Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INDIVIDU BISNIS DAN INDUSTRI KREATIF

DOSEN PENGAMPU: GERHANAADJIE, SE.MM


D

Oleh:

Martia Dewi

NIM: 21.10.089.530.278

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS INDRAGIRI (ITB-I)

Sekretariat : Jl. R.Suprapto No. 14 Telp. (0769)21019, Rengat

T.A 2022/2023
1. DEFINISI KEWIRAUSAHAAN

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik

berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi

baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934),

ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan

mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang

kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Richard Cantillon (1973)

Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang

wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan

datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana

seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian.

b. Jean Baptista Say (1816)

Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan

menemukan nilai dari produksinya.

c. Frank Knight (1921)

Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini

menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika

pasar. Seorang wirausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial

mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.

1
d. Joseph Schumpeter (1934)

Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di

dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1)

memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi

baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari

bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri.

Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks

bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.

e. Penrose (1963)

Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi.

Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

f. Harvey Leibenstein (1968, 1979)

Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau

melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi

dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.

g. Israel Kirzner (1979)

Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.

h. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio

Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke

dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam

menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang

dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.

2
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup

eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar

berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang

wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering

dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan inovatif. Selain itu, seorang wirausahawan

menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang

sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin

menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya

menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan

bisa bersifat sementara atau kondisional.

2. HUBUNGAN PARIWISATA DAN KEWIRAUSAHAAN INDUSTRI KREATIF

Hubungan antara pariwisata dan kewirausahaan industri kreatif erat terkait dan memiliki

dampak positif satu sama lain. Berikut adalah beberapa poin yang menjelaskan hubungan antara

keduanya:

a. Pengembangan Produk dan Layanan Pariwisata

Industri kreatif, seperti seni, desain, musik, dan fashion, dapat menciptakan produk dan

layanan yang menarik untuk pariwisata. Contohnya, destinasi pariwisata dapat memanfaatkan

seni lokal, karya desain, atau pertunjukan musik untuk menarik pengunjung.

b. Diversifikasi Pengalaman Wisata

Kewirausahaan dalam industri kreatif dapat membantu menciptakan pengalaman wisata yang

unik dan berbeda dari destinasi lain. Inovasi dalam seni, teknologi, dan desain dapat

menghasilkan daya tarik baru bagi pengunjung.

3
c. Ekonomi Kreatif sebagai Pendorong Pariwisata

Kewirausahaan dalam industri kreatif menciptakan lapangan pekerjaan dan memperkuat

ekonomi lokal, yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya tarik wisata pariwisata. Seniman,

desainer, dan profesional kreatif lainnya dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah

dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

d. Tujuan Pemasaran Melalui Kreativitas

Pemasaran pariwisata seringkali memanfaatkan unsur-unsur kreatif untuk menarik perhatian

wisatawan calon. Kampanye pemasaran yang kreatif, seperti menggunakan seni visual yang

menarik atau mengandalkan inovasi dalam presentasi destinasi, dapat meningkatkan daya tarik

dan popularitas suatu tempat.

e. Inovasi dalam Pengembangan Wisata Berbasis Budaya

Kewirausahaan dalam industri kreatif dapat mendorong inovasi dalam pengembangan wisata

berbasis budaya. Pelestarian dan pengembangan warisan budaya lokal, seperti tradisi, kerajinan

tangan, dan seni rupa, dapat menjadi daya tarik besar bagi wisatawan.

f. Peningkatan Kualitas Layanan dan Fasilitas Wisata

Kreativitas dalam desain dan konsep dapat meningkatkan kualitas layanan dan fasilitas

wisata. Penggunaan desain inovatif, teknologi canggih, dan seni dapat menciptakan lingkungan

yang menyenangkan bagi pengunjung.

g. Kolaborasi antara Sektor Pariwisata dan Industri Kreatif

Kolaborasi antara pemangku kepentingan pariwisata dan industri kreatif dapat menciptakan

sinergi positif. Pendekatan ini dapat menghasilkan proyek bersama yang saling menguntungkan,

seperti festival seni, pameran kreatif, atau lokal karya kolaboratif.

4
Melalui hubungan yang erat ini, pariwisata dan kewirausahaan industri kreatif dapat saling

mendukung untuk menciptakan pengalaman wisata yang unik, mendiversifikasi ekonomi lokal,

dan mempromosikan budaya dan kreativitas.

3. TANTANGAN KEWIRAUSAHAAN INDUSTRI KREATIF PARIWISATA

Meskipun kewirausahaan industri kreatif dalam sektor pariwisata memiliki potensi besar, namun juga

dihadapkan pada berbagai tantangan. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang mungkin dihadapi

oleh para pengusaha di industri pariwisata:

a. Keuangan dan Modal

Kewirausahaan dalam industri kreatif memerlukan investasi awal yang seringkali tinggi,

terutama untuk produksi dan pemasaran produk atau layanan kreatif. Sulitnya mendapatkan

pembiayaan dapat menjadi hambatan, terutama bagi start-up atau pelaku usaha kecil dalam

industri ini.

b. Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual

Hak cipta, merek dagang, dan hak kekayaan intelektual lainnya seringkali sulit untuk

dilindungi sepenuhnya. Para pelaku industri kreatif perlu berjuang melawan pelanggaran hak

kekayaan intelektual, terutama di dunia digital yang cenderung rawan pencurian karya.

c. Inovasi Risiko

Industri kreatif seringkali terkait erat dengan inovasi, namun tidak semua inovasi berhasil.

Proses kreatif yang tidak pasti dapat menimbulkan risiko kegagalan, terutama jika pasar tidak

menerima produk atau layanan yang inovatif.

