Anda di halaman 1dari 13

JIHAD Islam datang membawa nilai-nilai kebaikan dan

menganjurkan manusia agar menghiasi diri


dengannya, serta memerintahkan manusia agar
Kebajikan dan keburukan sama-sama bersanding dalam
memperjuangkannya hingga mengalahkan kebatilan.
jiwa setiap
Atau seperti bunyi ayat di atas, melontarkan yang
manusia.
hak kepada yang batil hingga mampu
menghancurkannya. Tapi hal itu tak dapat
Allah mengilhami jiwa manusia dengan kedurhakaan
terlaksana dengan sendirinya, kecuali melalui
dan ketakwaan.
perjuangan. Bumi adalah gelanggang perjuangan
(jihad) menghadapi musuh. Karena itu, al-jihad
Begitu firman Allah dalam surat Asy-Syams ayat 8,
madhin ila yaum al-qiyamah (perjuangan berlanjut
yang artinya diri manusia memiliki potensi
hingga hari kiamat).
kebaikan dan keburukan.
Istilah Al-Quran untuk menunjukkan perjuangan
Seperti itu jugalah sifat masyarakat dan negara
adalah kata jihad. Sayangnya, istilah ini sering
yang terdiri dari banyak individu. Keburukan
disalahpahami atau dipersempit artinya.
mendorong pada kesewenang-wenangan, sedangkan
kebajikan mengantarkan pada keharmonisan. Saat
MAKNA JIHAD
terjadi kesewenang-wenangan, kebajikan berseru dan
merintih untuk mencegahnya. Dari sanala
Kata jihad terulang dalam Al-Quran sebanyak empat
perjuangan, baik di tingkat individu maupun di
puluh satu kali dengan berbagai bentuknya. Menurut
tingkat masyarakat dan negara. Demikian itulah
ibnu Faris (w. 395 H) dalam bukunya Mu'jam Al-
ketetapan ilahi.
Maqayis fi Al-Lughah, "Semua kata yang terdiri
dari huruf j-h-d, pada awalnya mengandung arti
Kami tidak menciptakan langit dan bumi, dan segala
kesulitan atau kesukaran dan yang mirip
yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.
dengannya."
Sekiranya hendak membuat suatu permainan, tentulah
Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami
Kata jihad terambil dari kata jahd yang berarti
menghendaki berbuat demikian (tentulah Kami telah
"letih/sukar."
melakukannya). Sebenarnya Kami melontarkan yang
Jihad memang sulit dan menyebabkan keletihan. Ada
hak kepada yang batil, lalu yang hak itu
juga yang berpendapat bahwa jihad berasal dari
menghancurkannya, maka dengan serta merta yang
akar kata "juhd" yang berarti "kemampuan". Ini
batil itu lenyap. Dan kecelakaan bagi kamu
karena jihad menuntut kemampuan, dan harus
menyifati (Allah dengan sifat yang tidak layak).
dilakukan sebesar kemampuan. Dari kata yang sama
(QS Al-Anbiya' [21]: 16-18)
tersusun ucapan "jahida bir-rajul" yang artinya
"seseorang sedang mengalami ujian". Terlihat bahwa

Page 1 of 13
kata ini mengandung makna ujian dan cobaan, hal kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan
yang wajar karena jihad memang merupakan ujian dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
cobaan bagi kualitas seseorang. bersabar (QS Al-Baqarah [2]: 155).

Makna-makna kebahasaan dan maksudnya di atas dapat Jihad juga mengandung arti "kemampuan" yang
dikonfirmasikan dengan beberapa ayat Al-Quran yang menuntut sang mujahid mengeluarkan segala daya dan
berbicara tentang jihad. Firman Allah berikut ini kemampuannya demi mencapai tujuan. Karena itu
menunjukkan betapa jihad merupakan ujian dan jihad adalah pengorbanan, dan dengan demikian sang
cobaan: mujahid tidak menuntut atau mengambil tetapi
memberi semua yang dimilikinya. Ketika memberi,
Apakah kamu menduga akan dapat masuk surga padahal dia tidak berhenti sebelum tujuannya tercapai atau
belum nyata bagi Allah orang yang berjihad di yang dimilikinya habis.
antara kamu dan (belum nyata) orang-orang yang
sabar (QS Ali 'Imran [3]: 142). Orang-orang munafik mencela orang-orang Mukmin
yang memberi sedekah dengan sukarela dan mencela
Demikian terlihat, bahwa jihad merupakan cara yang juga orang-orang yang tidak memiliki sesuatu untuk
ditetapkan Allah untuk menguji manusia. Tampak disumbangkan (kecuali sedikit) sebesar kemampuan
pula kaitan yang sangat erat dengan kesabaran mereka. Orang-orang munafik menghina mereka. Allah
sebagai isyarat bahwa jihad adalah sesuatu yang akan membalas penghinaan mereka, dan bayi mereka
sulit, memerlukan kesabaran serta ketabahan. siksa yang pedih (QS Al-Tawbah [9]: 79).
Kesulitan ujian atau cobaan yang menuntut
kesabaran itu dijelaskan rinciannya antara lain Jihad merupakan aktivitas yang unik, menyeluruh,
dalam surat Al-Baqarah ayat 214: dan tidak dapat dipersamakan dengan aktivitas lain
--sekalipun aktivitas keagamaan. Tidak ada satu
Apakah kamu menduga akan dapat masuk surga padahal amalan keagamaan yang tidak disertai dengan jihad.
belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya Paling tidak, jihad diperlukan untuk menghambat
(yang dialami) oleh orang-orang terdahulu sebelum rayuan nafsu yang selalu mengajak pada kedurhakaan
kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, dan pengabaian tuntunan agama.
serta diguncang aneka cobaan sehingga berkata
Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya. Apakah orang-orang yang memberi minuman kepada
"Bilakah datangnya pertolongan Allah?" ingatlah orang-orang yang melaksanakan haji dan mengurus
pertolongan Allah amat dekat (QS Al-Baqarah [2]: Masjid Al-Haram, kamu samakan dengan orang-orang
214). yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta
berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi
Dan sungguh pasti kami akan memberi cobaan kepada Allah. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum
kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, yang zalim (QS Al-Tawbah [9]: 19).

