Anda di halaman 1dari 37

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Univesitas Mulawarman merupakan universitas tertua di Kalimantan Timur.


Universitas ini dikenal juga dengan sebutan “UNMUL” dan disahkan berdasarkan
keputusan Pemerintah Daerah Kalimantan Timur pada tanggal 7 Juni 1962 serta
ditetapkan pada tanggal 27 September 1962 berdasarakan Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Nomor 130 Tahun 1962. Fakultas
yang ada di Universitas Mulawarman berjumlah 13 fakultas dengan 92 program
studi berdasarakan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Nomor 26 tahun 2018. Akreditas Universitas Mulawarman mendapatkan
peringkat “A” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) sesuai
degan Surat Keputusan Nomor:273/SK/BAN-PT/Ak-PPj/PT/VI/2022 pada
tanggal 14 Juni 2022 (Unmul, 2022)
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan merupakan salah satu dari 13 fakultas
yang ada di Universitas Mulawarman. Pada tahun 2022 Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan (FPIK) memiliki 3 (tiga) jurusan dan 5 (lima) program studi
diantaranya meliputi jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dengan 1 (satu) program
studi Sosial Ekonomi Perikanan, jurusan Budidaya Perairan dengan 2 (dua)
program studi yaitu Akuakultur dan Teknologi Hasil Perikanan, dan jurusan
Manajemen Sumber Daya Perairan dengan 2 (dua) program studi Pengelolaan
Sumberdaya Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK, 2022)
Praktik Kerja Lapangan (PKL) diadakan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan membantu mahasiswa memiliki wawasan karier, memilih bidang karier
yang ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradapatasi dalam lingkungan kerja,
dan mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian. Bentuk
pengaplikasian yang menginteraksikan unsur pendidikan dan penelitian dengan
dunia kerja sesuai dengan bidang perikanan. Adanya Praktik Kerja Lapangan
(PKL) untuk program studi Sosial Ekonomi Perikanan dapat dilaksanakan
diberbagai tempat dunia kerja seperti Dinas Kelautan dan Perikanan, Unit
Pelaksana Teknis (UPT), dan sebagainya.
2

Besarnya potensi perikanan yang harus ditangani di Kabupaten Kutai


Kartanegara maka dibentuklah Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kutai
Kartanegara dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara. Dinas Kelautan dan Perikanan dibantu oleh
7 (tujuh) Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Kutai Kartanegara meliputi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) di Marang Kayu, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Hasil Bumi
Perikanan di Muara Badak, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Benih Ikan (BBI)
di Tenggarong Seberang dan Sangga-Sangga, Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Perikanan Air Payau di Muara Jawa. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air
Tawar di Loa Kulu, dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bencana Perairan Sungai di
Kota Bangun (Koran Kaltim, 2022)
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air Payau ialah unsur pelaksana
teknis Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kutai Kartanegara
melaksanakan sebagian urusan teknis operasional dan penunjang untuk sebagian
wilayah kerja lingkup Kabupaten Kutai Kartanegara. Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Perikanan Air Payau ialah peraliahan Unit Pelaksan Teknis (UPT) Dinas
Kelautan dan Perikanan disahkan atas Peraturan Daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara Nomor 105 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air
Payau Pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Upaya-upaya yang telah dilakukan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan
Air Payau melalaui pemberdayaan pelaku utama perikanan meliputi peningkatan
sarana dan prasarana, pengembangan kapasitas pembudidaya ikan, pemberdayaan
ekonomi masyarakat nelayan, dan peningkatan masyarakat nelayan dalam
pengawasan dan pengendalian sumber daya kelautan. Meski telah dilakukan
berbagai upaya masih terdapat berbagai hambatan yang terjadi antara lain seperti
minimnya fasilitas, tidak ada anggaran operasional, belum optimal bantuan dan
prasarana, tingkat kualitas sumber daya manusia yang rendah dan minim tenaga
3

kerja yang ada di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air Payau (Fitrah,
2016).
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air Payau memiliki kelompok
binaan ± 100 kelompok diantaranya meliputi 40% Kelompok Pembudidaya Ikan
(POKDAKAN) dan 60% Kelompok Usaha Bersama (KUB). Kelompok
Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) yang ada ialah pembesaran dan berdasarkan
jenis perairan yaitu tawar dan payau sehingga jenis pembesaran yang
dibudidayakan meliputi perikanan tawar seperti ikan nila dan ikan lele sedangkan
perikanan payau seperti udang, ikan bandeng, dan rumput laut.
Fitrah (2016) memamparkan dari hasil penelitiannya sarana dan prasarana
menjadi kendala yang tengah dihadapi Kelompok Pembudidaya Ikan
(POKDAKAN) di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Payau. Sarana
berperan penting dalam mengubah cara pembudidaya berinteraksi dengan
teknologi modern perikanan budidaya selain itu prasarana menjadi penujang
utama terselengaranya budidaya. Keterbatasan sarana dan prasarana yang tidak
memadai mengakibatkan berkurangnya atau lebih buruknya produksi mengalami
kegagalan. Perencanaan, meriset, memprediksi, mengevaluasi pada kegiataan
budidaya menghindari kemungkinan buruk yang terjadi ketika proses budidaya
dijalankan sehingga analisa usaha penting dilakukan. Akar permasalahan
umumnya ialah pembudidaya kurang berpengetahuan akan pengelolaan keuangan
yang terjadi pada produksi (Putri dkk, 2019)
Berdasarkan permasalahan di atas maka saya selaku mahasiswa yang akan
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Perikanan Air Payau mengambil judul proposal “Analisis Usaha Kelompok
Binaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air Payau Pada Kelompok
Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) di Kecamatan Samboja” dan dari hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan solusi untuk Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Perikanan Air Payau dalam menumbuh kembangkan produksi dan
kapasitas untuk Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) di Kecamatan
Samboja.
4

B. Maksud dan Tujuan

Maksud yang ingin dicapai dengan dilaksanakan kegiataan Praktik Kerja


Lapangan (PKL) di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air Payau, sebagai
berikut:
1. Mempelajari bidang kerja penyuluh perikanan di Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Perikanan Air Payau.
2. Menganalisis usaha kelompok binaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan
Air Payau pada Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) di Kecamatan
Samboja.
Untuk tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Unit Pelaksana teknis (UPT)
Perikanan Air Payau, sebagai berikut:
1. Memperoleh wawasan tentang bidang kerja penyuluh perikanan di Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air Payau.
2. Memperoleh pengalaman kerja dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan
Air Payau serta mempraktikkan ilmu yang didapat selama dibangku kuliah
program studi Sosial Ekonomi Perikanan.

