DI
KLINIK KELUARGA
Laporan ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti Ujian
Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Sertifikasi Kompetensi (USK)
Disusun Oleh :
NIS :
1920.10.088
Kompetensi Keahlian :
Asisten keperawatan
Email : smkbmc@yahoo.co.id
Website : www.smkbhaktimedika.sch.id
IDENTITAS SISWA
NIS : 1920.10.088
Judul Laporan : Tindakan Keperawatan Tanda-tanda Vital pada Ny.A dengan diagnosa
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
yang telah saya buat ini merupakan hasil karya dan benar keasliannya. Tidak ada bagian
dalamnya yang merupakan hasil karya orang lain. Apabila ternyata laporan ini merupakan
hasil karya orang lain maka saya bersedia bertanggung jawab dan siap untuk menerima sanksi
yang dijatuhkan kepada saya.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagai mana mestinya.
Yang Menyatakan,
Di KLINIK KELUARGA
1920.10.088
ASISTEN KEPERAWATAN
Pembimbing Sekolah,
Penguji,
HALAMAN PENGESAHAN
NIS : 1920.10.088
Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji serta syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT serta kepada
jungjungannya Nabi Besar Muhammad SAW yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI KLINIK KELUARGA”
yang diajukan untuk salah satu syarat mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)
dan Ujian Sertifiksi Kompetensi (USK) Keperawatan.
Dengan ini penyusun menyadari bahwa laporan ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa
adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini tidak lupa juga penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyusun dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) maupun dalam
penyusunan laporan ini. Diantaranya kepada :
1. Endang muchtar,
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini
masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran serta kritik yang membangun sangat
penyusun harapkan demi kesempurnaan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Akhirnya
penyusun berharap semoga laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat bermanfaat.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
DAFTAR TABEL................................................................................................................
DAFTAR BAGAN...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................................
B. Tujuan Penulis.......................................................................................................................
1. Tujuan umum.........................................................................................................................
2. Tujuan khusus........................................................................................................................
A. Pengertian PKL......................................................................................................................
B. Manfaat PKL..........................................................................................................................
C. Sejarah Singkat Instansi.........................................................................................................
D. Waktu dan Tempat PKL........................................................................................................
E. Metode Pelaksanaan PKL......................................................................................................
F. Strategi Pelaksanaan PKL......................................................................................................
BAB VI PENUTUP..............................................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................................
1. Untuk Siswa...........................................................................................................................
2. Untuk Sekolah........................................................................................................................
3. Untuk Instansi........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
LAMPIRAN LAMPIRAN...................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Diagnosa keperawatan berdasarkan standar diagnosa keperawatan indonesia (PPNI
2016) pada pasien hipertensi dengan kesiapan peningkatan pengetahuan............................
Tabel 3.2 Intervensi keperawatan berdasarkan SIKI dan SLKI pada pasien dengan kesiapan
peningkatan pengetahuan.......................................................................................................
Lampiran 1 Target..................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal ini di berikan dalam upaya untuk memenuhi derajat kesehatan masyarakat salah
satu penyakit yang sering di keluhkan oleh masyarakat yaitu penyakit hipertensi atau lebih di
kenal dengan sebutan penyakit darah tinggi yaitu tekanan darah persisten dimana tekanan
darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Pada manula,
hipertensi di definisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan diastolik 90 mmHg
(Smeltzer C.suzane, 2006). Di indonesia penderita hipertensi semakin meningkat namun
untuk pendataan masalah ini belum tertangani dengan baik, baru sekitar 50% yang terdeteksi,
dari jumlah tersebut hanya 50% yang berobat secara teratur dan hanya setengahnya yang
terkontrol dengan baik jumlahnya sekitar 10%. Di provinsi Jawa Barat prevalensa kasus
hipertensi primer mengalami peningkatan dari 1,80% pada tahun 2009 menjadi 1,87% pada
tahun 2010 dan 2,02% pada tahun 2011. Prevalensa sebesar 2,02% artinya setiap 100 orang
terdapat 2 orang mengalami hipertensi primer. Prevalensa tertinggi adalah di kabupaten
bandung barat sebesar 1,44% peningkatan kasus ini disebabkan antara lain karena rendahnya
kesadaran untuk memeriksakan tekanan darah secara dini tanpa harus menunggu adanya
gejala selain itu karena paktor resiko pola makan yang tidak sehat dan kurang nya olahraga
juga bisa memicu peningkatan kasus tersebut.
