidikan suami, Y adalah sebesar 53,70 pesen, sedangkan
pendidikan istri, pendapatan dan 56,30 persen dipengaruhi oleh variabel lain
penggunaan alat kontrasepsi terhadap yang tidak diteliti pada penelitian ini
fertilitas di kecamatan kota Bangun,

4.3 Pengujian Hipotesis dengan Uji F


ANOVAa
Model Sum of Df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 30,177 4 7,544 26,990 ,000b

9
ISSN: 2715-3797
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/issue/view/189
JIEM Vol. 5 No. (1) 2020

Residual 25,996 93 ,280


Total 56,173 97
a. Dependent Variable: FERTILITAS
b. Predictors: (Constant), KONTRASEPSI, P_ISTRI, PENDAPATAN, P_SUAMI
Dari hasil perhitungan menunjukan nilai F =0,05 yang berarti H0 ditolak. dengan
hitung sebesar 26,990 dengan signifikansi demikian maka dapat disimpulkan bahwa
0,000 jiaka diangndingkan dengan F tabel secara bersama-sama pendidikan suami,
pada tingkat kepercayaan 5% pan n-k-1 pendidikan istri, pendapatan dan
didapatkan nilai Ftabel sebesar ini penggunaan alat kontrasepsi terhadap
menunjukan f hitung sebesar 26,990 > fertilitas di kecamatan kota Bangun.
Ftabel dengan signifikansi 0,0000 < α

4.4 Pengujian Hipotesis


Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) ,583 ,288 2,024 ,046
P_SUAMI ,023 ,030 ,080 ,792 ,431
1P_ISTRI -,047 ,030 -,138 -1,550 ,125
PENDAPATAN 7,119E-007 ,000 ,587 6,718 ,003
KONTRASEPSI -,611 ,163 -,291 -3,752 ,001
a. Dependent Variable: FERTILITAS

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui positif terhadap fertilitas (Y).


besar dari pengaruh masing-masing (Hipotesis 1 diterima)
variabel independen terhadap variabel 3) Variabel pendapatan memiliki t hitung
dependen sebagai berikut : sebesar 6,718 > t tabel sebesar 1,661
1) Variabel pendidikan suami memiliki t dengan signifikansi 0,003< 0,05 maka
hitung sebesar 0,792 < t tabel sebesar h0 ditolak dan Ha diterima diterima
1,661 dengan signifikansi 0,431 > yang berarti secara parsial variabel
0,05 maka H0 ditolak dan Ha pendapatan berpengaruh positif dan
diterima yang berarti secara parsial signifikan terhadap fertilitas (Y).
variabel pendidikan suami tidak (Hipotesis 3 diterima.
berpengaruh negatif terhadap fertilitas 4) Variabel alat kontrasepsi memiliki t
(Y). (Hipotesis 1 ditolak) hitung sebesar -3,752 > t tabel
2) Variabel pendidikan istri memiliki t sebesar 1,661 dengan signifikansi
hitung sebesar -1,550 < t tabel sebesar 0,001<0,05 maka H0 ditolak dan Ha
1,661 dengan signifikansi 0,125 > diterima yang berarti secara parsial
0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima variabel alat kontrasepsi berpengaruh
yang berarti secara parsial variabel negatif dan signifikan terhadap
pendidikan Istri tidak berpengaruh fertilitas (Y). (Hipotesis 4 diterima)

10
ISSN: 2715-3797
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/issue/view/189
JIEM Vol. 5 No. (1) 2020

residual terdistribusi secara nrmal atau


4.5 Uji Asumsi Klasik tidak. dalam hal ini yang diuji
Model yang dibuat dalam penelitian ini normalitas bukan masing-masing
dilakukan dengan pengujian klasik variabel pendidikan suami, pendidikan
meliputi Uji normalitas, uji istri, pendapatan dan penggunaan alat
multikolinieritas, uji heterokedasitas dan kontrasepsi terhadap fertilitas tetapi
uji autokorelasi nilai residual yang dihasilkan dari
1) Uji normalitas pada model regresi model regresi.
digunakan untuk mengujiapakah

Gambar 4.1 Uji Normalitas

Pada grafik normal P-Plot diatas dapat Sedangkan bila berdasarkan tes uji
dilihat titik-titik menyebar di sekitar garis Normalitas Kolmogorov-Smirnov dapat
dan mengikuti garis diagonal yang artinya dlihat sebagai berikut :
residual pada regresi terdistribusi secara
normal.