C. Kegunaan

Manfaat yang diharapkan dari Praktik Kerja Lapangan di Unit Pelaksana


Teknis (UPT) Perikanan Air Payau ialah memiliki wawasan karier, memilih
bidang karier yang ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradapatasi dalam
lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan sikap profesional pada bidang
keahlian sesuai dengan program studi sosial ekonomi perikanan. Selain itu,
mahasiswa mampu beradaptasi dan menambah pengalaman yang tidak
didapatkan di lingkungan pelaku utama subsektor perikanan. Kegiataan ini juga
diharapkan dapat menjadi sebuah bentuk hubungan kerja sama antara pihak
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Universitas Mulawarman dengan
pihak Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air Payau, Dinas Kelautan dan
Perikanan (DKP) Kabupaten Kutai Kartanegara.
5

D. Tempat

Praktik Kerja Lapangan (PKL) akan dilaksanakan bertempat di Unit


Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air Payau dengan beralamatkan di Jalan
Soekarno No. 15, Kelurahan Muara Jawa Ulu, Kecamatan Muara Jawa,
Kabupaten Kutai Kartanegara.

E. Jadwal Waktu

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaskanakan dalam kurun waktu 1


(satu) bulan dimulai dari tanggal 02 Januari 2023 sampai dengan 02 Februari
2023. Kegiatan yang telah dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Perikanan Air Payau dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kegiataan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
No Hari Tanggal Kegiataan
1 Senin 02 Januari 2023 Penerimaan mahasiswa/peserta Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Perikanan Air Payau serta melakukan
perkenalan dengan pihak terkait.
Selasa 03 Januari 2023 Melakukan survey serta kunjungan lapangan
ke kolam pembudidaya bersama Kepala
Bagian Tata Usaha.
Rabu 04 Januari 2023 Melakukan survey serta kunjungan lapangan
ke kolam pembudidaya bersama Kepala
Bagian Tata Usaha.
Kamis 05 Januari 2023 Membantu sosialisasi bantuan sarana dan
prasarana dengan Lurah Muara Jawa Ulu
bersama Kepala Bagian Tata Usaha.
Jum’at 06 Januari 2023 Diskusi dengan Pembina Lapangan.
Senin 09 Januari 2023 Melakukan kunjungan dan temu lapangan
dengan ketua kelompok pembudidaya ikan
6

(POKDAKAN) Nasda Bina Merdeka.


Selasa 10 Januai 2023 Melakukan pengamatan kepada pemilik
kolam/anggota Kelompok Pembudidaya Ikan
(POKDAKAN) Nasda Bina Merdeka.
Rabu 11 Januai 2023 Melakukan wawancara kepada anggota-
anggota Kelompok Pembudidaya Ikan
(POKDAKAN) Nasda Bina Merdeka.
Kamis 12 Januari 2023 Melakukan wawancara kepada anggota-
anggota Kelompok Pembudidaya Ikan
(POKDAKAN) Nasda Bina Merdeka.
Jum’at 13 Januari 2023 Diskusi dengan Pembina Lapangan.
Senin 16 Januari 2023 Melakukan wawancara kepada anggota-
anggota Kelompok Pembudidaya Ikan
(POKDAKAN) Nasda Bina Merdeka.
Selasa 17 Januari 2023 Melakukan wawancara kepada anggota-
anggota Kelompok Pembudidaya Ikan
(POKDAKAN) Nasda Bina Merdeka.
Kamis 19 Januari 2023 Diskusi dengan Ketua Kelompok
Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Nasda
Bina Merdeka.
Jum’at 20 Januari 2023 Diskusi dengan Pembina Lapangan.
Senin 23 Januari 2023 Pembuatan laporan akhir kegiatan Praktik
Kerja Lapangan (PKL).
Selasa 24 Januari 2023 Pembuatan laporan akhir kegiatan Praktik
Kerja Lapangan (PKL).
Rabu 25 Januari 2023 Pembuatan laporan akhir kegiatan Praktik
Kerja Lapangan (PKL).
Kamis 26 Januari 2023 Pembuatan laporan akhir kegiatan Praktik
Kerja Lapangan (PKL).
Jum’at 27 Januari 2023 Diskusi dengan Pembina Lapangan.
Senin 30 Januari 2023 Revisi laporan akhir Praktik kerja Lapangan
7

(PKL) serta memprestasikan laporan tersebut


kepada pihak Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Perikanan Air Payau.
Selasa 31 Januari 2023 Pelepasan mahasiswa/peserta Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Perikanan Air Payau.

II.
II. TINJAUAN UMUM

A. Sejarah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air Payau

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kelautan dan Perikanan


Kabupaten Kutai Kartanegara dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Kutai Kartanegara No 36/2009 tentang Struktur Organisasi dan
Tata Kerja UPT Dinas Kelautan dan Perikanan, lalu pada Peraturan Bupati
No 107/2012 tentang Uraian Tugas Penjabat Struktural Pada Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai
Kartanegara. Struktur organisasi terdiri dari Kepala UPT, sub bidang tata
usaha, dan kelompok jabatan fungsional beserta fungsi dan tugasnya
masing-masing.
Berdasarkan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara No 36/2009
tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja UPT Dinas Kelautan dan
Perikanan, Peraturan No 107/2012 tentang Uraian Tugas, Jabatan Strutural
UPT Dinas Kelautan UPT Dinas Kelautan dan Perikanan tidak berlaku
lagi sehingga akhirnya diperalihkan kedalam Peraturan Bupati No
105/2016 menjadi UPT Dinas Perikanan Air Payau.
Peraturan Bupati (2016) Unit Pelaksana Teknis Perikanan (UPT) Air
Payau merupakan unsur pelaksana teknis dinas yang melaksanakan
sebagian urusan teknis operasional dan penunjang dinas yang mempunyai
wilayah kerja lingkup Kabupaten Kutai Kartanegara dipimpin oleh Kepala
Unit Pelaksana Teknis dan berkedudukan di Kecamatan Muara Jawa.