Menurut WHO (1978), batasan tekanan darah yang masih di anggap normal adalah 140/90
mmHg dan tekanan darah di atas atau sama dengan 160/65 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi tekana darah diantara normotensi dan hipertensi di sebut borderlinehypertension.
Batasan tersebut tidak membedakan jenis kelamin dan usia.
Pengkajian penyakit hipertensi merupakan prosedur kesehatan yang paling dasar dan
sangan penting sekali untik menentukan diagnosa selanjutnya. Maka dari itu penulis
mengambil judul tentang “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A DENGAN
DIAGNOSA HIPERTENSI DI KLINIK KELUARGA CIGOMBONG CIPANAS KAB.
CIANJUR”.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Untuk mendapat gambaran secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan penyakit hipertensi di Klinik Keluarga Cigombong Cipanas Cianjur.
2. Tujun khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi
b. Mengetahui motivasi untuk memeriksakan diri pasien hipertensi ke klinik keluarga
BAB II
A. PENGERTIAN PKL
Praktek kerja lapangan (PKL) ialah suatu kegiatan pendidikan yang wajib di ikuti untuk
siswa/siswi SMK, pelatihan dan pembelajaran yang di laksanakan di dunia industri atau dunia
kerja dalam upaya pendekatan ataupun untuk meningkatkan mutu siswa-siswi SMK dengan
kompetensi/ kemampuan siswa sesuai bidangnya dan juga menambah bekal masa - masa
mendatang guna memasuki dunia kerja yang semakin banyak dan ketat dalam persaingannya.
Dalam pelaksanaan PKL ini di harapkan setiap siswa/ siswi mampu mengikuti serta
memahami kegiatan kerja yang di lakukan di dunia usaha atau pun di dunia industri agar
siswa/ siswi tersebut dapat mencapai serta mendapatkan sesuatu yang baik dan berguna bagi
dirinya serta agar siswa dan siswi tersebut mampu menunjukan kinerja nya secara maksimal
apa yang telah di lakukan nya selama berapda didunia usaha atau dunia industri.
B. MANFAAT PKL
PKL memiliki banyak manfaat, baik untuk siswa, sekolah, maupun instansi atau
perusahaan terkait, diantaranya adalah:
1. Bagi Siswa
Memberi wawasan tindakan keperawatan yang luas mengenai masalah keperawatan klien
dengan hipertensi
2. Bagi Instansi
Bahan masukan dan evaluasi khususnya bagi institusi rumah sakit pada penerapan
pemberian asuhan keperawatan khususnya keperawatan klien dengan hipertensi
Sebagai bahan masukan institusi pendidikan khususnya bagi siswa/ siswi pada penerapan
pemberian asuhan keperawatan khusus keperawatan klien hipertensi.
Klinik keluarga adalah sebuah model rumah sehat yang memberikan pelayanan kesehatan
bagi pasien dengan pendekatan kehangatan keluarga, kasih sayang, prifesional dan
memberikan spirit untuk sehat. Sebagai salah satu provider Badan Pelayanan Jaminan Sosial
(BPJS) kesehatan di wilayah pacet, kami senantiasa memberikan pelayanan yang optimis bagi
setiap pasien tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lainnya.
Klinik ini bukan hanya sekedar trmpat pengobatan. Kami menjadikan sebagai rumah
sehat, bagi pasien untuk menyehatkan diri. Tempat berkumpulmnya sebuah keluarga (ada
bapak, ibu, anak, kakek, nenek, dan cucu), terjalin hubungan kekeluargaan dan kasih sayang,
sehingga memberikan dorongan untuk sehat. Juga untuk memperingan biaya transport berobat
untuk masyarakat di wilayah yang jauh jangkauannya dari sarana kesehatan.
Berdiri di atas lahan seluas 1125 m 2, di kampung cigombong, Desa Ciherang, Kecamatan
Pacet, Cianjur, Jawa Barat. Klinik ini dirintis sejak tahun 2004 di kampung Maleber, Desa
Ciherang-Pacet.
D. WAKTU DAN TEMPAT PKL
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi peserta didik SMK Kesehatan Bhakti
Medika Cianjur yang dilaksanakan selama 2 bulan dimulai pada tanggal 20 Mei 2021 sampai
dengan 19 Juli 2021 yang bertempat di Klinik Keluarga yang bertempat di Cigombong.