Page 2 of 13
Katakanlah, "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara- Maka, jangan menduga yang meninggal di medan juang
saudara, istri-istri kamu, keluarga, harta sebagai orang-orang mati, tetapi mereka hidup
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu memperoleh rezekinya di sisi Allah Swt. (baca QS
khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat 3: 169). Karena jihad adalah perwujudan
tinggalyang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada kepribadian, maka tidak dibenarkan adanya jihad
Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan- yang bertentangan dengan fitrah kemanusiaan.
Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Bahkan bila jihad dipergunakan untuk memaksa
keputusan-Nya. Allah tidak memberi petunjuk kepada berbuat kebatilan, harus ditolak sekalipun
orang-orang diperintahkan oleh kedua orangtua.
fasik." (QS Al-Tawbah [9]: 24).
Apabila keduanya (ibu bapak) berjihad (bersungguh-
Karena itu, seorang Mukmin pastilah mujahid, dan sungguh hingga letih memaksamu) untuk
tidak perlu menunggu izin atau restu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu, yang tidak ada
melakukannya. Ini berbeda dengan orang munafik. bagimu pengetahuan tentang itu (apalagi jika kamu
Perhatikan dua ayat berikut: telah mengetahui bahwa Allah tidak boleh
dipersekutukan dengan sesuatu pun), jangan taati
Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari mereka, namun pergauli keduanya di dunia dengan
kemudian tidak meminta izin kepadamu (Muhammad baik... (QS Luqman [31]. 15).
Saw.)untuk berjihad dengan harta benda dan jiwa
mereka. Allah Maha Mengetahui orang-orang yang Mereka yang berjihad pasti akan diberi petunjuk
bertakwa (QS Al-Tawbah [9]: 44). dan jalan untuk mencapai cita-citanya.

Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut Orang-orang yang berjihad di jalan kami, pasti
berperang) bergembira di tempat mereka di belakang akan Kami tunjukkan pada mereka jalan-jalan Kami
Rasul, mereka tidak senang untuk berjihad dengan (QS Al-Ankabut [29]: 69).
harta dan diri mereka di jalan Allah ... (QS Al-
Tawbah [9]: 81). Terakhir dan yang terpenting dari segalanya adalah
bahwa jihad harus dilakukan demi Allah, bukan
Mukmin adalah mujahid, karena jihad merupakan untuk memperoleh tanda jasa, pujian, apalagi
perwujudan identitas kepribadian Muslim. Al-Quran keuntungan duniawi. Berulang-ulang Al-Quran
menegaskan, menegaskan redaksi fi sabilihi (di jalan-Nya).
Bahkan Al-Quran surat Al-Hajj ayat 78
Barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya memerintahkan:
jihadnya untuk dirinya sendiri (berakibat
kemaslahatan baginya) (QS A1-Ankabut [29]: 6). Berjihad di (jalan) Allah dengan jihad sebenar-
benarnya.