B. Struktur Organisasi

Struktur ini disahkan berdasarkan ketentuan Peraturan Bupati


Nomor 105 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Air Payau
Pada Dinas Kelautan dan Perikanan dapat dilihat pada gambar 1, sebagai
berikut:
9

Gambar 1. Bagan struktur Unit Pelaksan Teknis (UPT) Perikanan Ari Payau

Sumber : Peraturan Bupati Kutai Kartanegara (2016)


Struktur pada gambar 1 (satu) di atas memiliki tugas-tugas sesuai
dengan jabatan yang diberikan, sebagai berikut (Peraturan Bupati Kutai
Kartanegara, 2016):
1. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)

a. Mengkoordinir, mengendalikan, dan memberikan advist teknis terhadap


pengelolaan administrasi meliputi urusan umum kerumah tangaan,
kehumasan, dan keprotokalan UPT,
b. Mengkoordinir, mengendalikan, dan memberikan advist teknis terhadap
pengelolan pelayanan aparatur yang meliputi urusan kepegawaian,
keuangan, peralatan UPT.
c. Mengkoordinir dan mengendalikan penyiapan bahan pelaksanaan
penyusunan kebijakan daerah yang meliputi, perjanjian kinerja
RENSTRA, RENJA, LKPD dan LPPD, LHKPN, LPWP pada awal dan
setiap akhir tahun berjalan.
d. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja terkait dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi yang menjadi beban dan tanggung jawab.
e. Melakukan monitoring dan evaluasi serta pelaporan terhadap
perkembangan penyelengaraan pelaksanaan tugas dan fungsi yang telah
dilimpahkan.
f. Mengkoordinir, mengendalikan, dan memberikan adivist teknis terhadap
pengelolaan urusan teknis operasioanl pengembangan perikanan air payau
yang meliputi menyusun dan menyiapkan bahan dan data kebutuhan
10

prasarana dan sarana pengembangan perikanan air payau dan


melaksanakan pembinaan, pelatihan, percontohan, uji coba, kaji terap,
sekolah lapangan, dan praktik kerja magang untuk transfer teknologi
pertambakan yang ramah lingkungan.
g. Melaksanakan tugas-tugas lainya yang diberikan oleh atasan.

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha


a. Merencanakan, melaksanakan, dan memberikan advist teknis terhadap
pengelolaan administrasi yang meliputi urusan umum kerumah tangaan,
kehumasan dan keprotokolan UPT.
b. Merencanakan, melaksanakan, dan memberikan advist teknis terhadap
pengelolaan pelayanan aparatur yang meliputi urusan kepegawaian,
keuangan, peralatan dan perlengkapan UPT.
c. Merencakanan dan melaksanan penyiapan bahan penyesuaian kebijakan
daerah yang meliputi perjanian kinerja RENSTRA, RENJA, LKPD dan
LPPD, LHKPN, LPWP pada awal dan setiap akhir tahun berjalan.
d. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja terkait dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi yang menjadai beban dan tanggung jawab.
e. Melakukan monitoring dan evaluasi serta pelaporan terhadap
perkembangan penyelenggaran pelaksanaan tugas dan fungsi yang menjadi
beban dan tanggung jawab .
f. Merencanakan, melaksanakan, dan memberikan advist terknis terhadap
pengelolaan urusan teknis operasional meliputi menyusun dan menyiapkan
bahan dan data kebutuhan prasarana dan sarana pengembangan perikanan
air payau dan melaksanakan pembinaan, pelatihan, percontohan, uji coba,
kaji terap, sekolah lapangan, dan praktek kerja magang untuk transfer
teknologi pertambakan yang ramah lingkungan dan.
g. Melaksanakan tugas-tugas lainya yang diberikan oleh atasan.
3. Kelompok Jabatan Fungsional
11

Kelompok jabatan fungsioanal mempunyai tugas melaksanakan sebagai


tugas dan fungsi UPT sesuai dengan keahlian dan ketentuan yang berlaku.
Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dan jenjang jabatan
fungsional sesuai dengan keahlian, jenis dan jenjang berdasarakan kebutuhan
Unit Pelaksana Teknis.

C. Kegiataan Umum

Upaya – upaya yang telah dilakukan Unit Pelaksana Teknis Dinas


Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara dalam
pemberdayaan pelaku utama di Kelurahan Muara Jawa Pesisir, Kecamatan
Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai berikut (Fitrah, 2016):
1. Peningkatan sarana dan prasarana .
2. Pengembangan kapasistas pembudidaya ikan.
3. Pemberdayaan ekonomi masyarakat nelayan.
4. Peningkatan masyarakat nelayan dalam pengawasan dan pengendalian sumber
daya kelautan.
Besarnya potensi perikanan di Kabupaten Kutai Kartanegara yang
harus ditangani oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai
Kartanegara sehingga UPT Perikanan Air Payau menangani 6 kecamatan
sebagai berikut:
1. Kecamatan Samboja
2. Kecamatan Anggana
3. Kecamatan Tenggarong Sebrang
4. Kecamatan Muara Jawa
5. Kecamatan Muara Badak
6. Kecamatan Sangga-Sangga
Meski terdapat 6 (enam) cangkupan kecamatan namun secara
administratif yang dapat ditangani hanya 2 (dua) kecamatan yaitu
Kecamatan Samboja dan Kecamatan Muara Jawa. Hal ini disebabkan
12

karena terbatasnya tenaga kerja yang ada sehingga menjadi kendala yang
dihadapi untuk saat ini oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air
Payau.

III.
13

III. PELAKSANAAN

Laporan I. Analisis Usaha Kelompok Binaan Unit Pelaksana Teknis (UPT)


Perikanan Air Payau Pada Kelompok Pembudidaya Ikan
(POKDAKAN) Di Kecamatan Samboja

A. Bidang Kerja

Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di Unit Pelaksana


Teknis (UPT) Perikanan Air Payau dengan objek penelitian Kelompok
Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) di sekitar ruang lingkup Kecamatan
Samboja.
Metode pengumpulan data nantinya mengunakan dua jenis data
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung
melalui wawancara dengan mengunakan kuisioner (angket) sedangkan
untuk data sekunder diperoleh dengan melakukan studi pustaka meliputi
jurnal ilmiah, laporan, buku, dan sebagainya dalam bentuk informasi-
informasi yang terdapat pada pihak terkait seperti Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara, Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Perikanan Air Payau, dan lain-lain.
Menurut Ernawati (2021) data primer yang diperoleh dari hasil
penelitian dalam bentuk tabel akan dilakukan analisis sehingga dapat
ditarik kesimpulan. Data yang dikumpulkan meliputi biaya produksi,
penerimaan, dan pendapatan untuk menganalisis usaha kelompok binaan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air Payau pada Kelompok
Budidaya Ikan (POKDAKAN) di Kecamatan Samboja sehingga dapat
dijelasakan, sebagai berikut:
1. Biaya Produksi
Biaya produksi dari segi sifat biaya terdapat dalam hubungan dengan
tingkat ouput sehingga biaya produksi dibagi menjadi (Boediono, 2002 dalam
Ernawati, 2021):
a. Total Biaya Tetap atau Total Fixed Cost (TFC)
14