Selama 2 bulan menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Klinik Keluarga mulai dari
tanggal 20 Mei 2021 sampai 19 Juli 2021, penulis menjalani Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
yang dibagi secara bergantian (shift) sebagai berikut:
Tabel 2.1
Jadwal shift
Tabel 2.2
Mei 2021
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
P L S S S P M P L S
30 31
S S
Juni 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P M P L S S S P M P
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
L S S S P M P L S S
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
S P M P L S S S P M
Juli 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P L S S S P M P L S
11 12 13 14 15 16 17 18 19
S S P M P L S S S
Keterangan:
TINJUAN PUSTAKA
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat
mengakibatkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa sekaligus
meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung, stroke, bahkan kematian.
Hipertensi adalah kondisi dimana terjadi peningkatan secara kronis (dalam jangka waktu
lama) sistolik lebih b esar atau sama dengan 140 mmHg dan peningkatan diastolik nya lebih
besar atau sama dengan 90 mmHg (wikipedia 2010).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
diastolik nya 90 mmHg (Anderson:2006).
Hipertensi adalah tekanan darah >140 mmHg dan tekanan diastolik >90 mmHg atau bila
pasien memakai obat anti hipertensi (Anderson:2006).
2. Jenis Hipertensi
a. Hipertensi Primer atau Esensial
Jenis hipertensi ini akan muncul secara bertahap selama bertahun-tahun.
Penyebabnya sendiri adalah karena faktor genetik, atau gaya hidup tidak sehat yang
dialami. Kebanyakan orang yang memiliki penyakit ini tidak menunjukan gejalanya
sama sekali, bahkan gejala akan tampak mirip dengan kondisi medis lainnya.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder merupakan salah satu jenis tekanan darah tinggi yang
terjadi karena kondisi medis lain yang dialami pengidap. Kondisi ini cenderung
muncul secara tiba-tiba dan menyebabkan tekanan darah melonjak naik.
c. Prehipertensi
Prehipertensi merupakan kondisi kesehatan yang terjadi saat tekanan darah
lebih tinggi dari biasanya. Apabila kamu mengidap kondisi ini, hal tersebut menjadi
pertanda bahwa kamu berisiko terkena hipertensi. Prehipertensi merupakn kondisi saat
tekanan darah berada di antara 120/80 mmHg dan 140/90 mmHg.
Sedangkan tekanan darah normal berada di bawah 120/80 mmHg. Seseorang
dinyatakan hipertensi apabila tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih. Jenis
hipertensi yang satu ini umumnya tidak menunjukan tanda dan gejala apapun.
d. Krisis Hipertensi
Krisis hipertensi merupakan jenis hipertensi yang sudah mencapai tahapan
parah, yang di tandai dengan tekanan darah mencapai 180/120 mmHg atau lebih.
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat merusak pembuluh darah, menyebabkan
peradangan, serta bisa saja menimbulkan pendarahan dalam. Jika sudah terjadi,
kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi berbahaya, e. seperti stroke.
Krisis hipertensi sendiri bisa di sebabkan oleh beberapa penyakit, seperti
serangan jantung stroke, gagal ginjal, atau gagal jantung. Jika sudh terjadi, pengidap
bisa saja tidak merasakan gejala tertentu. Namun saat gejala muncul, gejala yang
dialami dapat berupa sakit kepala, mimisan, atau rasa cemas yang berlebihan.
e. Hipertensi Urgensi
Saat hipertensi urgensi terjadi, tekanan darah sudah sangat tinggi, tapi
diperkirakan belum terjadi kerusakan pada organ-organ dalam tubuh. Jenis hipertensi
yang satu ini merupakan bagian dari krisis hipertensi. Gejala yang terjadi antara lain
sesak napas, nyeri dada, sakit punggung, mati rasa, perubahan penglihatan, atau
kesulitan bicara.
f. Hipertensi Emergensi
Hipertensi emergensi merupakan kondisi yang terjadi saat tekanan darah sudah
tangat tinggi dan menyebabkan terjadi kerusakan pada organ tubuh. Gejalanya sendiri
akan di tandai dengan sesak nafas, nyeri dada, sakit punggunng, mati rasa, perubahan
penglihatan, kesulitan bicara, atau kejang-kejang.
3. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik terjadi sebagai respon
peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor
yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik: Respon neurologi terhadap stres atau kelainan ekskresi atau transfort.
b. Obesitas: Terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
c. Stress Lingkungan.
d. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orangtua serta pelebaran pembuluh
darah.
Hipertensi sulit di deteksi oleh seseorang sebab hipertensi tidak memiliki sebab/ dan gejala
tertentu. Gejala-gejala yang mudah untuk diamati seperti terjadi pada gejala ringan yaitu
pusing atau sakit kepala, cemas, wajah tampak kemerahan, tengkuk terasa pegal, cepat marah,
telinga berdengung, sulit tidur, sesak napas, rasa berat di tengkuk, cepat lelah, mata
berkunang-kunang, mimisan (Fauzi, 2014; Ignatavicius, Workman, & Rebar, 2017).
Selain itu, hipertensi memiliki tanda klinis yang dapat terjadi, diantaranya adalah
(Smeltzer, 2013):
a. Pemeriksaan fisik dapat mendeteksi bahwa tidak ada abnormalitas lain selain tekanan darah
tinggi.
b. Perubahan yang terjadi pada retina disertai hemoragi, eksudat, penyempitan arteriol, dan
bintik katun-wol ( catton-wol spots)
(infarksio kecil), dan papiledema bisa terlihat pada penderita hipertensi berat.
c. Gejala biasanya mengindikasikan kerusakan vaskular yang saling berhubungan dengan sistem
organ yang di aliri pembuluh darah yang terganggu.
d. Dampak yang sering terjadi yaitu penyakit arteri koroner dengan angina atau infark
miokardium.
6. Komplikasi
a. Efek pada organ :
1) Otak
Pemekaran pembuluh, perdarahan kematian sel otak : stroke
2) Ginjal
Malam banyak kencing, kerusakan sel ginjal : gagal ginjal
3) Jantung
Membesar sesak napas (dyspnoe), cepat lelah : gagal jantung
b. Penata pelaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah mordibitas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan
darah dibawah 140/90 mmHg.
c. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
Terapi tanpa obat : Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan
dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat.
7. Pencegahan
a. Pencegahan primer
Faktor resiko hipertensi antara lain tekanan darah di atas rata-rata, adanya hipertensi pada
anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas, dan konsumsi garam yang berlebihan
dianjurkan untuk:
1) Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi
hiperkolesterolemia, diabetes mellitus, dsb.
2) Dilarang merokok, atau menghetikan rokok
3) Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam
4) Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilaksanakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi
berupa :
1) Pengelolaan secara terseluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan tindakan-
tindakan seperti pada pencegahan primer.
2) Harus di jaga supaya tekanan darahnya terkontrol secara normal dan stabil mungkin.
3) Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus di kontrol
4) Batasi aktivitas.
8. Penatalaksanaan
a. Non farmakologi
Non farmakologi untuk penanganan hipertensi berupa anjuran modifikasi gaya hidup. Pola
hidup sehat dapat menurunkan darah tinggi.
Rekomendasi terkait gaya hidup adalah sebagai berikut :
1) Penurunan berat badan
2) Mengurangi asupan garam
3) Diet
4) Olah raga
5) Mengurangi konsumsi alkohol
6) Berhenti merokok
b. Medikamentosa
Perki merekomendasi inisiasi medikamentosa pada hipertensi stadium 2 dan juga
hipertensi stadium 1 2jika perubahan gaya hidup dalam 4-6 bulan gagal menurunkan tekanan
darah hingga mencapai target.
AHA merekomendasi inisiasiterapi farmakologis jiga :
1) TD >140/90 mmHg pada pasien yang tidak memiliki penyakit pada kardiovaskular dan
memiliki resiko penyakit kardiovaskular aterosklerosis dalam 10 tahun <10%
2) TD>130/80 mmHg
3) Terdapat penyakit kardiovaskular atau resiko penyakit kardiovaskular aterosklerosis dalam 10
tahun >10%
4) Lansia (>65 tahun)
5) Memiliki penyakit komorbid tertentu (DM, CKD, CKD pasca transplantasi ginjal, gagal
jantung, arteri perifer, pencegahan sekunder stroke lacunar.
9. Pemeriksaan Diagnostik
Berdasarkan anamnesa, sebagian besar pasien hipertensi bersifat asimptomatik. Beberapa
pasien mengalami keluhan seperti sakit kepala, rasa seperti berputar, atau penglihatan kabur.