Tabel 4.12 Uji Normalitas Kolmogrov-smirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KONTRASE
PSI
N 98
Mean ,85
Normal Parametersa,b Std.
,362
Deviation
Absolute ,511
Most Extreme
Positive ,336
Differences
Negative -,511
Kolmogorov-Smirnov Z 5,056
Asymp. Sig. (2-tailed) ,094
a. Test distribution is Normal.

11
ISSN: 2715-3797
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/issue/view/189
JIEM Vol. 5 No. (1) 2020

b. Calculated from data.

Dari uji normalitas dengan one sample adanya korelasi antar variabel
kolmogrov test, memiliki nilai Asymp sig pendidikan suami, pendidikan istri,
0,094 > 0,05 maka berarti data pendapatan dan penggunaan alat
berdistribusi secara normal kontrasepsi dan fertilitas. model regresi
2) Uji Multikolinieritas yang baik seharusnya tidak terjadi
Uji Multikolinieritas digunakan untuk korelasi diantara variabel bebas
menguji model regresi yang ditemukan

Tabel 4.13 Uji Multikolinieritas


Coefficientsa
Model Unstandardi Stan t Sig. Correlations Collinearity
zed dardi Statistics
Coefficients zed
Coef
ficie
nts
B Std. Beta Zero Parti Part Tole VIF
Error - al ranc
order e
(Consta 2,02
,583 ,288 ,046
nt) 4
P_SUA 1,73
,023 ,030 ,080 ,792 ,431 ,443 ,082 ,056 ,492
MI 3
-
1,58
P_ISTRI -,047 ,030 -,138 1,55 ,125 ,231 -,159 -,109 ,629
9
1 0
7,11
PENDA 6,71 1,53
9E- ,000 ,587 ,003 ,675 ,572 ,474 ,652
PATAN 8 3
007
-
KONTR 1,20
-,611 ,163 -,291 3,75 ,001 -,473 -,363 -,265 ,828
ASEPSI 7
2
a. Dependent Variable: FERTILITAS

Dari variabel vertilitas diatas dapat 3) Uji Heterodedaksitas


diketahui bahwa nilai VIF kurang dari 10 Uji Heterodedaksitas Digunakan untuk
dan nilai tolerance lebih dari 0,1 untuk menguji apakah model regresi terjadi
keempat variabel, maka dapat disimpulkan ketidaksamaan varian residual pada
bahwa model regresi tidak terjadi satu pengamatan ke pengamatan yang
multikolinieritas. lain. Syarat yang harus dipenuhi pada

12
ISSN: 2715-3797
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/issue/view/189
JIEM Vol. 5 No. (1) 2020

model regresi adalah tidak adanya gambar dibawah ini :


heterokedasitas yang dapat dilihat dari

Gambar 4.2 Uji Heterokedasitas

Uji heterokedasitas dapat dilihat dari model regresi. Metode pengujian


pada gambar scatterplot diatas dapat uji Durbin watson(Uji DW) dengan
diketahui titik-titik berada dibawah angka ketentuan sebagai berikut :
0 pada sumbu Y, jadi dapat disimpulkan 1. terjadi auto kerelasi positif,
bahwa tidak terjadi masalah jika niali DW dibawah -
heterokedasitas pada model regresi ini. 2(DW<-2)
4) Uji Autokorelasi 2. tidak terjadi autokorelasi, jika
Auto kerelasi adalah suatu keadaan nilai DW berada diantara -2
dimana terjadi korelasi antara residual dan +2 (-2<DW<+2)
pada satu pengamatan dengan 3. terjadi autokorelasi negatif jika
pengamatan lain pada model regresi. uji nilai DW diatas -2 (DW>+2)
autokorelasi digunakan untuk Untuk menditeksi adanya
mengetahui ada atau tidaknya korelasi autokrelasi dengan menggunakan uji
uang terjadi antara residual pada satu durbin watson dengan melihat nilai DW
oengamatan dengan pengamatan lain pada tabel Durbin watson sebagai berikut :

Model Summaryb
Mo R R Adjuste Std. Change Statistics Durbin
del Squar d R Error of -
R F df1 df2 Sig. F
e Square the Watson
Square Chan Change
Estimat
Change ge
e
26,99
1 ,733a ,537 ,517 ,529 ,537 4 93 ,000 1,984
0
a. Predictors: (Constant), KONTRASEPSI, P_ISTRI, PENDAPATAN, P_SUAMI