Untuk rumus yang digunakan menghitung biaya penyusutan alat


berdasarakan metode garis lurus (straight line metode), sebagai berikut
(Boediono, 2002 dalam Ernawati, 2021):
P xQ
¿=
Umur Teknis
Keterangan :
Def : Penyusutan alat (Rp/produksi)
P (Price) : Harga (Rp)
Q (Quantity) : Jumlah/Unit
b. Total Biaya Variabel
Menurut Boediono (2002) dalam Ernawati (2021) total biaya
variabel atau variabel cost (TVC) adalah jumlah biaya yang berubah
menurut tinggi rendahnya output yang di produksi.
c. Total Biaya
Untuk rumus yang digunakan menghitung total biaya dapat
dijelaskan, sebagai berikut (Boediono, 2002 dalam Ernawati, 2021):
TC=TFC +TVC
Keterangan :
TC (Total Cost) : Total biaya (Rp/produksi)
TFC (Total Fixed Cost) : Total biaya tetap (Rp/produksi)
TVC (Total Variable Cost) : Total biaya variabel (Rp/produksi)
2. Penerimaan
Penerimaan ialah penjualan dari keseluruhan jumlah hasil produksi atau
output tertentu yang diterima setelah dilakukan penyerahan barang kepada
pihak pembeli. Untuk melakukan perhitungan maka rumus yang dapat
digunakaan ialah, sebagai berikut (Boediono, 2002 dalam Ernawati, 2021):
TR=P x Q
Keterangan :
TR (Total Revenue) : Total penerimaan (Rp/produksi)
P (Price) : Harga (Rp)
Q (Quantitiy) : Jumlah Produksi (Kg)
15

3. Keuntungan
Keuntungan merupakan jumlah uang yang didapatkan pada suatu produksi
melalui penerimaan dikurang dengan total biaya. Untuk keuntungan dapat
dirumuskan, sebagai berikut (Soekarwati, 2002 dalam Ernawati, 2021):

π=TR−TC

Keterangan :
ℼ : Keuntutngan (Rp/produksi)
TR (Total Revenue) : Total penerimaan (Rp/produksi)
TC (Total Cost) : Total biaya (Rp/produksi)

B. Pelaksanaan Kerja
1. Karakeristik Responden
a. Tingkat Pendidikan
Responden pembudidaya ikan di Kelompok Nasda Bina Merdeka
umumnya berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 11
(73%). Hal ini menunjukan pembudidaya tersebut mayoritas
berpendidikan tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan


Jumlah Responden
No Tingkat Pendidikan Presentasse (%)
(orang)
1 SD - -
2 SMP 4 27
3 SMA 11 73
Jumlah 15 100
Sumber: Data primer yang diolah 2023

b. Umur Responden
Berdasarkan umur respoden berkisa 15 – 64 tahun. Hal ini
menunjukan potensial untuk mengembangan usaha dan dapat
16

meningkatkan produsi dan pendapatan. Berdasarakan hasil penelitian


keseluruhan responden berada pada kelopok umur 15 – 64 tahun sebanyak
12 orang (80%). Keadaan umur responden di Kelompok Nasda Bina
Merdeka dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Jumlah responden berdasarkan umur.


Kisaran Umur Jumlah Responden
No Presentasse (%)
(Tahun) (orang)
1 0 – 14 - -
2 15 – 64 12 80
3 65+ 3 20
Jumlah 15 100
Sumber: Data primer yang diolah 2023

c. Jenis Kelamin
Berdasakan hasil dari penelitian dai 15 responden yang diperoleh
seluruh responden pada Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN)
Nasda Bina Merdeka berjenis kelamin laki-laki.
d. Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari 15 responden yang diperoleh
seluruh responden pada Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN)
Nasda Bina Merdeka bekerja sebagai pembudidaya, swasta,
petani/pekebun, dan PNS serta memiliki pekerjaan sampingan baik
sebagai pembudidaya dan petani/pekebun.
e. Jumlah Anggota Keluarga
Berikut jumlah responden berdasrakan jumlah anggota keluarga:
Tabel 4. Jumlah responden berdasarkan jumlah keluarga
Kisaran Umur Jumlah Responden
No Presentasse (%)
(Tahun) (orang)
17

1 1- 3 13 87
2 4–6 2 13
3 7–9 - -
Jumlah 15 100
Sumber: Data primer yang diolah 2023
Berdasarkan tabel diatas menujukan bahwa jumlah pembudidaya
pada Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Nasda Bina Merdeka
dengan jumlah 15 responden padaumumnya didominasi oleh pembudidaya
1 – 3 jumlah anggota keluarga sebanyak 13 orang (87%).

f. Lama Usaha
Tabel 5. Jumlah responden berdasarkan lama usaha.
Kisaran Umur Jumlah Responden
No Presentasse (%)
(Tahun) (orang)
1 1–5 6 40
2 6 – 10 6 40
3 11 – 15 3 20
Jumlah 15 100
Sumber: Data primer yang diolah 2023
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa jumlah pembudidaya
pada Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Nasda Bina Merdeka
dengan jumlah 15 responden pada umumny didominasi oleh pembudidaya
dengan lama usaha 1 – 5 tahun dan 6- 10 tahun sebanyak 6 orang dengan
masing-masing presentase yang sama sebesar 40%.
2. Analisis Usaha
a. Biaya Total
1) Biaya Tetap (Total Fixed Cost)
Total biaya tetap atau Total Variabel Cost (TFC) adalah jumlah
keselurrahan biaya tetap yang dikeluarkan pada usaha budidaya ikan
nila di Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Nasda Bina
18