Hal yang dapat menunjang kecurigaan ke arah hipertensi sekunder antara lain penggunaan
obat-obatan seperti kontrasepsi hormonal, kortikosteroid, dekongestan maupun NSAID, sakit
kepala paroksismal, berkeringat atau takikardi serta adanya riwayat sakit ginjal sebelumnya.
Pada anamnesis dapat pula digali mengenai faktor resiko kardiovaskular seperti merokok,
obesitas, aktivitas fisik yang kurang, dislipidemia, diabetes mellitus, mikroalbuminuria,
penurunan laju GFR, dan riwayat keluarga.
Berdasrkan pemeriksaan fisik, nilai tekanan darah pasien di ambil rerata 2 kali pengukuran
pada setiap kali kunjungan ke dokter. Pada kasus dengan kecurigaan hipertensi sekunder dapat
dilakukan pemeriksaan sesuai indikasi dan diagnosis banding yang dibuat. Pada hiper atau
hipotiroidisme dapat dilakukan fungsi tiroid (TSH, FT4, FT3), hiperparatiroidisme (kadar
PTH, Ca2+), hiperaldosterodisme primer berupa kadar aldosteron plasma, renin plasma, CT
scan abdomen, peningkatan kadar serum Na, penurunan K, peningkatan eksresi K dalam urin
ditemukan alkalosis metabolik.
10. Pengobatan
a. Perubahan Gaya Hidup
Gaya hidup sehat yang perlu dijalani, antara lain :
1) Mengkonsumsi lebih banyak buah dan sayur-sayuran
2) Mengurangi konsumsi garam
3) Memperbanyak aktivitas fisik dan rutin olahraga
4) Menurunkan berat badan berlebih dan menjaga tetap ideal
5) Menghentikan kebiasaan merokok
6) Menghindari atau mengurangi konsumsi minuman alkohol
7) Mengurangi konsumsi minuman berkafein
8) Melakukan terapi relaksasi untuk mengelola stres, seperti yoga atau meditasi
b. Penggunaan obat-obatan
Beberapa jenis obat yang sering digunakan untuk menangani hipertensi adalah :
1) Diuretik
2) Antagonis kalsium
3) ACE inhibitor
4) Diuretik hemat kalium
5) Amgiotensin-2
6) Penghambat renin, seperti aliskiren
7) Vasodilator
1. Pengkajian
Menurut (Wijaya & putri, 2013) yang harus dikaji pada klien hipertensi adalah :
a. Data biografi : Nama, Alamat, Umur, pekerjaan, tanggal masuk klinik, nama penanggung
jawab dan catatan kedatangan.
b. Riwayat kesehatan :
1) Keluhan utama : Alasan pasien datang ke rumah sakit atau layanan kesehatan
2) Riwayat kesehatan sekarang : Keluhan pasien yang dirasakan saat melakukan pengkajian
3) Riwayat kesehatan terdahulu : Biasanya penyakit hipertensi adalah penyakit yang sudah lama
dialami oleh pasien dan biasanya dilakukan pengkajian tentang riwayat minum obat klien
4) Riwayat kesehatan keluarga : Mengkaji riwayat kesehatan keluarga apakah ada yang
menderita riwayat penyakit yang sama
c. Data fisiologis, respirasi, nutrisi/cairan, eliminasi, aktifitas/istirahat, neurosensori,
reproduksi/seksualitas, psikologi, prilaku, relasionl dan lingkungan. Pada klien dengan
ketidakpatuhan dalam kategori perilaku, sub katagori, penyuluhan dan pembelajaran perawat,
harus mengkaji data tanda dan gejala mayor dan minor yang sudah tercantum dalam buku
standar diagnosa keperawatan indonesia (Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2016), yaitu : Tanda
dan gejala mayor
1) Subyektif :
a. Mengungkapkan minat dalam belajar
b. Menjelaskan pengetahuan tentang suatu topic
c. Menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topic
2) Obyektif
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons pasien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung actual
maupun potensial. Diagnosa keperawatan merupakan langkah kedua dalam proses
keperawatan yaitu mengklasifikasi masalah kesehatan dalam lingkup keperawatan. Diagnosa
keperawatan merupakan keputusan klinis tentang respons seseorang, keluarga, atau
masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atu proses kehidupan yang actual atau
potensial.