13
ISSN: 2715-3797
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/issue/view/189
JIEM Vol. 5 No. (1) 2020

b. Dependent Variable: FERTILITAS

Dari hasil pengolahan data diatas diperoleh Pendidikan istri (X2) memilika
nilai DW sesesar 1,984 maka dapat dilihat hubungan yang ditunjukkan oleh koefisien
dari ketentuan nilai DW berada diantara -2 regresi adalah negatif, jika pendidikan istri
dan +2(-2<1,984<+2) maka dapat naik satu tahun maka fertilitas di
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini Kecamatan Kota Bangun akan berkurang
tidak terjadi autokorelasi. sebesar 0,138 jwa. Pendidikan Istri (X2)
berpengaruh signifikan terhadap fertiltas
4.6 Pengaruh Pendidikan Suami dengan nilai signifikansinya adalah 0.125.
terhadap jumlah Kelahiran Menurut Bouge (Lucas: 1990)
Pendidikan Suami (X1) memiliki menggemukakan bahwa pendidikan
hubungan yang ditunjukkan oleh koefisien menunjukan pengaruh yang lebih kuat
regresi adalah positif, jika pendidikan terhadap fertilitas daripada variabel
suami meningkat sebesar satu tahun maka lain,seseorang dengan tingkat pendidikan
fertilitas di Kecamatan Kota Bangun akan yang relative tinggi tentu saa dapat
bertambah sebesar 0,080 jiwa. Pendidikan mempertimbangkan berapa keuntungan
Suami(X1) berpengaruh signifikan financial yang diperoleh seoranganak
terhadap fertilitas dengan nilai dibandingkan dengan biaya yang harus
signifikansinya adalah 0,431 Memiliki dikeluarkan. sehingga akan mempermudah
banyak anak merupakan suatu tradisi pada dalam dan memberikan pendidikan yang
masyarakat di Kecamatan Kota Bangun lebih layak lbu-ibu di Kota Bangun yang
dilihat dari hasil penelitian yang sudah menempuh tingkat pendidikan yang
berpengaruh signifikan dan positif bahwa lebih tinggi cenderung membatasi tingkat
semakin tinggi pendidikan seorang suami reproduksinya, karena ibu-ibu sadar betapa
atau ayah tidak membuat mereka besarya biaya yang akan dikeluarkan untuk
menurunkan fertilitas, menurut tradisi membiayai anak-anak mereka dan sadar
kepercayaan mereka semakin banyak akan pentingnya pendidikan bagi anak-
memiliki anak maka semakin mendapatkan anak mereka sehingga memilih untuk
kesejahteraan dalam keluarga, anak menyekolahkan anaknya ke jenjang yang
dianggap sebagai penerus keturunan lebih tinggi dan untuk menambah anak
keluarga di kemudian hari Menurut dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
pendapat Hatmadji (2001, 81) yang penghasilan yang besar bukanlah batasan
mengemukakan bahwa semakin tinggi bagi penduduk di Kecamatan Kota Bangun
tingkat pendidikan seseorang maka untuk mengambil keputusan dalam
semakin rendah fertilitasnya Akan tetapi, menambah anak.
hal ini tidak berlaku pada Pendidikan Hasil penelitian ini sejalan dengan
Suami terhadap Fertilitas di Kecamatan penelitian yang dilakukan oleh Heriyanto
Kota Bangun. (2015) yang menyatakan tingkat
Oleh sebab itu jika seseorang pendidikan istri berpengaruh negative dan
memilki pendidkan yang tinggi maka akan signifikan terhadap jumlah kelahiran. Hal
lebih mudah memperoleh pekerjaan serta ini menunjukan bahwa setiap yang terjadi
pendidikan terhadap fertilitas menurut penurunan tingkat pendidikan istri maka
John Stuart Mill yang menyatakan akan meningkatkan jumlah kelahiran.
pendidkan mampu menurunkan fertilitas
tidak berlaku pada pendidikan suami di 4.8 Pengaruh Pendapatan terhadap
Kecamatan Kota Bangun. jumlah Kelahiran
Pendapatan (X3) memiliki hubungan yang
4.7 Pengaruh Pendidikan istri terhadap ditunjukan oleh koefisien regresi yang
Jumlah Kelahiran positif, jika pendapatan naik satu tingkat