Merdeka. Biaya yang dikeluarkan berupa biaya penyusutan untuk lebih


jelasnya dapat ilihat pada tabel 6.
Biaya Penyusutan merupakan pengalokasiakan harga satu biaya
tetap selama masa kegunaannya. Timbulnya biaya penyusutan
diakibatkan oleh kurangnya manfaat suatu barang dari waktu ke waktu.
Biaya penyusutan pada analisi usaha budidaya ikan nila di Kelompok
Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Nasda Bina Merdeka sebagai
berikut:
Tabel 6. Biaya Penyusutan
Biaya Penyusutan
No Nama Barang
(Rp/responden/produksi)
1 Mesin Air 300.000
2 Tabung Oksigen 200.000
3 Kayu Ulin 26.000
4 Pipa 20.000
5 Timbangan 20.000
6 Box Styoforrm 20.000
7 Ember 62.500
8 Jaring 15.000
9 Serok 5.000
10 Cankul 8000
11 Tali 1.500
Jumlah 678.000
Sumber: Data rimer diolah 2023
Berdasarkan tabel di atas terdapat 15 responden pembudidaya
ikan nila pada Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Nasda
Bina Merdeka dimana total biaya penyusutan masing-masing
responden rata-rata sama berjumlah Rp. 678.000/produksi. Hal ini
dikarenakan penyusutan barang yang digunakan pada usaha budidaya
diberikan fasilitas oleh kelompok secara memadai dan secara merata.
19

Berdasarkan tabel diatas maka biaya tetap yang diperoleh dai


komponen biaya penyusutan berjumlah Rp. 678.000/produksi.

2) Biaya Tidak Tetap (Total Variabel Cost)


Tabel 7. Biaya Tidak Tetap
No Uraian Biaya tidak tetap
1 Benih Ikan Nila 3.000.000
2 Pakan 4.020.000
3 Tenaga Kerja 2.000.000
Jumlah 9.020.000
Sumber: Data primer diolah 2023
Berdasarkan tabel di atas terdapat 15 responden pembudidaya ikan
nila pada Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Nasda Bina
Merdeka yang dimana total biaya tidak tetap diperoleh dar komponen
tenaga kerja, benih ikan nila, dan pakan. Benih ikan nila disupai
langsung oleh ketua kelompok dengan harga yang sama untuk
diedarkan kepada anggota kelompok hal ini juga sama persis dengan
pakan sedangkan untuk tenaga kerja dipatok Rp. 2.000.000/produksi
namun biaya merupakan biaya implisit sebab mengunakan sumber
daya pemilik sendiri. Untuk perolehan biaya tidak tetap didapat
sebesar Rp. 9.020.000/produksi lalu untuk dalam 1 tahun dilakukan 2
siklus produksi maka biaya tidak tetap dapat dikali 2 maka diperoleh
anggaran biaya sebesar Rp. 18.040.000/produksi di tiap tahunnya.
Total biaya adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap
pada usaha budidaya ikan nila di Kelompok Pembudidaya Ikan
20

(POKDAKAN) Nasda Bina Merdeka. Total biaya pada usaha budidaya


ikan nila sebesar Rp. 18.718.000/responden/produksi per tahunnya dengan
rata rata yang sama.

b. Penerimaan
Penerimaan merupakan penjualan hasil budidaya ikan nila yang
dikalikan dengan harga jual ikan nila tesebut sehingga diperoleh total
penerimaan. Hasil produksi ikan nila dijual kepada ketua kelompok
dengan harga yang sama berkisar Rp. 20.000/kg. Penerimaan hasil
budidaya ikan nila dapat dilihat pada tabel di bawah sebagai berikut:
Tabel 8. Penerimaan.
Produksi Harga Jual Penerimaan
No
(Kg/Produksi) (Rp/Kg) (Rp/Produksi)
1 1.112 20.000 22.240.000
2 1.205 20.000 24.100.000
3 1.200 20.000 24.000.000
4 998 20.000 19.960.000
5 1.008 20.000 20.160.000
6 1.004 20.000 20.080.000
7 1.067 20.000 21.340.000
8 1.017 20.000 20.340.000
9 1.025 20.000 20.500.000
10 1.131 20.000 22.620.000
11 1.100 20.000 22.000.000
12 1.200 20.000 24.000.000
13 1.154 20.000 23.080.000
14 942 20.000 18.840.000
15 1.078 20.000 21.560.000
Jumlah 16.241 300.000 324.820.0000
Rata-
1.083 20.000 21.654.667
Rata
21

Sumber: Data diolah 2023


Berdasarkan tabel di atas maka penerimaan yang didapat sebesar
Rp. 320. 460.000/produksi dengan rata-rata sebesar Rp.
21.654.667/produksi. Hal ini disebabkan angka kematian ikan rata–rata
berkisar 30% atau bahkan lebih sedikit dari presentase tersebut.

c. Keuntungan
Keuntungan merupakan total penerimaan dikurangi total biaya
pada budidaya ikan nila di Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN)
Nasda Bina Merdeka. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9 di
bawah sebagai berikut:
Tabel 9. Keuntungan.
Total Peneriman (TR) Total Biaya (TC) Keuntungan
No
(Rp/Produksi) (Rp/Produksi) (Rp/Produksi
1 18.718.000 25.762.000
44.480.000
2 18.718.000 29.482.000
48.200.000
3 18.718.000 29.282.000
48.000.000
4 18.718.000 21.202.000
39.920.000
5 18.718.000 21.602.000
40.320.000
6 18.718.000 21.442.000
40.160.000
7 18.718.000 23.962.000
42.680.000
8 18.718.000 21.962.000
40.680.000
9 18.718.000 22.282.000
41.000.000
10 18.718.000 26.522.000
45.240.000
11 18.718.000 25.282.000
44.000.000
12 18.718.000 29.282.000
48.000.000
13 18.718.000 27.442.000
46.160.000
14 18.718.000 18.962.000
37.680.000
15 18.718.000 24.402.000
43.120.000
Jumla 649.640.0000 93.590.000 368.870.000
22

h
Rata-
43.309.333 18.718.000 24.591.333
Rata
Sumber: Data primer yang diolah 2023
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa keuntungan yang
didapakan selama produksi budidaya ikan nila di Kelompok Pembudidaya
Ikan (POKDAKAN) Nasda Bina Merdeka sebesar Rp. 368.
870.000/produksi dengan rata-rata yang dicapai secara keseluruhan
sebesar Rp. 24. 591. 000/produksi.

