Anda di halaman 1dari 2

Tujuan Penciptaan Manusia

Dalam tujuan penciptaan manusia, indikasinya antara lain : al-ibadah, al-khilafah(khalifah) dan
al-amanah. Dan dalam indikasi terebut ialah terdapat ayat yang menjelaskannya yakni :

 Al-ibadah
 Q.S Al-Baqarah ayat 21

‫يآءيها الناس اعبدوا ربكم الذي خلقكم و الذين من تتقون لعلكم قبلكم‬

” Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang


yang sebelummu, agar kamu bertakwa” (QS Al-Baqarah: 21)
 Q.S. Al-Dzariyat ayat 56

‫و ما خلقت الجن و اإلنس إال ليعبدون‬

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku” (QS Al- Dzariyat: 56)
Surat al-Baqarah ayat 21 adalah ajakan untuk memperbudakmu hanya
kepada Allah SWT. Ayat sebelumnya menggambarkan tentang kelompok orang, yaitu
kelompok orang kafir yang menolak petunjuk, dan kelompok orang munafik yang
masih dalam keadaan rapuh. Kemudian dalam ayat ini orang-orang diajak untuk
memeluk agama tauhid, yaitu. Beriabadah kepada satu-satunya Tuhan yaitu Allah
SWT, menundukkan diri kepada-Nya. Kemudian mereka diingatkan bahwa Allah
adalah Tuhan, yang menciptakan, mengatur hal-hal dengan sunnah-Nya dan
memberi mereka petunjuk dan jalan menuju betaqarrub. Oleh karena itu, tidak ada
yang berhak disembah selain Dia, karena jika tidak menyembahkan diri kepada-Nya
hanya akan mendatangkan siksaan dan kebinasaan. Kemudian dijelaskan bahwa
pengabdian kepada-Nya dan sesuai aturan yang digariskan dapat mengantarkan
mereka kepada yang saleh, yaitu. Derajat dimana seseorang merasakan kehadiran
Tuhan dalam dirinya dan memiliki kesadaran ilahi yang matang
Allah telah menegaskan dalam Al Qur'an, Surat Az-Zariat ayat 56, bahwa
tujuan diciptakannya jin dan manusia tidak lain adalah untuk beribadah kepada-Nya.
Ibadah dalam arti menyembah, melayani, mengabdi, tunduk, memerintah dan
menuruti apapun yang dikehendaki-Nya. Sebagai bagian dari ibadah, ketundukan,
kepatuhan dan kepatuhan harus menyeluruh dan lengkap baik secara lahiriah
maupun batiniah.
Ibadah merupakan wujud rasa syukur manusia kepada Allah SWT yang telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya dan dengan rahmat-Nya
memberikan tempat tinggal bagi Allah SWT.Lain halnya dengan manusia yang tidak
memiliki kesadaran untuk mensyukuri segala sesuatu yang telah Allah SWT berikan.
Kemudian dia menjadi orang yang tidak mau tunduk, tidak mau taat dan
mengingkari Allah SWT karena tidak mau beribadah kepada-Nya. (Satriadi,2009,34-
38)
 Al-Khilafah
 Q.S. Al-Baqarah ayat 30
‫و إذ قال ربك للملئكة إني جاعل في األرض خليفة قالوا أتجعل فيها من يفسد فيها و يسفك الدمآء و نحن نسبح‬
‫بحمدك و نقدس لك قال إني أعلم ماال تعلمون‬

” Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguh- nya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan men- sucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Ayat 30 Surat al-Baqarah menunjukkan bahwa Allah merayu para malaikat
dengan makhluk baru dan mulia yang akan menjadi khalifah di bumi untuk
menggantikan makhluk yang diciptakan sebelum tahun.
Ayat 30 Surat al-Baqarah merujuk pada manusia, bahwa dibuat harus
disosialisasikan terlebih dahulu, tidak boleh dilakukan secara tiba-tiba tanpa
pemberitahuan. Artinya, khalifah tidak bisa seenaknya membuat kebijakan yang
diimplementasikan, sekalipun masyarakat pada akhirnya tidak bisa menerima
kebijakan tersebut. (Rasyad,2022,22)
 Al-Amanah
 Q.S.Al-Ahzab ayat 72

‫إنا عرضنا األمانة علي السموات و األرض و الجبال فأبين أن يحملنها و أشفقن منها و حملها اإلنسان إنه‬
‫جهوال ظلوما كان‬

” Sesungguhnya kami Telah menge- mukakan amanat kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan meng- khianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa Dia tidak benar-benar menciptakan
langit dan bumi, keduanya memiliki fisik yang besar dan kekuatan tersembunyi untuk
memikul beban takfil yaitu berupa perintah, larangan dan hikmah. dalam menjaga
kepentingan agama dan dunia. Faktanya Allah SWT memberikan semua beban
ini kepada manusia, yaitu penerimaan dan pemenuhannya ditambah segala
kekurangan yang dimilikinya. Selain itu, orang juga sering dikuasai oleh
motivasi yang selalu berujung pada permusuhan, sehingga orang sering salah
satu sama lain. Selain itu,
orang juga sering didorong oleh nafsu dan kecenderungan untuk lari dari
tanggung jawab, sehingga berakibat fatal dan kerugian dalam segala hal yang
dilakukannya. Itulah sebabnya Allah SWT mewajibkan manusia untuk
bertaklim agar mampu mematahkan segala kekerasan (kekejaman),
meminimalisir dampaknya dan mengekang nafsu agar manusia terhindar dari
perbuatan dan peristiwa yang membawa kehancuran.(Satriadi,2009,34-38)

*Satriadi Inong, Tujuan Penciptaan Manusia dan Edukasinya, Ta’dib, vol 12 no.1, 2009
*Rasyad, Konsep Khalifah dalam Al-Qur’an, Jurnal Ilmiah Al-Mu’ashirah, vol 19, no.1, 2022

Anda mungkin juga menyukai