14
ISSN: 2715-3797
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/issue/view/189
JIEM Vol. 5 No. (1) 2020

maka fertilitas di kecamatan Kota Bangun anak akan menjadi pusat penghasilan
akan bertambah sebesar 0,587. Pendapatan untuk hidup.
(X3) berpengaruh signifikan terhadap Hasil penelitian ini sejalan dengan
fertilitas dengan signifikansi 0,03. penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Pendapatan adalah faktor yang paling Fauziyah (2015) yang menyatakan bahwa
dominan dalam mempengaruhi suatu Pendapatan Keluarga berpengaruh positif
keputusan seseorang atau keluarga dalam signifikan terhadap Fertilitas di Kecamatan
merencanankan nak. Apabila pendapatan Sungai Pinang Kota Samarinda
keluarga meningkat maka umlah anak
yang di miliki juga akan cenderung 4.9 Pengaruh Penggunaan Alat
meningkat. Hal ini mengindikasikan Kontrasepsi terhadap jumlah
bahwa pentingkatan pendapatan keluarga Kelahiran
juga berpengaruh terhadap umlah anak Penggunaan Alat Kontrasepsi (D) memiliki
yang dilahirkan. Karena pada dasarnya hubungan yang ditunjukkan oleh koefisien
bagi banyak orang tua, anak dari sisi regresi adalah negatif, jika penggunaan alat
ekonomi dianggap sebagaibarang kontrasepsi naik satu persen maka jumlah
komsumsi yang merupakan sumber fertilitas akan berkurang sebesar -0,291.
pendapatan kepuasan. (Becker dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi (D)
Hatmaji, 2000:80). semakin tinggi status berpengaruh signifikan terhadap fertilitas
sosial ekonomi keluarga akan berpengaruh dengan nilai signifikansinya adalah 0,001
terhadap tingkat kesehatan dan gizi Menurut Palmore dan Bulatao dengan teon
keluarga kearah yang lebih baik pada Contraceptive Choice (pilihan
akhirnya akan meningkatkan kesuburan. Kontrasepsi) berpendapat bahwa dengan
Dengan demikian tingkat fertilitas menjadi menggunakan alat kontrasepsi dapat
lebih tinggi dan kematian bayi menurun, menjarangkan atau membatasi kelahiran
sehingga dengan tingkat ekonomi yang (Suyanto.2008). Penggunaan alat
tinggi akan mampu membiayai anak yang kontrasepsi bertujuan untuk mencegah
lebih banyak baik untuk biaya hidup ternadinya pembuahan pada rahim seorang
maupun biaya pendidikan. semakin besar wanita atau mencegah kehamilan, apabila
penghasilan keluarga akan berpengaruh pasangan melakukan hubungan suami istri
terhadap besarnya keluarga dan pola tanpa menggunakan alat kontrasepsi maka
konsumsi karena terdorong tersedianya kemungkinan A kehamilan akan besar,
barang produk baru sehingga dampak sehingga untuk megantisipasi kehamilan
pembangunan ekonomi juga akan merubah yang tidak direncanakan maka masyarakat
pandangan tentang jumlah anak yang mengikuti program pemerintah yaitu
dialhirkan. program KB (Keluarga Berencana) dengan
Dalam penelitian ini menunjukan bahwa berbagai pilihan alat kontrasepsi
penghasilan yang besar bukanlah batasan Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel
penduduk untuk mengambil keputusan 4.4 diketahui bahwa penggunaan alat
dalam menambah jumlah anak. Seseorang kontrasepsi di Kecamatan Kota Bangun
atau keluarga mempunyai penghasilan sekitar 84,6% atau sebanyak 83 responden
yang besar maka untuk mempunyai anak menggunakan alat kontrasepsi dari hasil
yang leblh bukanlah masalah, karena perhitungan sampel sebanyak 98
dengan penghasilian yang besar akan responden dan pengaruhnya terhadap
mampu membiayai kebutuhan anak dan fertilitas adalah negatif, jadi dapat
keluarga. Selain itu juga anak di anggap dikatakan bahwa semakin banyak
sebagai investasi di han tua, artinya disaat pasangan usia subur yang menggunakan
anak menjadi dewasa dan bekeja apabila alat kontrasepsi, maka tingkat kehamilan
orang tua sudah tidak bekerja lagi, maka dan fertilitas akan lebih kecil.