Tabel 3.1
Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia (PPNI 2016) pada pasien hipertensi
Dengan kesiapan peningkatan pengetahuan
Diagnosa keperawatan Etiologi Tanda dan Gejala
Kesiapan peningkatan Hipertensi Subyektif :
pengetahuan Ketidakadekuatan Meningkatkan minat
Kategori : perilaku pemahaman tentang dalam belajar
Sub kategori pengetahuan menjelaskan
Penyuluhan dan Kesiapan peningkatan pengetahuan tentang
Pembelajaran pengetahuan suatu topic
Definisi : Menggambarkan
perkembangan pengalaman
Informasi kognitif yang sebelumnya yang
berhubungan dengan sesuai dengan topic
topic sesifik cukup Obyektif :
untuk memenuhi tujuan Perilaku sesuai dengan
kesehatan dan sangat pengetahuan
ditingkatkan
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan dalam usaha membantu, meringankan dan memecahkan masalah yang tertulis
(Bulchek, 2017).
Tabel 3.2
4. Implementasi keperawatan
Menurut (Kozier, 2010) implementasi keperawatan adalah sebuah fase dimana perawat
melaksanakan intervensi keperawatan yang sudah direncanakan sebelumnya. Berdasarkan
terminologi NIC, implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan yang
merupakan tindakan keperawatan khusus yang digunakan untuk pelaksanaan intervensi.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan menurut (Kozier 2010) adalah fase kelima atau terakhir dalam
proses keperawatan. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil evaluasi terdiri
dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama program berlangsung.
Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dan mendapatkan informasi
efektifitas pengambilan keputusan. Evaluasi asuhan keperawatan didokumentasikan dalam
bentuk SOAP (subjektif, pbjektif, assesment, planing) (Achjar, 2007). Evaluasi yang
diharapkan sesuai dengan masalah klien hadapi yang telah dibuat pada perencanaan tujuan
dan kriteria hasil. Evaluasi yang diharapkan dapat dicapai pada klien hipertensi dengan
kesiapan pengetahuan adalah :
a. Pasien memiliki ketertarikan dalam belajar
b. Pasien dapat mengidentifikasi sumber informasi yang akurat
c. Pasien secara aktif mengungkapkan secara verbal informasi yang dapat digunakannya
d. Pasien dapat menggunakan informasi yang diperoleh dalam meningkatkan kesehatan atau
mencapai tujuan.
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
B. TINDAKAN KASUS
1. Identitas pasien
Tabel 4.1
Identitas pasien dan penanggung jawab
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : Pasien datang ke klinik Keluarga pada tanggal 29 Mei 2021,
dengan keluhan Pusing, mual, lemas.
b. Riwayat kesehatan sekarang :
1) P (provokes palliative)
Apa yang menyebabkan rasa sakit/ nyeri : Pasien mengatakan kepala terasa
pusing dan berat dan mual dan rasa pusing atau mual tersebut bisa datang kapan
saja.
2) Q (quality)
Bagaimana rasa sakit/ nyeri : Pasien mengatakan rasa pusing yang dirasakan
terkadang berat namun terkadang juga ringan.
3) R (radiates)
Apakah rasa sakitnya menyebar atau berfokus ke satu titik : Pasien mengatakan
hanya pusing kepala dan kerkadang merasa mual di perut
4) S (severety)
Berapa nilai skala nyeri : Skala nyeri yang di alami Ny.A 2 (0-10)
5) T (time)
Kapan sakit mulai muncul : Pasien mengatakan pusing muncul ketika pasien
kurang tidur atau kecapean.
c. Riwayat kesehatan dahulu : Pasien mengtakan tidak pernah mengalami penyakit ini
sebelumnya.
d. Riwayat kesehatan keluarga : Pasien mengatakan di keluarga tidak ada yang pernah
mengalami penyakit ini.