Page 3 of 13
Kesimpulannya, jihad adalah cara untuk mencapai Kita kembali dari jihad terkecil menuju jihad
tujuan. Jihad tidak mengenal putus asa, menyerah, terbesar, yakni jihad melawan hawa nafsu.
kelesuan, tidak pula pamrih. Tetapi jihad tidak
dapat dilaksanakan tanpa modal, karena itu jihad Sejarah turunnya ayat-ayat A1 Quran membuktikan
mesti disesuaikan dengan modal yang dimiliki dan bahwa Rasulullah Saw. telah diperintahkan berjihad
tujuan yang ingin dicapai. Sebelum tujuan tercapai sejak beliau di Makkah, dan jauh sebelum adanya
dan selama masih ada modal, selama itu pula jihad izin mengangkat senjata untuk membela diri dan
dituntut. agama. Pertempuran pertama dalam sejarah Islam
baru terjadi pada tahun kedua Hijrah, tepatnya 17
Karena jihad harus dilakukan dengan modal, maka Ramadhan dengan meletusnya Perang Badr.
mujahid tidak mengambil, tetapi memberi. Bukan
mujahid yang menanti imbalan selain dari Allah, Surat Al-Furqan ayat 52 yang disepakati oleh ulama
karena jihad diperintahkan semata-mata demi Allah. turun di Makkah, berbunyi:
Jihad menjadi titik tolak seluruh upaya; karenanya
jihad adalah puncak segala aktivitas. Jihad Maka jangan kamu taati orang-orang kafir, dan
bermula dari upaya mewujudkan jati diri yang berjihadlah melawan mereka menggunakan Al-Quran
bermula dari kesadaran. Kesadaran harus dengan jihad yang besar.
berdasarkan pengetahuan dan tidak datang dengan
paksaan. Karena itu mujahid bersedia berkorban, Kesalahpahaman itu disuburkan juga oleh terjemahan
dan tak mungkin menerima paksaan, atau melakukan yang kurang tepat terhadap ayat-ayat Al-Quran yang
jihad dengan terpaksa. berbicara tentang jihad dengan anfus dan harta
benda. Kata anfus sering diterjemahkan sebagai
MACAM-MACAM JIHAD jiwa Terjemahan Departemen Agama RI pun demikian
(lihat misalnya ketika menerjemahkan QS 8: 72,
Seperti telah dikemukakan, terjadi kesalahpahaman 49 :15; walaupun ada juga yang diterjemahkan
dalam memahami istilah jihad. Jihad biasanya hanya dengan diri [QS 9: 88]). Memang, kata anfus dalam
dipahami dalam arti perjuangan fisik atau Al-Quran memiliki banyak arti. Ada yang diartikan
perlawanan bersenjata. Ini mungkin terjadi karena sebagai nyawa, di waktu lain sebagai hati, yang
sering kata itu baru terucapkan pada saat-saat ketiga bermakna jenis, dan ada pula yang berarti
perjuangan fisik. Memang diakui bahwa salah satu "totalitas manusia" tempat terpadu jiwa dan
bentuk jihad adalah perjuangan fisik/perang, raganya, serta segala sesuatu yang tidak dapat
tetapi harus diingat pula bahwa masih ada jihad terpisah darinya.
yang lebih besar daripada pertempuran fisik,
sebagaimana sabda Rasulullah Saw. ketika beliau Al-Quran mempersonifikasikan wujud seseorang di
baru saja kembali dari medan pertempuran. hadapan Allah dan masyarakat dengan menggunakan
kata nafs. Jadi tidak salah jika kata itu dalam

Page 4 of 13
konteks jihad dipahami sebagai totalitas manusia, Pada umumnya, ayat-ayat yang berbicara tentang
sehingga kata nafs mencakup nyawa, emosi, jihad tidak menyebutkan objek yang harus dihadapi.
pengetahuan, tenaga, pikiran, bahkan waktu dan Yang secara tegas dinyatakan objeknya hanyalah
tempat yang berkaitan dengannya, karena manusia berjihad menghadapi orang kafir dan munafik
tidak dapat memisahkan diri dari kedua hal itu. sebagaimana disebutkan Al-Quran surat At-Taubah
Pengertian ini, diperkuat dengan adanya perintah ayat 73 dan At-Tahrim ayat 9.
dalam Al-Quran untuk berjihad tanpa menyebutkan
nafs atau harta benda (antara lain QS Al-Hajj: Wahai Nabi, berjihadlah menghadapi orang-orang
78). kafir dan orang-orang munafik, dan bersikap
keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah
Pakar Al-Quran Ar-Raghib Al-Isfahani, dalam kamus neraka Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk
A1-Qurannya Mu'jam Mufradat Al-Fazh Al-Quran, tempat.
menegaskan bahwa jihad dan mujahadah adalah
mengerahkan segala tenaga untuk mengalahkan musuh. Tetapi ini tidak berarti bahwa hanya kedua objek
Jihad terdiri dari tiga macam: (1) menghadapi itu yang harus dihadapi dengan jihad, karena dalam
musuh yang nyata, (2) menghadapi setan, dan (3) ayat-ayat lain disebutkan musuh-musuh yang dapat
menghadapi nafsu yang terdapat dalam diri masing- menjerumuskan manusia kedalam kejahatan, yaitu
masing. Ketiga hal di atas menurut Al-Isfahani setan dan nafsu manusia sendiri. Keduanya pun
dicakup oleh Firman Allah: harus dihadapi dengan perjuangan.