15
ISSN: 2715-3797
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/issue/view/189
JIEM Vol. 5 No. (1) 2020

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan 5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan Berdasarkan hasil dari analisis yang
yang telah peneliti jelaskan maka dapat diperoleh, peneliti ingin menyampaikan
ditarik beberapa kesimpulan mengenai beberapa saran sebagai berikut :
Pengaruh Pendidikan dan Pendapatan serta 1. Pentingnya bagi masyarakat untuk terus
Penggunaan Alat Kontrasepsi terhadap meningkatkan pendidikan formal dan
Fertilitas di Kecamatan Kota Bangun , tingkat pengetahuannya dalam memiliki
Adapun kesimpulan yang bisa diambil anak, sehingga masyarakat akan lebih
adalah sebagai berikut mementingkan kualitas anak dari pada
1. Pendidikan Suami berpengaruh positif untuk menambah anak Mengingat
terhadap Fertilitas di Kecamatan Kota adanya kecenderungan bahwa semakin
Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara tinggi pendapatan keluarga, maka
Artinya semakin tinggi jumlah jumlah semakin tinggi juga tingkat fertilitas,
pendidikan suami tidak membuat maka perlu adanya perubahan dalam
mereka menurunkan fertilitas jika pola pikir masyarakat agar menjadikan
belum memiliki banyak anak, bagi pendapatan sebagai modal bagi
mereka anak merupakan suatu keluarga untuk meningkatkan kualitas
kesejahteraan dalam sebuah keluarga anak dengan cara mencukupi kebutuhan
menurut tradisi mereka anak dan menyekolahkan anak ke
2. Pendidikan istri berpengaruh negatif jenjang yang lebih tinggi dari pada
terhadap Fertilitas di Kecamatan Kota untuk menambah anak
Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara 2. Perlu terus adanya usaha-usaha yang
Artinya jumlah pendidikan istri dilakukan untuk meningkatkan tentang
menentukan jumlah fertilitas, semakin keluarga berencana, agar mengerti arti
tinggi pendidikan istri maka cenderung penting dalam membatasi kelahiran.
untuk merencanakan jumlah anak yang Penyuluhan melalui tokoh-tokoh
lebih sedikit masyarakat PKK, perkumpulan-
3. Pendapatan berpengaruh positif dan perkumpulan masyarakat lainnya
signifikan terhadap Fertilitas di tentang pentingnya keluarga berencana,
Kecamatan Kota Bangun Kabupaten penanaman norma keluarga alat
Kutai Kartanegara. Artinya pendapatan kontrasepsi yang harus lebih
mempengaruhi seseorang atau keluarga ditingkatkan
untuk mengambil suatu keputusan
dalam merencanakan jumlah anak DAFTAR PUSTAKA
Apabila semakin meningkat pendapatan Anonim, 2016. Kabupaten Kutai
keluarga, maka semakin tinggi fertilitas Kartanegara Dalam Angka 2016,
4. Penggunaan Alat Kontrasepsi Badan Pusat Statistik Kabupaten
berpengaruh negatif terhadap signifikan Kutai Kartanegara.
di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Anonim, 2016. Kecamatan Kota Bangun
Kutai Kartanegara Artinya, semakin Dalam Angka 2016, Badan Statistik
banyak penggunaan alat kontrasepsi Kabupaten Kutai Kartanegara.
pada pasangan usia subur di Kecamatan Danim, Sudarwan. 2006. Agenda
Kota Bangun akan membatasi jumlah Pembaruan Sistem Pendidikan.
anak yang dilahirkan maka jumlah anak Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
yang dilahirkan lebih sedikit, dan Harianto, 2011. Teori-Teori
sebaliknya jika pasangan usia subur Fertilitas.Jenggala Pustaka Utama.
tidak menggunakan alat kontrasepsi Surabaya.
akan cenderung memiliki anak yang
lebih banyak

16
ISSN: 2715-3797
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/issue/view/189
JIEM Vol. 5 No. (1) 2020

Indah Enjang, 1986. Ilmu Kesehatan


Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Juanda, Bambang dan Junaidi. 2012.
Ekonometrika Deret Waktu Teori
dan Aplikasi. IPB Press. Bogor.
Munir Rozy, Budiarto, 1986. Teori-Teori
Kependudukan, Bina Aksara. Jakarta.
Pollard, AH., Yusuf, Farhat., dan Pollard,
GN. Tehnik Demografi, Terjemahan
oleh Drs. Rozy Munir, M.Sc. dan
Drs Budiarto, 1984. Bina Aksara.
Jakarta.
Purwanti, 2003. Analisis Faktor-Faktor
Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi
Fertilitas di Kecamatan Polokarto
Kabupaten Sukoharjo. FE
Universitas Sebelas Maret.
Semarang.
Singarimbun dan Masri, 1996. Penduduk
dan Perubahan. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Soeroto, 2002. Strategi Pembangunan dan
Perencanaan Kesempatan Kerja.
Edisi 2, UGM Press, Yogyakarta.
Suharto, Rahmad Budi. 2010. Teori-Teori
Demografi. Center for Society
Studies. Jember.
Suyanto, S. 2008. Riset Kebidanan dan
Metodologi dan Aplikasi. Mitra
Cendekia. Yogyakarta.
Tirtaraharja, Umar. 2005. Pengantar
Pendidikan. Rineka Cipta.
Todaro, Michael. 2000. Ekonomi
Pembangunan, Edisi 7. Erlangga. Jakart

17
ISSN: 2715-3797
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIEM/issue/view/189
JIEM Vol. 5 No. (1) 2020

18

Anda mungkin juga menyukai