5
d. Pasar yang Bersaing

Persaingan di industri kreatif pariwisata bisa sangat panas. Tantangan ini mungkin lebih terasa

bagi pelaku usaha kecil yang harus bersaing dengan merek besar atau pesaing yang sudah mapan.

e. Perubahan Teknologi

Perubahan cepat dalam teknologi dapat membuat model bisnis lama menjadi usang. Para

pelaku industri kreatif perlu terus mengikuti tren teknologi dan beradaptasi agar tetap relevan.

f. Tingkat Risiko Tinggi

Bisnis di industri kreatif seringkali dianggap memiliki tingkat risiko yang tinggi karena

ketergantungan pada faktor-faktor kreatif dan selera pasar yang berubah-ubah. Hal ini dapat

mempengaruhi keputusan investor atau pemberi pinjaman untuk mendukung bisnis di sektor ini.

g. Sumber Daya Manusia

Menemukan dan mempertahankan bakat kreatif dapat menjadi tantangan, terutama di lokasi

atau negara dengan pasar kerja yang kompetitif di bidang industri kreatif. Pelatihan dan

pengembangan keterampilan juga mungkin diperlukan untuk memenuhi kebutuhan industri yang

terus berkembang.

h. Ketergantungan pada Musim atau Acara Tertentu

Beberapa bisnis dalam industri kreatif pariwisata mungkin sangat bergantung pada musim

atau acara tertentu. Ketergantungan ini dapat meningkatkan risiko ekonomi karena permintaan.

Para pelaku industri kreatif pariwisata perlu memiliki strategi yang kuat untuk mengatasi

tantangan ini. Fleksibilitas, inovasi, dan manajemen risiko yang baik dapat membantu mereka

bertahan dan berkembang dalam lingkungan bisnis yang dinamis ini.

6
4. CONTOH KEWIRAUSAHAAN BERBASIS PARIWISATA BISA MENINGKATKAN

DAYA KREATIF MASYARAKAT MENGHASILKAN PRODUK

Berikut adalah beberapa contoh kewirausahaan berbasis pariwisata yang dapat meningkatkan daya

kreatif masyarakat dan menghasilkan produk unik:

a. Galeri Seni dan Toko Kreatif

Pendirian galeri seni atau toko kreatif di destinasi dapat memberikan platform bagi seniman

lokal untuk memamerkan dan menjual karya mereka kepada pengunjung. Hal ini tidak hanya

meningkatkan eksposur seniman, tetapi juga menciptakan peluang untuk memasarkan produk-

produk seni lokal kepada wisatawan yang mencari kenangan unik.

b. Workshop Keterampilan Tradisional

Kewirausahaan dapat berupa penyelenggaraan lokal karya keterampilan tradisional, seperti

kerajinan tangan, batik, atau ukiran. Wisatawan dapat membayar untuk mengikuti lokal karya

ini, sementara masyarakat lokal dapat berbagi pengetahuan dan keterampilan tradisional mereka,

yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya kreatif dan mengunjungi budaya setempat.

c. Festival Seni dan Budaya

Mengorganisir festival seni dan budaya di destinasi pariwisata dapat menciptakan momentum

kreatif dan memperkenalkan seni lokal kepada lebih banyak orang. Festival semacam itu dapat

melibatkan pertunjukan seni, pameran, lokal karya, dan pertunjukan musik lokal, memberikan

platform bagi seniman lokal untuk berkolaborasi dan menginspirasi masyarakat.

7
d. Produk Souvenir Kreatif

Pengembangan produk souvenir yang unik dan kreatif berbasis budaya lokal dapat menjadi

peluang bisnis yang menarik. Misalnya, karya seni, tekstil tradisional, atau desain lokal dapat

diintegrasikan ke dalam produk-produk souvenir yang menarik perhatian pengunjung.

e. Rute Wisata Kreatif

Pengembangan rute wisata yang fokus pada aspek-aspek destinasi kreatif, seperti seni jalanan,

instalasi seni, atau karya arsitektur yang unik, dapat meningkatkan pengalaman wisatawan. Para

pelaku usaha dapat mengorganisir tur khusus atau menciptakan aplikasi panduan wisata yang

menonjolkan aspek kreatif dari destinasi tersebut.

f. Restoran dan Kafe Kreatif

Pendirian restoran atau kafe dengan desain unik, konsep tema seni, atau pertunjukan langsung

oleh seniman lokal dapat menciptakan tempat yang menarik bagi wisatawan. Makanan dan

minuman dapat dihadirkan dengan sentuhan seni dan kreativitas, menawarkan pengalaman

kuliner yang unik.

g. Pertunjukan Kesenian Lokal

Menyelenggarakan pertunjukan seni, teater, atau tari tradisional secara reguler di destinasi

pariwisata dapat menjadi daya tarik tersendiri. Pelaku usaha dapat membangun panggung atau

auditorium untuk pertunjukan dan memberdayakan seniman lokal untuk berpartisipasi.

h. Komunitas Pusat Kreativitas

Membangun pusat kreativitas komunitas di destinasi pariwisata dapat menjadi tempat bagi

seniman lokal untuk berkumpul, berkolaborasi, dan memamerkan karya-karya mereka. Pusat ini

8
dapat menawarkan fasilitas seperti ruang kerja bersama, studio seni, atau tempat pelatihan

kreatif.

Dengan menerapkan model bisnis ini, pengusaha tidak hanya dapat menghasilkan pendapatan

melalui pariwisata, tetapi juga merangsang daya kreatif masyarakat lokal dan mendukung

perkembangan industri kreatif di suatu daerah.

Anda mungkin juga menyukai