Berjihadlah demi Allah dengan sebenar-benarnya Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan,
jihad (QS Al-Hajj [22]: 78). karena sesungguhnya dia merupakan musuh yang nyata
bagimu (QS Al-Baqarah [2]: 168).
Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang yang
berhijrah dan berjihad dengan harta dan diri Hawa nafsu pun diperingatkan agar tidak diikuti
mereka di jalan Allah, hanya mengharapkan rahmat sekehendak hati.
Allah (QS Al-Baqarah [2]: 218).
Siapa lagi yang lebih sesat daripada yang
Rasulullah Saw. bersabda, "Jahiduw ahwa akum kama mengikuti hawa nafsunya, tanpa petunjuk dan Allah?
tujahiduna 'ada akum" (Berjihadlah menghadapi (QS Al-Qashash [28]: 50).
nafsumu sebagaimana engkau berjihad menghadapi Nabi Yusuf diabadikan Al-Quran ucapannya: Aku
musuhmu). Dalam kesempatan lain beliau bersabda, tidak membebaskan diriku (dari kesalahan) karena
"Jahidu Al-kuffar ba aidiykum wa al-sinatikum" sesungguhnya (hawa) nafsu selalu mendorong kepada
(Berjihadlah menghadapi orang-orang kafir dengan kejahatan kecuali yang diberi rahmat oleh Tuhanku
tangan dan lidah kamu). (QS Yusuf [12]: 53)

Page 5 of 13
Jelaslah, paling tidak jihad harus dilaksanakan Al-Quran dan hadis Nabi Saw. juga memberi petunjuk
menghadapi orang-orang kafir, munafik, setan, dan tentang cara menghadapi setan dan nafsu manusia,
hawa nafsu. serta petunjuk mengenai batasan-batasan jihad
dengan menggunakan senjata.
Dapat dikatakan bahwa sumber dari segala kejahatan
adalah setan yang sering memanfaatkan kelemahan BERJIHAD MENGHADAPI SETAN DAN NAFSU
nafsu manusia. Ketika manusia tergoda oleh setan,
ia menjadi kafir, munafik, dan menderita penyakit- Seperti dikemukakan di muka, sumber segala
penyakit hati, atau bahkan pada akhirnya manusia kejahatan adalah setan yang sering menggunakan
itu sendiri menjadi setan. Sementara setan sering kelemahan nafsu manusia. Setan adalah nama yang
didefinisikan sebagai "manusia atau jin yang paling populer di antara nama-nama si perayu
durhaka kepada Allah serta merayu pihak lain untuk kejahatan. Begitu populernya sehingga menyebut
melakukan kejahatan." namanya saja, terbayanglah, kejahatan itu. Nama
setan dikenal dalam ketiga agama samawi: Yahudi,
Menghadapi mereka tentunya tidak selalu harus Nasrani, dan Islam. Konon kata setan berasal dari
melalui peperangan atau kekuatan fisik. Tapi pada bahasa ibrani, yang berarti "lawan/musuh." Tetapi,
saat yang sama perlu diingat bahwa hal ini sama barangkali juga berasal dari bahasa Arab, syaththa
sekali bukan berarti bahwa jihad fisik tidak yang berarti "tepi", dan syatha yang berarti
diperlukan lagi --sebagaimana pandangan kelompok "hancur dan terbakar", atau syathatha yang berarti
Qadiyaniah dari aliran Ahmadiah. "melampaui batas".

Seluruh potensi yang ada pada manusia harus Setan, karena jauh dari rahmat Allah, akan hancur
dikerahkan untuk menghadapi musuh, tetapi dan terbakar di neraka. Setan selalu di tepi,
penggunaan potensi tersebut harus juga disesuaikan memilih yang ekstrem dan melampaui batas. Bukankah
dengan musuh yang dihadapi. seperti sabda Nabi saw., "Khair al-umur al-wasath"
(Sebaik-baik sesuatu itu adalah yang moderat, yang
BERJIHAD MENGHADAPI MUSUH di tengah). Demikian halnya kedermawanan yang
berada di antara keborosan dan kekikiran, dan
Allah Swt. memerintahkan untuk mempersiapkan keberanian berada di tengah antara takut dan
kekuatan dan mengatur strategi menghadapi musuh ceroboh. Konon kata devil di dalam bahasa Inggris
sebelum berjihad. Salah satu hal yang membantu terambil dari kata do yang berati melakukan dan
tercapainya kemenangan adalah pengetahuan tentang evil yang berarti kejahatan. Dengan demikian setan
kekuatan dan kelemahan musuh, serta tipu dayanya. adalah "yang melakukan kejahatan."
Karena itu pula Al-Quran banyak menguraikan sifat-
sifat setan, nafsu manusia, orang kafir, dan orang Setan terjahat bernama iblis. Sebagian pakar Barat
munafik. berpendapat bahwa kata iblis asalnya adalah dari