C. Kendala yang Dihadapi

Kendala yang diterima di tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL) di


Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air Payau dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Berkurangnya tenaga kerja yang berada di Unit Perikanan Air Payau
disebabkan kebijakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan sehingga pegawai
yang ada dipindahkan ke tempat lain.
2. Berkurangnya jumlah pertemuan yang dijadwalkan dengan pembina lapangan
disebabkan beban kerja yang bertambah di Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Perikanan Air Payau sehingga waktu pendampingan peserta juga berkurang.
D. Cara Mengatasi Kendala

Mengatasi kendala yang dihadapi selama Praktik Keja Lapangan


(PKL) di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air Payau dapat
diberikan penjelasan sebagai berikut:
1. Kebijakan diberikan pembina lapangan untuk melakukan kunjungan lapangan
dengan lugas dan efektif oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air
Payau.
23

Pendampingan dilapangan dibantu juga oleh penyuluh perikanan Kecamatan

Samboja dan Ketua Kelompok POKDAKAN Nasda Bina Merdaka baik secara

online maupun offline.

Laporan II. Analisis Dinamika Kelompok Binaan Unit Pelaksana Teknis


(UPT) Perikanan Air Payau Pada Kelompok Pembudidaya
Ikan (POKDAKAN) Di Kecamatan Samboja

A. Bidang Kerja

Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di Unit Pelaksana


Teknis (UPT) Perikanan Air Payau dengan objek penelitian Kelompok
Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) di sekitar ruang lingkup Kecamatan
Samboja.
Metode pengumpulan data nantinya mengunakan dua jenis data
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung
melalui wawancara dengan mengunakan kuisioner (angket) sedangkan
untuk data sekunder diperoleh dengan melakukan studi pustaka meliputi
jurnal ilmiah, laporan, buku, dan sebagainya dalam bentuk informasi-
informasi yang terdapat pada pihak terkait seperti Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara, Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Perikanan Air Payau, dan lain-lain.
Menurut Ernawati (2021) data primer yang diperoleh dari hasil
penelitian dalam bentuk tabel akan dilakukan analisis sehingga dapat
ditarik kesimpulan. Data yang dikumpulkan meliputi biaya produksi,
penerimaan, dan pendapatan untuk menganalisis usaha kelompok binaan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air Payau pada Kelompok
Budidaya Ikan (POKDAKAN) di Kecamatan Samboja sehingga dapat
dijelasakan, sebagai berikut:
4. Biaya Produksi
24

Biaya produksi dari segi sifat biaya terdapat dalam hubungan dengan
tingkat ouput sehingga biaya produksi dibagi menjadi (Boediono, 2002 dalam
Ernawati, 2021):
d. Total Biaya Tetap atau Total Fixed Cost (TFC)
Untuk rumus yang digunakan menghitung biaya penyusutan alat
berdasarakan metode garis lurus (straight line metode), sebagai berikut
(Boediono, 2002 dalam Ernawati, 2021):
P xQ
¿=
Umur Teknis
Keterangan :
Def : Penyusutan alat (Rp/produksi)
P (Price) : Harga (Rp)
Q (Quantity) : Jumlah/Unit
e. Total Biaya Variabel
Menurut Boediono (2002) dalam Ernawati (2021) total biaya
variabel atau variabel cost (TVC) adalah jumlah biaya yang berubah
menurut tinggi rendahnya output yang di produksi.
f. Total Biaya
Untuk rumus yang digunakan menghitung total biaya dapat
dijelaskan, sebagai berikut (Boediono, 2002 dalam Ernawati, 2021):
TC=TFC +TVC
Keterangan :
TC (Total Cost) : Total biaya (Rp/produksi)
TFC (Total Fixed Cost) : Total biaya tetap (Rp/produksi)
TVC (Total Variable Cost) : Total biaya variabel (Rp/produksi)
5. Penerimaan
Penerimaan ialah penjualan dari keseluruhan jumlah hasil produksi atau
output tertentu yang diterima setelah dilakukan penyerahan barang kepada
pihak pembeli. Untuk melakukan perhitungan maka rumus yang dapat
digunakaan ialah, sebagai berikut (Boediono, 2002 dalam Ernawati, 2021):
TR=P x Q
25

Keterangan :
TR (Total Revenue) : Total penerimaan (Rp/produksi)
P (Price) : Harga (Rp)
Q (Quantitiy) : Jumlah Produksi (Kg)
6. Keuntungan
Keuntungan merupakan jumlah uang yang didapatkan pada suatu produksi
melalui penerimaan dikurang dengan total biaya. Untuk keuntungan dapat
dirumuskan, sebagai berikut (Soekarwati, 2002 dalam Ernawati, 2021):

π=TR−TC

Keterangan :
ℼ : Keuntutngan (Rp/produksi)
TR (Total Revenue) : Total penerimaan (Rp/produksi)
TC (Total Cost) : Total biaya (Rp/produksi)

B. Pelaksanaan Kerja
3. Karakeristik Responden
g. Tingkat Pendidikan
Responden pembudidaya ikan di Kelompok Nasda Bina Merdeka
umumnya berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 11
(73%). Hal ini menunjukan pembudidaya tersebut mayoritas
berpendidikan tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan


Jumlah Responden
No Tingkat Pendidikan Presentasse (%)
(orang)
1 SD - -
2 SMP 4 27
3 SMA 11 73
Jumlah 15 100
26

Sumber: Data primer yang diolah 2023

h. Umur Responden
Berdasarkan umur respoden berkisa 15 – 64 tahun. Hal ini
menunjukan potensial untuk mengembangan usaha dan dapat
meningkatkan produsi dan pendapatan. Berdasarakan hasil penelitian
keseluruhan responden berada pada kelopok umur 15 – 64 tahun sebanyak
12 orang (80%). Keadaan umur responden di Kelompok Nasda Bina
Merdeka dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Jumlah responden berdasarkan umur.