Bagan 4.1
Genogram keluarga pasien
Keterangan :
e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 80 kali/ menit
Respirasi : 21 kali/ menit
Suhu : 36
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15 (E 4, V 5, M 6)
BB/ TB : 66 kg/ 155 cm
Skala nyeri : 2 (dari 0-10)
2) Pengkajian head to-toe
a. Kepala dan rambut
Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam, kulit kepalanya bersih yaitu
tidak terdapat mikroorganisme (kuman) seperti kutu, dan ketombe. Tidak ada
luka, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan ketika dipalpasi rambut hitam
tetapi terdapat uban sebagian.
b. Mata
Bentuk mata simetris, kelopak mata tampak cekung, konjungtiva pucat,
tidak menggunakan alat bantu penglihatan (kca mata atau lensa mata), pupil
normal terbukti (saat diberi rangsangan cahaya pupil mengecil, di cek
menggunakan penlight), pergerakan normal terbukti (dapat melihat ke kanan
dan ke kiri, ke atas dan ke bawah), mata bersih tidak terdapat secret, tidak
ada luka dan tidak ada benjolan.
c. Telinga
Bentuk telinga simetris, bersih tidak ada serumen, tidak ada kotoran dan
luka, tidak terdapat nyeri tekan, pendengaran baik (dapat merespon
pertanyaan yang diberikan perawat dengan baik dan benar).
d. Hidung
Pada saat di inspeksi bentuk hidung simetris, tidak ada nyeri tekan dan
tidak terdapat lesi pada daerah hidung, tidak ada luka, tidak ada benjolan dan
tidak ada darah.
e. Mulut
Mukosa bibir lembab, tidak terdapat lesi atau luka, gigi lengkap 32 buah,
tidak terdapat karies, lidah bersih berwarna merah muda, tidak terdapat
pembengkakan pada mulut, dan tidak berdarah.
f. Leher
Tidak terdapat benjolan, tidak terdapat nyeri tekan pada leher, tidak
terdapat pembengkakan.
g. Dada dan Jantung
Bentuk dada simetris, tidak ada lesi dan nyeri, pernafasan tidak ada suara
tambahan
h. Jantung
Suara jantung normal terdengar suara S1 dan S2 (Lub dan Dub), respirasi
21 kali/ menit, klien tampak tidak mengalami sesak.
i. Abdomen
Bentuknya simetris, bising usus 12 kali/ menit, saat di palpasi tidak
terdapat nyeri tekan.
j. Genetalia
Pasien mengatakan daerah genetalia bersih dan tidak ada nyeri
k. Anus
Pasien mengatakan tidak ada hemoroid
l. Ekstremitas Atas
Bentuk kedua tangan simetris, fungsi gerak tangan pasien normal, tidak
terdapat alat terapy dan edema, tidak terdapat nyeri tekan, jari tangan lengkap
m. Ekstremitas Bawah
Bentuk kedua kaki simetris, fungsi gerak kaki normal, tidak terdapat alat
terapy dan edema, tidak terdapat nyeri tekan, jari kaki lengkap.
n. Kulit dan Kuku
Bentuknya simetris, kulit dan kuku bersih tidak ada kotoran, kulit lembab,
tidak terdapat luka, CRT kembali dalam 2 detik berwarna putih dan tidak
terjadi sianosis.
Tabel 4.2
Pola Aktifitas sehari-hari
JENIS SEBELUM SAKIT SETELAH SAKIT
AKTIVITAS
NUTRISI Pasien mengatakan Pasien tetap makan
pola makan 3x sehari
Makan normal 3x namun
sehari dengan makannya
nasi, lauk dan mengurangi
sayur 1 porsi makanan
tidak ada yng terlalu
pantangan asin dan
apapun garam dan
penyedap.
Pasien minum air putih
kurang lebih 8 Pasien minum air
Minum gelas perhari putih kurang
serta tidak ada lebih 6 gelas
pantangan perhari,
apapun terkadang
pasien
minum air
hangat,
pasien
minum
sendiri
BAK normal 5 x
BAK perhari, warna BAK pasien normal
urine kuning 4 x perhari,
bening, tidak warna urine
ada bau dan agak kuning
tidak ada kecoklatan
kesulitan karena
kurang
minum,
tidak ada
bau dan
psien bisa
BAK sendiri
ke toilet
tanpa
bantuan atau
terkadang
dibantu oleh
keluarga
Pasien mengganti
Berpakaian Pasien mengatakan pakaian 2 x
biasa ganti baju sehari (pagi,
3 x sehari sore)
(pagi,sore,
malam)
g. Data psikososial
Di rumah pasien sebelum sakit berperan menjadi ibu rumah tangga, pasien dapat
memenuhi kewajibannya tanpa kendala
Di rumah pasien selama sakit masih bisa melakukan kewajibannya namun tidak
seperti biasanya, banyak kendala karena sering merasa pusing jika terlalu kecapean.
h. Data spiritual
Sebelum sakit pasien menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim seperti
sholat dan mengaji
Selama pasien sakit masih bisa menjalankan kewajibannya tersebut.
i. Data Penunjang
1) Terapi dan pengobatan
a. Candesartan 3 kali 1 tab (untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi)
b. Amlodipin 500 mg 1 kali 1 tab (obat anti hipertensi)
2) Data Fokus
Tabel 4.3
3) Analisa Data
Tabel 4.4
Analisa Data
DO :
- TD :140/90
mmHg
Skala nyeri : 2 (dari Vaso kontriksi
skala nyeri 0-10) pembuluh darah
Gangguan
sirkulasi otak
Gangguan rasa
nyaman nyeri
DS :
-Klien mengatakan
pada istirahat tidur nya
Peningkatan
terganggu dengan Gangguan
tekanan darah
frekuensi tidur dari 4 pemenuhn istirahat
jam/hari tidur, kurang dari
kebutuhan
Vaso kontraksi
pembuluh darah
DO :
-Kelopak mata bagian
bawah gelap TTV
TD : 140/90 mmHg
Gangguan
P : 80 kali/menit
sirkulasi otak
R : 21 kali/menit S : 36
Peningkatan
resistensi
pembuluh darah
otak
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan tidur
kurang dari
kebutuhan
3. Pengertian TTV
Ttv adalah ukuran statistik berbagai fisiologis yang digunakan untuk membantu
menentukan status kesehatan seseorang, terutama pada pasien yang secara medis tidak
stabil atau memiliki faktor-faktor resiko komplikasi kardiopulmonal dan untuk menilai
respon terhadap intervensi.
Ttv adalah pengukuran fungsi tubuh yang paling mendasar. Empat tanda vital utama
yang dipantau secara rutin oleh profesional medis dan penyedia layanan kesehatan,
meliputi suhu tubuh, denyut nadi, laju pernapasan, dan tekanan darah.
4. Tujuan TTV
a) Menilai kesehatan fisik umum
b) Mengidentifikasi adanya gangguan medis akut
c) Mendeteksi apabida ada kemungkinan penyakit kronis
d) Menunjukkan kemajuan terapi perawat
5. Indikasi
a) Klien yang merasa pusing
b) Klien yang merasa punduk berat
c) Klien yang susah tidur
6. Prosedur Pelaksanaan
Tabel 4.5
Prosedur pelaksanaan Tanda Tanda Vital (TTV)
7. Evaluasi
Tabel 4.6
Evaluasi keperawatan
P : Intervensi dihentikan
BAB V
a. Intolarsi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak seimbangan antara suplai
dan kebutuhan O2.
b. Gangguan rasa nyaman : nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler selebral, tujuan : tekanan vaskuler selebral tidak meningkat.
Alasannya :
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hipertensi adalah kondisi dimana terjadi peningkatan secara kronis (dalam jangka
waktu lama) sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg dan peningkatan diastolik nya
lebih besar atau sama dengan 90 mmHg (Wikipedia 2010)
Diagnosa yang muncul pada Ny. A yaitu gangguan rasa nyaman nyeri dan gangguan
pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
Berdasarkan pembahasan, antara teori dan kasus sama namut ada yang tidak.
B. SARAN
1. Untuk siswa
a. Lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi PKL
b. Mengikuti jadwal pemantapan yang sudah ditentukan
c. Menaati peraturan yang ada di instansi/ perusahaan/ industry
d. Diharapkan siswa dapat lebih mempersiapkan diri baik segi teori, skill, maupun mental dalam
menghadapi pasien agar dapat memberikan konstribusi yang maksimal bagi peningkatan
status kesehatan pasien.
2. Untuk sekolah
a. Melakukan pergiliran tempat PKL
b. Lebih memperhatikan siswa
c. Memperbanyak kegiatan praktek dalam kegiatan pembelajaran.
3. Untuk instansi
a. Lebih meningkatkan mutu pelayanan klinik
b. Lebih memperlengkap fasilitas dan peralatan di ruangan.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.halodoc.com/kesehatan/hipertensi
2. https//www.alomedika.com
3. https//www.alodokter.com
4. https://m.klikdokter.com
5. http://www.emc.id
6. Buku Ippd jilid 1 kelas 11
7. Buku Kdm 1 kelas 11
8. Buku Kdtk jilid 1 kelas 11