Page 6 of 13
bahasa Yunani Diabolos yang mengandung arti tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur
memasuki dua pihak untuk menghasut dan memecah (taat) (QS Al-A'raf [7]: 16-17).
belah. Diabolos adalah gabungan Dia yang berarti
ketika, dan Ballein yang berarti melontar. Hingga Ayat ini mengisyaratkan bahwa setan akan
kemudian secara majazi berarti demikian. Dari menghadang dan merayu manusia dari empat penjuru:
bahasa Arab, iblis diduga terambil dari akar kata depan, belakang, kanan dan kiri, sehingga tinggal
ablasa yang berarti putus harapan, karena iblis dua penjuru yang aman, yaitu arah atas lambang
telah putus harapannya masuk ke surga. Demikian kehadiran Allah Swt., dan arah bawah lambang
tulis Abbas Al-Aqqad dalam bukunya, iblis. kesadaran manusia akan kelemahannya di hadapan
Allah Swt. Manusia harus berlindung kepada Allah,
Yang jelas Allah Swt. tidak menciptakan setan sekaligus menyadari kelemahannya sebagai makhluk,
secara sia-sia. Sejak manusia mengenalnya, sejak agar dapat selamat dari godaan dan rayuan setan.
itu pula terbuka lebar pintu kebaikan bagi
manusia, karena dengan mengenalnya, dan mengetahui Ulama-ulama menggambarkan godaan setan seperti
sifat-sifatnya, manusia dapat membedakan yang baik serangan virus, yaitu seseorang tidak akan
dan yang buruk. Bahkan dapat mengenal substansi terjangkiti olehnya selama memiliki kekebalan
kebaikan. Kebaikan bukan sekadar sesuatu yang tubuh. Imunisasi menjadi cara terbaik untuk
tidak jelek atau jahat, bukan pula sekadar lawan memelihara diri dari penyakit jasmani. Kekebalan
kejelekan atau kejahatan. Wujud kebaikan baru jiwa diperoleh saat berada di arah "atas" maupun
nyata pada saat kejahatan yang ada itu diabaikan, "bawah". Al-Quran surat An-Nisa ayat 76
lalu dipilihlah yang baik. Itu sebabnya manusia menggarisbawahi bahwa:
melebihi malaikat, karena kejahatan tidak dimiliki
malaikat, Sesungguhnya tipu daya setan lemah.
sehingga mereka tidak dapat tergoda. Manusia dapat
menjadi setan pada saat ia enggan memilih yang Ini tentu bagi mereka yang memiliki kekebalan
baik lalu merayu yang lain untuk memilih jiwa. Ini menjadi dasar Al-Quran memerintahkan
kejahatan. manusia untuk serta'awwudz memohon perlindungan-
Nya saat terasa ada godaan, sebagaimana dalam
Ketika iblis (setan) dikutuk Tuhan, ia bersumpah berjihad seorang Muslim dianjurkan banyak
di hadapan-Nya: berzikir, antara lain dengan menyebut atau
memekikkan kalimat takbir "Allahu Akbar".
Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, maka
saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka Al-Quran surat terakhir menggambarkan setan
dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian saya akan sebagai al-waswas al-khannas. Kata al-waswas pada
mendatangi (merayu) mereka dari muka dan dan mulanya berarti suara yang sangat halus, lantas
belakang, dan kanan dan kiri mereka, dan Engkau makna ini berkembang hingga diartikan bisikan-

Page 7 of 13
bisikan hati. Biasanya dipergunakan untuk bisikan- yang bertakwa, bila mereka ditimpa waswas setan,
bisikan negatif, karena itu sebagian ulama tafsir mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga
memahami kata ini sebagai setan. Menurut mereka mereka melihat (menyadari) kesalahan-kesalahannya.
setan sering membisikkan rayuan dan jebakannya ke (QS Al-A'raf [7]: 200-201)
dalam hati seseorang.
Tidak mudah membedakan antara rayuan setan dan
Kata al-khannas terambil dari kata khanasa yang nafsu manusia. Ulama-ulama, khususnya para sufi,
berarti kembali, mundur, melempem, dan menekankan bahwa pada hakikatnya manusia tidak
bersembunyi. Dalam surat An-Nas, kata tersebut mengetahui gejolak nafsu dan bisikan hati, kecuali
dapat berarti: (a) Setan kembali menggoda manusia bila dapat melepaskan diri dari pengaruh gejolak
pada saat manusia lengah dan melupakan Allah, atau tersebut. Al-Tustari seorang sufi agung
(b) Setan mundur dan melempem pada saat manusia menyatakan:
berzikir dan mengingat Allah.
Tidak mengetahui bisikan syirik kecuali orang
Pendapat kedua ini didukung hadis yang Muslim, tidak mengetahui bisikan kemunafikan
diriwayatkan oleh Bukhari --walaupun dalam bentuk kecuali orang Mukmin, demikian juga bisikan
mu'allaq berasal dari ibnu Abbas-- yang berkata kebodohan kecuali yang berpengetahuan, bisikan
bahwa Nabi Saw. bersabda, kelengahan kecuali yang ingat, bisikan kedurhakaan
kecuali yang taat, dan bisikan dunia kecuali
Sesungguhnya setan itu bercokol di hati putra dengan amalan akhirat.
Adam. Apabila berzikir, setan itu mundur menjauh,
dan bila ia lengah, setan berbisik. Bisikan-bisikan tersebut dapat ditolak dengan
jihad, yang dilakukan dengan menutup pintu-pintu
Ini berarti bahwa setan dapat mundur dan melempem, masuknya, atau dengan mematahkan semua kekuatan
atau bersembunyi, jika manusia melakukan zikir kejahatannya. Banyak pintu masuk bisikan negatif
kepada Allah. ke dalam dada manusia, antara lain:

Di atas telah dikemukakan bahwa setan, baik dari 1. Ambisi yang berlebihan dan prasangka buruk
jenis jin dan manusia selalu berupaya untuk terhadap Tuhan. Ini melahirkan budaya
membisikkan rayuan dan ajakan negatif, yang dalam mumpung serta kekikiran. Pintu masuk
surat An-Nas disebut yuwaswisu fi shudurin-nas. tersebut dapat ditutupi dengan keyakinan
Dalam konteks ini, Al-Quran mengingatkan: terhadap kemurahan Ilahi, serta rasa puas
terhadap hasil usaha maksimal yang halal.
Dan jika kamu ditimpa godaan setan, berlindunglah 2. Gemerlap duniawi. Pintu ini dapat tertutup
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dengan sikap zuhud dan kesadaran
lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang ketidakkonsistenan kehidupan duniawi. Di

Page 8 of 13
siang hari Anda dapat melihat seorang kaya, Adapun terhadap orang yang taat kepada Allah,
berkuasa, atau cantik, dan menarik, tetapi bisikar setan dilakukan dengan cara mendorong agar
pada sore hari semuanya dapat hilang meninggalkan amalan-amalan sunah dengan berbagai
seketika. dalih, misalnya, letih atau mengganggu konsentrasi
3. Merasa lebih dari orang lain. Setan biasanya saat mengamalkannya, bahkan menimbulkan pikiran-
membisikkan kalimat-kalimat yang pikiran yang dapat mengurangi nilai amal ibadah.
mengantarkan mangsanya merasa bahwa yang Hal-hal tersebut dapat di tampik dengan zikir,
telah dan sedang dilakukannya adalah benar mengingat Allah, melaksanakan tuntunan-
dan baik. Pintu masuk ini dapat dikunci tuntunannya, serta menyadari kelemahan, dan
dengan kesadaran bahwa penilaian Tuhan kebutuhan manusia kepada-Nya.
ditetapkan dengan memperhatikan keadaan
seseorang hingga akhir usianya. Di sisi lain perlu diingat bahwa kemiskinan,
4. Memperkecil dosa atau kebaikan. Sehingga kebodohan, dan penyakit merupakan senjata~senjata
mengantarkan yang bersangkutan melakukan setan sekaligus menjadi iklim yang
dosa dengan alasan dosa kecil, atau enggan mengembangbiakkan virus-virus kejahatan.
berbuat baik dengan alasan malu karena amat
sederhana. Ini mesti ditampik dengan Setan menjanjikan (mentakut-takuti) kamu dengan
menyadari terhadap siapa dosa dilakukan, kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan,
yakni terhadap Allah. Juga kesadaran bahwa sedangkan Allah menjanjikan kamu ampunan dan
Allah tidak menilai bentuk perbuatan semata- karunia. Allah Mahaluas karunia-Nya lagi Maha
mata, tetapi pada dasarnya menilai niat dan Mengetahui (QS Al-Baqarah [2]: 268).
sikap pelaku.
5. Riya' (ingin dipuji baik sebelum, pada saat, Penyakit juga merupakan senjata setan. Perhatikan
maupun sesudah melakukan satu aktivitas). keluhan Nabi Ayyub a.s.yang diabadikan Al-Quran
Hal ini dihindari dengan menyadari bahwa surat Shad ayat 41 ketika menderita penyakit
Allah tidak akan menerima sedikit pun amal menahun.
yang dicampuri pamrih. Dan ingatlah akan hamba Kami, Ayub (a.s.), ketika
ia menyeru Tuhannya, "Sesungguhnya aku diganggu
Sufi besar Al-Muhasibi menjelaskan bahwa setan setan dengan kepayahan dan siksaan (penyakit)."
amat pandai menyesuaikan bisikannya dengan kondisi
manusia yang dirayunya. Orang-orang durhaka Kebodohan juga merupakan senjata dan lahan subur
digodanya dengan mendorong yang bersangkutan bagi setan untuk memberi janji-janji kepada
meninggalkan ketaatan kepada Allah dan dibisikan manusia:
kepadanya bahwa perbuatannya (yang buruk) adalah
baik/indah. Upaya setan itu biasanya langsung Setan selalu memberi janji-janji kepada mereka,
mendapat sambutan mangsanya. dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka,