Kisaran Umur Jumlah Responden
No Presentasse (%)
(Tahun) (orang)
1 0 – 14 - -
2 15 – 64 12 80
3 65+ 3 20
Jumlah 15 100
Sumber: Data primer yang diolah 2023

i. Jenis Kelamin
Berdasakan hasil dari penelitian dai 15 responden yang diperoleh
seluruh responden pada Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN)
Nasda Bina Merdeka berjenis kelamin laki-laki.
j. Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari 15 responden yang diperoleh
seluruh responden pada Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN)
Nasda Bina Merdeka bekerja sebagai pembudidaya, swasta,
petani/pekebun, dan PNS serta memiliki pekerjaan sampingan baik
sebagai pembudidaya dan petani/pekebun.
k. Jumlah Anggota Keluarga
27

Berikut jumlah responden berdasrakan jumlah anggota keluarga:


Tabel 4. Jumlah responden berdasarkan jumlah keluarga
Kisaran Umur Jumlah Responden
No Presentasse (%)
(Tahun) (orang)
1 1- 3 13 87
2 4–6 2 13
3 7–9 - -
Jumlah 15 100
Sumber: Data primer yang diolah 2023
Berdasarkan tabel diatas menujukan bahwa jumlah pembudidaya
pada Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Nasda Bina Merdeka
dengan jumlah 15 responden padaumumnya didominasi oleh pembudidaya
1 – 3 jumlah anggota keluarga sebanyak 13 orang (87%).

l. Lama Usaha
Tabel 5. Jumlah responden berdasarkan lama usaha.
Kisaran Umur Jumlah Responden
No Presentasse (%)
(Tahun) (orang)
1 1–5 6 40
2 6 – 10 6 40
3 11 – 15 3 20
Jumlah 15 100
Sumber: Data primer yang diolah 2023
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa jumlah pembudidaya
pada Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Nasda Bina Merdeka
dengan jumlah 15 responden pada umumny didominasi oleh pembudidaya
dengan lama usaha 1 – 5 tahun dan 6- 10 tahun sebanyak 6 orang dengan
masing-masing presentase yang sama sebesar 40%.
4. Analisis Usaha
d. Biaya Total
3) Biaya Tetap (Total Fixed Cost)
28

Total biaya tetap atau Total Variabel Cost (TFC) adalah jumlah
keselurrahan biaya tetap yang dikeluarkan pada usaha budidaya ikan
nila di Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Nasda Bina
Merdeka. Biaya yang dikeluarkan berupa biaya penyusutan untuk lebih
jelasnya dapat ilihat pada tabel 6.
Biaya Penyusutan merupakan pengalokasiakan harga satu biaya
tetap selama masa kegunaannya. Timbulnya biaya penyusutan
diakibatkan oleh kurangnya manfaat suatu barang dari waktu ke waktu.
Biaya penyusutan pada analisi usaha budidaya ikan nila di Kelompok
Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Nasda Bina Merdeka sebagai
berikut:
Tabel 6. Biaya Penyusutan
Biaya Penyusutan
No Nama Barang
(Rp/responden/produksi)
1 Mesin Air 300.000
2 Tabung Oksigen 200.000
3 Kayu Ulin 26.000
4 Pipa 20.000
5 Timbangan 20.000
6 Box Styoforrm 20.000
7 Ember 62.500
8 Jaring 15.000
9 Serok 5.000
10 Cankul 8000
11 Tali 1.500
Jumlah 678.000
Sumber: Data rimer diolah 2023
Berdasarkan tabel di atas terdapat 15 responden pembudidaya
ikan nila pada Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Nasda
Bina Merdeka dimana total biaya penyusutan masing-masing
responden rata-rata sama berjumlah Rp. 678.000/produksi. Hal ini
29

dikarenakan penyusutan barang yang digunakan pada usaha budidaya


diberikan fasilitas oleh kelompok secara memadai dan secara merata.
Berdasarkan tabel diatas maka biaya tetap yang diperoleh dai
komponen biaya penyusutan berjumlah Rp. 678.000/produksi.

4) Biaya Tidak Tetap (Total Variabel Cost)


Tabel 7. Biaya Tidak Tetap
No Uraian Biaya tidak tetap
1 Benih Ikan Nila 3.000.000
2 Pakan 4.020.000
3 Tenaga Kerja 2.000.000
Jumlah 9.020.000
Sumber: Data primer diolah 2023
Berdasarkan tabel di atas terdapat 15 responden pembudidaya ikan
nila pada Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Nasda Bina
Merdeka yang dimana total biaya tidak tetap diperoleh dar komponen
tenaga kerja, benih ikan nila, dan pakan. Benih ikan nila disupai
langsung oleh ketua kelompok dengan harga yang sama untuk
diedarkan kepada anggota kelompok hal ini juga sama persis dengan
pakan sedangkan untuk tenaga kerja dipatok Rp. 2.000.000/produksi
namun biaya merupakan biaya implisit sebab mengunakan sumber
daya pemilik sendiri. Untuk perolehan biaya tidak tetap didapat
sebesar Rp. 9.020.000/produksi lalu untuk dalam 1 tahun dilakukan 2
siklus produksi maka biaya tidak tetap dapat dikali 2 maka diperoleh
anggaran biaya sebesar Rp. 18.040.000/produksi di tiap tahunnya.
30

Total biaya adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap
pada usaha budidaya ikan nila di Kelompok Pembudidaya Ikan
(POKDAKAN) Nasda Bina Merdeka. Total biaya pada usaha budidaya
ikan nila sebesar Rp. 18.718.000/responden/produksi per tahunnya dengan
rata rata yang sama.

e. Penerimaan
Penerimaan merupakan penjualan hasil budidaya ikan nila yang
dikalikan dengan harga jual ikan nila tesebut sehingga diperoleh total
penerimaan. Hasil produksi ikan nila dijual kepada ketua kelompok
dengan harga yang sama berkisar Rp. 20.000/kg. Penerimaan hasil
budidaya ikan nila dapat dilihat pada tabel di bawah sebagai berikut:
Tabel 8. Penerimaan.
Produksi Harga Jual Penerimaan
No
(Kg/Produksi) (Rp/Kg) (Rp/Produksi)
1 1.112 20.000 22.240.000
2 1.205 20.000 24.100.000
3 1.200 20.000 24.000.000
4 998 20.000 19.960.000
5 1.008 20.000 20.160.000
6 1.004 20.000 20.080.000
7 1.067 20.000 21.340.000
8 1.017 20.000 20.340.000
9 1.025 20.000 20.500.000
10 1.131 20.000 22.620.000
11 1.100 20.000 22.000.000
12 1.200 20.000 24.000.000
13 1.154 20.000 23.080.000
14 942 20.000 18.840.000
15 1.078 20.000 21.560.000
Jumlah 16.241 300.000 324.820.0000
31