Page 9 of 13
padahal setan tidak menjanjikan kepada mereka Pada mulanya para sahabat Nabi Saw. memang berat
selain tipuan belaka (QS Al-Nisa' [4]: 120). melaksanakan tuntunan ini, karena itu turun
keringanan yang menyatakan,
Manusia dituntut berjihad melawan segala macam
rayuan setan, menyiapkan iklim dan lokasi yang Sekarang Allah meringankan untukmu. Dia mengetahui
sehat untuk menghalangi tersebarnya wabah dan bahwa padamu ada kelemahan, maka jika di antara
virus yang diakibatkan olehnya. Selanjutnya yang kamu ada seratus orang yang sabar, niscaya mereka
akan terjangkiti penyakit hati adalah orang kafir dapat mengalahkan dua ratus orang, dan jika ada
dan munafik. Al-Quran dan Sunnah menjelaskan cara seribu orang (yang sabar) niscaya mereka dapat
menghadapi mereka. Intinya dijelaskan oleh sabda mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah Dan
Nabi Saw.. Allah beserta orang-orang yang sabar (QS Al-Anfa1
[8]: 66).
Siapa yang melihat kemungkaran hendaklah
dicegahnya dengan tangannya, bila ia tidak mampu Sebelum memberi tuntunan, Al-Quran memerintahkan
maka dengan lidahnya, dan bila tidak mampu maka Rasul sebagai pemimpin kaum Mukmin agar
dengan hatinya... mempersiapkan kekuatan menghadapi musuh.
Seandainya musuh mengetahui kesiapan kaum Muslim
Ketiga cara ini termasuk berjihad juga. terjun ke medan jihad, tentu mengurungkan niat
agresi mereka. Allah berfirman dalam surat Al-
BERJIHAD DENGAN SENJATA AnfA1 [8]: 60.

Al-Quran menyebutkan bahwa yang pertama dan utama Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka (musuh)
pada saat melakukan jihad --dengan fisik atau kekuatan yang kamu sanggupi, dan dari kuda-kuda
bukan-- adalah kesiapan mental, yang intinya yang ditambat untuk berperang (yang dengan
adalah keimanan dan ketabahan. Al-Quran surat Al- persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah,
Anfal ayat 65 mengingatkan: musuhmu dan
orang-orang selain mereka yang tidak kamu ketahui,
Hai Nabi, kobarkanlah semangat kaum Mukmin untuk sedangkan Allah mengetahuinya.
berperang. Jika ada di antara kamu dua puluh orang
yang sabar, maka mereka dapat mengalahkan dua Tetapi lanjutan ayat ini menyebutkan sikap Al-
ratus orang musuh. Kalau ada di antara kamu Quran terhadap peperangan, yaitu upaya untuk
seratus orang (yang sabar), maka mereka dapat menghindarinya dan tidak dilakukan kecuali setelah
mengalahkan seribu orang kafir, ini karena mereka seluruh cara damai ditempuh:
(orang-orang kafir) tidak mengerti.
Dan jika mereka condong kepada perdamaian,
condonglah kepadanya, dan berserah dirilah kepada

Page 10 of 13
Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa
lagi Maha Mengetahui. Jika mereka bermaksud untuk alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata,
menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah "Tuhan kami hanyalah Allah". Sekiranya Allah tidak
(menjadi Pelindungmu). Dia yang menguatkanmu menolak keganasan sebagian manusia dengan sebagian
dengan pertolongan-Nya dan dengan para Mukmin (QS yang lain, niscaya akan dirobohkan biara-biara
8: 61-62). Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang
Yahudi, dan masjid- masjid yang di dalamnya banyak
Memang, peperangan pada hakikatnya tidak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah benar-benar
dikehendaki oleh Islam. Seorang yang telah dihiasi Mahakuat lagi Mahaperkasa (QS Al-Hajj [22]: 39-
iman pasti akan membencinya, begitu yang 40).
dijelaskan Al-Quran:
Jihad atau peperangan yang diizinkan Al-Quran
Diwajibkan kepada kamu berperang, padahal hanya untuk menghindari terjadinya penganiayaan
berperang adalah sesuatu yang kamu benci, (tetapi) sebagaimana bunyi firman- Nya:
boleh jadi kamu membenci sesuatu tetapi baik
untukmu, dan boleh jadi pula kamu menyukai Perangilah di jalan Allah mereka yang memerangi
sesuatu padahal buruk bagimu. Allah mengetahui, (kamu) dan jangan melampaui batas, karena
sedangkan kamu tidak mengetahui (QS 2: 216). sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas (QS 2: 190).
Allah Swt. mewajibkan perang dan jihad, karena
sebagaimana firman-Nya: "Melampaui batas" dijelaskan oleh Nabi Saw. dengan
contoh membunuh wanita, anak kecil, dan orang tua.
Seandainya Allah tidak menolak keganasan sebagian Bahkan oleh A1 Quran salah satu pengertiannya
manusia dengan sebagian yang lain (mengizinkan adalah tidak mendadak melakukan penyerangan,
peperangan), maka pasti rusaklah bumi ini. Tetapi sebelum terjadi keadaan perang dengan pihak lain:
Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan pada karena itu jika sebelumnya ada perjanjian
seluruh alam) (QS Al-Baqarah [2]: 251) perdamaian dengan suatu kelompok, perjanjian itu
harus dinyatakan pembatalannya secara tegas
Ayat tersebut turun berkaitan dengan izin terlebih dahulu.
peperangan bagi kaum Muslim, dan izin itu Al-Quran menegaskan:
diberikan dengan penjelasan tentang alasannya:
Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya)
Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang pengkhianatan dari satu golongan, kembalikanlah
diperangi, karena sesungguhnya mereka telah perjanjian perdamaian kepada mereka secara jujur.
dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
Mahakuasa menolong mereka. Yaitu orang-orang yang berkhianat (QS Al-Anfal [8]: 58)

Page 11 of 13
Peperangan harus berakhir dengan berakhirnya Dalam ayat lain ditegaskan:
penganiayaan. Begitu penegasan Al-Quran:
Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku
Perangilah mereka sampai batas berakhirnya adil (memberi sebagian hartamu) terhadap orang-
penganiayaan, dan agama itu hanya untuk Allah orang (non-Muslim) yang tidak memerangi kamu
belaka. Jika mereka telah berhenti dari karena agama, dan tidak pula mengusir kamu dari
penganiayaan, tidak lagi dibenarkan permusuhan negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
kecuali atas orang-orang yang zalim (QS Al-Baqarah yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya
[2]: 193). melarang kamu (menjadikan sebagai kawanmu) orang-
orang yang memerangi kamu karena agama dan
Kaum Muslim yang melampaui batas ketetapan Allah mengusir kamu dan negerimu, dan membantu (orang
pun dinilai berbuat zalim, dan atas dasar itu lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa yang
mereka wajar untuk dimusuhi Allah dan kaum Mukmin menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka
(yang lain). itulah orang-orang yang zalim (QS Al-Mumtahanah
[60]: 8-9).
Perlu disadari bahwa izin memerangi kaum kafir
bukan karena kekufuran atau keengganan mereka Dari ayat-ayat itu --dan ayat-ayat lain seperti
memeluk Islam, tetapi karena penganiayaan yang dalam surat An-Nisa' ayat 75-- dipahami bahwa Al-
mereka 1akukan terhadap "hak asdsi manusia untuk Quran mensyariatkan peperangan untuk mengusir
memeluk agama yang dipercayainya". Banyak sekali orang-orang yang menduduki tanah tumpah darah;
ayat yang dapat diketengahkan untuk membuktikan gugur dalam medan perjuangan ini dinilai sebagai
hal itu, misalnya lanjutan ayat Al-Baqarah 191: syahid. Ulama-ulama menegaskan bahwa jihad membela
negara selama musuh masih berada di luar wilayah
Bunuhlah mereka dimana saja kamu jumpai mereka dan negara, hukumnya fardhu kifayah. Oleh karena itu,
usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir bila telah ada sekelompok masyarakat yang
kamu, fitnah (penganiayaan dan pengacauan) lebih melaksanakan pembelaan, maka kewajiban itu gugur
besar bahayanya daripada pembunuhan, (tetapi) bagi orang yang tidak melaksanakannya. Tetapi jika
jangan perangi mereka di Masjid Al-Haram kecuali musuh telah memasuki wilayah negara, maka hukumnya
jika mereka memerangi kamu di sana. Apabila mereka adalah fardhu 'ain, yakni wajib bagi setiap
memerangi kamu, bunuhlah mereka! Demikian itulah individu bangkit berjihad sesuai dengan batas
balasan bagi orang-orang kafir. Kemudian jika kemampuan masing-masing.
mereka berhenti (dari penganiayaan/permusuhannya),
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha ***
Penyanyang (QS Al-Baqarah [2]:
191-192) . Demikian terlihat bahwa jihad beraneka ragam:
memberantas kebodohan, kemiskinan, dan penyakit

Page 12 of 13
adalah jihad yang tidak kurang pentingnya daripada
mengangkat senjata. Ilmuwan berjihad dengan
memanfaatkan ilmunya, karyawan bekerja dengan
karya yang baik, guru dengan pendidikannya yang
sempurna, pemimpin dengan keadilannya, pengusaha
dengan kejujurannya, demikian seterusnya.

Dahulu, ketika kemerdekaan belum diraih, jihad


mengakibatkan terenggutnya jiwa, hilangnya harta
benda, dan terurainya kesedihan dan air mata. Kini
jihad harus membuahkan terpeliharanya jiwa,
terwujudnya kemanusiaan yang adil dan beradab,
melebarnya senyum dan terhapusnya air mata, serta
berkembangnya harta benda.

Sehingga, Apakah kamu menduga akan masuk surga,


padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang
berjihad di antara kamu dan belum nyata pula
orang-orang yang tabah? (QS Ali 'Imran [3]: 142).
[]

Page 13 of 13

Anda mungkin juga menyukai