Rata-
1.083 20.000 21.654.667
Rata
Sumber: Data diolah 2023
Berdasarkan tabel di atas maka penerimaan yang didapat sebesar
Rp. 320. 460.000/produksi dengan rata-rata sebesar Rp.
21.654.667/produksi. Hal ini disebabkan angka kematian ikan rata–rata
berkisar 30% atau bahkan lebih sedikit dari presentase tersebut.

f. Keuntungan
Keuntungan merupakan total penerimaan dikurangi total biaya
pada budidaya ikan nila di Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN)
Nasda Bina Merdeka. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9 di
bawah sebagai berikut:
Tabel 9. Keuntungan.
Total Peneriman (TR) Total Biaya (TC) Keuntungan
No
(Rp/Produksi) (Rp/Produksi) (Rp/Produksi
1 18.718.000 25.762.000
44.480.000
2 18.718.000 29.482.000
48.200.000
3 18.718.000 29.282.000
48.000.000
4 18.718.000 21.202.000
39.920.000
5 18.718.000 21.602.000
40.320.000
6 18.718.000 21.442.000
40.160.000
7 18.718.000 23.962.000
42.680.000
8 18.718.000 21.962.000
40.680.000
9 18.718.000 22.282.000
41.000.000
10 18.718.000 26.522.000
45.240.000
11 18.718.000 25.282.000
44.000.000
12 18.718.000 29.282.000
48.000.000
13 18.718.000 27.442.000
46.160.000
14 18.718.000 18.962.000
37.680.000
32

15 18.718.000 24.402.000
43.120.000
Jumla
649.640.0000 93.590.000 368.870.000
h
Rata-
43.309.333 18.718.000 24.591.333
Rata
Sumber: Data primer yang diolah 2023
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa keuntungan yang
didapakan selama produksi budidaya ikan nila di Kelompok Pembudidaya
Ikan (POKDAKAN) Nasda Bina Merdeka sebesar Rp. 368.
870.000/produksi dengan rata-rata yang dicapai secara keseluruhan
sebesar Rp. 24. 591. 000/produksi.

E. Kendala yang Dihadapi

Kendala yang diterima di tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL) di


Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air Payau dapat dijelaskan
sebagai berikut:
3. Berkurangnya tenaga kerja yang berada di Unit Perikanan Air Payau
disebabkan kebijakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan sehingga pegawai
yang ada dipindahkan ke tempat lain.
4. Berkurangnya jumlah pertemuan yang dijadwalkan dengan pembina lapangan
disebabkan beban kerja yang bertambah di Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Perikanan Air Payau sehingga waktu pendampingan peserta juga berkurang.

F. Cara Mengatasi Kendala

Mengatasi kendala yang dihadapi selama Praktik Keja Lapangan


(PKL) di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air Payau dapat
diberikan penjelasan sebagai berikut:
2. Kebijakan diberikan pembina lapangan untuk melakukan kunjungan lapangan
dengan lugas dan efektif oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air
Payau.
3. Pendampingan dilapangan dibantu juga oleh penyuluh perikanan Kecamatan
33

Samboja dan Ketua Kelompok POKDAKAN Nasda Bina Merdaka baik


secara online maupun offline.
IV. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarakan data yang telah di dapatkan dari Ptaktik Kerja Lapangan


(PKL) ini dapat disimplakan sebagai berikut bahwa dengan adanya Praktik
Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa mendapatkan banyak manffaat seperti
pengalaman dan pengetahuan yang baik sehingga mendapatkan pelajaran
yang tidak diperlajari selama perkeluahan sepertinya pentingnya tangung
jawab terhadap tugas pekerjaan, disiplin terhadap jam keja yang
sesunguhnya serta etika dalam pelaksaan kerja. Pembelajaran tesebut
sangat berguna ntuk bekal dalam lingkungan dunia keja sesunguhnya
setelah lulus kuliah nanti.

B. Saran

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air Payau dapat menambah


jumlah tenaga kerja yang ada sehingga dapat menumbuh kembangkan
lembaga-lembaga pembudidaya yang berada dalam wilayah otoritasnya
memberikan binaan secara intens.
35

DAFTAR PUSTAKA

Boediono. 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi No. 1 (Ekonomi Mikro). BPFE.


Yogyakarta.
Ernawati. 2021. Analisis Usaha Dan Pemasaran Pada Budidaya Rumput Laut
(Eucheuma cotttoni) Di Kelurahan Tanjung Harapan Kecamatan Nunukan
Selatan Kabupaten Nunukan [Skripsi]. Universitas Mulawarman.
Samarinda. Hal. 26-28.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. 2022. Jurusan & Prodi – Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. http://fpik.unmul.ac.id/jurusan/ . Diakses
Oktober 2022.
Fitrah, Muhammad. 2016. Studi Tentang Upaya UPT. Dinas Kelautan dan
Periakanan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Nelayan DI Kelurahan Muara
Jawa Pesisir Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Koran Kaltim. 2022. Urus Masalah Perikanan DKP Dibantu Tujuh UPT.
https://korankaltim.com/kutai-kartanegara/read/8716/urus-masalah-
perikanan-dkp-dibantu-tujuh-upt?amp=1 . Diaskes Oktober 2022.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. 2021. Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara Konsisten Dukung Pembudidaya Ikan.
https://prokom.kukarkab.go.id/index.php/berita/pemerintahan-kukar/
pemkab-kukar-konsisten-dukung-pembudidayaan-ikan. Diakses Oktober
2021
Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara
Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 36 Tahun 2009 tentang Sturuktur
Organisasi dan Tata Kerja UPT Dinas Kelautan dan Perikanan.
Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 107 Tahun 2012 tentang Uraian
Tugas Penjabat Struktural Pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Peraturan Bupati Nomor 105 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunana
Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Perikanan Air Payau.
Putri, J.A., Yuniarti, T., Dewi, R.J.P. 2019. Analisis Permasalahan: Strategi
Penyuluhan Perikanan Di Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka.
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Volume 14 Nomor 2. Hal. 158.
Soekarwati. 2002. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia. Jakarta. Hal. 155.
Universitas Mulawarman. 2022. Sejarah Univeristas Mulawarman.
https://www.unmul.ac.id/page/sejarah-singkat-universitas-mulawarman-
1486971670.html. Diakses Oktober 2022.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai